• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN 4.1.Spesifikasi Model 4.1.Spesifikasi Model

4.1.2. Blok Tembakau

Blok tembakau diperlukan untuk menjawab tujuan ke dua dari penelitian ini. Blok tembakau terdiri dari enam persamaan struktural yaitu persamaan produksi tembakau domestik, total ekspor tembakau, total impor tembakau, permintaan tembakau oleh industri rokok kretek, harga riil tembakau di tingkat petani dan harga riil tembakau di tingkat konsumen. Adapun persamaan identitas pada blok tembakau ini ada dua yaitu penawaran tembakau dan permintaan tembakau total.

35 4.1.2.1.Produksi Tembakau Domestik

Pada penelitian ini, persamaan produksi tembakau domestik pada penelitian ini terdiri dari variabel luas lahan perkebunan tembakau total, curah hujan dan tingkat teknologi. Produksi tembakau domestik ini merupakan produksi tembakau total termasuk tembakau virginia dan tembakau selain virginia sehingga dipengaruhi oleh luas lahan perkebunan tembakau total yang merupakan penjumlahan dari luas lahan perkebunan tembakau virginia dan luas lahan perkebunan tembakau selain virginia. Secara matematis, persamaan produksi tembakau domestik dapat dirumuskan sebagai berikut:

PTDt = c0 + c1LKTTt + c2CHt + c3Tt + U3 ... (34) dimana:

PTDt = produksi tembakau domestik pada tahun ke t (ton)

LKTTt = luas lahan perkebunan tembakau total pada tahun ke t (Ha) CHt = curah hujan pada tahun ke t (mm/tahun)

Tt = tingkat teknologi U3 = variabel pengganggu

Adapun tanda dan besaran parameter yang diharapkan adalah c1, c2 dan c3 > 0. 4.1.2.2.Total Ekspor Tembakau

Persamaan total ekspor tembakau pada penelitian ini terdiri dari variabel harga riil tembakau di tingkat konsumen, variabel harga riil ekspor tembakau Indonesia, variabel tingkat teknologi dan variabel total ekspor tembakau pada tahun sebelumnya. Variabel harga riil tembakau di tingkat konsumen merupakan

36 alternatif eksportir. Secara matematis, persamaan total ekspor tembakau dapat dirumuskan sebagai berikut:

TETt = d0 + d1HTDKt + d2HTETIt + d3Tt + d4LTETt-1 + U4 ... (35) dimana:

TETt = total ekspor tembakau pada tahun ke t (ton)

HTDKt = harga riil tembakau di tingkat konsumen pada tahun ke t (000 Rp/ton)

HTETIt = harga riil tembakau ekspor Indonesia pada tahun ke t (000 Rp/ton)

Tt = tingkat teknologi

LTETt-1 = total ekspor tembakau pada tahun ke t-1 (ton)

Adapun tanda dan besaran parameter yang diharapkan adalah d1 < 0; d2 dan d3 > 0; 0 < d4 < 1.

4.1.2.3.Total Impor Tembakau

Pada penelitian ini, persamaan total impor tembakau terdiri dari variabel harga riil tembakau di tingkat konsumen, variabel harga riil tembakau impor Indonesia dan variabel total impor tembakau pada tahun sebelumnya. Secara matematis, persamaan total impor tembakau dapat dirumuskan sebagai berikut: TMTt = e0 + e1HTDKt + e2HTMTIt + e3LTMTt-1 + U5 ... (36) dimana:

TMTt = total impor tembakau pada tahun ke t (ton)

HTDKt = harga riil tembakau di tingkat konsumen pada tahun ke t (000 Rp/ton)

37 (000 Rp/ton)

LTMTt-1 = total impor tembakau pada tahun ke t-1 (ton) U5 = variabel pengganggu

Tanda dan besaran parameter yang diharapkan adalah e1 < 0; e2 > 0; 0 < e3 < 1. 4.1.2.4.Penawaran Tembakau

Persamaan penawaran tembakau pada penelitian ini merupakan persamaan identitas yang terdiri dari variabel produksi tembakau domestik, variabel total ekspor tembakau dan variabel total impor tembakau. Penawaran tembakau didapatkan dari produksi tembakau domestik dikurang total ekspor tembakau ditambah totalimpor tembakau. Secara matematis persamaan penawaran tembakau dapat dirumuskan sebagai berikut:

STt = PTDt – TETt + TMTt ... (37) dimana:

STt= penawaran tembakau pada tahun ke t (ton)

PTDt= produksi tembakau domestik pada tahun ke t (ton) TETt= total ekspor tembakau pada tahun ke t (ton)

TMTt= total impor tembakau pada tahun ke t (ton) 4.1.2.5.Permintaan Tembakau oleh Industri Rokok Kretek

