• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PAPARAN TEMUAN DATA

A. Bint asy-Syati’

1. Biografi dan Karya-Karya

Aisyah Abdurrahman atau yang lebih dikenal dengan nama penanya yaitu Bint asy-Syati‟ adalah penafsir modern yang bergelut pada bidang studi sastra Arab dan tafsir al-Qur‟an. Beliau dilahirkan di sebelah barat sungai Nil. Nama itu dipakai karena memang ia dilahirkan di tepian Sungai Nil. Nama tersebut berarti anak perempuan pinggir (sungai). Beliau dibesarkan di tengah keluarga muslim yang shaleh dan ta‟at dalam melaksanakan ajaran agama.1 Bint asy-Syati‟ lahir pada tanggal 6 november 1913, ayahnya Syaikh Muhammad „Ali Abdurrahman adalah seorang ulama sekaligus pengikut ajaran sufi dan begitu konservatif, seorang alumni Universitas al-Azhar sekaligus pengajar di Dumyat Religious Institute, sebuah sekolah di desanya.2

Menginjak usia 5 tahun, Bint asy-Syati‟ mulai belajar menulis dan membaca pada gurunya yaitu Syeikh Mursi di Bakhum desa kelahiran ayahnya. Beliau kembali ke Damietta (rumah) ketika musim dingin dan musim gugur untuk belajar tata bahasa Arab dan materi keislaman dengan ayahnya, dan materi tersebut harus dihafalkan secara keseluruhan.

1 Saiful Amin Ghofur, Mozaik Mufasir al-Qur‟an dari Klasik Hingga Kontemporer (Yogyakarta:

Kaukaba Dipantara, 2013), 147.

2 Nasaiy Aziz, “Metode Penafsiran al-Qur‟an Versi Bint asy-Syati‟”Jurnal al-Muashirah vol 10 (Januari 2013), 36.

Pelajarannya dengan Syeikh Mursi berakhir ketika beliau sudah menyelesaikan hafalan al-Qur‟annya secara keseluruhan. Disebabkan oleh kefanatikan ayahnya yang seorang konservatif, Bint asy-Syati‟ mengalami kesulitan untuk mengakses pendidikan formal di luar rumah. Beruntungnya ada ibu dan kakeknya (Damhuji) yang berpandangan progresif meminta ayahnya untuk mendukung keinginan anaknya tersebut, membuat beliau berhasil belajar di pendidikan formal.3

Pendidikan dasarnya selesai ketika beliau berusia 10 tahun, setelah itu ibunya mendaftarkannya di sekolah umum selama tiga tahun di al-Mansoura.4 Dan sekolah guru di Tanta. Bint asy-Syati‟ meraih gelar Sarjana Muda (Baccoloureat of Art/BA) di bidang sastra Arab pada tahunn 1934.

Berkat gelar BA tersebut, beliau dinominasikan menjadi asisten di Fakultas Seni (Faculty of Art) dan dipromosikan menjadi sekretaris Universitas Putri dan pimpinan Govermental Institute for the High Class Girl.5

Selanjutnya beliau melanjutkan studi di Universitas Fuad 1 (sekarang Universitas Kairo) dan mengambil spesialisasi bahasa dan sastra Arab hingga meraih gelar sarjannya (Lc. I Licence) tahun 1939. Beliau meraih Gelar MA (Master of Art) pada tahun1941, dengan tesis yang berjudul “Kehidupan Penyair Abul „A‟la> al-Ma’arri> (w. 1058). Bint asy-Syati‟ juga sempat meniti karir sebagai pengawas pengajaran sastra Arab

3 Muh Taqiyun, “Qasam dalam al-Qur‟an (Studi Komparasi Pemikiran Ibn al-Qayyim al-Jauziyah dan „Aisyah Abdurrahman Bint al-Syati‟ terhdap ayat-ayat Sumpah)”, (Skripsi, Jurusan Tafsir dan Hadist Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2010), 10.

4 Bint asy-Syati‟ dalam Nasaiy Aziz, “Metode Penafsiran al-Qur‟an Versi Bint asy-Syati” , 36

5 Ibid, 36

pada kementrian Pendidikan Mesir pada tahunn 1942. Kemudian pada tahun 1950, beliau berhasil meraih gelar Ph. D (Doctor of Philosophy) dengan nilai yang patut dipuji. Disertasinya membahas tentang Critical Research on Reesalat al-Ghufran (Trearise on Forgeveness). Setelah itu akhirnya beliau menjadi guru besar bahasa Arab khusus untuk perempuan di Universitas

„Ain al-Sya>ms.6

Beliau sudah aktif menulis di bidang sastra sejak lama, dengan menulis puisi dan esai sastra di majalah wanita an-Nahdhah an-Nisa>iyyah (Women Awakening Maganize). Kemudian pada tahun 1929, beliau menjadi guru di sekolah dasar khusus wanita di al-Mansoura. Pada akhir tahun 1932 pengawas Guru pada Departemen Pendidikan memindahkan tempat tugas, dan beliau bekerja sebagi Juru Tulis di staf sekretaris di Institute Quija (Quija College).

