• Tidak ada hasil yang ditemukan

KO RBO B OT T O T AL E FE

SKOR BOBOT TOTAL IFE

Kuat Sedang Lemah

3.00-4.00 2.00-2.99 1.00-1.99 Tinggi I II III 3.00-4.00 Sedang IV V VI 2.00-2.99 Rendah VII VIII IX 1.00-1.99

Gambar 1Matriks Internal Eksternal Sumber: David 2009

Matriks IE ini menempatkan berbagai divisi dari organisasi dalam diagram skematis sehingga keduanya disebut matriks portofolio. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis yang lebih detail.Ukuran dari setiap bobot menggambarkan presentase kontribusi penjualan dari setiap divisi dan presentase kontribusi laba dari setiap divisi dari matriks IE. Diagram dapat mengidentifikasi sembilan sel dimana dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama (Rangkuti 2013):

1. Growth Strategy (Strategi Pertumbuhan) merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8). Streteginya yaitu strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan produk) atau integratif (integrasi kedepan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal). 2. Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah strategi

yang telah ditetapkan. Strategi yang paling banyak digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Retrenchment Strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

Analisis Matriks SWOT

Matriks SWOT menurut Hubeis dan Najib (2014) adalah alat untuk mencocokkan faktor-faktor penting untuk membantu manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi, yaitu strategi S-O (Strengths-Opportunities), strategi W-O (Weaknesses-Opportunities), strategi S-T (Strengths-Threats), dan strategi W-T (Weaknesses-Threats). Mencocokkan faktor-faktor internal dan eksternal adalah hal yang sulit dalam mengembangkan matriks SWOT untuk menentukan alternatif strategi terbaik. Hubeis dan Najib (2014) menerangkat matriks SWOT menggambarkan pilihan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu:

1. Strategi S-O (Strengths-Opportunities atau Kekuatan-Peluang) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada. 2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities atau Kelemahan-Peluang) adalah

strategi yang digunaka perusahaan yang meminimalisir kelemahan yang ada untuk menfaatkan berbagai peluang. Terkadang perusahaan mengalami kesulitan untuk memanfaatkan peluang karena adanya kelemahan dari pihak internal.

3. Strategi S-T (Strengths-Threats atau Kekuatan-Ancaman) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman yang mungkin ada di sekitar perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan yang hebat belum tentu mendapatkan ancaman dari pihak luar.

4. Strategi W-T (Weaknesses-Threats atau Kelemahan-Ancaman) adalah strategi untuk mengurangi kelemahan guna meminimalisir ancaman yang ada.

Gambar 2 Matriks SWOT Sumber: Rangkuti 2013

Ada delapan langkah dalam menentukan strategi yang bentuk melalui Matriks SWOT, yaitu:

1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan. 2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan. 3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan. 4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.

5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil strategi S-O dalam sel yang ditentukan.

6. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi S-T dalam sel yang ditentukan.

7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi S-T dalam sel yang ditentukan.

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi W-T dalam sel yang ditentukan.

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strengths (S) Weaknesses (W)

Opportunities (O)

Strategi S-O

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Strategi W-O Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

Threats (T)

Strategi S-T

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

Strategi W-T Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Baitul Maal wa Tanwil (BMT)

Pengertian BMT

BMT merupakan kepanjangan dari Baitul Maal wal Tanwil atau dapat di tulis dengan baitul maal wa baitul tanwil. Secara harfiah baitul maal berarti rumah dana dan dan baitul tanwil berarti rumah usaha. Fungsi dari baitul maal sebagai pengumpulan sekaligus mentasyarufkan dana sosial sedangkan baitul tanwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba. Secara definisi yang menyeluruh, BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan dalam kegiatan sosial. Sebagai lembaga sosial, badan Lembaga Amil Zakat (LAZ), pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infaq, wakaf, dan shadaqoh, yang dikelola BMT mampu berperan secara professional. Untuk peran sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan-pinjam (Ridwan 2011).

Fungsi BMT

Menurut Ridwan (2004) dalam rangka mencapai tujuannya, BMT berfungsi:

1. Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong, dan mengembangkan potensi serta kemampuan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota muamalatdan daerah kerja sekitar.

