• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Data, Analisis dan Pembahasan

4. Cakrawala

antar mata pelajaran. 4, 7, 10,13,20,24,28,31,36,38

Kuesioner berisi pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan atau seharusnya dialami dalam pelajaran fisika. Pernyataan positif diberikan skor sebagai berikut:

1. Sangat Setuju ( SS ) skor : 4 ( Empat ). 2. Setuju ( S ) skor : 3 ( Tiga ) 3. Tidak Setuju ( TS ) skor : 2 ( Dua ) 4. Sangat Tidak Setuju ( STS) skor : 1 ( Satu )

Pernyataa negatif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan atau seharusnya dialami dalam pelajaran fisika. Pernyataan negatif diberikan skor sebagai berikut:

1. Sangat Setuju ( SS ) skor : 1 ( Satu ) 2. Setuju ( S ) skor : 2 ( Dua ) 3. Tidak Setuju ( TS ) skor : 3 ( Tiga ) 4. Sangat Tidak Setuju ( STS) skor : 4 ( Empat ).

Skor itu dibuat hanya untuk memudahkan analisis dan penarikan kesimpulan.

2. Validitas instrumen

Validitas kuesioner dicapai melalui uji coba kuesioner. Uji coba soal kuesioner diberikan kepada siswa kelas XII IPA. Uji coba kuesioner ini dilakukan untuk mengetahui apakah partisipan memahami kuesioner yang ada dan untuk mendapatkan saran ataupun kritik dari guru bidang studi dan dosen pembimbing tentang kuesioner yang digunakan.

Uji kuesioner dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2008 pada siswa kelas XII

IPA SMA BOPKRI I dengan jumlah partisipan 38 siswa. Setelah dilakukan uji

coba dengan jumlah kuesioner yaitu 40 dan 1 pernyataan, perubahan kuesioner dilakukan pada pernyataan nomor 3, 4, 9, 30 dan 38. Pada awalnya pernyataan nomor tersebut adalah sebagai berikut:

3. Belajar fisika mengubah pandangan saya dalam memahami peristiwa yang berhubungan fisika.

4. Dengan mengunakan model ( ceramah, demontrasi, praktikum,dll ) variasi dalam pengajaran disekolah, membuat saya menjadi lebih aktif dalam mengikuti setiap pelajaran.

9. Lewat percobaan dilaboratorium, saya dilatih untuk bertukar informasi pengetahuan yang didapat dari percobaan dan menghargai apapun yang dihasilkan teman saya.

30. Tidak cukup hanya menggantungkan penjelasan dari guru saja, melainkan saya perlu untuk berusaha menambah pemahaman saya dengan mencari bahan – bahan dari buku lain untuk menunjang pokok bahasan yang saya pelajari. 38. Dengan belajar semua mata pelajaran, saya mendapatkan tidak bekal atau

pegangan untuk menjalani kehidupan sehari – hari maupun dimasa depan. Pernyataan tambahan

Menurut anda bagaimana selama ini pelajaran fisika disekolah? Perubahan soal setelah dilakukan uji coba adalah sebagai berikut:

3. Belajar fisika mengubah pandangan saya dalam memahami peristiwa alam yang berhubungan fisika menjadi lebih aktif.

4. Pengunakan model pembelajaran( ceramah, demontrasi, praktikum,dll ) yang ber variasi dalam pengajaran disekolah, membuat saya menjadi lebih aktif dalam mengikuti setiap pelajaran.

9. Melalui percobaan di laboratorium, saya dilatih untuk bertukar informasi pengetahuan yang didapat dari percobaan dan menghargai apapun yang dihasilkan teman saya.

30.Untuk memahami penjelasan dari guru, saya perlu untuk berusaha menambah pemahaman saya dengan mencari bahan – bahan dari buku lain untuk menunjang pokok bahasan yang saya pelajari.

38. Dengan mempelajari semua mata pelajaran, saya mendapatkan bekal atau pegangan untuk menjalani kehidupan sehari – hari maupun dimasa depan. Pernyataan tambahan

3. Wawancara.

Wawancara dilakukan pada partisipan-partisipan yang merupakan perwakilan dari kelas masing - masing. Masing-masing partisipan diwawancarai secara individu dalam waktu yang berbeda. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk wawancara disusun berdasarkan uraian yang tidak dipahami oleh masing-masing partisipan dan belum dilampirkan pertanyaan dalam wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengungkap permasalahan-permasalahan serta untuk membuktikan adanya persepsi yang dialami oleh partisipan dalam memahami pelajaran fisika disekolahnya.

H. Metode Pengumpulan Data.

Dalam penelitian ini pengumpulan data mengunakan beberapa cara, yaitu: 1. Kuesioner.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pernyataan tentang fisika berdasarkan faktor pengaruh dari persepsi seseorang. Dalam pernyataan menuntut kemampuan partisipan dalam hal mengekpresikan gagasannya melalui bahasa tulisan. Pernyataan yang digunakan mempunyai tujuan untuk:

a. Mengungkapkan pandangan partisipan terhadap suatu masalah.

b. Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam.

c. Mengembangkan daya analisis partisipan dalam melihat suatu persoalan dari

Dalam penelitian ini pernyataan yang diberikan kepada partisipan bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman partisipan terhadap fisika. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui persepsi yang dibawa oleh partisipan. Setelah ditemukan persepsinya, beberapa partisipan dapat diwawancarai untuk lebih mendalami dan mengapa mereka memiliki pemahaman fisika seperti itu. Dari wawancara itulah akan terlihat dari mana persepsi itu dibawa.

2. Wawancara.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner, kita dapat menduga adanya persepsi yang dialami partisipan tentang pelajaran fisika. Wawancara digunakan untuk mengungkap permasalahan-permasalahan dan digunakan untuk membuktikan adanya persepsi yang dialami oleh partisipan. Wawancara dilakukan pada partisipan yang merupakan perwakilan dari masing – masing kelas, masing – masing kelas berjumlah 3 siswa sehingga jumlah total yang di wawancarai berjumlah 12 siswa dan dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada partisipan. Data yang diperoleh dari wawancara digunakan untuk mendukung data yang telah diperoleh dengan kuesioner.

I. Metode Analisis Data.

Peneletian ini akan mengunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan untuk untuk memberikan suatu gambaran deskripsi tentang subyek penelitian berdasarkan dari subyek yang diteliti sesuai dengan variabel penelitiannya. Analisis deskriptif ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis, analisa data pada penelitian ini didasarkan pada jawaban subyek.

1. Analisis hasil kuesioner .

Analisa data pada penelitian ini didasarkan pada jawaban subyek. Dalam setiap pertanyaan setiap subyek diminta memilih salah satu alternatif jawaban dari empat alternatif jawaban yang ada. Dari seluruh pertanyaan yang ada akan dilakukan perhitungan pada setiap alternatif jawaban, berdasarkan banyaknya subyek yang memilih salah satu jawaban tersebut. Banyaknya jumlah subyek yang memilih salah satu alternatif jawaban akan dihitung dalam bentuk persen. Hasil presentasi tertinggi menunjukan bahwa alternatif jawaban tersebut mewakili kesimpulan jawaban dari suatu pertanyaan dari salah satu faktor persepsi dan mencerminkan kecenderungan persepsi pada faktor tertentu. Dari semua pertanyaan akan dikumpulkan semua alternatif jawaban yang memiliki presentasi tertinggi kemudian akan dibuat suatu kesimpulan umum tentang persepsi siswa terhadap fisika.

Jawaban masing – masing pernyataan selanjutnya diubah dalam skor sesuai dengan kriteria didepan. Kemudian skor total didapatkan, maka dicari prosentase untuk setiap masing – masing faktor atau pengaruh dari persepsi. Penafsiran prosentase setiap faktor dalam analisis adalah sebagai berikut

Tabel .2 . prosentase sekaligus hasil analisis masing – masing faktor.

No Faktor Prosentase Analisis Sifat Persepsi

≤ 25 Sangat tidak aktif Negatif

26 – 50 Tidak aktif Semi Negatif

51 - 75 Aktif Semi Positif

1 Proses Belajar

No Faktor Prosentase Analisis Sifat Persepsi

≤ 25 Sangat tidak aktif Negatif

26 – 50 Tidak aktif Semi Negatif

51 - 75 Aktif Semi Positif

1 Pengalaman

76-100 Sangat aktif Positif

No Faktor Prosentase Analisis Sifat Persepsi

≤ 25 Sangat tidak aktif Negatif

26 – 50 Tidak aktif Semi Negatif

51 - 75 Aktif Semi Positif

1 Pengalaman

76-100 Sangat aktif Positif

No Faktor Prosentase Analisis Sifat Persepsi

≤ 25 Sangat tidak aktif Negatif

26 – 50 Tidak aktif Semi Negatif

51 - 75 Aktif Semi Positif

1 Pengalaman

76-100 Sangat aktif Positif

Dari seluruh hasil presentasi tertinggi yang telah didapat, akan dibuat suatu kesimpulan umum dengan cara mendeskripsikan masing – masing alternatif jawaban dengan presentasi tertinggi pada tiap – tiap faktor / pengaruh sebagai gambaran persepsi siswa tentang fisika. Untuk memperjelas arti presentasi diatas diberi contoh sebagai berikut:

