• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

B. Budaya Kerja

1. Pengertian Budaya

Budaya merupakan yang dilakukan orang dan arti tindakan seseorang bagi dirinya, budaya adalah gagasan kepentingan, nilai-nilai dan sikap yang disumbangkan oleh kelompok. Budaya menjadi latar belakang, keterampilan, tradisi, komunikasi dan proses keputusan mitos, ketakutan, harapan, aspirasi dan harapan yang menjadi pengalaman (Wibowo, 2005 : 342).

Pheagan dalam Wibowo (2005 : 342), menyatakan bahwa yang seseorang melakukan sesuatu tergantung pada 2 hal kepribadian dan situasi. Apabila bergerak dari situasi yang 1 ke situasi lainnya, maka akan mengubah karakteristik seseorang seperti yang diperlukan disatu sisi lain hanya bias melakukan sedikit hal atas karakteristik seseorang. Tetapi lebih banyak dapat dipengaruhi interaksi antara situasi dan kepribadian dalam membentuk karakteristik seseorang.

2. Pengertian Kerja

Kerja dapat diartikan sebagai proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada suatu unit sumber daya pengubahan atau penambahan nilai pada suatu unit dengan memenuhi kebutuhan yang ada (Ndraha, 2005:28).

Kerja dapat dihubungkan dengan kesenangan atau kepentingan diri sendiri dan dapat pula dianggap sebagai komoditas pasar. Dalam penelitian ini, kerja dihubungkan dengan pekerjaan (employment), menjadi “employment work”, yaitu kebutuhan (demand) consumer tenaga kerja dan tawaran (supply) dari pihak penjual tenaga kerja dalam arti komoditas ada yang berbentuk energi fisik, energi mental, atau kombinasi antara energi manusiawi dengan kekuatan mesin. Dalam hubungan itu, kerja merupakan sebuah konsep (concept), bersifat abstrak, dan sulit diukur. Dan dikarenakan abstraknya pengertian kerja dan adanya berbagi bentuk energi tersebut, kerja (work) dioperasionalkan menjadi pekerjaan (jobs). Job) kemudian dirinci

menjadi tugas (task job descriptions) (Ndraha, 2005:41) 3. Pengertian Budaya Kerja

Menurut Djokosantoso (2003 : 17) menyatakan bahwa budaya korporat atau budaya manajemen atau juga dikenal dengan istilah budaya kerja merupakan nilai-nilai dominan yang disebar luaskan di dalam organisasi dan diacu sebagai filosofi kerja karyawan.

Sigit (2004 : 256) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sifat, perilaku, dan karakteristik yang telah melembaga, dan membedakan suatu organisasi lain sebagaimana tercermin dalam hal sifat, perilaku, dan karakteristiknya pada para anggotanya. Sedangkan menurut Mangkunegara (2005 : 113) budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau system keyakinan, nilai-nilai dan norma yang

dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

4. Terbentuknya Budaya Kerja

Robbins (2008 : 78), menyatakan bahwa budaya kerja dibangun dan dipertahankan filsafat pendiri atau pimpinannya. Budaya ini sangat dipengaruhi oleh kriteria yang digunakan dalam memperkerjakan pekerjaannya. Tindakan pimpinan akan sangat berpengaruh terhadap karakteristik yang dapat diterima, baik dan yang tidak baik. Bentuk sosialisasi akan tergantung kesuksesan yang dicapai dalam menetapkan nilai-nilai dalam proses seleksi. Namun secara perlahan nilai-nilai tersebut dengan sendirinya akan terseleksi untuk mrlakukan penyesuaian terhadap perubahan yang pada akhirnya akan muncul budaya kerja yang dinginkan.

Sumber : Robbins (2005:78)

Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Budaya Kerja 5. Manfaat Budaya Kerja

Menurut dan Athos dalam Tika (2006 : 14) fungsi utama manfaat organisasi adalah sebagai berikut :

a. Sebagai mekanisme control dalam memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. Dengan dilebarkannya mekanisme control, didatarkannya struktur, duperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya

Filsafat dari pimpinan Kriteria seleksi Pimpinan Puncak Sosialisasi Budaya Kerja

karyawan oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastukan bahwa semua orang diarahkan kearah yang sama.

b. Membentuk perilaku bagi para karyawan

Fungsi seperti ini dimaksudkan agar para karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi.

c. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah organisasi pokok organisasi. Masalah utamanya yang sering dihadapi organisasi dalah masalah adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal.

d. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan.