Pada penelitian ini, permintaan tembakau oleh industri rokok kretek dipengaruhi oleh harga riil tembakau di tingkat konsumen, harga riil rokok kretek di tingkat produsen, harga riil cengkeh, tingkat teknologi dan permintaan tembakau oleh industri rokok kretek pada tahun sebelumnya. Cengkeh merupakan barang komplementer dari tembakau sebagai bahan baku rokok kretek sehingga secara teori permintaan tembakau oleh industri rokok kretek akan dipengaruhi

38 oleh harga riil cengkeh. Secara matematis, persamaan permintaan tembakau oleh rokok kretek dapat dirumuskan sebagai berikut:

DTORKt = f0 + f1HTDKt + f2HRKt + f3HCt + f4Tt + f5LDTORKt-1 + U6 ... (38) dimana:

DTORKt = permintaan tembakau oleh industri rokok kretek pada tahun ke t (ton)

HTDKt = harga riil tembakau di tingkat konsumen pada tahun ke t (000 Rp/ton)

HRKt = harga riil rokok kretek di tingkat produsen pada tahun ke t (Rp/batang)

HCt = harga riil cengkeh pada tahun ke t (000 Rp/ton) Tt = tingkat teknologi

LDTORKt = permintaan tembakau oleh industri rokok kretek pada tahun ke t-1 (ton)

U6 = variabel pengganggu

Adapun tanda dan besaran parameter yang diharapkan adalah f1 dan f3 < 0; f2 dan f4 > 0; 0 < f5 < 1.

4.1.2.6.Permintaan Tembakau Total

Pada penelitian ini, persamaan permintaan tembakau total merupakan persamaan identitas yang terdiri dari variabel permintaan tembakau oleh industri rokok kretek dan permintaan tembakau oleh perusahaan lain. Permintaan tembakau total merupakan penjumlahan dari permintaan tembakau oleh industri rokok kretek dan permintaan tembakau oleh industri lain. Secara matematis, persamaan tembakau total dapat dirumuskan sebagai berikut:

39 DTTt = DTORKt + DTOPLt ... (39) dimana:

DTTt = permintaan tembakau total pada tahun ke t (ton) DTORKt = permintaan tembakau oleh industri rokok kretek pada

tahun ke t (ton)

DTOPLt = permintaan tembakau oleh industri lain pada tahun ke t (ton)

4.1.2.7.Harga Riil Tembakau di Tingkat Petani

Persamaan harga riil tembakau di tingkat petani pada penelitian ini dipengaruhi oleh variabel produksi tembakau domestik pada tahun sebelumnya, variabel permintaan tembakau total pada tahun sebelumnya, harga riil tembakau di tingkat konsumen dan harga riil tembakau di tingkat produsen pada tahun sebelumnya. Produksi tembakau domestik merupakan penawaran tembakau di tingkat petani sehingga secara teori akan berpengaruh terhadap harga riil tembakau di tingkat petani namun harga akan berubah setelah produksi tembakau domestik diketahui sehingga produksi tembakau domestik yang digunakan adalah produksi tembakau domestik pada tahun sebelumnya. Seperti produksi tembakau domestik, permintaan tembakau juga berpengaruh pada harga setelah permintaan tersebut diketahui sehingga permintaan yang digunakan adalah permintaan tembakau total pada tahun sebelumnya. Secara matematis, persamaan harga riil tembakau di tingkat petani dapat dirumuskan sebagai berikut:

HTDPt = g0 + g1LPTDt-1 + g2LDTTt-1 + g3HTDKt + g4LHTDPt-1 + U7 ... (40) dimana:

40 (000 Rp/ton)

LPTDt-1 = produksi tembakau domestik pada tahun ke t-1 (ton) LDTTt-1 = permintaan tembakau total pada tahun ke t-1 (ton) HTDKt = harga riil tembakau di tingkat konsumen pada tahun ke t

(000 Rp/ton)

LHTDPt-1 = harga riil tembakau di tingkat petani pada tahun ke t-1 (000 Rp/ton)

U7 = variabel pengganggu

Adapun tanda dan besaran parameter yang diharapkan adalah g1 < 0; g2 dan g3 > 0; 0 < g4 < 1.

4.1.2.8.Harga Riil Tembakau di Tingkat Konsumen

Secara teori, harga merupakan perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran. Pada penelitian ini, harga riil tembakau di tingkat konsumen dipengaruhi oleh penawaran tembakau pada tahun sebelumnya, permintaan tembakau total pada tahun sebelumnya dan harga riil tembakau di tingkat konsumen pada tahun sebelumnya. Seperti pada persamaan harga riil tembakau di tingkat konsumen, permintaan dan penawaran tembakau berpengaruh terhadap harga setelah diketahui sehingga permintaan dan penawaran yang digunakan adalah pada tahun sebelumnya. Secara matematis, persamaan harga riil tembakau di tingkat konsumen dapat dirumuskan sebagai berikut:

HTDKt = h0 + h1LSTt-1 + h2LDTTt-1 + h3LHTDKt-1 + U8 ... (41) dimana:

HTDKt = harga riil tembakau di tingkat konsumen pada tahun ke t (000 Rp/ton)

Dokumen terkait