2. Meningkatkan kualitas SDM anggota dan kelompok anggota mualamatmenjadi lebih professional dan menahami ekonomi Islam sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan global.

3. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.

4. Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara agniya sebagai shohibul maal dengan du’afa sebagai mudhorib, terutama untuk dana-dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibah, dll.

5. Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara pemilik dana (shohibul maal), baik sebagai pemodal maupun penyimpan dengan pengguna dana (mudhorib) untuk mengembangkan usaha produktif.

Prinsip Utama BMT

Ridwan (2004) menjelaskan ada tujuh prinsip yang harus menjadi dasar menjalankan usaha dibidang BMT, berikut penjelasannya:

1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan mengimplementasikannya pada prinsip-prinsip syariah dan muamalah Islam ke dalam kehidupan nyata.

2. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spiritual dan moral menggerakkan dan mengarahkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif adil, dan berakhlak mulia.

3. Kekeluargaan, yakni mnegutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Semua pengelola, pengurus, dan anggota harus dibangun rasa kekeluargaan sehingga akan tumbuh rasa melindungi dan saling menjaga. 4. Kebersamaan yang diartikan sebagai kesatuan pola pikir, sikap, dan cita-cita

atas semua elemen BMT. Antara pengelola dengan pengurus harus memiliki visi, misi, dan tujuan yang menginginkan perbaikan pada kondisi ekonomi dan sosial.

5. Kemandirian yang tidak bergantung pada kegiatan golongan politik manapun. BMT juga harus mandiri dengan tidak bergantung pada dana-dana pinjaman dan bantuan dari pihak luar tetapi senantiasa proaktif untuk menggalang dana masyarakat sebanyak-banyaknya.

6. Profesionalisme dapat diartikan sebagai semangat kerja keras (‘amalus sholih atau ahsanu amala) yang dilandasi dengan keimanan. Kerja dengan tidak hanya mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dunia tetapi mementingkan kehidupan akhirat. Kerja keras dan cerdas dengan dasar ilmu pengetahuan (knowladge) yang luas, keterampilan yang terus ditingkatkan (skill), dan niat dengan ghirah yang kuat (attitude). Semua itu dikenal dengan kecerdasan emosi, spiritual, dan intelektual.

7. Istiqomah berarti harus konsisten, konsekuen, kontinuitas atau berkelanjutan tanpa berhenti dan tanpa pernah merasa putus asa. Setelah selesai dengan satutahap maka harus maju untuk masuk ke tahap berikutnya dan mengharapkan semua yang terjadi karena kehendak Allah SWT.

Model Bisnis

Pengertian Model Bisnis

Model bisnis merupakan konsep yang digunakkan untuk menggambarkan atau menjelaskan karier perusahaan dalam dunia bisnis. Alexander Osterwalder (2004) menjelaskan terdapat tiga pengembangan mengenai pengertian model bisnis, yaitu model bisnis sebagai metode atau cara, model bisnis dilihat darikomponen-komponen (elemen), dan model bisnis sebagai strategi bisnis.

Pengertian model bisnis sebagai metode adalah model bisnis adalah suatu carauntuk menciptakan nilai, sedangkan pengertian model bisnis dilihat dari komponen-komponennya, misalnya adalah model bisnis terdiri dari komponen produk, manfaat dan pendapatan, pelanggan, aset, dan pengetahuan. Pengertian model bisnis sebagai strategi bisnis adalah model bisnis yang digunakan sebagai alat untuk merumuskan strategi bisnis perusahaan. Secara umum, model bisnis adalah gambaran hubungan antara keunggulan dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengakuisisi dan menciptakan nilai, yang membuat perusahaan mampu menghasilkan laba (PPM Manajemen, 2012).

Osterwalder dan Pigneur memudahkan pelaku usaha dalam merancang, mngevaluasi, dan mengelola model bisnis dengan menawarkan bentuk kanvas. Business Model Canvas yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder adalah sebuah alat (tools) yang digunakan untuk menyederhanakan konsep model bisnis yang rumit dan kompleks agar dapat dimanfaatkan oleh sebuah perusahaan atau organisasi untuk membuat, mendiskusikan, dan memahami sebuah model bisnis dengan lebih sistematis. Pembagian sembilan blok pada model bisnis menjadi alat analisis untuk memvisualisasikan gagasan, logika berfikir atau kerangka kerja pelaku bisnis, wirausahawan, para manajer di organisasi bisnis maupun organisasi nirbala (Tim PPM Manajemen 2012).