Pada tahun 1939, Bint asy-Syati‟ di angkat menjadi asisten dosen di Universitas Kairo. Kemudian pada tahun 1942, berkat keaktifan dalam bidang menulis akhirnya beliau dipromosikan sebagai pengawas bahasa dan sastra Arab di Departemen Pendidikan. Pada tahun 1957-1962, beliau kembali dipromosikan menjadi asisten Professor sembari menjadi dosen bahasa Arab di Universitas „Ayn al-Sya>ms. Pada tahun 1967 merupakan puncak karir Bint asy-Syati‟ yang akhirnya menjadi Professor penuh di Universitas tersebut. Pada tahun 1998, Bint asy-Syati‟ menghembuskan nafas terakhir di usia 85 tahun disebabkan oleh serangan jantung mendadak.

6 Ibid, 37

Wafatnya Bint asy-Syati‟ ini meninggalkan banyak tanda tanya bagi generasi penerusnya, karena minimnya informasi tentang pribadi beliau.7

Sebagai mufasssir dan aktivis akademik, Bint asy-Syati‟ juga menulis beberapa karya terkait studi al-Qur‟an. Dalam tesisnya yang berjudul “An Examination of Bent al-Sha>ti‟ Method of Interprinting the Qur‟an”, dari beberapa pendekatan Sahiron Syamsudin membagi dua model sistematika studi al-Qur‟an oleh Bint asy-Syati‟ yang disuguhkan dalam karya-karyanya, yaitu:8

Pertama, studi Qur‟an model klasik, yang menafsirkan al-Qur‟an menurut klasifikasi surat-suratnya. Model ini diterapkan pada karya monumentalnya, yaitu at-tafsi>r al-Ba>ya>ni li> al-Qur‟an al-Kari>m, yang telah terbit dalam 2 volume.

Kedua, studi al-Qur‟an dalam hubungannya dengan tema-tema tertentu (model tematik), seperti yang terdapat dalam tiga karyanya, yaitu:

Maqāl fī al-Insān: Dirāsah Qur‟āniyyah, Al Qur‟an wa at-Tafsīr al-„Asrī Hāz\ā Balāg li al-Nās, Al-Qur‟ān wa al-Qadhāya al-Insān: Dirāsah Qur‟āniyyah, serta masih ada karya-karya beliau lainnya.

7 Lihat, Valeri J. Hoffman dalam Nasaiy Aziz, “Metode Penafsiran al-Qur‟an Versi Bint asy-Syati‟”, 37

8 Sahiron Shamsuddīn, “An Examination of Bint al-Shāti' Method of Interprinting the Qur‟an”, (Tesis, MeGill University of Canada: Institute of Islamic Studies, MeGill University, 1998), 50-51

a. at-tafsi>r al-Ba>ya>ni li> al-Qur‟an al-Kari>m

Tafsir ini merupakan magnum opus dari Bint asy-Syati‟, tercetak menjadi II volume. Vol. I dicetak pada tahun 1966 dan 196delapan, dan vol. II diterbitkan pada tahun 1969. Pada tafsir al-Bayan ini terdapat 14 surat yang ditafsirkan oleh beliau dan diseleksi olehnya sendiri. 14 surat tersebut merupakan bagian surat-surat dari 30 juz yang turun sebelum hijrah dengan pembagian masing-masing 7 surat setiap volume.

b. Maqāl fī al-Insān: Dirāsah Qur‟āniyyah

Bertolak dari pemikiran bahwa manusia menempati posisi sentral dalam Al Qur‟an, karya-karya Bent asy-Syāti` di bidang studi Al Qur‟an dengan perspektif dan kandungannya senantiasa dikaitkan dengan manusia dalam Al Qur‟an. Karya ini dianggap sebagai persembahan kepada Amīn Al-Khūlī, sang pembuka mata hati, penulisannya mengedepankan pendekatan semantik dan retoris. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bint asy-Syati` sendiri pada paragraf pertama dari wacana yang membedakan makna kata kunci al-basyar, al-ins, dan al-insān.

Bahkan ungkapan tersebut juga mengesankan penggunaan perspektif lain, yaitu semiotik.

c. Al Qur‟an wa at-Tafsīr al-„Asrī Hāzā Balāg li al-Nās

Karya ini disuguhkan kepada pembacanya sebagai jawaban alternatif bagi mereka yang mempertayakan dan meragukan ketetapan pemahaman terhadap al-Qur‟an sebagaimana yang dipahami oleh manusia yang hidup pada 14 abad silam ketika al-Qur‟an itu diturunkan.

Menurut Bint asy-Syati‟ hal ini perlu disampaikan karena perbadaan zaman yang begitu jauh antara dahulu dan sekarang. Pada zaman tersebut mereka belum mengenal ilmu pengetahuan modern seperti biologi, Geologi, Kimia, dan Antropologi.9

d. Al-Qur‟ān wa al-Qadhāya al-Insān: Dirāsah Qur‟āniyyah

Karya ini sebenarnya merupakan edisi cetak ulang serta ringkasan dari kedua karya sebelumnya. Kecuali yang terdapat pada tiga sub bab terakhir yang merupakan hal baru, belum pernah di jelaskan pada dua karya sebelumnya. Pada buku ini juga terdapat dua bagian, pertama berisi ringkasan dari Maqāl fī al-Insān: Dirāsah Qur‟āniyyah dan bagian kedua berisi ringkasan dari Al Qur‟an wa at-Tafsīr al-„Asrī.10

Dokumen terkait