• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TOPOGRAFI, DEMOGRAFI

3.3 Pelaksanaan Ritual Saweran

3.3.7 Buka Pintu

Bagi siapapun yang ingin bertamu ke rumah orang tentu harus mengetuk pintu

atau memberi salam terlebih dahulu. Hal inilah yang kemudian diterapkan dalam

Ritual Pernikahan Adat Sunda. Sebenarnya ritual Buka Pintu bukan asli dari daerah

Sunda. Acara ini diperkenalkan pertama kali pada masyarakat Sunda oleh Pangeran

Hidayatullah ketika ia dibuang penjajah Belanda ke daerah Cianjur.

termasuk di antaranya RAA Kusumahningrat, seniman Cianjur yang tersohor pada

masa itu. Salah satu upacara adat itu adalah upacara Buka Pintu, setelah sebelumnya

dilengkapi dengan pepantunan bahasa Sunda yang kemudian ditembangkan dalam

nada-nada khas Pasundan. Mungkin karena itulah istilah upacara ini tidak

menggunakan bahasa Sunda, yaitu Muka Panto, tetapi tetap dalam bahasa Indonesia

yaitu Buka Pintu (Agoes Artati, 2003:4). Upacara Buka Pintu itu kini secara

turun-temurun menjadi bagian ritual upacara Pernikahan Adat Sunda.

Sebelum memasuki rumah keluarga pengantin wanita, sebelumnya pengantin

pria harus mengetuk pintu tiga kali. Dari dalam rumah pengantin wanita tidak

langsung membukakan pintu. Ia perlu memastikan apakah yang mengetuk pintu itu

benar-benar pria yang baru saja menikahinya. Hal ini bermakna agar kita tidak

sembarangan membuka pintu kepada orang yang datang bertamu karena kita tidak

tahu apakah benar yang datang itu suami, saudara maupun teman kita, atau justru

orang yang berniat jahat yang sedang ada di luar rumah kita.

Saat pengantin pria melangkahkan kakinya memasuki rumah, pengantin

wanita akan segera menyambutnya dengan munjungan, yaitu jabat tangan khas Tanah

Pasundan. Caranya dengan menyatukan kedua telapak tangan yang kemudian kedua

ujung jarinya ditempelkan di hidung. Pengantin wanita kemudian menunduk dan

menyentuhkan sebagian ujung jarinya pada ujung jari pengantin pria yang

mengandung maksud agar suami mampu bersikap lebih santun. Dialog ini biasanya

Agar pembacaan pantun ini lebih menarik, dialog ini biasanya dilakukan oleh

sepasang juru sawer pria dan wanita. Dialog ini biasanya diakhiri dengan sebuah

ujian dari pengantin wanita untuk pengantin pria, yaitu apakah pengantin pria mampu

melafalkan dua kalimat sahadat atau tidak. Ini sebagai pembuktian terakhir bagi

pengantin wanita sebelum akhirnya membukakan pintu bagi pengantin pria. Pantun

tersebut adalah:

BUKA PINTU (SINOM DEGUNG)

Pameget : Asalamualaikum Panutan pupujan ati Pangapunten torojagan Dumeh tos pakait jangji

Isteri :

Eta saha nu diluar Anu kaketrok ti tadi Asa taya tata pisan

Hoyong geura terang sidik Mugi kersa mawarti Sareng naon nu dimaksud Pameget :

Goreng teuing bagja awak Tiis pisan nasib diri

Pameget :

Pan urang cik keneh pisan Ku saksi ku kadang wargi Geus rengse nya dirahpalan Aengkang teh caroge

Naha tataros deui

Isteri :

Hapunten anu kasuhun Sanes teu bade muka

Mung ku hoyong banget yakin Naha leres nu keketrok the junjunan Isteri :

Abdi hoyong terang sidik Mugi kersa ngawaleran Mun leres teu ngabobodo Terangkeun naon ageman Keur ngamudi rumah tangga

Pameget :

Taqwa nu Gusti nu Agung Tah eta ageman tunggal

Pameget :

Mun diwincik hiji-hiji

Jenglengan iman jeung ihsan Iman teges takad hate

Ihsan hade laku lampah

Isteri :

Paingan tos hoyong tepung Sihoreng sidik panutan Mung panuhun hiji deui

Pameget :

Mangga geura sasuran Sankan ulah hamham bae Isteri :

Teu seuseur gaduh kahayang

Pameget :

Geura pok engkang teu sabar

Isteri :

Samemeh mukakeun panto Nya maos heula Sahadat

BUKA PINTU

Ti pihak Pameget

DANGDANGGULA

Bojo engkang pupujaning ati ieu panto enggal geura buka atos syah urang pajongok parantos disyahkeun ku hokum nyicingan parentah agama nyumponan ka Islaman disaksi di kaum

urang nikah parantos syah

hirup kumbuh sauyunan anu resmi ancrub kasugemaan

Ti pihak Istri

SINOM

Ngahaturkeun kabingahan engkang tos nyumponan jangji patokan tina agama

bingah taya keur ngabanding ti lahir dugi ka batin

sumangga sim abdi tumut ayeuna panto dibuka

masrahkeun raga jeung nyawa

nanging engkang kedah ngucapkeun sahadat

(Uhi, 1996:22)

dalam bahasa Indonesia

BUKA PINTU (SINOM DEGUNG) Suami :

Asalamualaikum

Teladan dan tambatan hati

Mohon maaf yang sebesar-besarnya Karena sudah terikat pada janji

Isteri :

Itu siapakah yang ada diluar Yang mengetuk pintu dari tadi Bagai orang tak punya kesopanan Ingin segera mengetahui

Kabar apa yang dibawa Dan apa gerangan maksudnya

Suami :

Jelek sekali keadaanku Buruk sekali nasibku Suami :

Kita baru saja mengucapkan akad

Dilihat oleh para saksi dan sanak keluarga Akang ini suamimu nyai

Mengapa harus bertanya-tanya lagi

Isteri :

Mohon maaf suamiku

Bukan saya tidak mau membuka Tapi hanya ingin menyakinkan

Apakan betul suamiku yang mengetuk pintu

Isteri :

Saya hanya ingin menyelidiki Semoga mau segera memberitahu Kalau memang benar

Dan tidak berbohong Apa yang digunakan

Untuk memimpin rumah tangga kita

Suami :

Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa Adalah cara yang aku gunakan

Suami :

Kalau dirinci, dibuka satu persatu Aku adalah iman dan ihsan

Iman yang kuat dengan sebulat hati

Isteri :

Ternyata memang benar keinginan yang kuat Untuk bertemu dengan suami

Orang yang akan menjadi teladan

Isteri :

Satu lagi permohonan saya Suami :

Tolong segera bicara Jangan hanya diam saja

Isteri :

Tidak banyak keinginanku Suami :

Aku sudah tidak sabar

Isteri :

Sebelum pintu dibuka

Tolong baca sahadat terlebih dahulu

BUKA PINTU Dari pihak suami

DANGDANGGULA Istri pujaan hati

cepat buka pintunya kita sudah sah dan disahkan hukum mentaati perintah agama memenuhi keIslaman dihadapan saksi

kita menikah dengan sah hidup bersama secara resmi untuk mencari kebahagiaan

Dari pihak isteri

SINOM Selamat kepada

yang telah memenuhi janji dalam aturan agama bahagia tak terkira lahir dan batin

saya akan mentaati suami pintu telah saya buka pasrah jiwa,raga dan nyawa

tetapi harus mengucapkan sahadat dahulu.

Dokumen terkait