Elemen-elemen Model Bisnis Kanvas

Pengertian dari custumer segments adalah kelompok orang atau organisasi yang perlu diperhatikan keinginan dan kebutuhan oleh perusahaan agar melayani secara terarah (PPM Manajemen 2012). Berbagai jenis pelanggan dalam membeli produk tidak sama antar individu. Hal ini menjadi pengamatan oleh perusahaan dalam menargetkan segmen pasar dengan memperhatikan tingkah laku serta pola hidup pelanggan. Contohnya perbandingan target pelanggan perusahaan Garuda Indonesia dengan Lion Air. Garuda Indonesia memfokuskan untuk melayani segmen pasar kelas atas sementara Lion Air menargetkan pelanggan pada segmen kelas bawah.

2. Value Preposition (Proposisi Nilai)

Proposisi nilai merupakan keunikan yang menentukan mengapa produk atau jasa tersebut pantas dipilih oleh pihak pelanggan.Value Preposition memberikan tawaran untuk memecahkan masalah pelanggan atau memaksimalkan kerja keras perusahaan dalam memenuhi keinginan pelanggan.Keunikan yang ditawarkan haruslah sesuatu yang menonjol dan berbeda dari pesaing lainnya tetapi harus sesuatu yang menjadi keinginan pelanggan. Value Preposition perusahaan dapat dipilih pelanggan karena pelanggan membutuhkan alasan mengapa mereka harus membeli barang atau jasa yang perusahaan. Value Prepositiondikelompokkan berdasarkan kualintatif dan kuantitatif.Kualitatif contohnya rasa senang, bangga, dan sebagainya.Rasa kuantitatif contohnya harga murah.

3. Channels (Saluran menuju Pelanggan)

Elemen yang menyatakan bagaimana organisasi berkomunikasi dengan pelanggan dan menyampaikan proposisi nilai perusahaan. Komunikasi, distribusi, dan saluran penjualan merupakan faktor-faktor yang memungkinkan perusahaan berinteraksi dengan pelanggan serta berperan dalam proses yang terjadi pada pelanggan. Perusahaan dapat memilih cara menyampaikan atau berkomunikasi, terdiri dari cara langsung, cara tidak langsung, cara tradisonal maupun cara modern. Masing-masing cara memiliki keungulan tersendiri.

Elemen yang menggambarkan bagaimana jenis hubungan kepada pelanggan dengan tujuan mendapatkan pelanggan baru (akuisisi), memertahankan pelanggan lama (retention), dan menawarkan produk atau jasa yang baru kepada pelanggan lama. Sebagai contoh adalah customer relationships yang dilakukan oleh Bank Mandiri dalam memberi kemudahan kepada nasabah besar dalam bentuk layanan khusus dengan cara dedicated personal assistance. Pelayanan tersebut digunakan kepada nasabah Mandiri Prioritas dari Bank Mandiri.

5. Revenue Streams (Aliran Pendapatan)

Menggambarkan bagaimana perusahaan atau organisasi memeroleh uang tunai dari pelanggannya. Revenue streams bukan bagian dari keuntungan perusahaan karena keuntungan merupakan perndapatan bersih setelah dikurangi biaya-biaya usaha. Aliran dana inilah yang menjadi pemasukkan untuk perusahaan atau organisasi agar tetap berjalan. Pada intinya ada dua jenis pendapatan yaitu bersifat transaksional dan yang berbentuk penangulangan. Contoh transaksional adalah penjualan produk atau jasa sedangkan yang bersifat penangulangan terdiri dari penyewaan asset, langganan, dan keanggotaan. Contohnya pihak real estate yang menjual apartemen tetapi pihaknya masih menyisakan sebagaian kamar untuk disewakan sehingga pihak tersebut masih memiliki pendapatan tetap.