Fungsi organisasi atau perusahaan adalah sebagai acuan untuk menyusun perencanaan pemasaran, segmentasi pasar, menentukan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut.

e. Sebagai alat komunikasi

Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya serta antara anggota organisasi.

d. Sebagai penghambat berinovasi.

Budaya organisasi dapat juga sebgai penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal dan integrasi internal.

C. Komitmen

1. Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi paling sering didefenisikan yaitu (1) keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; (2) keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; (3) keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan (Luthans, 2006 : 249).

Griffin (2004 : 15), menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seorang individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Karyawan-karyawan yang merasa lebih berkomitmen pada organisasi memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bisa diandalkan, berencana untuk tinggal lebih lama di dalam organisasi, dan mencurahkan lebih banyak upaya dalam bekerja.

Malthis dan Jackson (2001 : 99), menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi tersebut.

Mowday, Porter & Steers dalam Munandar (2004 : 75), menyebutkan bahwa komitmen organisasi adalah sifat hubungan seorang individu dengan organisasi dengan memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi.

b. Mempunyai keinginan berbuat untuk organisasinya.

Blau & Global dalam Muchlas (2005 : 161), mendefenisikan komitmen organisasi sebagai orientasi seseorang terhadap organisasi dalam arti kesetiaan, identifikasi, dan keterlibatan. Dalam hal ini, karyawan mengidentifikasikan secara khusus organisasi/perusahaan beserta tujuannya dan berharap dapat bertahan sebagai anggota dalam organisasi/perusahaan tersebut.

Komitmen organisasi mencerminkan bagaimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi dan terikat dengan tujuan-tujuannya (Kreitner & Kinicki, 2003 : 274).

2. Ciri-ciri Komitmen

Nowdy (Munandar, 2004:75), menyatakan bahwa komitmen adalah sifat hubungan seorang individu dengan organisasi dengan memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi

b. Mempunyai keinginan berbuat untuk organisasinya.

c. Mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap bersama dengan organisasinya.

3. Hubungan Budaya Kerja dengan Komitmen.

Santono (2004:82-83) hasil dari budaya adalah menekan adanya etika yang perlu dimiliki oleh setiap pegawai, artinya setiap karyawan harus mempunyai pandangan bahwa bekerja adalah suatu hal yang penting dalam tujuan hidup karyawan. Karyawan cendrung menyukai kerja dan memperoleh kepuasan dari pekerjaannya. Karyawan komitmen yang lebih kuat terhadap satuan kerja dan tujuannya.

Komitmen juga akan tetap dipegang dalam bentuk kesetiaan. Satuan kerja atau organisasi dengan budaya yang komitmen (West, 2005:130).

4. Bentuk-Bentuk Komitmen Organisasi

Menurut Greenberg & Baron (2000 : 182), bentuk-bentuk komitmen organisasi adalah :

a. kuatnya keinginan seseorang dalam bekerja bagi organisasi atau perusahaan disebabkan karena dia setuju dengan tujuan-tujuan organisasi tersebut dan ingin melakukannya.

b. kuatnya keinginan seseorang dalam melanjutkan pekerjaannya bagi organisasi disebabkan karena dia membutuhkan pekerjaan tersebut dan tidak dapat melakukan pekerjaan yang lain.

c. tingkatan seseorang secara psychological terikat untuk menjadi karyawan dari sebuah organisasi yang didasarkan kepada perasaan seperti kesetiaan, affeksi, kehangatan, kepemilikan, kebanggan, kesenangan, dan lain-lain.

5. Konsekuensi dari Komitmen Organisasi

Menurut Greenberg dan Baron (2000 : 184), konsekuensi dari komitmen yaitu : a. Commited employees are less likely to withdraw

Karyawan yang memiliki komitmen mempunyai kemungkinan lebih kecil untuk mengundurkan diri. Semakin besar komitmen karyawan pada organisasi, maka semakin kecil kemungkinan untuk mengundurkan diri. Komitmen mendorong orang untuk tetap mencintai pekerjaannya dan akan bangga ketika dia sedang berada di sana.

b. Commited employees are less willing to sacrifice for the organization

Karyawan yang memiliki komitmen bersedia untuk berkorban demi organisasinya. Karyawan yang memiliki komitmen menunjukkan kesadaran tinggi untuk membagikan dan berkorban yang diperlukan untuk kelangsungan hidup perusahaan.

BAB III

Dokumen terkait