• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

H. FIELD SERVER

I. BUDIDAYA TOMAT

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan tanaman sayur- mayur yang terkenal di dunia dan mengandung nilai gizi dan vitamin-vitamin yaitu vitamin A dan C yang dapat membantu penyakit kekurangan vitamin di negara yang sedang berkembang. Tomat dapat memberikan pendapatan yang tinggi bagi petani untuk setiap hektarnya, terutama jika hasil panennya terjual secara efisien (Villareal, 1980).

Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) berasal dari dataran Amerika Latin yaitu daerah sekitar Peru dan Equador kemudian menyebar ke seluruh bagian daerah tropis Amerika. Penyebaran tanaman tomat ke benua Asia dimulai dari Philipina melewati jalur Amerika Selatan. Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut (Trisnawati dan Setiawan, 2002):

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas (Class) : Dicotyledoneae Bangsa (Ordo) : Tubiflorae Suku (Famili) : Solanaceae

Marga (Genus) : Lycopersicon atau Lycopersicum Jenis (Spesies) : Lycopersicum esculentum Mill.

Gambar 4. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)

Tanaman tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umur tanaman ini hanya untuk satu kali periode panen. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang tanaman bisa mencapai 2 m. Batang tomat

cukup kuat walaupun tidak sekeras tanaman setahun. Warna batang hijau dan berbentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan batangnya ditumbuhi banyak rambut halus (Trisnawati dan Setiawan, 2002).

Tanaman tomat memiliki daya penyesuaian yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya. Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0- 1250 m dpl (diatas permukaan laut), dan tumbuh optimal di dataran tinggi (>750 m dpl), sesuai dengan jenis atau varietas yang diusahakan dengan suhu siang hari sekitar 24 °C dan malam hari antara 15 °C – 20 °C. Pada temperatur tinggi (diatas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak merata. Temperatur ideal dan berpengaruh baik terhadap warna buah antara 24 °C – 28 °C. Kelembaban relatif ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 80%. Curah hujan antara 750-125 mm/tahun, dengan irigasi yang baik. Hal yang penting pada pembudidayaan tomat ini adalah media tanam yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik. Sirkulasi udara dan tata air dalam tanah yang baik serta memiliki pH antara 5 sampai 6.

. .

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di single span greenhouse laboratorium Teknik Tanah dan Air, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Mei – Agustus 2009.

B. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan

Bahan yang digunakan adalah sarana tanam hidroponik substrat, antara lain bibit tomat (Lycopersicon esculentum Mill.), arang sekam sebagai media tanam, polybag hitam ukuran 20 x 20 cm, benang kasur sebagai tali ajir yang menyangga tanaman, kawat untuk mengaitkan benang kasur, stok larutan nutrisi A&B mix.

2. Alat

Peralatan yang digunakan adalah Field Server, Davis Weather Station, sistem jaringan listrik, sistem jaringan komputer, seperangkat komputer, modem internet Linksys, jaringan internet Telkom Speedy, kabel LAN (Local Area Network) sepanjang 20 m, seperangkat rangkaian kontrol pompa irigasi, sensor kelembaban media tanam dengan merk ThetaProbe ML2x, kerangka besi pengaman Field Server, kotak panel listrik, kain merah berukuran 200 x 120 cm, mistar berskala 100 cm, seperangkat sarana tanam hidroponik substrat dengan sistem irigasi tetes yang terdiri dari tangki larutan nutrisi berkapasitas 30 L, pompa air listrik berdaya 125 watt, pipa utama, katup, pipa sekunder, selang penetes, emitter, cakram penyaring, EC-meter, meja tanaman berukuran 170 x 60 cm dan greenhouse berukuran 2 x 2 m.

C. TAHAPAN PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti diagram alir prosedur kerja yang terlihat pada Gambar 5. Desain sistem monitoring dan penempatan FS (Field Server) dipersiapkan, bersamaan dengan mempersiapkan sistem hidroponik dan persiapan tanam. Persiapan tanam meliputi persemaian benih tomat pada tray-tray persemaian, perancangan sistem irigasi tetes dan sistem penyaluran nutrisi serta persiapan greenhouse. Instalasi irigasi tetes yang diterapkan terdiri dari tangki nutrisi sebagai tempat pencampuran larutan nutrisi pekat (stok A&B) dengan air. Pompa listrik untuk mendorong larutan nutrisi dari tangki ke media tanam berdaya 125 watt, dilengkapi dengan cakram penyaring, saluran distribusi, serta tujuh buah polybag berisi media tanam sebagai tempat penanaman. Persiapan sistem monitoring meliputi persiapan field server, desain penempatan field server, persiapan jaringan, setting IP address serta penghubungan dengan jaringan internet.

