1991 CAMELS - PBI No.6/10/PBI/2004 - SE No.6/23/DPNP RGEC - PBI No.13/1/PBI/2011 - SE No. 13/24/DPNP
44 Analisis CAMELS digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
Kemudian dikeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No.13/24/DPNP yang berlaku per Januari 2012 menggantikan penilaian kesehatan bank dengan metode CAMELS dengan metode RGEC. Metode CAMELS tersebut sudah diberlakukan selama hampir delapan tahun sejak terbitnya PBI No. 6/10/PBI/2004 dan SE No.6/23/DPNP. Dengan terbitnya PBI dan SE terbaru ini, metode CAMELS dinyatakan tidak berlaku lagi, diganti dengan model baru yang mewajibkan Bank Umum untuk melakukan penilaian sendiri (
self-assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan
risiko RBBR (Risk-based Bank Rating) baik secara individual maupun secara konsolidasi.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko.
Menurut POJK No. 8/POJK.3/2014 faktor-faktor penilaian dalam metode RGEC adalah sebagai berikut:
45 Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 1 penilaian terhadap faktor profil risiko sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf a merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank. Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dikuantifikasikan maupun tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank.
Karakteristik Risiko inheren Bank ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas Bank, industri dimana Bank melakukan kegiatan usaha, serta kondisi makro ekonomi.
Penilaian atas risiko inheren dilakukan dengan memperhatikan parameter/indikator yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penetapan tingkat Risiko inheren atas masing-masing jenis risiko mengacu pada prinsip-prinsip umum penilaian tingkat kesehatan bank umum. Penetapan tingkat risiko inheren untuk masing-masing jenis risiko dikategorikan ke dalam peringkat 1 (low), peringkat 2
(low to moderate), peringkat 3 (moderate), peringkat 4 (moderate to
high), dan peringkat 5 (high).
Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko merupakan penilaian terhadap aspek penilaian terhadap aspek: (a) tata kelola risiko, (b) kerangka manajemen risiko, (c) proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia, dan kecukupan system informasi manajemen, (d)
46 kecukupan sistem pengendalian risiko dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Sedangkan penerapan kualitas manajemen risiko dikategorikan kedalam peringkat 1 (strong), peringkat 2 (satisfactory), peringkat 3 (fair), peringkat 4 (marginal), peringkat 5 (unsatisfactory). Penilaian atas risiko inheren terdiri dari 10 aspek risiko, antara lain:
a. Risiko kredit
Risiko kredit adalah suatu risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian yang disepakatinya. Gagal bayar yang dimaksud ialah gagal bayar karenaa kesengajaan, dan juga gagal bayar karena bangkrut (Rustam, 2013: 55).
b. Risiko pasar
Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian baik yang ada didalam maupun diluar posisi neraca keuangan yang muncul karena perubahan harga yang tidak menguntungkan, misalnya fluktuasi nilai asset yang diperjualbelikan atau disewakan. Selain itu, risiko pasar adalah risiko yang berhubungan dengan volatilitas nilai pasar saat ini dan masa mendatang dari suatu aset tertentu (Akkizidis & Sunil, 2008: 111).
c. Risiko operasional
Menurut Adiwarman A. Karim (2013: 275) Risiko operasional
(operational risk) adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh
47 kegagalan sistem atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Ada tiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya risiko ini, yaitu: (1) Infrastuktur, seperti teknologi, kebijakan, lingkungan, pengamanan, perselisihan, dan sebagainya (2) Proses (3) Sumber daya.
Risiko operasional dapat mencakup lima hal, yaitu risiko reputasi (reputation risk), risiko kepatuhan (compliance risk), risiko transaksi (transactional risk), risiko strategis (strategic risk), dan risiko hukum (legal risk).
d. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko bank akibat ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban bank yang telah jatuh tempo dari pendanaan arus kas dan atau aset yang likuid tanpa mengganggu aktivas bank sehari-hari (PBI No. 11/25/2009).
e. Risiko hukum
Pengertian risiko hukum menurut Adiwarman A. Karim (2013: 277) adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, seperti: adanya tuntutan hukum, ketiadaan pertauran perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan (perjanjian) seperti tidak terpenuhinya syarat keabsahan suatu kontrak atau pengikatan agunan yang tidak sempurna. Dalam kaitan risiko hukum, hal- hal yang harus diperhatikan adalah:
48 - Keharusan melaksanakan prosedur analisis aspek hukum terhadap
produk dan aktivitas baru
- Keharusan memiliki satuan kerja yang berfungsi sebagai legal watch, tidak saja terhadap hukum positif tetapi juga terhadap fatwa DSN dan ketentuan-ketentuan lainnya berdasarkan prinsip syariah - Keharusan menilai dampak perubahan ketentuan/peraturan terhadap
risiko hukum
- Keharusan untuk menerapkan sanksi secara konsisten
- Keharusan untuk melakukan kajian secara berkala terhadap akad, kontrak dan perjanjian-perjanjian bank dengan pihak lain dalam hal efektivitas dan enforceability.
f. Risiko strategik
Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau bank tidak mematuhi/ tidak melaksanakan perubahan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. (Adiwarman A. Karim, 2013: 277).
g. Risiko kepatuhan
Adiwarman A. Karim (2013:276) Risiko kepatuhan adalah risiko yang disebabkan oleh tidak dipatuhinya ketentuan-ketentuan yang ada, baik ketentuan internal maupun eksternal, seperti berikut:
- Ketentuan giro wajib minimum - Ketentuan dalam penyediaan produk
49 - Ketentuan dalam pemberian pembiayaan
- Ketentuan dalam pelaporan baik pelaporan internal, laporan kepada bank Indonesia, maupun laporan kepada pihak ketiga lainnya
- Ketentuan perpajakan
- Ketentuan dalam akad dan kontrak - Fatwa DSN
h. Risiko reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan para pemangku kepentingan yang bersumber dari persepsi negatif tehadap bank (PBI No. 13/23/PBI/2011).
i. Risiko imbal hasil
Berdasarkan PBI No. 13/23/PBI/2011 yang dimaksud dengan risiko imbal hasil ialah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah karena terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dan pihak ketiga bank.
j. Risiko investasi
Risiko investasi didefinisikan sebagai risiko yang mucul dari partisipasi dalam keuangan atau aktifitas bisnis lain yang disebutkan dalam kontrak dan ikut serta dalam menyediakan dana untuk saling menaruh modal dalam bisnis yang tentunya memiliki risiko didalamnya. Bank syariah memiliki risiko investasi pada kontrak berbasis mjudharabah dan musyarakah. Bank syariah menggunakan instrumen ini secara substansial
50 berpengaruh terhadap pendapatan bank, likuiditas, dan risiko lain serta volatilitas pendapatan dan modal (Al Arif & Yuke Rahmawati, 2015:192).
2. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian terhadap faktor GCG dalam pendekatan RGEC didasarkan ke dalam tiga aspek utama yaitu, governance structure,
governance process, dan governance output. Berdasarkan ketetapan
Bank Indonesia yang disajikan dalam Laporan Pengawasan Bank (2012:36): “governance structure mencakup pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite. Governance process mencakup fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi audit intern dan ekstern, penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana besar, serta rencana strategis bank. Aspek terakhir governance output
mencakup transaparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG yang memenuhi prinsip Transparancy, Accountability,
Responsibility, Indepedency, dan Fairness (TARIF)” (Lasta, dkk., 2014).
Berdasarkan surat edaran (SE) BI No. 12/13/Dpbs, faktor-faktor penilaian GCG bank syariah tentang pelaksanaan GCG adalah:
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi
51 d. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah e. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan
pelayanan jasa
f. Penanganan benturan kepentingan g. Penerapan fungsi kepatuhan bank h. Penerapan fungsi audit intern i. Penerapan fungsi audit ekstern j. Batas maksimum penyaluran dana
k. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG, serta pelaporan internal.
3. Earnings (Rentabilitas)
Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari aktifitas bisnis bank. Laba merupakan hal yang sangat penting, dengan laba yang dihasilkan dari suatu kegiatan bisnis mengindikasikan bahwa kinerja yang telah dilakukan adalah baik dan dapat meneruskan kelangsungan hidup bisnis itu sendiri (Arifin, 2009).
4. Capital (Permodalan)
Peraturan bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 2 sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf d meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Capital
Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Kasmir, 2009:198).
52 B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Ringkasan Penelitian Terdahulu No. Peneliti
(tahun)
Judul
penelitian Persamaan Perbedaan Hasil penelitian 1 Heidy arrvida lasta, Zainul arifin, Nila firdausi nuzula (2014) Analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk periode 2011-2013) - Metode yang digunakan yaitu RGEC - Sampel yang digunakan berbeda - Rasio yang digunakan berbeda
Hasil penelitian dalam jurnal tersebut
menunujukkan bahwa tingkat kesehatan PT BRI, Tbk yang diukur
menggunakan pendekatan RGEC secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa BRI merupakan bank yang sehat bahkan dalam
beberapa indikator menunjukkan bahwa BRI mendapatkan predikat bank yang sangat sehat. 2 Ni Putu Noviantini Permata Yessi, Sri Mangesti Rahayu, Maria Goretti Wi Endang NP (2015) Analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC (Studi pada PT Bank Sinar Harapan Bali periode 2010-2012) - Metode yang digunakan sama, yaitu metode RGEC - Jumlah sampel yang digunakan yaitu satu - Periode penelitian sama, yaitu 2 Variabel yang digunakan berbeda
Hasil penelitian jurnal ini menunjukkan bahwa Bank Sinar Harapan Bali dalam hal tingkat kesehatan tidak bermasalah atau dapat dikatakan sehat
53 tahun 3 Adhisyahf itri Evalina Ikhsan Analisis Kinerja Perusahaan: Sebelum Dan Sesudah Initial Public Offering Di Bursa Efek Indonesia - Jenis penelitian sama, yaitu penelitian komparatif terhadap perusahaan sebelum dan setelah go public - Variabel yang digunakan - Periode penelitian berbeda
Hasil penelitian jurnal tersebut adalah bahwa seluruh rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan rata-rata lebih baik sebelum perusahaan melakukan IPO kecuali untuk total asset turn over.
4 David Peter Rotinsulu, Paulus Kindagen, Merinda Pandowo The Analyze Of Risk-Based Bank Rating Method On Bank’s Profitability In State-Owned Banks - Metode yang digunakan sama, yaitu metode RBBR atau pendekatan RGEC - Teknik analisis berbeda - Jumlah sampel penelitian berbeda
Hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bahwa metode RGEC berpengaruh simultan dan signifikan terhadap profitabilitas bank, risiko kredit dan likuiditas berpengaruh negatif pada profitabilitas bank secara parsial, risiko pasar berpengaruh posti dan signifikan terhadap profitabilitas bank secara parsial, modal tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank secara parsial.
54 C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran
Metode RGEC
Profil Risiko GCG Earnings Capital
BANK PANIN SYARIAH
Laporan keuangan publikasi Bank Panin Syariah
Laporan GCG Bank Panin Syariah
Setelah Go Public Sebelum Go Public NPF FDR ROA ROE NIM Interpretasi/ Analisis Sebelum dan setelah Go Public CAR
Two Related Sample (Wilcoxon test)
55 D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap variabel-variabel yang akan diuji dalam suatu penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa rata-rata (mean) dari sampel tersebut adalah sama dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa nilai rata-rata (mean) dari sampel tersebut berbeda. Dalam penelitian ini ingin melihat apakah terdapat perbedaan kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public yang dilihat dari rasio pada metode RGEC. Berdasarkan tinjauan pusaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Non Performing Financing (NPF)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Non Performing
Financing (NPF)
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Non Performing
Financing (NPF)
b. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Financing to
56 Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Financing to Deposit
Ratio (FDR)
c. Return On Asset (ROA)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Asset
(ROA)
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Asset (ROA)
d. Return On Equity (ROE)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Equity
(ROE)
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Equity (ROE)
e. Net Interest Margin (NIM)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Net Interest
Margin (NIM)
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Net Interest Margin
57
f. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Capital Adequacy Ratio
58 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN