• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Kebijakan Kenaikan Pajak Hasil Industri Pengolahan Kelapa Sawit

5.1. Keragaan Umum Perkebunan Kelapa Sawit 1 Profil Petani Kelapa Sawit Rakyat

5.1.3. Budidaya Kelapa Sawit

Salah satu unsur penting bagi keberhasilan pengelolaan usahatani kelapa sawit adalah ketersediaan sarana produksi tanaman yang mencakup benih/bibit, pupuk, pestisida, serta alat dan mesin pertanian yang diperlukan. Ketersediaan sarana produksi ini terkait dengan kaidah enam tepat, yang terdiri dari tepat jumlah, jenis, mutu, tempat, harga dan dosis. Oleh karenanya penggunaan sarana produksi akan terkait dengan sekor hulu dan sektor hilir, sehingga kedua sektor ini sangat menentukan kelancaran pengadaan dan penyaluran sarana produksi tersebut.

Bibit kelapa sawit yang digunakan oleh petani pada umumnya berasal dari bibit unggul yang diperoleh dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Medan. Untuk petani plasma seluruhnya menggunakan bibit unggul kelapa sawit yang berasal dari PPKS. Sementara itu, petani swadaya disamping banyak yang menggunakan bibit unggul dari PPKS, namun banyak pula yang menggunakan bibit hasil pembibitan sendiri yang tidak jelas kualitasnya, yang disebut juga dengan mariles (marihat lelesan). Hal ini sangat berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit yang dihasilkan oleh petani. Tidaklah mengherankan apabila

kelapa sawit petani plasma, karena petani plasma menggunakan bibit unggul sedangkan petani swadaya banyak yang menggunakan bibit mariles.

Pada umumnya petani kelapa sawit menggunakan pupuk anorganik dalam memelihara tanaman kelapa sawit. Usahatani kelapa sawit bagi petani plasma merupakan mata pencaharian utama, sedangkan hanya 43 persen petani swadaya yang menyatakan bahwa kelapa sawit merupakan mata pencaharian mereka, 57 persen sisanya menyatakan bahwa usahatani kelapa sawit merupakan pekerjaan sambilan.

(1) Sistem Pembibitan

Pembibitan yang dilakukan di kebun kelapa sawit di Indonesia pada umumnya menggunakan sistem dua tahap (double stage) yaitu pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Penggunaan sistem dua tahap lebih menguntungkan karena (1) kemudahan dalam pengawasan dan pemeliharaan, (2) tersedianya waktu yang cukup untuk mempersiapkan pembibitan utama, (3) mutu bibit lebih terjamin karena terdapat proses seleksi dan (4) seleksi yang ketat dapat mengurangi penggunaan tanah dan polibag (PPKS, 2004).

(2) Pembukaan Areal Perkebunan

Pembukaan lahan baru atau tanaman baru (TB) untuk budidaya kelapa sawit tidak memerlukan pengolahan lahan yang intensif. Sistem perakaran kelapa sawit mampu menembus lapisan tanah tanpa diolah dengan luku. Pembukaan areal perkebunan, dilakukan penebangan pohon-pohon dengan menggunakan chain saw (Risza, 1994). Setelah melakukan penebangan, dilakukan perencekan,

lalang. Pemberantasan lalang dilakukan mengunakan round up sebanyak 2 liter per hektar. Apabila lahan telah siap, dilakukan penanaman bibit dengan sebelumnya melakukan pemancangan dan pembuatan lubang, dengan populasi untuk satu hektar adalah 143 tanaman.

(3) Pembangunan Penutup Tanah Kacangan

Tujuan pembangunan penutup tanah kacangan (Leguminaceae Cover Crop (LCC)) adalah untuk mengurangi erosi permukaan tanah, menambah bahan organik dan cadangan unsur hara, memperbaiki airasi, menjaga kelembaban tanah, menekan perkembangan gulma, menghemat biaya penyiangan dan biaya pemupukan, dan menekan gangguan kumbang orcyctes (Risza, 1994).

Jenis dan spesies kacangan yang digunakan di perkebunan kelapa sawit Kabupaten Siak adalah Collopogonium mucunoides (CM), Pueraria javanica (PY) dan Centrocema pubescent (CP). Ketiga spesies di atas cepat tumbuh, CM dan CP tidak tahan lama sedangkan PY tahan lama. Dalam satu hektar areal kebun kelapa sawit, digunakan CM sebanyak 3 kg per hektar, PY sebanyak 2 kg per hektar dan CP sebanyak 3 kg per hektar.

(4) Penyiangan, Merumput dan Pemupukan

Pada awal pembukaan lahan, dilakukan penyiangan dan merumput. Penyiangan dilakukan selama tiga bulan dan melakukan sport spraying/wiping sebanyak tiga rotasi dengan menggunakan round up sebanyak 0,9 liter per hektar, rodzip 0,6 kg per hektar dan Coulter sebanyak 1 liter per hektar. Pemupukan yang dilakukan pada awal pembukaan lahan adalah memupuk lubang tanam dengan pupuk Rock Phosphati (RP), memupuk tanaman kacangan dan memupuk tanaman

adalah 71,5 kg per hektar, sedangkan pupuk RP yang digunakan untuk campuran tanaman kacangan adalah 8 kg per hektar. Pupuk yang digunakan untuk memupuk tanaman kelapa sawit adalah pupuk ZA sebesar 0,25 kg per hektar, pupuk Muriate of Potash (MPO) sebesar 0,15 kg per hektar dan pupuk Dolomit sebesar 0,31 kg per hektar.

Pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang teratur dilakukan agar tanaman mencapai tingkat pertumbuhan yang sehat dan produktivitas yang tinggi. Penyiangan selalu dilakukan untuk mengurangi gulma-gulma yang menggangu dengan menggunakan round up, rodzip dan coulter. Di lain pihak pemupukan dilakukan untuk meningkatkan unsur hara di dalam tanah. Pupuk yang digunakan pada tanaman belum menghasilkan) TBM adalah pupuk ZA, pupuk RP, pupuk MOP, Kieserite dan Borate.

(5) Pemangkasan Daun

Pemangkasan daun bertujuan untuk memperoleh tanaman yang bersih, jumlah daun yang optimal dan memudahkan panen. Terdapat tiga jenis pemangkasan sebagai berikut.

• Pemangkasan pasir

Membuat daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.

• Pemangkasan produksi

Memotong daun-daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) sebagai persiapan panen pada waktu tanaman berumur 20-28 bulan.

tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.

(6) Kastrasi Bunga

Kastrasi adalah pembuangan bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina sebelum areal tersebut dipolinasi. Kastrasi bertujuan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghilangkan sumber infeksi hama penyakit. Kastrasi pada tanaman kelapa sawit dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga yang pertama sampai tanaman berumur 33 bulan, yaitu enam bulan sebelum panen, pada saat dimulai penyerbukan buatan. Pada saat kastrasi dihentikan bunga yang paling tua telah berada kurang lebih 30 cm di atas tanah (Risza, 1994)

(7) Penyerbukan Buatan

Bunga jantan dan betina pada tanaman kelapa sawit letaknya terpisah dan masaknya tidak bersamaan sehingga penyerbukan alami kurang intensif. Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dilakukan penyerbukan buatan oleh manusia atau oleh serangga.

a. Penyerbukan oleh manusia

Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan adalah sebagai berikut.

• Bak seludang bunga.

• Campurkan serbuk sari dengan talk murni (1:2). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium.

duster/puffer.

b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit (SPKS)

Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas pada saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara di atas adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15 persen dan produksi inti meningkat sampai 30 persen. Namun demikian, cara tersebut juga memiliki kekurangan, yakni buah sulit rontok dan tandan buah harus dibelah dua dalam pemrosesan.

(8) Pengendalian Hama dan Penyakit a. Hama

• Nematoda

Penyebabnya adalah Rhadinaphelenchus cocophilus. Bagian yang diserang adalah akar. Gejala yang ditimbulkan adalah pusat mahkota mengerdil, daun baru tergulung dan tegak, daun berubah warna menjadi kuning dan mengering; tandan buah menjadi busuk. Pengendalian dilakukan dengan meracuni pohon dengan natrium arsenit dan setelah mati dibongkar dan dibakar.

• Tungau

Penyebabnya adalah tungau merah (Oligonychus). Bagian yang diserang adalah daun. Gejalanya daun menjadi mengkilap dan berwarna bornz. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan akarisida tetradifon 0,1-0,2 persen.

Penyebabnya adalah Setora nitens, dengan bagian yang diserang adalah daun. Gejalanya adalah daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian dilakukan menggunakan insektisida Hostation 25 ULV, Sevin 85 ES, Dursban 20 EC pada konsentrasi 0,2-0,3 persen.

• Kumbang oryctes

Penyebabnya adalah Oryctes rhynoceros. Bagian yang diserang adalah titik tumbuh, bakal daun. Gejalanya daun seperti terpotong gunting; pada serangan berat tanaman akan mati. Pengendalian dilakukan dengan peningkatan sanitasi dan pemberantasan biologi dengan parasit jamur. • Oil palm bunch moth

Penyebabnya adalah Tiorathaba mundella. Bagian yang diserang yaitu bagian buah muda dan kadang-kadang tandan buah. Gejala yang terjadi diantaranya adalah buah muda berlubang dan tandan buah rusak. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan insektisida Dipterex/Thiodan (0,55 kg/370 liter air). Selain itu dilakukan pemberantasan biologi dengan parasit tabuhan dan lalat parasit.

• Babi hutan dan tikus

b. Penyakit

Root blast

Penyebabnya adalah Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian yang diserang adalah akar. Gejalanya adalah bibit di persemaian mati mendadak serta tanaman dewasa layu dan mati. Selain itu, terlihat adanya pembusukan akar. Pengendalian yaitu dengan pembuatan persemaian yang

lebih dari 11 bulan. • Garis kuning

Penyebabnya adalah Fusarium oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala antara lain dengan adanya bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun yang mengakibatkan daun mengering. Pengendalian dilakukan dengan inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.

Dry basal rot

Penyebab adalah Ceratocyctis paradoxa. Bagian yang diserang adalah batang. Gejalanya pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.

(9) Panen

Kelapa sawit berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan buahnya masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Suatu areal sudah dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60 persen buah telah matang panen, dan dari lima pohon terdapat satu tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada lima buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

5.2. Keuntungan Privat dan Keuntungan Sosial Perkebunan Kelapa Sawit

Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan menggunakan analisis PAM dimungkinkan untuk melihat