Selanjutnya pindah tanam dan instalasi sistem monitoring dilakukan setelah persiapan field server selesai dan tanaman siap pindah tanam. Kemudian dilanjutkan dengan pengkaliberasian sensor dengan bantuan weather station. Pengkaliberasian sensor dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Office Excell untuk memperoleh persamaan hubungan antara parameter yang diukur (suhu, RH, radiasi surya) dengan tegangan keluaran dari sensor pada field server.

Setelah pengkaliberasian sensor selesai dilanjutkan dengan pengujian secara teknis dan pengambilan data dengan bantuan software Perl dan System Scheduler Professional v3.82 atau Windows Scheduled Task. Pengambilan data dilakukan setiap hari setiap 10 menit sekali. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data untuk memperoleh grafik perubahan parameter mikro setiap jam, grafik perubahan parameter mikro rata-rata harian dan grafik pertumbuhan tanaman.

Gambar 5. Diagram Alir Prosedur Kerja

Persiapan Budidaya Tanaman Tomat

Siap?

Pindah Tanam dan Instalasi Sistem Monitoring

Kalibrasi Sensor

Pengujian Teknis dan Pengambilan Data

Cukup? Pengolahan Data Cukup? Selesai Ya Tidak Ya Ya Tidak Tidak

Persiapan Sistem Monitoring

dengan Field Server

Siap? Tidak Ya Ya Siap? Tidak Mulai

1. PERSIAPAN BUDIDAYA TANAMAN TOMAT

Persiapan budidaya tanaman tomat meliputi persiapan greenhouse, persiapan media tanam, persemaian benih dan instalasi sistem irigasi tetes. Greenhouse digunakan dalam pembudidayaan tanaman untuk melindungi tanaman dari sinar matahari secara langsung, terpaan angin kencang, air hujan yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman serta melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit yang berasal dari luar greenhouse.

a. Persiapan Greenhouse

Greenhouse yang digunakan yaitu single span greenhouse dengan luas 4 m2 dengan ukuran 2 x 2 m. Konstruksi greenhouse menggunakan besi sebagai tiang utama, atap terbuat dari polyetilen dengan ketebalan 0.2 mm, serta dinding ditutupi kasa (screen). Sebagai tempat menyimpan tanaman digunakan meja tanaman berukuran 170 x 60 cm dengan tinggi 60 cm. Meja tanam terbuat dari besi sebagai rangka dan triplek sebagai alas tempat tanaman. Triplek ditutupi dengan plastik hitam untuk melindungi dari kerusakan yang disebabkan oleh air dan jamur.

Gambar 6. Greenhouse Tempat Budidaya Tanaman

Sebagai penyangga tanaman digunakan tali ajir agar tanaman dapat tumbuh tegak. Tali ajir diikatkan pada kawat yang dipasang melintang di bagian atas greenhouse.

b. Persiapan Media Tanam dan Persemaian

Persiapan tanaman dimulai dengan persemaian benih pada tray-tray persemaian. Sebelum disemai, benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat selama 30 menit untuk memisahkan benih yang baik dan benih yang kurang baik, benih yang kurang baik akan mengambang di permukaan air. Perendaman juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan kecambah. Tray tempat persemaian disiapkan dan diisi dengan arang sekam sebagai media semai. Arang sekam terlebih dahulu dijenuhkan dengan cara dibasahi atau direndam dengan air. Setelah tray persemaian siap maka benih ditabur pada tray yang telah diisi arang sekam kemudian tray ditutup dengan kertas koran dan didiamkan di tempat sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung antara satu sampai dua hari hingga benih berkecambah. Setelah benih berkecambah kertas koran dibuka dan tray disiram dengan air dua kali sehari hingga berumur dua sampai tiga minggu atau tanaman telah siap pindah tanam.

Setelah tanaman siap untuk pindah tanam, media tanam disiapkan. Media tanam berupa arang sekam dalam polybag ukuran 20 x 20 cm. Kemudian tanaman yang baik dipilih dan dipindah tanam ke dalam polybag tersebut.

c. Instalasi Sistem Irigasi Tetes

Instalasi sistem irigasi tetes dan penyaluran nutrisi dimulai dengan persiapan komponen-komponen, pemasangan jaringan irigasi, instalasi sistem kontrol pemberian air dan nutrisi serta pengujian sistem irigasi. Komponen-komponen irigasi terdiri dari bak penampungan nutrisi berkapasitas 30 L, pipa utama, filter, pompa air listrik berdaya 125 W, katup, pipa sekunder dan emitter. Setelah seluruh komponen dipersiapkan, jaringan irigasi siap untuk dipasang dalam greenhouse.

Gambar 7. Instalasi Sistem Irigasi Tetes

Sebagai pengatur pemberian air dan nutrisi digunakan sistem kontrol on-off yang mengatur nyala-mati pompa. Sistem kontrol terdiri dari tiga bagian, yaitu sensor, rangkaian kontrol dan aktuator. Sensor yang digunakan adalah sensor kelembaban media tanam dengan merk ThetaProbe ML2x. Keluaran dari sensor berupa tegangan analog yang bervariasi sesuai dengan jumlah air yang terkandung dalam media tanam. Keluaran ini selanjutnya dihubungkan pada rangkaian kontrol. Rangkaian kontrol terdiri dari rangkaian catu daya, rangkaian penguat dan rangkaian komparator.

Gambar 8. Sensor dan Rangkaian Kontrol

Sensor Kelembaban Media Tanam

Kotak Rangkaian Kontrol

Rangkaian catu daya berfungsi sebagai sumber daya listrik bagi keseluruhan sistem kontrol. Rangkaian ini memberikan tegangan keluaran 5 dan 12 volt DC yang berasal dari tegangan AC 220 volt. Adapun skema rangkaian catu daya sebagai berikut.

Gambar 9. Skema Rangkaian Catu Daya

Rangkaian penguat berfungsi menguatkan signal tegangan yang berasal dari sensor. Tegangan keluaran sensor sebesar 0 – 1 volt akan dikuatkan menjadi 0 – 5 volt yang selanjutnya masuk ke rangkaian komparator. Rangkaian komparator merupakan rangkaian utama dalam sistem kontrol ini. Komparator berfungsi sebagai pembatas tegangan yang akan mempengaruhi dan mengendalikan tegangan keluaran dari rangkaian kontrol. Rangkaian aktuator adalah rangkaian relay yang akan mengatur nyala mati pompa melalui on-off relay. Rangkaian relay ini sebagai saklar bagi pompa yang nyala-matinya diatur oleh rangkaian kontrol. Adapun rangkaian kontrol yang terdiri dari rangkaian penguat, komparator dan rangkaian relay dapat terlihat pada skema berikut.

Gambar 10. Skema Rangkaian Kontrol (Penguat, Komparator dan Relay)

Pengujian sistem irigasi dilakukan dengan mengisi bak nutrisi dengan air kemudian menyalakan pompa. Debit keluaran dari emiter diatur dengan mengatur bukaan katup pada pipa utama. Pengujian sistem kontrol dilakukan dengan menancapkan sensor pada media tanam dengan kapasitas lapang kemudian memutar potensiometer hingga pompa mati. Kedudukan potensiometer tersebut menjadi set point bagi nyala-matinya pompa. Jika pada saat jumlah air pada media tanam berkurang pompa menyala dan pada kapasitas lapang pompa mati maka sistem kontrol dapat dinyatakan bekerja dengan baik.

2. PERSIAPAN SISTEM MONITORING

Pesiapan sistem monitoring terdiri dari persiapan Field Server (FS) dan uji koneksi FS dengan jaringan internet. Persiapan FS dilakukan dengan pengecekan kondisi FS dan kelengkapannya serta pengujian koneksi FS. Sedangkan untuk melakukan pemantauan dengan FS, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian dengan menghubungkan FS pada jaringan internet.

a. Persiapan Field server

Kelengkapan dari sistem monitoring di lapangan yaitu FS itu sendiri, adaptor sebagai sumber catu daya bagi FS, serta jaringan komputer kabel (LAN) ataupun nirkabel (wireless). Pengujian FS dilakukan dengan mengecek kondisi FS dan sistem penghubungnya dengan jaringan komputer.

