• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Hasil Penelitian

4.2.3 Kualitas Pelayanan

4.2.3.5 Bukti Langsung (Tangibles)

Berkaitan dengan fasilitas fisik,bagaimana kebersihan semua fasilitas sarana dan prasarana pelayanan :seperti ruang tunggu dan tempat duduk, kebersihan ruangan,toilet, dan tempat parkir yang ada di Puskesmas Jagir.

Seperti yang telah dikemukakan oleh bapak Zainal (pasien dokter spesialis gigi) yang mengatakan demikian :

“bersih mas...semuanya bersih mulai dari halaman depan, parkiran, ruang tunggunya sampai toiletnya pun bersih...kalo pun kotor itukan dari orang-orang yang datang berobat kesini...yang buang sampah sembarangan.. “ (Wawancara, 06 April 2010)

Demikian juga pendapat yang di utarakan oleh Ibu Siti salah satu pasien dokter umum di Puskesmas Jagir, yang mengatakan :

“kalau saya melihat mengenai kebersihan semua fasilitas di sini mas, memang sudah bersih dari pada yang dulu mas...tempatnya kurang terwat...tapi sekarang sini sudah beda mas setelah direnovasi...sudah nyaman lah pokoknya...” (Wawancara, 06 April 2010)

Lain lagi dengan pendapat yang disampaikan oleh Ibu Ratna (pasien dokter spesialis kulit) yang merasa kurang puas dengan fasilitas yang ada di Puskesmas Jagir, yang mengatakan demikian :

“menurut saya toiletnya kurang bersih mas....pernah waktu saya masuk banyak sampah tisu sama bau kurang sedap mas....orang kencing yang mungkin ga di siram...yang lain sih ga ada...uda bersih lah...” (Wawancara, 06 April 2010)

Pendapat tersebut diperkuat oleh Ibu Umonik yang juga pasien dokter umum di Puskesmas Jagir, mengatakan demikian :

“pernah sih mas,kamar mandinya itu air nya mati...jadi mungkin banyak orang kencing terus ga disiram...jadinya baunya itu kurang sedap lah...untuk kebersihan yang lain sudah bagus...” (Wawancara, 06 April 2010)

Dari hasil wawancara penulis dengan beberapa pasien, selanjutnya penulis mewawancarai Bapak Gampang selaku petugas kebersihan di puskesmas Jagir. Adapun tanggapannya adalah:

“ya mungkin pengguna yang lebih merasakan bau tidaknya ruangan tersebut, kita sebagai petugas ya tetap membersihkanya agar tetap terjaga, ya kembali kepada kebiasaan orangnya yang berbeda-beda tadi mas...” (Wawancara, 05 April 2010)

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Ibu Endang Dwi selaku kepala Administrasi di Puskesmas jagir, yang mengatakan pendapatnya sebagai berikut:

“saya rasa untuk kebersihan kita sudah berupaya keras agar semua fasilitas yang ada selalu bersih dan nyaman...kita sudah menyuruh petugas membersihkan semua fasilitas yang ada setiap waktu tutup dan waktu buka jam kerja puskesmas ini...malahan puskesmas kita ini menjadi titik pantau penilaian Adipura kota Surabaya...” (Wawancara, 05 April 2010)

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan pasien dan Kepala Administrasi dapat disimpulkan bahwa kebersihan semua fasilitas yang ada di Puskesmas Jagir sudah baik. Karena menjadi salah satu titik pantau dalam penilaian Adipura Kota Surabaya,meskipun masih ada keluhan untuk kebersihan kamar mandi masih dalam taraf wajar,karena merupakan tempat umum.

4.3 Pembahasan

  Program Jaminan Kesehatan Masyarakat salah satu program pengentasan kemiskinan yang diadakan oleh Pemerintah, yaitu program yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan yang diadakan khusus untuk masyarakat miskin yang telah terdaftar dan memenuhi kriteria miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis di puskesmas atau rumah sakit yang telah ditunjuk oleh pemerintah untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin. Seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 125/Menkes/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat di Surabaya didasarkan pada Peraturan Walikota

Surabaya nomor 16 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pemeberian Bantuan Sosial Dalam Bentuk Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin yang menyebutkan bahwa tujuan pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin kota surabaya yang tidak masuk dalam pertanggungan kepesertaan Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah :

a. meringankan biaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin; b. meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

miskin;

c. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Meskipun program-program penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan, pada kenyataannya di lapangan program-program tersebut banyak mengalami kendala. Ini berkaitan dengan sulitnya menghapus garis kemiskinan penduduk, sehingga banyak jumlah masyarakat yang tergolong miskin. Salah satu prasarat keberhasilan program-program sangat tergantung pada ketepatan pengidentifikasian target group dan target area (Faisal Basri 1995 : 103)

Program pemberantasan kemiskinan sangat sulit dilaksanakan,karena itu keberhasilan dalam pelaksanaan program ini harus didukung oleh semua pihak, semua instansi yang terkait dengan program ini. Kesadaran dari masing-masing petugas dalam instansi, dalam hal ini Puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan yang melaksanakan

program Jamkesmas sangat berpengaruh besar. Sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat miskin dan memberi manfaat langsung kepada masyarakat miskin serta mendorong tanggung jawab sosial bersama. Dengan adanya kerjasama yang baik antara petugas dan instansi Dinas Kesehatan diharapkan program Jamkesmas dapat berjalan sesuai dengan tujuan.

Implementasi kebijakan merupakan pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting dan badan peradilan. Lazimnya keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya. Proses ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijaksanaan dalam bentuk pelaksanaan keputusan oleh badan atau instansi pelaksanaan, kesediaan dilaksanakannya keputusan- keputusan tersebut oleh kelompok-kelompok sasaran, dampak nyata baik yang mengambil keputusan sebagai dipersepsikan oleh badan –badan yang mengambil keputusan dan akhirnya perbaikan-perbaikan penting atau upaya untuk melakukan perbaikan – perbaikan terhadap undang-undang atau peraturan yang bersangkutan.(Mazmania dan Sabatier dalam Wahab,2004:18)

Dokumen terkait