• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.6 Sistematika Penyajian

4.2.2.1 BPolaBG-C-WBdanBG-W-CB

Argumen-argumen berikut ini terdiri atas tiga elemen dasar argumen, yaitu claims (pernyataan posisi), grounds (data atau fakta), dan warrant (jaminan). Argumen pada pembahasan dalam artikel-artikel jurnal JEPI 2013 berikut adalah penjelasannya:

W

C

G

BaganB9.BPolaBArgumenBG-C-WB

Bagan di atas hanya terdiri dari tiga elemen, yaitu elemen data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), dan jaminan (warrant). Cara mengidentifikasi elemen pernyataan posisi dapat diajukan pertanyaan seperti “apa yang menjadi pernyataan posisi penulis?” dan jawabannya adalah “Artinya, formula penghitungan Dn temuan DAU lebih mengutamakan alokasi dasar daripada kebutuhan fiskan daerah”.

Pernyataan posisi (claims) sudah ditemukan, langkah selanjutnya adalah menentukan data atau fakta (grounds), yaitu dengan mengajukan pertanyaan seperti “apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi?” dan jawabannya adalah “Akan tetapi, perubahan DAU yang sangat responsif terhadap perubahan jumlah PNS dengan elastisitas jangka pendek 0,90 dan jangka

Akan tetapi, perubahan DAU yang sangat responsif terhadap perubahan jumlah PNS dengan elastisitas jangka pendek 0,90 dan jangka panjang 1,00

mengindikasikan besaran DAU lebih dipengaruhi oleh belanja rutin untuk administrasi pemerintahan daerah. Artinya, formula penghitungan Dn temuan DAU lebih mengutamakan alokasi dasar daripada kebutuhan fiskan daerah.

3 Hal ini sesuai dengan

temuan World Bank

panjang 1,00 mengindikasikan besaran DAU lebih dipengaruhi oleh belanja rutin untuk administrasi pemerintahan daerah”.

Data atau fakta (grounds) dan pernyataan posisi (claims) ditemukan, maka tahap selanjutnya adalah menghubungkannya menggunakan sebuah jaminan (warrant). Jaminan (warrant) ditentukan melalui sebuah pertanyaan, yaitu “apa jaminan yang menguatkan claim dan menghubungkan claim dengan grounds?” dan jawabannya adalah “Hal ini sesuai dengan temuan World Bank (2007)”.

Bagan di atas adalah pola argumen G-C-W. Sesuai dengan pendapat Toulmin,dkk. (1979) ada lima pola argumen yang digunakan. Pola argumen yang digunakan seperti pada bagan di atas terdiri dari data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), kemudian sebagai jembatan yang menghubungkan data atau fakta (grounds) dengan pernyataan posisi (claims) adalah jaminan (warrant).

W

C

G

BaganB10.BPolaBArgumenBG-W-CB B

Bagan di atas hanya terdiri dari tiga elemen, yaitu elemen data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), dan jaminan (warrant). Cara

Estimasi persamaan-persamaan belanja daerah yang menunjukkan elastisitas belanja industri dan belanja berdagangan terhadap DAU yang lebih besar daripada kapasitas fiskal

mengidentifikasikan adanya fenomena

Iflypaper effectI (tabel 4). Sebaliknya, nilai

koefisien estimasi dan elastisitas belanja pertanian, belanja kehutanan, dan belanja infrastruktur terhadap kapasitas fiskal lebih besar daripada DAU.

Artinya, dalam strategi pengentasan kemiskinan melalui bidang-bidang pertanian dan

infrastruktur sesuai rekomendasi Balisacan Iet alI (2003) dan OECD (2006a; 2006b; 2009a; 2009b),

Pemerintah daerah lebih bergantung pada

penerimaan kapasitas fiskal daripada transfer DAU. Sedangkan, penerimaan DAU lebih diutamakan untuk bidang-bidang industri dan perdagangan yang tidak termasuk strategi pro-poor growth.3

mengidentifikasi elemen pernyataan posisi dapat diajukan pertanyaan seperti “apa yang menjadi pernyataan posisi penulis?” dan jawabannya adalah “Pemerintah daerah lebih bergantung pada penerimaan kapasitas fiskal daripada transfer DAU. Sedangkan, penerimaan DAU lebih diutamakan untuk bidang-bidang industri dan perdagangan yang tidak termasuk strategi pro-poor growth”.3

Pernyataan posisi (claims) sudah ditemukan, langkah selanjutnya adalah menentukan data atau fakta (grounds), yaitu dengan mengajukan pertanyaan seperti “apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi?” dan jawabannya adalah “Estimasi persamaan-persamaan belanja daerah yang menunjukkan elastisitas belanja industri dan belanja berdagangan terhadap DAU yang lebih besar daripada kapasitas fiskal mengidentifikasikan adanya fenomena Iflypaper effectI (tabel 4). Sebaliknya, nilai koefisien estimasi dan elastisitas belanja pertanian, belanja kehutanan, dan belanja infrastruktur terhadap kapasitas fiskal lebih besar daripada DAU”.3

Data atau fakta (grounds) dan pernyataan posisi (claims) ditemukan, maka tahap selanjutnya adalah menghubungkannya menggunakan sebuah jaminan (warrant). Jaminan (warrant) ditentukan melalui sebuah pertanyaan, yaitu “ apa jaminan yang menguatkan claim dan menghubungkan claim dengan grounds?” dan jawabannya adalah “Artinya, dalam strategi pengentasan kemiskinan melalui bidang-bidang pertanian dan infrastruktur sesuai rekomendasi Balisacan Iet alI (2003) dan OECD (2006a; 2006b; 2009a; 2009b),”.3

Bagan di atas adalah pola argumen G-C-W. Sesuai dengan pendapat Toulmin,dkk. (1979) ada lima pola argumen yang digunakan. Pola argumen yang

digunakan seperti pada bagan di atas terdiri dari data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), kemudian sebagai jembatan yang menghubungkan data atau fakta (grounds) dengan pernyataan posisi (claims) adalah jaminan (warrant). W B G C BaganB11.BPolaBArgumenBG-C-WB B

Bagan di atas hanya terdiri dari tiga elemen, yaitu elemen data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), dan jaminan (warrant). Cara mengidentifikasi elemen pernyataan posisi dapat diajukan pertanyaan seperti “apa

Secara teoritis, simulasi kebijakan bertujuan untuk menganalisis dampak alternatif kebiajakan melalui skenario kebijakan dengan cara mengubah nilai variabel atau instrumen

kebijakannya.

Oleh karena itu, proses simulasi merupakan proses penutupan prediksi nilai-nilai variabel

endogen dengan cara subtitusi hasil estimasi koefisien regresi variabel penjelas dan nilai-nilai aktualnya ke dalam model regresi yang berkaitan dengan variabel endogen dalam proses ramalan (forecasting).

Tujuan simulasi atau peramalan tersebut dapat dibedakan menurut horison waktu, yaitu ex post forecasting, ex ante forecasting, dan

backcasting (Pindyck dan Rubinfeld, 1991).3

yang menjadi pernyataan posisi penulis?” dan jawabannya adalah “Oleh karena itu, proses simulasi merupakan proses penutupan prediksi nilai-nilai variabel endogen dengan cara subtitusi hasil estimasi koefisien regresi variabel penjelas dan nilai-nilai aktualnya ke dalam model regresi yang berkaitan dengan variabel endogen dalam proses ramalan (forecasting)”.

Pernyataan posisi (claims) sudah ditemukan, langkah selanjutnya adalah menentukan data atau fakta (grounds), yaitu dengan mengajukan pertanyaan seperti “apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi?” dan jawabannya adalah “Secara teoritis, simulasi kebijakan bertujuan untuk menganalisis dampak alternatif kebiajakan melalui skenario kebijakan dengan cara mengubah nilai variabel atau instrumen kebijakannya”.

Data atau fakta (grounds) dan pernyataan posisi (claims) ditemukan, maka tahap selanjutnya adalah menghubungkannya menggunakan sebuah jaminan (warrant). Jaminan (warrant) ditentukan melalui sebuah pertanyaan, yaitu “ apa jaminan yang menguatkan claim dan menghubungkan claim dengan grounds?” dan jawabannya adalah “Tujuan simulasi atau peramalan tersebut dapat dibedakan menurut horison waktu, yaitu ex post forecasting, ex ante forecasting, dan backcasting (Pindyck dan Rubinfeld, 1991)”.

Bagan di atas adalah pola argumen G-C-W. Sesuai dengan pendapat Toulmin,dkk. (1979) ada lima pola argumen yang digunakan. Pola argumen yang digunakan seperti pada bagan di atas terdiri dari data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), kemudian sebagai jembatan yang menghubungkan

data atau fakta (grounds) dengan pernyataan posisi (claims) adalah jaminan (warrant).

Setelah menemukan dan menentukan elemen argumen, dapat digambarkan pola argumen seperti pada 3 bagan di atas. Pola argumen pada bagan 9 dan 11 merupakan pola argumen yang menyajikan grounds (data atau fakta) terlebih dahulu. Pada bagan 10 merupakan pola argumen yang menyajikan claims (pernyataan posisi) terlebih dahulu. Meskipun dari tiga sampel argumen yang disajikan di atas urutan claims dan grounds tidak tetap, hal itu tidak menjadi masalah, karena paling utama pada argumen yaitu fungsi elemen bukan urutannya.

4.2.2.2BKadarBKetajamanBPolaBTigaBElemenB

Kadar ketajaman argumen dapat dilihat dari kelengkapan elemen-elemen argumennya. Kesempurnaan sebuah argumen diukur dari kelengkapan elemen-elemen argumen, semakin lengkap elemen-elemennya maka argumen tersebut semakin sempurna dan begitu pula sebaliknya. Pada dasarnya kekuatan argumen terletak pada kemampuan penutur dalam mengemukakan tiga prinsip pokok, yaitu apa yang disebut pernyataan (claims), alasan (grounds), dan pembenaran (warrant). Ketiga elemen tersebut biasa disebut sebagai elemen pokok/dasar argumen (Rani, 2006: 40).

Data-data di atas hanya terdiri atas elemen Claims (pernyataan posisi), grounds (data atau fakta), dan warrant (jaminan). Kadar ketajaman argumen data-data di atas termasuk kategori cukup. Berdasarkan rubrik penilaian kadar

ketajaman argumen kelengkapan elemen-elemen argumen yang terdapat pada tabel 1, dapat dilihat kategori cukup kuat ini hanya terdiri atas tiga elemen.

4.2.3BPolaBEmpatBElemenBdanBKadarBKetajamannyaB

Pengelompokan ini berdasarkan pola argumen yang terdiri atas empat elemen yaitu claims, grounds, warrant, dan backing. Pola C-G-W-B merupakan pola dasar pada argumen yang terdiri atas empat elemen. Empat elemen tersebut, jika berada pada sebuah tulisan—dalam hal ini bagian pembahasan artikel—dapat disebut sebuah argumen. Hal ini berkaitan dengan, pernyataan posisi penulis tentang hal yang dibahasnya, menunjukkan bukti-bukti atau data-data yang dapat mendukung pernyataan posisisnya, memeriksa apakah data atau fakta yang diberikan memberikan dukungan untuk pernyataan posisi, dan membutuhkan elemen dukungan untuk memperkuat pernyataan posisi. Berikut ini merupakan pola dan kadar ketajaman argumen empat elemen dasar berdasarkan urutan letak claims, grounds, warrant, dan backing.

Dokumen terkait