BAB III METODE STUDI
3.5 Analisis Kinerja Bundaran
Dari data yang telah dikumpulkan baik berupa data primer maupun data sekunder, selanjutnya dapat dilakukan analisis kinerja bundaran. Analisis kinerja bundaran pada saat ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus yang terdapat pada BAB II. Melalui analisis kinerja bundaran dilakuakan agar mendapatkan hasil akhir yang berupa volume arus lalu lintas, dan nilai kapasitas bundaran tersebut. Parameter bundaran yang diteliti dalam tugas ini, yaitu volume arus lalu lintas dan kapasitas. Apabila pada bundaran tersebut mengalami permasalahan, sebaiknya menerapkan alternatif apa yang harus dilakukan untuk mengevaluasi kinerja dari bundaran tersebut.
Volume lalu lintas merupakan bagian dari data primer yang diperoleh melalui survei langsung ke lokasi Studi . Survei Volume Lalu Lintas bertujuan untuk mencatat setiap kendaraan yang melewati suatu garis tertentu . Dimana volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu bundaran pada periode waktu tertentu. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survei akan diketahui mengenai volume lalu lintas tertinggi terjadi pada interval pukul berapa dalam waktu pengamatan selama 3 jam. Data dari hasil survei ini akan digunakan dalam menghitung kapasitas bundaran tersebut.
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu. Analisis kapasitas diperoleh dari survei volume lalu lintas di lokasi Studi . Volume lalu lintas dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam atau (kend/jam). Volume lalu lintas juga dapat dinyatakan dengan mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan. Dengan mempertimbangkan jenis kendaraannya digunakan satuan mobil penumpang
22 sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan satuan mobil penumpang per jam atau (smp)/jam.
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Denah Bundaran
Survei Geometrik dilakukan pada Jumat, 22 Februari 2019 berlokasi pada Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk Denpasar. Survei dilakukan pada sore hari saat cuaca cerah, kendaraan lalu lintas berjalan normal, dan diluar jam puncak agar lebih memudahkan dalam melakukan pengukuran. Lampiran yang digunakan untuk pengukuran dapat dilihat pada Lampiran B1 (Hal. 36) dimana data dicari berupa panjang segmen jalan, tipe daerah, dan tipe jalan. Hasil dari survei geometrik ini berupa pengukuran Bundaran dimana didapat data geometrik sebagaimana telihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4. 1 Denah Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk
Berdasarkan hasil survei geometrik dapat disajikan denah bundaran seperti pada Gambar 4.1. Adapun pada bundaran tersebut terdapat 3 pulau dengan ukuran pulau pada pendekat A memiliki lebar 16,80 m dengan panjang pulau 24,6 m, pendekat B lebar pulau 16,85 m dengan panjang pulau 23,48 m dan pada pendekat
23 C lebar pulau 20,3 dengan panjang pulau 34,4 m. Pada pendekat A terdapat median dengan lebar 4,57 m, lebar trotoar 1,5 m, lebar W masuk 11,4 m. Pada pendekat B memiliki lebar trotoar 1,3 m dan lebar W masuk 3,3 m. Pada pendekat C memiliki lebar trotoar 1,5 m dan lebar W masuk 4,7 m dan pada pendekat D memiliki lebar trotoar 1,3 m dan lebar W masuk 2,4 m serta memiliki jari-jari bundaran 15,38 m.
Kelengkapan rambu-rambu pada Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk ini juga sudah cukup lengkap. Ada rambu larangan parkir dan rambu penunjuk jalan.
Lampu penerangan pada segmen ini cukup baik. Sepanjang segmen yang diteliti terlihat bahwa marka jalan pembagi jalur sudah cukup pudar dan marka untuk menentukan bahu jalan juga sudah sangat pudar. Belum ada perbaikan yang memperbaiki kelengkapan rambu-rambu maupun marka jalan pada Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk ini.
4.2 Volume Lalu Lintas
Survei Volume Lalu Lintas dilakukan pada Kamis, 15 Maret 2019 pada pukul 16.00-19.00 WITA, berlokasi pada Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk.
Survei dilakukan pada sore hari saat cuaca cerah, kendaraan lalu lintas saat itu cukup padat karena survei dilakukan pada menjelang jam puncak. Lampiran yang digunakan untuk perhitungan volume lalu lintas yang dapat dilihat pada Lampiran B2 (Hal. 37). Dari observasi pendahuluan diketahui bahwa kondisi puncak volume lalu lintas pada bundaran Hang Tuah –Hayam Wuruk terjadi antara pukul 16.00 – 19.00 Wita. Dengan demikian survei voleme lalu lintas dilakukan antara pukul tersebut. Hasil data yang dicatat dalam survei volume lalu lintas, didapatkan volume arus lalu lintas pada Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk pada masing - masing pendekat simpang dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Hasil Survei Volume Lalu lintas Kaki
Simpang Pergerakan Arus Jam Puncak (kend) Total (kend)
24
Total 18496 7092 30 25618
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dengan waktu survei 3 jam, didapat total kendaraan yang lewat 25.618 kendaraan yang didominasi oleh sepeda motor sebanyak 18.496 kendaraan. Total kendaraan berat 30 kendaraan, dan total kendaraan ringan 7.092 kendaraan. Volume lalu lintas pada Ruas Jalan Imam Bonjol pada masing - masing lajur dapat dilihat pada Gambar 4.2 sampai dengan Gambar 4.6 sebagai berikut:
Berdasarkan gambar volume arus lalu lintas pada pendekat A, volume lalu lintas tertinggi terdapat pada interval pukul 18.45-19.00. Satuan yang digunakan adalah smp, dimana pada masing-masing jenis kendaraan tersebut dikalikan dengan faktor ekivalensi mobil penumpang (emp). Ekivalensi mobil penumpang untuk MC = 0,5, LV = 1 dan HV = 1,3. Adapun presentase dari klasifikasi kendaraan tersebut yang melewati Bundaran Renon pada pendekat A, yaitu sepeda motor (MC) sebanyak 66.04%, kendaraan ringan (LV) sebanyak 33.79% dan kendaraan berat (HV) 0.18%.
0
16.00-16.15 16.15-16.30 16.30-16.45 16.45-17.00 17.00-17.15 17.15-17.30 17.30-17.45 17.45-18.00 18.00-18.15 18.15-18.30 18.30-18.45 18.45-19.00
Volume (smp)
16.00-16.15 16.15-16.30 16.30-16.45 16.45-17.00 17.00-17.15 17.15-17.30 17.30-17.45 17.45-18.00 18.00-18.15 18.15-18.30 18.30-18.45 18.45-19.00
Volume (smp)
Wa ktu
Gambar 4. 2 Volume Arus Lalu Lintas Pada Pendekat A
Gambar 4. 3 Volume Arus Lalu Lintas Pada Pendekat B
25 Berdasarkan gambar volume arus lalu lintas pada pendekat B, volume lalu lintas tertinggi terdapat pada interval pukul. 18.45-19.00. Satuan yang digunakan adalah smp, dimana pada masing-masing jenis kendaraan tersebut dikalikan dengan faktor ekivalensi mobil penumpang (emp). Ekivalensi Mobil penumpang untuk MC = 0,5, LV = 1 dan HV = 1,3. Adapun presentase dari klasifikasi kendaraan tersebut yang melewati Bundaran Renon pada pendekat B, yaitu sepeda motor (MC) sebanyak 74.00%, kendaraan ringan (LV) sebanyak 25.82% dan kendaraan berat (HV) 0.17%.
Berdasarkan gambar volume arus lalu lintas pada pendekat C, volume lalu lintas tertinggi terdapat pada interval pukul 18.45-19.00. Satuan yang digunakan adalah smp, dimana pada masing-masing jenis kendaraan tersebut dikalikan dengan faktor ekivalensi mobil penumpang (emp). Ekivalensi Mobil penumpang untuk MC = 0,5, LV = 1 dan HV = 1,3. Adapun presentase dari klasifikasi kendaraan tersebut yang melewati Bundaran Renon pada pendekat C, yaitu sepeda motor (MC) sebanyak 70.82%, kendaraan ringan (LV) sebanyak 29.10% dan kendaraan berat (HV) 0.065%.
0
16.00-16.15 16.15-16.30 16.30-16.45 16.45-17.00 17.00-17.15 17.15-17.30 17.30-17.45 17.45-18.00 18.00-18.15 18.15-18.30 18.30-18.45 18.45-19.00
Volume (smp)
Waktu
Gambar 4. 4 Volume Arus Lalu Lintas Pada Pendekat C
26 Berdasarkan gambar volume arus lalu lintas pada pendekat D, volume lalu lintas tertinggi terdapat pada interval pukul 18.45-19.00. Satuan yang digunakan adalah smp, dimana pada masing-masing jenis kendaraan tersebut dikalikan dengan faktor ekivalensi mobil penumpang (emp). Ekivalensi Mobil penumpang untuk MC = 0,5, LV = 1 dan HV = 1,3. Adapun presentase dari klasifikasi kendaraan tersebut yang melewati Bundaran Renon pada pendekat D, yaitu sepeda motor (MC) sebanyak 95.35%, kendaraan ringan (LV) sebanyak 4.64% dan
16.00-16.15 16.15-16.30 16.30-16.45 16.45-17.00 17.00-17.15 17.15-17.30 17.30-17.45 17.45-18.00 18.00-18.15 18.15-18.30 18.30-18.45 18.45-19.00
Volume (smp)
16.00-16.15 16.15-16.30 16.30-16.45 16.45-17.00 17.00-17.15 17.15-17.30 17.30-17.45 17.45-18.00 18.00-18.15 18.15-18.30 18.30-18.45 18.45-19.00
Volume (smp)
Wa ktu
Gambar 4. 5 Volume Arus Lalu Lintas Pada Pendekat D
Gambar 4. 6 Total Volume Arus Lalu Lintas
27 Berdasarkan gambar total volume arus lalu lintas pada semua pendekat, volume lalu lintas tertinggi terdapat pada interval pukul 16.15-16.30. Satuan yang digunakan adalah smp, dimana pada masing-masing jenis kendaraan tersebut dikalikan dengan faktor ekivalensi mobil penumpang (emp). Ekivalensi Mobil penumpang untuk MC = 0,5, LV = 1 dan HV = 1,3. Adapun presentase dari klasifikasi kendaraan tersebut yang melewati Bundaran Renon pada semua pendekat, yaitu sepeda motor (MC) sebanyak 72.03%, kendaraan ringan (LV) sebanyak 27.82% dan kendaraan berat (HV) 0.15%.
4.3 Kapasitas
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan satuan mobil penumpang per jam atau (smp)/jam.
Pada saat arus rendah kecepatan lalu lintas kendaraan bebas tidak ada gangguan dari kendaraan lain, semakin banyak kendaraan yang melewati ruas jalan, kecepatan akan semakin turun sampai suatu saat tidak bisa lagi arus/volume lalu lintas bertambah, di sinilah kapasitas terjadi. Setelah itu arus akan berkurang terus dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu saat kondisi macet total, arus tidak bergerak dan kepadatan tinggi.
Kapasitas total untuk seluruh bagian jalinan bundaran adalah hasil perkalian antara kapasitas dasar (Co) untuk kondisi tertentu (ideal), faktor penyesuaian ukuran kota (Fcs) dapat dilihat pada Tabel 2.5 (halaman 8) dan hambatan samping ( ) dapat dilihat pada Tabel 2.6 (halaman 9). Nilai , , dan dapat dilihat pada Lampiran B, Tabel RWEAF-II (halaman 27) dan pada denah.
1. FCS ( faktor penyesuaian ukuran kota)
Sesuai dengan tabel 2.5 dan data statistk penduduk Kota Denpasar yaitu 0,778 juta jiwa didapat faktor penyesuaian ukuran kota (FCCS) sebesar 0,94.
2. (faktor penyesuaian hambatan samping)
Berdasarkan perhitungan kelas hambatan samping untuk jalan komersial termasuk rendah atau low (L) sehingga berdasarkan Tabel 2.10 didapat faktor penyesuaian hambatan samping (FCsf) sebesar 0,95.
28 3. CO (kapasitas dasar)
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan sekitar bundaran termasuk tipe lingkungan pemukiman menurut (Departemen PU, 1997).
Kapasitas sesungguhnya dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Bagian jalinan A-B memiliki kapasitas terbesar yang berjumlah 3063.5 smp/jam, selanjutnya pada bagian jalinan D-E dengan kapasitas berjumlah 2712.6 smp/jam, selanjutnya bagian jalinan B-C dengan jumlah kapasitas 1245.4 smp/jam dan pada bagian jalinan C-D memiliki kapasitas terkecil dengan jumlah 1045.6 smp/jam.
4.4 Derajat Kejenuhan (DS)
Derajat Kejenuhan (DS) dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
DS =
29
=
= 0.63
Derajat kejenuhan adalah rasio arus lalu lintas (smp/jm) terhadap kapasitas (smp/jm) pada bagian jalan tertentu. Digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Perhitungan di atas menggunakan volume ekuivalen 1 jam dengan satuan smp/jam dan kapasitas teoritis dengan satuan smp/jam didapat nilai volume (Q) sebesar 5.042,67 dengan kapasitas (C) 8.067,10. Hasil derajat kejenuhan yang didapat sebesar 0,63. Hal ini menunjukkan bahwa volume lalu lintas pada simpang yang bersangkutan masih berada pada kapasitas dari simpang.
4.5 Tundaan (delay)
Tundaan dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
4.5.1 Tundaan Lalu Lintas (DT) sebagai akibat dari interaksi lalu lintas dengan gerakan yang lain dalam jalinan.
DT = (1/(0,59186 – 0,52525 x DS) – (1-DS) x 2)) DT = (1/(0,59186 – 0,52525 x 0,63) – (1-0,63) x 2)) DT = 4,09 detik/smp
4.5.2 Tundaan Geometrik (GD) sebagai akibat dari perlambatan dan percepatan lalu lintas
DG = (1-DS) x 4 + DS x 4 DG = (1-0,63) x 4 + 0,63 x 4 DG = 4 detik/smp
4.5.3 Tundaan Lalu Lintas Bundaran (DTR)
Didefinisikan sebagai tundaan rata-rata per kendaraan yang masuk ke dalam bundaran. Dapat dirumuskan :
DTR = ∑ (Qi x Dti)/ Qmax ... (2.9) Dimana :
DTR = Tundaan lalu lintas bundaran (det/smp ) Qi = Total kendaraan memasuki jalinan (smp/jam ) Qmax = Total kendaraan memasuki bundaran (smp/jam ) Dti = Tundaan lalu lintas pada bagian jalinan (det/smp) Maka :
30 DTR = ∑ (Qi x Dti)/ Qmax
DTR = ∑ (21.330x 4,09)/ 28.230 DTR = 3,09 detik/smp
4.5.4 Tundaan Bundaran (DR)
Definisikan sebagai tundaan lalu lintas rata-rata per kendaraan yang masuk ke dalam bundaran ditambah dengan tundaan geometrik. Dapat dirumuskan :
DR = DTR + DG ... (2.10) Dimana :
DTR = Tundaan lalu lintas bundaran (det/smp )
DG = Tundaan geometrik pada bagian jalinan (det/smp) Maka :
DR = DTR + DG DR = 3,09 + 4 DR = 7,09
4.6 Peluang Antrian QP%
Batas nilai QP% ditentukan dari hubungan empiris antara peluang antrian QP% dan derajat kejenuhan. Berdasarkan ketentuan pada Gambar 2.6 dengan variabel derajat kejenuhan DS = 0,63 maka besarnya nilai QP% pada simpang yang ditinjau adalah :
• QP% (Batas Atas) = 26,65 × DS – 55,55 × (DS)2 + 108,57 × (DS)3
31
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
31
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan dapat disimpulkan:
1. Denah Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk adalah sebagaimana telah disajikan pada Gambar 4.1.
2. Analisis Kinerja Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk adalah sebagai berikut :
• Volume lalu lintas pada Bundaran Hang Tuah-HayamWuruk adalah total kendaraan yang lewat 25.618 kendaraan yang didominasi oleh sepeda motor sebanyak 18.496 kendaraan. Total kendaraan berat 30 kendaraan, dan total kendaraan ringan 7.092 kendaraan.
• Dari analisis Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk didapatkan kapasitas bagian jalinan sebagai berikut:
a. = 3063.5 smp/jam
b. = 1245.4 smp/jam
c. = 1045.6 smp/jam
32
d. = 2712.6 smp/jam
• Dari analisis Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk didapatkan derajat kejenuhan (DS) = 0,63.
• Dari analisis Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk didapatkan Tundaan = 7,09 detik.
• Dari analisis Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk didapatkan Peluang Antrian QP% sebagai berikut :
1) QP% (Batas atas) = 21,89%
2) QP% (Batas bawah) = 9,48%
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti mencoba untuk memberikan saran yang mungkin bisa digunakan bahan pertimbangan bagi instansi terkait dalam usaha untuk meningkatkan kapasitas ruas jalan tersebut dikemudian hari sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis kinerja Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk didapat derajat kejenuhah sebesar 0,63 dan tundaan sebesar 7,09 detik hal ini berarti tidak terdapat masalah pasa Bundaran, sehingga kinerja bundaran masih tergolong baik dan bekerja lebih optimal.
2. Untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan dari sebuah persimpangan perlu diperhatikan bagian-bagian pendukung untuk mengarahkan pengendara masuk kedalam persimpangan dengan mengurangi konflik dan pelanggaran lalu lintas yang ada pada persimpangan.
3. Adapun ukuran kinerja yang belum disajikan dalam laporan ini dapat dilanjutkan pada studi selanjutnya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A. A. 2005, Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.
Asta, A.A.P, 2013. Manajemen Simpang Tak Bersinyal Teges Peliatan Ubud – Gianyar.
Badan Pusat Statistik 2013. Penduduk Propinsi Bali Hasil Registrasi Penduduk Tahun 2013, Kantor Statistik Denpasar.
Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.
Departemen Perhubungan, 1996, Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib, Edisi yang Disempurnakan, Departemen Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Darat, Jakarta.
Sujatmiko, R, 2010. Perencanaan Pengaturan Persimpangan Jalan Raya Canggu – Pantai Berawa.
Underwood, R. T. 1990, Traffic Management : An Introduction, Hargreen Publishing Company, Melbourne.
Warpani, S. 2002, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Penerbit Institut Teknologi Bandung (ITB).
34
LAMPIRAN A
PETA LOKASI STUDI
34 Gambar A. 1 Peta Pulau Bali
Gambar A. 2 Peta Lokasi
BUNDARAN RENON
35
35 Gambar A. 3 Peta Tampak Atas
LAMPIRAN B
DATA HASIL SURVEI
36 Gambar B. 1 Denah Bundaran Hang Tuah-Hayam Wuruk
37 Tabel B. 1 Data Hasil Survei Volume Lalu Lintas Jalan Raya Puputan
DATA HASIL SURVAI VOLUME LALU-LINTAS
LOKASI
Kab/Kota/Kec Denpasar
Arah dari Jalan Raya Puputan
Cuaca Mendung
Surveyor Ratna, Alik Tanggal 15 Maret 2019
Waktu Kend. Berat (HV) Kend. Ringan (LV) Sepeda Motor (MC) Kend.Tak Bermotor (UM)
LT ST RT LT ST RT LT ST RT LT ST RT
16.00-16.15 0 1 0 53 163 15 125 394 10 0 0 0
16.15-16.30 0 2 0 35 167 10 93 405 6 1 0 0
16.30-16.45 0 0 0 37 155 11 78 347 9 0 0 0
16.45-17.00 0 0 0 44 178 18 57 382 7 0 0 0
17.00-17.15 0 3 0 67 143 14 61 376 13 0 2 0
17.15-17.30 0 0 0 55 127 9 59 312 10 0 0 0
17.30-17.45 0 0 0 34 174 20 67 334 11 0 0 0
17.45-18.00 0 2 0 47 136 15 87 353 16 0 0 0
18.00-18.15 0 0 0 45 144 13 65 332 11 0 0 0
18.15-18.30 0 1 0 59 192 25 62 367 5 0 0 0
18.30-18.45 0 2 0 67 175 21 77 344 8 0 0 0
18.45-19.00 0 3 0 71 189 29 89 413 17 0 0 0
Total 0 14 0 614 1943 200 920 4359 123 1 2 0
38 Tabel B. 2 Data Hasil Survei Volume Lalu Lintas Jalan Hayam Wuruk
DATA HASIL SURVAI VOLUME LALU-LINTAS
Waktu Kend. Berat (HV) Kend. Ringan (LV) Sepeda Motor (MC) Kend.Tak Bermotor (UM)
LT ST RT LT ST RT LT ST RT LT ST RT
16.00-16.15 0 0 0 110 4 26 319 9 95 0 0 0
16.15-16.30 0 0 0 103 6 27 297 5 97 0 0 0
16.30-16.45 1 0 0 112 1 30 308 12 108 0 0 0
16.45-17.00 3 0 0 117 9 23 312 10 101 2 0 0
17.00-17.15 0 0 0 99 2 19 299 8 87 0 0 0
17.15-17.30 0 0 0 105 6 31 301 6 94 0 0 0
17.30-17.45 3 0 1 96 3 34 315 14 100 0 0 0
17.45-18.00 0 0 0 116 4 37 320 10 112 0 0 0
18.00-18.15 0 0 0 111 5 35 125 7 110 0 0 0
18.15-18.30 1 0 0 113 7 42 318 8 120 0 0 0
18.30-18.45 1 0 0 121 9 39 311 6 117 0 0 0
18.45-19.00 0 0 1 126 11 48 329 16 122 0 0 0
Total 9 0 2 1329 67 391 3554 111 1263 2 0 0
39 Tabel B. 3 Data Hasil Survei Volume Lalu Lintas Jalan Hang Tuah
DATA HASIL SURVAI VOLUME LALU-LINTAS
Waktu Kend. Berat (HV) Kend. Ringan (LV) Sepeda Motor (MC) Kend.Tak Bermotor (UM)
LT ST RT LT ST RT LT ST RT LT ST RT
16.00-16.15 0 2 0 2 154 31 45 302 79 0 1 0
16.15-16.30 0 0 0 3 162 35 42 286 90 0 0 0
16.30-16.45 0 1 0 4 159 29 38 291 88 0 0 0
16.45-17.00 0 1 0 1 160 34 41 307 82 0 1 0
17.00-17.15 0 0 2 3 149 33 35 315 93 0 0 0
17.15-17.30 0 3 1 3 155 25 32 280 82 0 1 1
17.30-17.45 0 1 0 2 158 32 44 316 98 0 0 0
17.45-18.00 0 3 0 3 165 28 40 325 91 0 0 0
18.00-18.15 0 0 0 4 177 30 42 342 89 0 0 0
18.15-18.30 1 3 1 2 176 34 35 460 120 0 1 0
18.30-18.45 0 1 0 4 180 35 44 432 131 0 0 0
18.45-19.00 0 1 0 6 211 48 53 502 192 0 0 0
Total 1 0 4 37 2006 394 491 4158 1235 0 4 1
40 Tabel B. 4 Data Hasil Survei Volume Lalu Lintas Jalan Tukad Yeh Penet
FORMULIR SURVAI VOLUME LALU-LINTAS
Waktu Kend. Berat (HV) Kend. Ringan (LV) Sepeda Motor (MC) Kend.Tak Bermotor (UM)
LT ST RT LT ST RT LT ST RT LT ST RT
16.00-16.15 0 0 0 6 1 2 26 75 44 0 0 0
16.15-16.30 0 0 0 3 1 2 24 86 38 0 0 0
16.30-16.45 0 0 0 4 0 1 34 79 48 1 0 0
16.45-17.00 0 0 0 7 2 3 38 91 52 0 0 0
17.00-17.15 0 0 0 5 1 2 25 85 48 0 0 0
17.15-17.30 0 0 0 4 0 0 32 88 55 0 0 0
17.30-17.45 0 0 0 6 1 2 39 96 52 0 0 0
17.45-18.00 0 0 0 5 2 1 41 113 58 0 0 0
18.00-18.15 0 0 0 6 3 2 47 124 58 0 0 0
18.15-18.30 0 0 0 6 2 3 45 105 66 0 0 0
18.30-18.45 0 0 0 8 1 2 39 121 62 0 0 0
18.45-19.00 0 0 0 12 2 3 52 128 68 0 0 0
Total 0 0 0 72 16 23 442 1191 649 1 0 0
LAMPIRAN C
ANALISIS DATA
41 Tabel C. 1 Formulir RWEAV-I
BAGIAN JALINAN BUNDARAN
Geometrik bagian jalan Denah arus lalu lintas
ARUS LALU LINTAS
42 Tabel C. 2 Formulir RWEAV-II
BAGIAN JALINAN
BUNDARAN Tanggal: 15 Maret 2019 Formulir RWEAV-II Kota: Denpasar
Jalan A-C: Puputan - Hang Tuah
Jalan B-D: Hayam Wuruk-Tukad Yeh Penet
1. Parameter geometrik bagian jalinan
Bagian jalinan (1)
Lebar masuk Lebar masuk
rata-rata Lebar Jalinan Ww (m)
LAMPIRAN D
FOTO DOKUMENTASI
43 Gambar D. 1 Survei Geometrik Pada Pendekat D
Gambar D. 2 Survei Geometrik Pada Pendekat A
44 Gambar D. 3 Survei Volume Lalu Lintas Pada Pendekat A
Gambar D. 4 Survei Volume Lalu Lintas Pada Pendekat B