Untuk faktor proses belajar bila besar prosentase yang diperoleh 63.33 % menyatakan bahwa siswa didalam proses belajar fisika di sekolahnya adalah aktif.

Hal ini berarti bahwa siswa rajin didalam belajar fisika dan persepsi yang ditimbulkan cenderung semi positif.

2. Analisis Hasil Wawancara

Untuk mengungkap persepsi partisipan tentang fisika akan dilakukan wawancara. Sehingga wawancara dilakukan pada partisipan yang merupakan perwakilan dari kelas masing – masing.

Wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada partisipan.. Masing-masing partisipan diwawancarai secara individu dalam waktu yang berbeda. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti merancang pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan dalam wawancara. Pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan yang digunakan disusun berdasarkan pernyataan yang tidak dipahami oleh masing-masing partisipan. Semua partisipan yang dipilih untuk wawancara, memiliki kesulitan-kesulitan dalam memahami pernyataan yang berbeda. Sehingga rancangan pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti pada masing-masing partisipan tidak sama.

Wawancara dilaksanakan pada jam – jam diluar pelajaran Fisika yang ada dalam sekolah tersebut. Dalam kegiatan wawancara antara peneliti dan partisipan, peneliti mencatat hasil wawancara. Kemudian, Hasil wawancara tersebut kemudian dianalisis untuk mengungkap persepsi partisipan secara lebih mendalam.

A.Pelaksanaan Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan diluar jam pelajaran Fisika pada bulan Agustus – September 2008 dikelas XI IPA. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan kuesioner pada partisipan untuk mengetahui persepsi mereka terhadap pelajaran Fisika disekolahnya. Dari data kuesioner yang diperoleh, peneliti merancang pertanyaan – pertanyaan untuk kegiatan wawancara. Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan selama penelitian.

Uji coba kuesioner : 9 Agustus 2008

Memberikan kuesioner : 20 Agustus – 13 September 2008 Wawancara : 17 September 2008

B. Data, Analisis dan Pembahasan.

Pengambilan data diikuti 82 siswa kelas XI IPA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA. Partisipan diberi waktu 40 menit untuk mengerjakan kuesioner dan dapat mengerjakan semua pernyataan dalam kuesioner dalam waktu yang tersedia.

Dari hasil kuesioner dapat diketahui persepsi siswa terhadap pelajaran Fisika disekolahnya melalui faktor - faktor pengaruh persepsi berdasarkan analisis jawaban setiap pernyataan yang ada dalam kuesioner. Prosentase jawaban dari tiap masing – masing aspek dihitung dengan menjumlahkan seluruh bobot

skor yang didapatkan kemudian membaginya dengan bobot skor maksimal dan dikalikan 100%. Berikut adalah contoh perhitungan presentase jumlah bobot skor pada aspek proses belajar kelas XI IPA 1. Skor maksimal pada aspek tersebut adalah 800, aspek tersebut memiliki bobot 571. Sehingga dapat dihitung sebagai berikut: = 800 571 x 100% = 71.38%

Persentase jumlah bobot skor jawaban masing-masing aspek dapat dilihat pada (tabel 9 hal 65). Analisis difokuskan pada tanggapan yang diperoleh dari kuesioner dibandingkan dengan hasil wawancara. Tanggapan siswa dalam kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tanggapan siswa dalam kuesioner.

1.Proses belajar.