6. Keys Resources (Sumber Daya Kunci)

Penjelasan mengenai key resources adalah sumber daya yang digunakan untuk menjalankan aktivitas perusahaan untuk menawarkan produk barang atau jasa, menjangkau pasar, menjaga hubungan dengan pelanggan, dan menghasilkan uang. Sumber daya yang dimaksud berupa sumber daya manusia, fasilitas (fisik dan non fisik), teknologi, intelektual, dan channel.Lima dari sumber daya dalam suatu organisasi, sumber daya intelektual menjadi komponen penting bagi perusahaan.

7. Key Activities(Kegiatan-kegiatan Kunci)

Kegiatan perusahaan dalam menentukan keberhasilan suatu model bisnis seperti halnya dengan key resources. Key activities berperan penting dalam mewujudkan value propositions. Contoh kegiatan inti dari konsutan IT adalah

kemampuan menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam suatu sistem IT yang tepat atau kemampuan dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien. Tidak semua kegiatan harus dimasukkan ke dalam daftar key activities tetapi kegiatan inti saja yang menjadi penunjang untuk keberhasilan perusahaan dalam mengantarkan value propositions kepada customers.

8. Key Partnership(Mitra Kunci)

Kemitraan kunci adalah mitra kerja sama untuk pengoprasian perusahaan. Elemen ini merupakan hal penting karena perusahaan tidak bisa berjalan tanpa kerja sama dari pihak lain. Organisasi membutuhkan kemitraan untuk berbagai motif yang umumnya merupakan penghematan, mengurangi resiko, dan memperoleh sumber daya atau pembelajaran. Kemitraan yang paling umum adalah kerja sama sepanjang supplay chain seperti di bidang logistik.

9. Cost Structure (Biaya-biaya)

Gambaran semua biaya yang muncul sebagai bentuk pengoperasian model bisnis. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan value propositions melalui channels yang tepat, key resources, dan key activities yang handal dengan keperluan biaya yang dibutuhkan. Struktur biaya dipengaruhi oleh strategi perusahaan yang dipilih. Apakah mengutamakan biaya rendah atau mengutamakan manfaat istimewa.

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Pristiyanto, Bintoro, dan Soekarto (2012) dengan judul strategi pengembangan koperasi jasa keuangan syariah dalam pembiayaan usaha mikro di Kecamatan Tanjungsari Sumedang menggunakan 6 responden yang terdiri dari ketua, manajer operasional dan keuangan, Pimpinan cabang Tanjungsari, ketua badan pengawas syariah, dan ketua dewan pengawas syariah. Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif serta analisis matriks IFE, EFE, IE, QSP, dan SWOT. Hasil yang diperoleh dari matriks IFE berupa 3.14 dan untuk EFE sebesar 2.92.Kedua hasil ini menunjukkan bahwa nilai tersebut sudah diatas nilai rataan yaitu 2.5 (Rangkuti 2005).

Irawan, Affandi, dan Kalsum (2013) kasus pada analisis strategi pengembangan lembaga keuangan mikro syariah pedesaan dengan studi kasus BMT Al-Hasanah Sekampung mengunakan metode analisis SWOT serta mengunakan matriks IFE dan EFE. Indikator pada faktor-faktor internal dan eksternal.Hasil yang diperoleh berdasarkan faktor kekuatan salah satunya adalah tingkat pendidikan dan keterampilan karyawan professional serta menunjangnya sarana dan prasarana di BMT. Kelemahan yang diperoleh adalah anggota yang kurang memahami konsep syariah dan adanya biaya administrasi. Faktor peluang menunjukan bahwa ketersedian modal dari dana pihak ketiga dan untuk faktor ancaman adalah kenaikan harga BBM.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2011) mengenai analisis SWOT sistem pemasaran PT AJ BRIngin Jiwa Sejahtera Divisi Syariah membahas tentang bagaimana faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan dengan metode analisis SWOT, IFE, EFE, dan QSPM. Responden yang diambil pada penelitian ini melibatkan sepuluh orang. Hasil yang diperoleh pada matriks IFE dan EFE adalah sebesar 3.08 dan 2.90 dengan maksud adalah hasil penilaian bahwa perusahaan ini kuat dalam segi internal dan eksternal. Artinya, perusaahan dapat bertahan hingga jangka waktu yang lama.

Putri (2014) melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis Rumah Tempe Indonesia di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan metode analisis deskriptif serta analisis IFE, EFE, IE, QSP, dan SWOT. Responden yang diambil sebanyak enam orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui internal dan eksternal RTI serta merumuskan strategi. Hasil analisis matriks IE menunjukkan posisi RTI berada di kuadran dua yaitu tumbuh dan membangun.Hasil analisis matriks QSP menunjukkan strategi yang sebaiknya menjadi prioritas dalam pengembangan bisnis RTI yaitu melakukan pengembangan pasar baru secara intensif.

Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2011) mengenai model bisnis kanvas PT. Coffee Toffee Indonesia dengan metode deskriptif dengan analisis SWOT. Tujuan dalam melakukan penelitian adalahmembentuk model bisnis kanvas bisnis restaurant yang khusus menyajikan minuman kopi. Hasil pengamatan dari sembilan elemen model bisnis kanvas menunjukkan kelemahan

pada elemen key resources, costumer relations, dan revenue streams. Peneliti membentuk usalan baru untuk perusahaan Coffee Toffee agar tidak kalah dengan pesaing lain.

Suhardi (2012) melakukan penelitian mengenai perancangan kanvas model bisnis PT. Sarana Bandar Nasional. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode deskriptif dengan teori manajemen strategik. Data diambil dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner pada petinggi dan karyawan perusahaan yang berbisnis di bongkar muat barang. Hasil penelitian pada sembilan elemen model bisnis kanvas adalah pembuatan pameran pada elemen channels, berkerjasama dengan pihak asuransi pada elemen revenue streams, penambahan layanan Lessthan Container Loaded (LCL) pada elemen key activities, dan memperbaiki key partnerships.

Kerangka Pemikiran Konseptual

Faktor utama untuk mempertahankan KJKS BMT UGT Sidogiri adalah membangun strategi yang matang agar tidak mengalami kegagalan dalam bersaing dengan BMT lain. Strategi dibentuk agar BMT dapat menjalankan bisnisnya walaupun jumlah persaingan semakin meningkat. Penyusunan strategi didasarkan kepada kondisi BMT saat ini yang tidak konsisten dalam mempertahankan kinerja. Dalam setahun, jumlah pertumbuhan BMT terus bertambah namun di tahun yang sama ada beberapa BMT yang sudah tidak beroperasional kembali akibat kekuatan dalam internal yang lemah (Pramono et al 2011).

KJKS BMT UGT Sidogiri menjadi salah satu contoh BMT yang dapat bertahan hingga 15 tahun dengan aset sebesar satu miliar rupiah. Dengan demikian, untuk menghadapi persaingan yang ketat KJKS BMT UGT Sidogiri harus mempunyai dasar yang kuat dengan melihat gambaran umum BMT menggunakan model bisnis kanvas. Kegunaan mengetahui model bisnis kanvas untuk memenangkan persaingan di industri pasar, memudahkan dalam mengambil keputusan, membantu menguji konsistensi hubungan antar komponen, membantu menguji pasar dan asumsi yang digunakan, dan menunjukkan seberapa radikal perubahan yang dilakukan serta konsekuensinya.

Pengaruh lingkungan internal dan eksternal pada KJKS BMT UGT Sidogiri menjadi ukuran tingkat keberhasilan bisnis yang mereka tampilkan. Hasil dari pengamatan faktor lingkungan internal akan menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan peluang dan ancaman menjadi bagian dari faktor eksternal. Langkah selanjutnya adalah mencari hasil dari analisis IFE, EFE, dan IE. Maka, pada penelitian ini dapat menunjukkan bentuk model bisnis kanvas KJKS BMT UGT Sidogiri dari hasil strategi analisis SWOT. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Kerangka Penelitian Kinerja KJKS BMT UGT Sidogiri Lingkungan Internal Faktor Lingkungan yang mempengaruhi Analisis IFE Analisis EFE Analisis Matriks IE Analisis SWOT Lingkungan Eksternal

Hasil Strategi Analisis SWOT

Menentukkan Model Bisnis Kanvas

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait