• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.6 Sistematika Penyajian

4.2.3.1 BPolaBG-W-B-CBdanBC-G-B-WB

Argumen-argumen berikut ini terdiri atas empat elemen dasar argumen, yaitu claims (pernyataan posisi), grounds (data atau fakta), warrant (jaminan), dan backing (dukungan). Argumen pada pembahasan dalam artikel-artikel jurnal JEPI 2013 berikut adalah penjelasannya:

WB(2)B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B BBBBBBBCB(4)B B B B B BBBBBBBBBBBBBBBBBGB(1)B B B BB(3)B B B BaganB12.BPolaBArgumenBG-W-B-CB

Bagan di atas hanya terdiri dari empat elemen, yaitu elemen data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), jaminan (warrant), dan dukungan (backing). Cara mengidentifikasi elemen pernyataan posisi dapat diajukan pertanyaan seperti “apa yang menjadi pernyataan posisi penulis?” dan jawabannya adalah “Perbandingan antara biaya yang dihemat oleh peternak dengan pendapatan rumah tangga ialah sebesar 7% per tahunnya. Melakukan penghematan sebesar 7% ini artinya para peternak telah mengurangi kotoran ternak sapi yang dibuang ke Sungai Cikapundung”..

Nilai pengeluaran usaha ternak sebelum menggunakan biogas lebih tinggi dibandingkan pengeluaran usaha ternak setelah menggunakan biogas dikarenakan setelah memanfaatkan biogas, peternak tidak perlu membeli gas elpiji atau kayu bakar dalam jumlah banyak dikarenakan sudah tersedianya biogas dari hasil limbah ternak sapi perah untuk bahan bakar.3

Pendapatan para peternak pun menjadi meningkat setelah adanya

pengembangan biogas, yaitu sebesar Rp20.764.800 per tahun.3

3

Perbandingan antara biaya yang dihemat oleh peternak dengan pendapatan rumah tangga ialah sebesar 7% per tahunnya. Melakukan penghematan sebesar 7% ini artinya para peternak telah mengurangi kotoran ternak sapi yang dibuang ke Sungai Cikapundung.

Hal ini diperoleh dari informasi para peternak, di mana rata-rata pendapatan per bulan para peternak setelah memanfaatkan biogas adalah Rp1.730.400.3

Pernyataan posisi (claims) sudah ditemukan, langkah selanjutnya adalah menentukan data atau fakta (grounds), yaitu dengan mengajukan pertanyaan seperti “apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi?” dan jawabannya adalah “Nilai pengeluaran usaha ternak sebelum menggunakan biogas lebih tinggi dibandingkan pengeluaran usaha ternak setelah menggunakan biogas dikarenakan setelah memanfaatkan biogas, peternak tidak perlu membeli gas elpiji atau kayu bakar dalam jumlah banyak dikarenakan sudah tersedianya biogas dari hasil limbah ternak sapi perah untuk bahan bakar”.

Data atau fakta (grounds) dan pernyataan posisi (claims) ditemukan, maka tahap selanjutnya adalah menghubungkannya menggunakan sebuah jaminan (warrant). Jaminan (warrant) ditentukan melalui sebuah pertanyaan, yaitu “apa jaminan yang menguatkan claim dan menghubungkan claim dengan grounds?” dan jawabannya adalah “Pendapatan para peternak pun menjadi meningkat setelah adanya pengembangan biogas, yaitu sebesar Rp20.764.800 per tahun”.

Sebuah jaminan (warrant) akan menjadi kuat ketika disertai dukungan (backing). Dan untuk menentukan sebuah dukungan (backing) diajukan sebuah pertanyaan “apa yang melatarbelakangi warrant ?”, dan jawabannya adalah “Hal ini diperoleh dari informasi para peternak, di mana rata-rata pendapatan per bulan para peternak setelah memanfaatkan biogas adalah Rp1.730.400”.

Bagan di atas adalah pola argumen G-W-B-C. Sesuai dengan pendapat Toulmin,dkk. (1979) ada lima pola argumen yang digunakan. Pola argumen yang digunakan seperti pada bagan di atas terdiri dari data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), kemudian sebagai jembatan yang menghubungkan

data atau fakta (grounds) dengan pernyataan posisi (claims) adalah jaminan (warrant), dan dukungan (backing) sebagai pendukung dari jaminan (warrant).

B B B B WB(4)B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B CB(1)B B BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBGB(2)B B B B B B BB(3)B B BaganB13.BPolaBArgumenBC-G-B-WB

Bagan di atas hanya terdiri dari empat elemen, yaitu elemen data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), jaminan (warrant), dan dukungan (backing). Cara mengidentifikasi elemen pernyataan posisi dapat diajukan pertanyaan seperti “apa yang menjadi pernyataan posisi penulis?” dan jawabannya adalah “Harga bahan baku rotan memang terbukti lebih rendah saat dilarangnya ekspor bahan baku rotan dibandingkan dengan pada saat pembebasan ekspor”.3

Pernyataan posisi (claims) sudah ditemukan, langkah selanjutnya adalah menentukan data atau fakta (grounds), yaitu dengan mengajukan pertanyaan

Pembebasan ekspor bahan baku rotan pada tahun 1998 mulai memengaruhi volume ekspor bahan baku rotan pada tahun 2000 atau dua tahun setelah kebijakan tersebut

diberlakukan. Pada saat itu, harga rotan mentah mencapai Rp550 per kilogram pada tahun 2000.

Banyak tersedianya bahan baku rotan pada periode dilarangnya ekspor bahan baku rotan di dalam negeri mendorong harga bahan baku tetap rendah yang dapat dijangkau oleh

pengusaha barang jadi rotan.

3

Harga bahan baku rotan memang terbukti lebih rendah saat dilarangnya ekspor bahan baku rotan dibandingkan dengan pada saat pembebasan ekspor.3 Harga ini jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan harga rotan mentah pada saat ekspor bahan baku rotan dilarang yaitu hanya sebesar Rp250 per kilogram pada tahun 1997 (Erwansyah, 1999).3

seperti “apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi?” dan jawabannya adalah “Pembebasan ekspor bahan baku rotan pada tahun 1998 mulai memengaruhi volume ekspor bahan baku rotan pada tahun 2000 atau dua tahun setelah kebijakan tersebut diberlakukan. Pada saat itu, harga rotan mentah mencapai Rp550 per kilogram pada tahun 2000”.3

Data atau fakta (grounds) dan pernyataan posisi (claims) ditemukan, maka tahap selanjutnya adalah menghubungkannya menggunakan sebuah jaminan (warrant). Jaminan (warrant) ditentukan melalui sebuah pertanyaan, yaitu “apa jaminan yang menguatkan claim dan menghubungkan claim dengan grounds?” dan jawabannya adalah “Banyak tersedianya bahan baku rotan pada periode dilarangnya ekspor bahan baku rotan di dalam negeri mendorong harga bahan baku tetap rendah yang dapat dijangkau oleh pengusaha barang jadi rotan”.3

Sebuah jaminan (warrant) akan menjadi kuat ketika disertai dukungan (backing). Untuk menentukan sebuah dukungan (backing) diajukan sebuah pertanyaan “apa yang melatarbelakangi warrant ?”, dan jawabannya adalah “Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga rotan mentah pada saat ekspor bahan baku rotan dilarang yaitu hanya sebesar Rp250 per kilogram pada tahun 1997 (Erwansyah, 1999)”.3

Bagan di atas adalah pola argumen G-W-B-C. Sesuai dengan pendapat Toulmin,dkk. (1979) ada lima pola argumen yang digunakan. Pola argumen yang digunakan seperti pada bagan di atas terdiri dari data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), kemudian sebagai jembatan yang menghubungkan

data atau fakta (grounds) dengan pernyataan posisi (claims) adalah jaminan (warrant), dan dukungan (backing) sebagai pendukung dari jaminan (warrant).

B B B B WB(4)B B B B B B B B B B B B B B B B B B B BBBBBBBBBBBBBC(1)B B B B BBBBBBBBBBBBBBBGB(2)B B B B BB(3)B B BaganB14.BPolaBArgumenBC-G-B-WB

Bagan di atas hanya terdiri dari empat elemen, yaitu elemen data atau fakta (grounds), pernyataan posisi (claims), jaminan (warrant), dan dukungan (backing). Cara mengidentifikasi elemen pernyataan posisi dapat diajukan pertanyaan seperti “apa yang menjadi pernyataan posisi penulis?” dan jawabannya adalah “Dengan demikian, perusahaan pengelolaan bahan jadi rotan memang mengalami biaya yang lebih rendah ketika diberlakukan pelarangan ekspor bahan baku rotan”.

Ketika diberlakukan larangan ekspor bahan baku rotan, lebih rendahnya harga dan peningkatan

pasokan bahan baku bagi perusahaan pengolahan barang jadi rotan– baik sedang maupun besar– meningkatkan probabilitas atau kemampuan bertahan perusahaan di dalam industri.

Sebaliknya, jika ekspor bahan baku rotan dibuka, kemampuan bertahan perusahaan barang jadi rotan akan menurun sebab perusahaan barang jadi rotan memang memiliki kelemahan dalam mengatasi permasalahan ketersediaan bahan baku.3

Dengan demikian, perusahaan pengelolaan bahan jadi rotan memang mengalami biaya yang lebih rendah ketika diberlakukan pelarangan ekspor bahan baku rotan. Pramudiarto (2006)

menyebutkan dalam studinya bahwa rata-rata perusahaan di dalam industri barang jadi rotan tidak memiliki mitra pemasok bahan baku.

Pernyataan posisi (claims) sudah ditemukan, langkah selanjutnya adalah menentukan data atau fakta (grounds), yaitu dengan mengajukan pertanyaan seperti “apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi?” dan jawabannya adalah “Ketika diberlakukan larangan ekspor bahan baku rotan, lebih rendahnya harga dan peningkatan pasokan bahan baku bagi perusahaan pengolahan barang jadi rotan– baik sedang maupun besar– meningkatkan probabilitas atau kemampuan bertahan perusahaan di dalam industri”.

Data atau fakta (grounds) dan pernyataan posisi (claims) ditemukan, maka tahap selanjutnya adalah menghubungkannya menggunakan sebuah jaminan (warrant). Jaminan (warrant) ditentukan melalui sebuah pertanyaan, yaitu “ apa jaminan yang menguatkan claim dan menghubungkan claim dengan grounds?” dan jawabannya adalah “Sebaliknya, jika ekspor bahan baku rotan dibuka, kemampuan bertahan perusahaan barang jadi rotan akan menurun sebab perusahaan barang jadi rotan memang memiliki kelemahan dalam mengatasi permasalahan ketersediaan bahan baku”.

Sebuah jaminan (warrant) akan menjadi kuat ketika disertai dukungan (backing). Dan untuk menentukan sebuah dukungan (backing) diajukan sebuah pertanyaan “apa yang melatarbelakangi warrant ?”, dan jawabannya adalah “Pramudiarto (2006) menyebutkan dalam studinya bahwa rata-rata perusahaan di dalam industri barang jadi rotan tidak memiliki mitra pemasok bahan baku”.

Bagan di atas adalah pola argumen G-W-B-C. Sesuai dengan pendapat Toulmin,dkk. (1979) ada lima pola argumen yang digunakan. Pola argumen yang digunakan seperti pada bagan di atas terdiri dari data atau fakta (grounds),

pernyataan posisi (claims), kemudian sebagai jembatan yang menghubungkan data atau fakta (grounds) dengan pernyataan posisi (claims) adalah jaminan (warrant), dan dukungan (backing) sebagai pendukung dari jaminan (warrant).

Setelah menemukan dan menentukan elemen argumen, dapat digambarkan pola argumen seperti pada 3 bagan di atas. Pola argumen pada bagan 12 merupakan pola argumen yang menyajikan grounds (data atau fakta) terlebih dahulu. Pada bagan 13 dan 14 merupakan pola argumen yang menyajikan claims (pernyataan posisi) terlebih dahulu. Meskipun dari tiga sampel argumen yang disajikan di atas urutan claims dan grounds tidak tetap, hal itu tidak menjadi masalah, karena paling utama pada argumen yaitu fungsi elemen bukan urutannya.

4.2.3.2BKadarBKetajamanBPolaBEmpatBElemenB

Kadar ketajaman argumen dapat dilihat dari kelengkapan elemen-elemen argumennya. Kesempurnaan sebuah argumen diukur dari kelengkapan elemen-elemen argumen, semakin lengkap elemen-elemennya maka argumen tersebut semakin sempurna dan begitu pula sebaliknya. Pada dasarnya kekuatan argumen terletak pada kemampuan penutur dalam mengemukakan tiga prinsip pokok, yaitu apa yang disebut pernyataan (claims), alasan (grounds), dan pembenaran (warrant). Ketiga elemen tersebut biasa disebut sebagai elemen pokok/dasar argumen (Rani, 2006: 40).

Data-data di atas hanya terdiri atas elemen Claims (pernyataan posisi), grounds (data atau fakta), warrant (jaminan), dan backing (pendukung). Kadar ketajaman argumen data-data di atas termasuk kategori kuat. Berdasarkan rubrik

penilaian kadar ketajaman argumen kelengkapan elemen-elemen argumen yang terdapat pada tabel 1, dapat dilihat kategori kuat ini terdiri atas empat elemen. 4.3BPolaBArgumenByangBDominanBB

Pola argumen yang terdapat dalam bagian pembahasan artikel JEPI 2013 telah ditemukan sejumlah 63 pola argumen yang terdiri dari 3 macam pola dasar argumen. Pola argumen tersebut dikelompokan menjadi pola G-C, G-W-C, dan G-W-B-C. Pada pola G-C terdapat 46 pola argumen dalam JEPI 2013, kemudian pola G-W-C terdapat 9 pola argumen, dan pola G-W-C-B hanya terdapat sebanyak 8 pola argumen.

Berdasarkan rincian jumlah pola-pola argumen yang ditemukan dalam artikel bagian pembahasan JEPI 2013, dapat disimpulkan bahwa pola G-C adalah pola yang paling banyak dipilih oleh penulis artikel sebagai rancangan dalam menulis sebuah argumen bagian pembahasan. Sedangkan, pola G-W-C digunakan apabila data dan pernyataan posisi membutuhkan jaminan yang kuat agar pernyataan posisinya kuat. Terakhir adalah pola G-W-C-B merupakan susunan elemen argumen yang kuat dibandingkan dengan pola G-C dan G-W-C, namun pola ini hanya digunakan sebanyak 8 kali oleh penulis.

Dominasi pola G-C yang terdapat pada JEPI tahun 2013 ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para peneliti, apabila akan menulis sebuah artikel ilmiah disarankan untuk menerapkan pola argumen yang sempurna setelah membaca penelitian ini yang berjudul “Pola dan Kadar Ketajaman Argumen Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Ekonomi Tahun 2013“.

63 BABBVB PENUVUPB

Di dalam bab ini, dikaji dua hal, yaitu (1) simpulan dan (2) saran. Simpulan berisi rangkuman atas keseluruhan penelitian ini, sedangkan saran meliputi hal-hal yang kiranya perlu diperhatikan oleh (1) perguruan tinggi, (2) dosen atau kaum akademisi, dan (3) peneliti lain.

5.1BSimpulanB

Berdasarkan hasil analisis terhadap pola dan kadar ketajaman argumen paragraf argumentasi pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi JEPI 2013, ditemukan pola argumen berikut: 1) G-C, 2) C-G, 3) G-C-W, 4) G-W-C, 4) G-W-B-C, dan 5) C-G-B-W. Berdasarkan pola argumen paragraf argumentasi yang diidentifikasi, dapat ditentukan kadar ketajaman argumen paragraf argumentasi. Kadar ketajaman argumen paragraf argumentasi dilihat berdasarkan kelengkapan elemen-elemen argumen.

Kadar ketajaman argumen paragraf argumentasi pada artikel bagian pembahasan dalam jurnal terakreditasi bidang ekonomi yang diukur berdasarkan kelengkapan elemen-elemen argumen meliputi kategori: 1) lemah, 2) cukup, dan 3) kuat. Kadar ketajaman argumen paragraf argumentasi pada artikel bagian pembahasan dalam jurnal terakreditasi bidang ekonomi dominan pada kategori lemah.

Pola argumen yang mendominasi pada artikel bagian pembahasan dalam jurnal terakreditasi bidang ekonomi adalah pola G-C. Pola G-C memiliki jumlah

46 pola dari 63 total pola argumen yang ditemukan. Dua pola lainnya hanya memiliki 8 dan 9 pola yang ditemukan.

5.2BSaranB

Berdasarkan hasil temuan peneliti, ada beberapa saran yang diharapkan berguna bagi pihak-pihak terkait. Saran ditujukan untuk 1) perguruan tinggi, 2) dosen atau kaum akademisi, dan 3) peneliti lain. Berikut merupakan saran yang diharapkan berguna bagi tiga pihak yang telah disebutkan di atas.

1) Bagi Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi dalam setahun biasanya mengeluarkan jurnal dalam beberapa edisi, kualitas jurnal yang diterbitkan terlebih jurnal yang berstatus terakreditasi harus diperhatikan kualitasnya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal.

2) Bagi Para Dosen atau Kaum Akademisi

Dosen atau akademisi sebaiknya harus memahami pentingnya pola dan kadar ketajaman argumen ketika membuat sebuah tulisan. Agar tulisan tersebut memiliki kualitas yang bagus. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk memperkaya pola-pola argumen yang dapat digunakan oleh para dosen atau kaum akademisi dalam memberikan argumen pada sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal khususnya jurnal pada ekonomi. 3) Bagi Peneliti Lain

Pembahasan dalam penelitian ini hanya sebatas pada pola, kadar ketajaman dan pola argumen yang dominan pada bagian pembahasan artikel jurnal

terakreditasi JEPI 2013. Oleh karena itu, penelitian-penelitian yang berupa pola dan kadar ketajaman argumen diharapkan dapat menyetujui bidang ilmu yang lain.

Dokumen terkait