Secara umum siswa aktif dalam kegiatan atau proses belajar dikelas (67.06%) dan persepsi yang ditimbulkan cenderung persepsi semi positif. Pada komponen ingin tahu, siswa didalam belajar Fisika dikelas diberi banyak kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi (72.04%), hal tersebut bisa menimbulkan rasa keingintahuan siswa terhadap suatu peristiwa atau alat dapat

Kelas XI

Faktor pengaruh IPAI IPA2 IPA3 IPA4 Rata-rata ( % ) Proses belajar 71.38 63.75 68.13 65 67.06 Pengalaman 72.87 77.16 75.62 73.5 74.78 Pengetahuan 70 67.84 70.63 68.37 69.21 Cakrawala 77.37 76.36 75.75 72.37 75.46

mulai berkembang (76.84%). Namun, pada saat belajar Fisika siswa tidak diberi kesempatan untuk mencari sesuatu yang siswa inginkan untuk memahami materi (71.42%). Maka yang perlu siswa lakukan adalah hanya membaca buku pelajaran, mengerjakan sebagian besar soal – soal dan hanya memperhatikan penjelasan dari guru dikelas(63.32%). Untuk komponen berusaha, saat belajar Fisika dikelas yang dilakukan siswa adalah duduk, mencatat dan mendengarkan penjelasan guru (55.48%) maka sangat memungkinkan bagi siswa untuk mendapatkan nilai yang baik tanpa berusaha memahami konsep dengan baik (73.86%) akan tetapi, nilai ulangan tidak memberikan pertolongan yang berarti bagi siswa untuk memperbaiki pemahamannya tentang materi bahasan yang diujikan (53.94%).

Dalam komponen mandiri, pelajaran Fisika membuat siswa terbebani karena semakin bertambah materi semakin bertambah pula yang tidak siswa pahami / tidak mengerti (56.81%). Oleh karena itu, siswa tidak cukup hanya dengan mengantungkan penjelasan dari guru saja melainkan siswa perlu untuk berusaha menambah pemahamannya dengan mencari bahan – bahan dari buku lain untuk menunjang pokok bahasan yang sedang dipelajari atau sedang dibahas (77.04%).sehingga semakin banyak yang siswa pelajari semakin besar pula semangat siswa untuk mengetahui dan mempelajari Fisika (69.83%)

Dalam wawancara diperoleh bahwa dalam belajar Fisika dikelas, para siswa diberi banyak kesempatan oleh guru untuk bertanya dan berdiskusi tentang materi yang sedang dibahas. Buktinya adalah para siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan kata lain bahwa kesempatan bagi siswa untuk bertanya maupun berdiskusi terbuka lebar tetapi hal tersebut bergantung

pada diri masing – masing siswa itu sendiri. Model pengajaran yang menurut siswa agar mereka menjadi lebih dapat memahami pelajaran Fisika adalah model pengajaran dengan metode variasi, hal ini dikarenakan siswa sudah bosan dengan model pengajaran yang telah diterapkan. Jadi untuk mempelajari atau memahami materi siswa bisa belajar melalui suatu peristiwa atau alat peraga, siswa mengharapkan model pengajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar – mengajar.

Pada faktor pengaruh dari proses belajar, data dari kuesioner dengan wawancara ada kaitanya. Hal ini dibuktikan dengan kesempatan yang diberikan guru untuk bertanya dan berdiskusi terbuka lebar akan tetapi kesempatan itu digunakan atau tidaknya bergantung dari siswa itu sendiri. Selain itu, model pengajaran yang membuat siswa agar dapat lebih memahami materi adalah dengan model pengajaran yang bervariasi karena selama ini siswa sudah bosan dengan model pengajaran yang telah diterapkan. Dengan model pengajaran yang telah diterapkan disekolah tersebut, siswa merasa terbebani karena semakin bertambah materi semakin bertambah pula yang siswa tidak pahami atau tidak dimengerti siswa sehingga yang perlu siswa lakukan dalam proses belajar mengajar Fisika adalah duduk, mendengarkan, mencatat penjelasan dari guru dan mengerjakan soal. Hal itu, menurut siswa sangat memungkinkan untuk mendapatkan nilai yang baik tanpa berusaha memahami konsep Fisika dengan baik walaupun nilai ulangan tersebut tidak memberikan pertolongan yang berarti bagi siswa untuk memperbaiki pemahamannya tentang materi yang diujikan. Selain itu, siswa yang belum puas dengan penjelasan dari guru maka siswa perlu

untuk berusaha menambah pemahamannya dengan mencari bahan – bahan dari buku lain untuk menunjang pokok bahasan yang sedang dipelajari atau sedang dibahas.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar membentuk persepsi siswa terhadap pelajaran Fisika di sekolahnya dan persepsi yang terbentuk cenderung ke persepsi semi positif. Hal ini ditunjukan dengan siswa merasa dalam memahami materi tidak cukup hanya dari penjelasan dari guru saja melainkan siswa berusaha mencari bahan – bahan dari buku lain untuk menunjang pokok bahasan yang dipelajari. Selain itu, bila siswa merasa bosan ataupun jenuh dengan metode yang diajarkan oleh guru maka yang dilakukan oleh siswa antara lain hanya duduk, mendengarkan, mencatat penjelasan dari guru dan mengerjakan soal karena dengan strategi tersebut sangat memungkinkan bagi siswa untuk mendapatkan nilai yang bagus tanpa berusaha memahami konsep Fisika dengan baik walaupun nilai ulangan tersebut tidak memberikan pertolongan yang berarti bagi siswa untuk memperbaiki pemahamannya tentang materi yang sedang diujikan.

2.Pengalaman.

Secara umum pengalaman siswa dapat dikatakan luas (74.78 %) didalam belajar Fisika dan persepsi yang ditimbulkan cenderung persepsi semi positif. Pemahaman konsep yang baik sangat penting bagi siswa untuk berhasil didalam belajar Fisika. Oleh karena itu, nilai yang baik tidak cukup bagi siswa pemahaman materinya lemah (81.02%). Siswa menghabiskan banyak waktu untuk menghitung, mempelajari dan memahami setiap pokok bahasan yang diberikan

oleh guru dikelas atau yang ada didalam buku pegangan (70.26%). Dalam belajar Fisika, siswa dapat belajar bagaimana caranya menghargai pendapat teman (72.84%) dan dibiasakan untuk mampu mendengarkan dan menghargai teman lain berpendapat (35.62%). Melalui percobaan di laboratorium, siswa dilatih untuk bertukar informasi hasil yang didapatkan dari percobaan dan menghargai apapun yang dihasilkan kelompok lain (82.81%). Hal utama yang siswa peroleh dari pelajaran Fisika adalah belajar bagaimana siswa dapat memahami peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan Fisika (77.35%). Dengan belajar Fisika, siswa mampu menghubungkan materi Fisika dengan apa yang pernah siswa alami dalam kehidupan sehari – hari (72.27%) sehingga belajar Fisika dapat mengubah pandangan siswa didalam memahami peristiwa yang berhubungan dengan Fisika menjadi lebih baik (73.75%).

Namun sebenarnya belajar Fisika pada dasarnya tidak perlu, karena materi yang dipelajari tidak mempunyai hubungan dengan apa yang dialami dan dilihat dalam kehidupan sehari – hari (70.93%) sehingga pelajaran Fisika tidak membantu siswa untuk bersikap bagaimana menghargai orang lain karena dalam pelajaran Fisika yang ditekankan hanya pengetahuannya saja (67.67%).

Dari wawancara diperoleh bahwa untuk menghubungkan materi Fisika dengan apa yang dialami siswa didalam kehidupan sehari – hari, siswa memiliki pemikiran sendiri – sendiri. Hal ini terlihat bagaimana siswa menerapkan kemampuannya dalam menjalani kehidupan sehari – harinya, seperti misalnya : siswa berpendapat bahwa pelajaran Fisika sama dengan pelajaran lain yang hanya menekankan pada pengetahuannya saja sehingga tidak membantu siswa untuk

bersikap bagaimana menghargai orang lain dan ada juga yang berpendapat bahwa pelajaran Fisika perlu pemahaman lebih dari pelajaran lain dalam mempelajarinya sehingga membantu siswa untuk bersikap bagaimana menghargai orang lain.

Pada faktor pengalaman dalam mempelajari Fisika data kuesioner dengan wawancara ada kaitannya. Hal ini dibuktikan dengan : pertama Apa yang dialami siswa dalam memahami materi Fisika disekolah. Bagi siswa pemahaman konsep Fisika yang baik sangat penting baginya untuk berhasil didalam belajar fisika sehingga nilai yang bagus tidak cukup baginya bila pemahaman materinya lemah. Oleh karena itu, siswa menghabiskan banyak waktu untuk menghitung, mempelajari dan memahami setiap pokok bahasan yang diberikan guru di kelas atau yang ada dalam buku pegangan. Dalam belajar Fisika, siswa dilatih untuk bertukar informasi hasil yang diperoleh melalui percobaan serta dilatih untuk menghargai apapun yang dihasilkan oleh kelompok lain atau dapat belajar bagaimana caranya menghargai pendapat teman namun ada juga yang merasa bahwa siswa tidak dibiasakan untuk mampu mendengarkan dan menghargai teman lain berpendapat. Selain itu, siswa mampu menghubungkan materi Fisika dengan apa yang pernah siswa alami dalam kehidupan sehari – hari karena hal utama yang siswa peroleh dari belajar Fisika adalah belajar bagaimana siswa dapat memahami peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan Fisika sehingga dengan belajar Fisika dapat mengubah pandangan siswa didalam memahami peristiwa yang berhubungan dengan Fisika menjadi lebih baik.

Kedua Apa yang dialami siswa dalam memahami materi Fisika sekolah, pelajaran Fisika tidak membantu siswa untuk bersikap bagaimana menghargai

orang lain karena dalam pelajaran Fisika yang ditekankan hanya pengetahuannya saja sehingga belajar Fisika pada dasarnya tidak perlu, karena materi yang dipelajari tidak mempunyai hubungan dengan apa yang dialami dan dilihat dalam kehidupan sehari – hari.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman membentuk persepsi siswa terhadap pelajaran Fisika dikelas dan persepsi yang terbentuk cenderung ke persepsi semi positif. Hal ini ditunjukan dengan pada saat belajar Fisika siswa merasa pemahaman konsep Fisika sangat penting bagi siswa sehingga siswa menghabiskan banyak waktu untuk menghitung, mempelajari dan memahami setiap pokok bahasan yang diberikan guru di kelas atau yang ada dalam buku pegangan selain itu siswa melatih diri untuk menghargai pendapat dan bertukar informasi dengan teman. Dengan begitu, siswa mampu menghubungkan materi Fisika dengan apa yang pernah siswa alami dalam kehidupan sehari – hari dan dapat memahami peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan Fisika sehingga dapat mengubah pandangan siswa didalam memahami peristiwa yang berhubungan dengan Fisika menjadi lebih baik. Namun demikian, pada faktor pengalaman ini terbentuk juga persepsi semi negatif dan hal ini ditunjukkan dengan dalam belajar Fisika siswa merasa tidak dibiasakan untuk mampu mendengarkan dan menghargai teman lain berpendapat karena siswa merasa pelajaran Fisika yang ditekankan hanya pengetahuannya saja sehingga belajar Fisika pada dasarnya tidak perlu, karena materi yang dipelajari tidak mempunyai hubungan dengan apa yang dialami dan dilihat dalam kehidupan sehari – hari.

Pada aspek ini, siswa umumnya pengetahuannya bagus (69.21%) dan persepsi yang ditimbulkan cenderung persepsi semi positif. Dalam belajar Fisika yang terpenting bagi siswa bukan rumus akhir melainkan proses bagaimana rumus tersebut diperoleh (79.86%), karena untuk memahami Fisika siswa harus mampu untuk mengingat sesuatu yang pernah dijelaskan oleh guru ataupun yang pernah siswa pelajari (74.92%) dan waktu mengerjakan soal atau PR, yang pertama kali siswa pikirkan adalah konsep – konsep apa saja yang berkaitan dengan soal tersebut (78.72%). Selain itu, hal yang paling penting dalam belajar Fisika bagi siswa adalah mampu mengingat seluruh informasi atau bahan yang perlu siswa ketahui (75%). Sehingga dalam mengerjakan soal yang terpenting bagi siswa adalah mampu memahami maksud dari soal tersebut dan mengkaitkannya dengan konsep yang mendasarinya, yang akhirnya siswa mampu memilih suatu rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal (83.38%).

Persoalan yang paling sulit dalam menyelesaikan soal Fisika bagi siswa adalah menemukan rumus yang paling tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah tersebut (45%). Selain itu, pemecahan masalah dalam Fisika pada dasarnya mencari rumus yang tepat dan mengantikannya dengan suatu bilangan (49.4%) dengan kata lain bahwa agar dapat mengunakan rumus dalam mengerjakan suatu soal siswa tidak perlu untuk mengetahui konsep – konsep yang mendasari rumus tersebut (75.25%). Siswa tidak perlu untuk mempelajari ataupun memahami suatu pokok bahasan tertentu, yang diperlukan bagi siswa adalah menghafalkan rumus sehingga siswa dapat mengerjakan soal dengan mengunakan rumus tersebut (69.46%). Jika tidak ingat suatu rumus yang siswa butuhkan untuk

mengerjakan suatu soal ulangan maka tidak ada lagi yang dapat dikerjakan oleha

Dokumen terkait