Untuk sistem jaringan komputer, pada FS terdapat dua sistem jaringan yang dapat digunakan, yaitu dengan menggunakan kabel LAN (Local Area Network) dan menggunakan Wi-fi melalui access point yang terdapat pada FS tersebut. Dengan menggunakan kabel LAN, kabel data dengan head jenis RJ-45 jack dipasang pada LAN port yang terdapat pada FS dan dihubungkan pada modem internet speedy. Jika menggunakan jaringan nirkabel, koneksi antara FS dan modem dilakukan dengan menggunakan Wi-fi.

Uji koneksi dapat dilakukan dengan dua cara. Apabila menggunakan jaringan wireless, FS dinyalakan dan dilakukan pendeteksian access point menggunakan laptop atau komputer yang memiliki Wi-fi. Jika access point FS terdeteksi, maka jaringan wireless dapat digunakan. Apabila jaringan yang digunakan adalah LAN, pengujian dilakukan dengan menghubungkan FS pada komputer dengan kabel LAN, jika perangkat FS terdeteksi maka FS siap untuk digunakan. Untuk menghindari gangguan akibat koneksi wireless, maka pada penelitian ini digunakanlah koneksi melalui kabel LAN.

b. Koneksi Field Server Dengan Jaringan Internet

Pada FS terdapat Web-Server yang merupakan CPU (Central Processing Unit) bagi Field Server. Web server ini berfungsi untuk menerima data-data yang terbaca oleh sensor dan mengolahnya dalam bentuk data digital. Data digital tersebut selanjutnya dapat di transfer melalui Wireless LAN module ataupun melalui kabel LAN. Wireless LAN module dan kabel LAN merupakan alat untuk menghubungkan field server dengan jaringan komputer LAN (Local Area Network). Jaringan ini yang selanjutnya digunakan dalam proses pertukaran data. Web-Server memiliki IP address sebagai akses pengalamatan. IP address inilah yang digunakan untuk mengakses data digital yang tersimpan dalam Web-Server. Sedangkan Wireless LAN module ataupun kabel LAN berperan sebagai jalur akses bagi data tersebut.

Terdapat dua jenis IP address yang digunakan dalam pengaksesan FS, yaitu IP lokal dan IP publik. IP lokal merupakan IP dasar bagi FS, yaitu IP address Web-Server yang terdapat di dalam FS. Sedangkan IP publik yaitu IP address pengaksesan FS setelah FS terhubung pada jaringan internet.

Agar data FS dapat diakses secara real time, maka FS harus terhubung dengan jaringan internet dan memiliki IP Publik. Sehingga sebelum melakukan instalasi FS di greenhouse, dilakukan pengujian FS terlebih dahulu. Uji coba FS meliputi koneksi dengan jaringan internet kemudian dilakukan kalibrasi sensor pada FS dengan menggunakan alat ukur standar yaitu weather station untuk memperoleh data dari parameter yang terukur dalam satuan yang sebenarnya. Koneksi internet yang digunakan yaitu Telkom Speedy Unlimited. Adapun skema jaringan FS ini dapat dilihat pada Gambar 11.

Sumber : Arif dkk (2009)

Gambar 11. Skema Jaringan Field Server

Pengesetan modem dilakukan dengan cara mengakses IP modem menggunakan internet explorer dan memasukkan username dan password. Jaringan internet Telkom Speedy akan memberikan satu IP Publik kepada pengguna, dalam hal ini yaitu 125.166.42.26. IP inilah yang merupakan IP modem yang mengkoneksikan seluruh jaringan yang terhubung pada modem dengan jaringan internet. Setelah terkoneksi dengan internet, modem diset untuk bisa mem-forward port IP pada FS. Pengesetan dilakukan pada menu port forwarding pada modem.

FS memiliki 2 buah IP, yaitu IP untuk CPU atau web-server dimana terhubung dengan data suhu, RH dan radiasi, serta IP kamera untuk mengakses kamera dalam melakukan pemantauan tanaman. IP CPU dari FS yang digunakan adalah 192.168.62.100:85 sedangkan IP kamera adalah 192.168.62.102:86. Setelah modem diset pada menu port forwarding tersebut, maka FS dapat diakses secara global dengan IP 125.166.42.26:85 untuk IP CPU dan 125.166.42.26:86 untuk IP kamera.

Server Modem Switch Kom 2 Kom 1 Client FS

Angka 85 dan 86 di akhir IP tersebut menunjukkan port dimana CPU dan kamera terhubung. Tampilan dari menu port forwarding tersebut terlihat pada gambar berikut.

Gambar 12. Tampilan Menu Port Forwarding

Pengujian terkoneksinya FS dengan jaringan internet dilakukan dengan cara mengakses FS dari komputer client dengan menggunakan IP publik FS yang telah diset. Jika FS dapat terakses maka FS telah terhubung dengan jaringan internet.

Data FS dapat disimpan secara otomatis pada komputer yang mengaksesnya dengan cara menjalankan batch file pada program perl yang tersedia.

3. PINDAH TANAM DAN INSTALASI SISTEM MONITORING

Setelah tanaman yang disemai pada tray-tray penyemaian mencapai umur 2 minggu dan field server siap dipasang, maka tahap selanjutnya yaitu pindah tanam dan instalasi sistem monitoring.

a. Pindah Tanam

Pindah tanam dilakukan setelah tanaman siap atau sudah terlihat daun sejati yang muncul pada bibit-bibit tanaman yang telah disemai. Tanaman yang telah siap kemudian ditanam pada polybag yang telah diisi arang sekam sebagai media tanam, kemudian ditempatkan pada meja tanaman dan sistem penyaluran nutrisi (emitter) di pasangkan pada setiap polybag. Sebagai penyangga tanaman maka digunakanlah tali ajir yang dipasang pada bagian atas greenhouse.

Gambar 13. Penyusunan Tanaman di atas Meja Tanaman

b. Instalasi Sistem Monitoring

Sistem monitoring terdiri dari Field Server beserta perlengkapan penunjangnya yaitu sistem penyaluran daya listrik, jaringan komputer, jaringan internet Telkom Speedy, dan seperangkat komputer. Sistem penyaluran daya listrik berfungsi menyalurkan daya bagi FS, sistem kontrol dan pompa irigasi dalam greenhouse. Sistem penyaluran daya listrik dibuat seaman mungkin untuk menghindari hubungan singkat

(korsleting) serta menghindari bahaya sengatan listrik yang diakibatkan oleh perkabelan yang kurang baik.

Untuk menghindari gangguan koneksi jika menggunakan jaringan wireless, maka koneksi antara modem dan FS dilakukan dengan menggunakan jaringan kabel LAN. Kabel LAN dipasang pada FS yang terdapat di dalam greenhouse dan dihubungkan pada modem internet yang ditempatkan di tempat lain, dalam hal ini yaitu di dalam kantor di sebelah greenhouse.

FS ditempatkan pada posisi yang tepat di dalam greenhouse agar kamera memungkinkan untuk menangkap gambar tanaman dengan sempurna. Agar kedudukan FS mantap maka FS dipasang pada penyangga yang terbuat dari pipa PVC berdiameter 1.5 inchi dengan ketinggian 125 cm. Sebagai pengaman maka dipasang kerangka besi untuk melindungi FS. Kedudukan FS perlu disesuaikan agar rangka besi tidak menghalangi sensor radiasi surya yang terdapat diatas FS.

Gambar 14. Kerangka Besi Pengaman

Penyesuaian pandangan kamera dilakukan dengan memutar FS hingga sudut pandang kamera dapat menangkap objek tanaman dengan

baik. Agar objek tanaman yang tertangkap kamera dapat terlihat jelas maka ditempatkan kain merah di belakang meja tanam sebagai latar.

Sebagai sumber daya bagi FS, jaringan listrik dipasang ke dalam greenhouse dengan menggunakan kabel listrik dan untuk pengaman serta menghindari bahaya akibat arus listrik maka stop kontak beserta adaptor FS ditempatkan pada kotak panel yang dipasang pada kerangka besi bagian sisi seperti pada gambar berikut.

4. KALIBRASI SENSOR

Data keluaran dari FS merupakan data digital. Data ini berasal dari ADC di dalam FS yang menunjukkan tegangan keluaran dari sensor. Oleh karena itu diperlukan kalibrasi untuk memperoleh nilai sebenarnya dari parameter-parameter yang diukur dalam satuan yang sesuai. Kalibrasi dilakukan dengan bantuan Davis Weather Station untuk mengkalibrasi data suhu udara, RH dan radiasi matahari. Weather Station ini merupakan alat ukur standar yang mengukur parameter-parameter lingkungan dalam satuan yang sebenarnya, yaitu suhu dalam ºC, RH dalam % dan radiasi surya dalam W/m2.

Dalam proses kalibrasi, FS dan Davis Weather Station dipasang berdampingan dan pengukuran dilakukan pada waktu yang tepat bersamaan. Pengambilan data kedua alat dilakukan setiap 10 menit sekali.

Gambar 16. Penempatan Field Server dan Davis Weather Station

Setelah data dari kedua alat diperoleh, maka dilakukan kalibrasi terhadap masing-masing parameter yang diukur menggunakan metode regresi linear dengan bantuan program Microsoft Excell sehingga diperoleh persamaan kalibrasi dari tap-tiap sensor. Selanjutnya persamaan tersebut digunakan dalam mengkonversi data yang diperoleh FS selama pemantauan. Davis weather station Field server

5. PENGUJIAN TEKNIS DAN PENGAMBILAN DATA

Setelah semua unsur dalam sistem monitoring dipersiapkan, maka dilakukan pemantauan terhadap parameter-parameter lingkungan mikro tanaman menggunakan field server (FS). Adapun beberapa parameter yang dapat dipantau menggunakan FS yaitu suhu udara, kelembaban relatif (RH) dan radiasi matahari yang diterima. Pemantauan parameter- parameter tersebut dilakukan dengan mengakses FS dengan alamat web http://125.166.42.26:85/. Data yang ditampilkan merupakan data nilai dari setiap parameter yang terukur pada saat FS diakses, sehingga untuk memperoleh data dalam bentuk grafik diperlukan pengambilan data secara kontinyu dan dilakukan pengolahan data dengan bantuan program Microsoft Excell.

Disamping itu, CCD Camera yang terdapat pada FS dapat digunakan untuk memonitor tanaman secara visual. Dengan kamera ini image ataupun video dari tanaman selama masa budidaya dapat diperoleh. Kamera ini juga dapat memantau secara langsung pertumbuhan tanaman dari hari ke hari. Pemantauan visual tanaman tersebut dilakukan dengan mengakses CCD Camera pada FS dengan alamat web http://125.166.42.26:86/.

Dalam proses pengambilan data selama masa budidaya, digunakan beberapa program, yaitu System Scheduler Professional v3.82, Windows Scheduled Task atau program penjadwalan lainnya, serta program Perl yang tersedia untuk mengakses data-data FS secara otomatis.

Pengambilan data dapat dilakukan secara manual dengan menjalankan batch file pada program Perl. Program ini berfungsi untuk mengambil data-data pada FS dan menyimpannya ke dalam file “.csv” yang dapat dibuka menggunakan Microsoft Excell.

Untuk melakukan pengambilan data secara otomatis, program ini dapat dibantu dengan program Scheduler Professional, Windows Scheduled Task ataupun program penjadwalan lainnya. Program penjadwalan ini berfungsi sebagai pengeksekusi batch file pada program Perl yang bekerja sesuai jadwal yang ditentukan. Adapun pengambilan

data yang dilakukan yaitu setiap 10 menit sekali sepanjang hari selama masa budidaya tanaman.

6. PENGOLAHAN DATA

Untuk memperoleh informasi mengenai parameter-parameter lingkungan mikro tanaman, keterkaitannya antara satu sama lain, serta perubahannya dari waktu ke waktu, maka dari data-data lingkungan mikro yang telah diperoleh dapat diolah menjadi beberapa grafik, antara lain grafik perubahan parameter mikro setiap jamnya, grafik perubahan parameter mikro rata-rata harian dan grafik pertumbuhan tanaman.

Selain itu, dengan memperoleh data-data parameter lingkungan mikro tersebut, maka besarnya evapotranspirasi potensial dapat dihitung menggunakan metode model Hargreaves. Dimana nilai evapotranspirasi

Dokumen terkait