• Tidak ada hasil yang ditemukan

Capaian Kinerja Tahun 2021

Dalam dokumen SAKIP BAB (Halaman 39-54)

BAB I Pendahuluan

BAB 3 Akuntabilitas Kinerja

3.1 Capaian Kinerja Tahun 2021

Dinas Kesehatan DIY telah melaksanakan pengukuran kinerja atas kinerja yang diperjanjikan Kepala Dinas Kesehatan DIY dengan Gubernur DIY tahun 2021. Pengukuran mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencana-an, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah dengan skala nilai peringkat kinerja sebagaimana tabel berikut:

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

Sumber: Permendagri Nomor 86 Tahun 2017

No. Interval Nilai Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi

Kinerja Kode

1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua

2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda

3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua

4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda

5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah

Bab 3 Berisi :

1. Capaian Kinerja Tahun 2021

2. Realisasi Anggaran 3. Inovasi

Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2021

TAHUN 2021 TARGET

AKHIR

1. Terwujudnya Perilaku Sadar Sehat

Indikator:

Persentase puskesmas melaksanakan program jogja sehat dengan pendekatan kan PISPK dibagi jumlah seluruh Puskesmas DIY x 100%

% 42,97 100 100 100 100 Sangat

Baik

100

2. Terwujudnya Pelayanan tingkat lanjut (FKTL) dan pelayanan kesehatan lain yang sudah terakreditasi dibagi seluruh FKTP/FKTL dan Fasilitas Kesehatan Lain dikali 100

% 57,63 75,19 70,99 75,19 105,92 Sangat Baik

73,28

3. Terwujudnya Pelayanan Mutu yang Dicapai dibagi jumlah seluruh indikator mutu x 100%

% 50 81,39 70 81,39 116,27 Sangat Baik

75

4. Terwujudnya pelayanan mutu pelayanan (*) Meta indikator:

Jumlah Indikator Mutu yang Dicapai dibagi jumlah seluruh indikator mutu x 100%

% n/a 77,2 78,9 78,9 100 Sangat

Baik

81,3

(*) Pelayanan pada kesehatan paru

Adapun analisis capaian kinerja per sasaran strategis diuraikan sebagai berikut:

3.1.1. Sasaran Terwujudnya Perilaku Sadar Sehat

Kinerja sasaran Perilaku Sadar Sehat diukur dengan 1 indikator yaitu indikator persentase puskesmas melaksanakan program Jogja Sehat dengan pendekatan keluarga. Untuk indikator sasaran adalah berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Sumber data diolah dari hasil evaluasi puskesmas yang mengimplementasikan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) dibagi jumlah seluruh puskesmas di DIY. Penjelasan hubungan sasaran, indikator dan meta indikator adalah sebagai berikut:

Tabel III.3 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

No Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3 4

1 Terwujudnya Perilaku Sadar Sehat Persentase puskesmas melaksanakan program Jogja Sehat dengan pendekatan keluarga

Jumlah Puskesmas yang mengimplementasikan PISPK dibagi jumlah seluruh Puskesmas DIY x 100%

Kinerja sasaran terwujudnya perilaku sadar sehat dengan indikator persentase puskesmas melaksanakan program jogja sehat dengan pendekatan keluarga pada tahun 2021 dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2021

No Indikator Sasaran Capaian 2020

2021 Target

Akhir Renstra

(2022)

Capaian s/d 2018 terhadap target 2022

(%) Target Realisasi %

Realisasi*

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Persentase puskesmas melaksanakan program Jogja Sehat dengan pendekatan keluarga

100 100 100 100 100 100

Analisis ketercapaian sasaran:

1. Persentase realisasi terhadap target tercapai 100%.

2. Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, diproyeksikan sasaran akan berhasil tercapai. Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran 1 (satu) dikarenakan oleh pembinaan, Pendampingan dan pengawasan secara intensif oleh Dinas Kesehatan DIY dan juga Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, serta dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Kesehatan.

3.1.1.1 Data Dukung Capaian Terwujudnya Perilaku Sadar Sehat

Sasaran terwujudnya Perilaku Sadar Sehat didukung oleh tiga program yakni program pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, program peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan dan program sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan minuman. Adanya pandemi COVID-19 merupakan tugas utama puskesmas dalam melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Puskesmas gencar melakukan 3T yaitu tracing, testing, dan treatment.

Selain itu dimulainya pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sebagai upaya dari penanggulangan pandemi.

Untuk program kesehatan masyarakat upaya yang dilakukan masih dengan peningkatan kapasitas tenaga gizi dan pemberian buku pedoman gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan balita kurus, dan mendukung terwujudnya desa sehat mandiri.

3.1.1.2 Faktor Pendukung Keberhasilan Terwujudnya Perilaku Sadar Sehat

Meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19, dimana terdapat

instruksi Gubernur Nomor 16 tahun 2021 tentang Perpanjangan

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan, seluruh puskesmas di DIY yang

berjumlah 121 dapat tetap melaksanakan pendataan PISPK tersebut

mencapai 100 persen. Tercapainya target tersebut dilakukan dengan

peningkatan kualitas melalui pelatihan, monitoring dan evaluasi secara

terus menerus.

3.1.2. 3.1.2. Sasaran Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu

Tolok ukur capaian sasaran diukur dengan 1 (satu) indikator yaitu persentase pelayanan kesehatan yang terakreditasi. Hasil penghitungan Jumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), tingkat lanjut (FKTL) dan pelayanan kesehatan lain yang sudah terakreditasi dibagi seluruh FKTP/FKTL dan Fasilitas Kesehatan Lain dikali 100 sebagai berikut:

Tabel III.5 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

NO Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3 4

Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

Persentase Pelayanan Kesehatan yang Terakreditasi

Jumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), tingkat lanjut (FKTL) dan pelayanan kesehatan lain yang sudah terakreditasi dibagi seluruh FKTP/FKTL dan Fasilitas Kesehatan Lain dikali 100

Kinerja sasaran terwujudnya pelayanan kesehatan yang terakreditasi dengan indikator persentase pelayanan kesehatan yang terakreditasi pada tahun 2021 dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel III.6 Target dan Realisasi Kinerja No Indikator Sasaran Baseline

2020 Target Realisasi % Realisa

si

Analisis Ketercapaian Kinerja:

1. Persentase realisasi terhadap target tercapai 105,92%

2. Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, diproyeksikan sasaran akan berhasil

tercapai. Keberhasilan pencapaian kinerja ini diperngaruhi oleh sosialisasi,

bimbingan teknis akreditasi oleh Dinas Kesehatan DIY dan Kabupaten/Kota,

penguatan komitmen seluruh tenaga Puskesmas, pemenuhan anggaran

pendampingan dan akreditasi Puskesmas yang berasal dari DAK non fisik serta

validasi data sarana prasarana dan alat. Juga munculnya beragam inovasi dari

puskesmas.

3.1.2.1 Data Dukung Capaian Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu Sasaran Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu didukung oleh dua program terkait yaitu program pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat serta program peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan. Dimana salah satunya adalah memastikan bahwa tenaga kesehatan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Kualitas pelayanan ditentukan salah satunya oleh kualitas sumber daya manusianya.

3.1.2.2 Faktor Pendukung Keberhasilan Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

Salah satu cara untuk menilai mutu dan kualitas pelayanan puskesmas dilakukan dengan akreditasi. Dukungan pimpinan FKTP dan FKTL untuk melakukan akreditasi, ketersediaan anggaran untuk akreditasi Puskesmas, dilakukan pembinaan mutu dari Dinas Kesehatan DIY, serta kebijakan penambahan masa berlaku ijin operasional sesuai dengan surat edaran Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/455/2020 yang dikeluarkan pada tanggal 29 Juli 2020 tentang Perizinan dan Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan Penetapan Rumah Sakit Pendidikan pada masa pandemi Coronvirus Diseases 2019 (COVID-19), sangat membantu tercapainya sasaran ini.

3.1.3. Sasaran Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Jiwa Yang Bermutu

Tolok ukur capaian sasaran diukur dengan 1 (satu) indikator yaitu persentase pemenuhan standar mutu pelayanan kesehatan jiwa. Hasil Jumlah indikator mutu yang dicapai sebagai berikut:

Tabel III.7 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

NO Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3 4

Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Jiwa yang Bermutu

persentase pemenuhan standar mutu pelayanan kesehatan jiwa

Jumlah indikator mutu yang dicapai dibagi jumlah seluruh indikator mutu dikali 100%

Kinerja sasaran terwujudnya pelayanan kesehatan jiwa yang bermutu

dengan indikator persentase pemenuhan standar mutu pelayanan kesehatan jiwa

pada tahun 2021 dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel III.8 Target dan Realisasi Kinerja No Indikator Sasaran Baseline

2020 Target Realisasi % Realisa

si

Analisis Ketercapaian Kinerja:

1. Persentase realisasi terhadap target tercapai 116,27%

2. Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, diproyeksikan sasaran akan berhasil tercapai. Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran 1(satu) dipengaruhi oleh kerjasama yang baik antara seluruh pihak di RS Jiwa Grhasia sehingga standar mutu dapat dicapai dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.

3.1.3.1 Data Dukung Capaian Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Jiwa yang Bermutu

Capaian kinerja dapat kita lihat pada tingkat pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) RS Jiwa Grhasia DIY. SPM RS Jiwa Grhasia telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 18 Tahun 2021. Pencapaian SPM RS Jiwa Grhasia dievaluasi sampai akhir tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Tabel III.9 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) RS Jiwa Grhasia Tahun 2021

No Jenis Pelayanan Jumlah

Indikator

No Jenis Pelayanan Jumlah Indikator

Memenuhi Standar

Jumlah %

16 Pemulasaraan Jenazah 1 1 100

17 Pemeliharaan Linen 2 1 50

18 Pelayanan nPasien PBI 1 1 100

19 Diklatlitbang 2 1 50

20 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 5 3 100

JUMLAH 83 67 84,36

3.1.3.2 Faktor Pendukung Keberhasilan Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Jiwa yang Bermutu

RS Jiwa Grhasia sudah mengajukan perbaikan atas beberapa indikator yang sudah tidak relevan dalam pencapaian IKU, dan sudah disahkan pada Januari 2021. Serta pada akhir tahun 2021 telah digunakan SPM baru sesuai denga Peraturan Gubernur Nomor 18 tahun 2021 untuk capaian indikator presentase pemenuhan standar mutu pelayanan kesehatan jiwa. Faktor pendukung tercapai nya IKU RS Jiwa Grhasia adalah kerjasama yang baik antara seluruh pihak di RS Jiwa Grhasia sehingga standar mutu dapat dicapai dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.

3.1.4. Sasaran Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Paru Yang Bermutu

Tolok ukur capaian sasaran diukur dengan 1 (satu) indikator yaitu Persentase pemenuhan standar mutu pelayanan.

Tabel III.10 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

NO Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3 4

Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Paru yang Bermutu

Persentase Pemenuhan Standar Mutu Pelayanan

Jumlah indikator mutu yang memenuhi standar dibagi jumlah seluruh indikator mutu dikalikan 100

Kinerja sasaran terwujudnya pelayanan kesehatan paru yang bermutu

dengan indikator persentase pemenuhan standar mutu pelayanan kesehatan paru

pada tahun 2021 dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel III.11 Target dan Realisasi Kinerja No Indikator Sasaran Baseline

2020 Target Realisasi % Realisa

si

(*) Pelayanan pada kesehatan paru

Analisis ketercapaian kinerja:

1. Persentase realisasi terhadap target tercapai 100%.

2. Dibandingkan realisasi tahun lalu, terdapat kenaikan sebesar 1,7%.

Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, diproyeksikan sasaran akan berhasil tercapai. Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran 1 dipengaruhi oleh kerja sama yang baik antara seluruh pihak di RS Paru Respira sehingga standar mutu dapat dicapai dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.

3.1.4.1 Data Dukung Capaian Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Paru yang Bermutu

Saat ini RS Paru Respira sedang dalam tahap penyusunan draft Peraturan Gubernur mengenai peraturan SPM terbaru. Maka pemenuhan standar mutu pelayanan berdasarkan pada capaian pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) RS Paru Respira saat ini masih menggunakan Peraturan Gubernur DIY Nomor 15 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Khusus Paru Respira. Adapun rincian indikator mutu yang memenuhi standar sebagai berikut:

Tabel III.12 Indikator Mutu RS Paru Respira Memenuhi Standar Tahun 2021

No Jenis Pelayanan Jumlah

Indikator

6 Rehabilitasi Medik/Fisioterapi 5 5 100

7 Farmasi 7 5 71,4

8 Gizi 6 6 100

9 Rekam Medik 8 6 75

10 Pengelolaan Limbah 5 5 100

No Jenis Pelayanan Jumlah Indikator

Memenuhi Standar

Jumlah %

11 Administrasi dan Manajemen 16 14 87,5

12 Ambulans/Kereta Jenazah 7 6 85,7

13 Pemulasaran Jenazah 7 0 0

14 Pelayanan Pemeliharaan RS 5 3 60

15 Pelayanan Laundry 6 6 100

16 Pencegahan dan Pegendalian Infeksi 6 6 100

JUMLAH 123 95 77,2

3.1.4.2 Faktor Pendukung Keberhasilan Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Paru yang Bermutu

Meskipun terdapat keterbatasan lahan untuk pengembangan rumah sakit sehingga menyebabkan beberapa sarana dan prasarana yang harus dipenuhi rumah sakit dalam mencapai pemenuhan standar mutu sulit tercapai. Namun dengan kerjasama yang baik antara seluruh pihak di RS Paru Respira sehingga standar mutu dapat dicapai dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.

3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya

Pencapaian kinerja Dinas Kesehatan juga ditunjukkan oleh pencapaian target Sustanaible Development Goals (SDG’s) sebagaimana berikut:

a. Target 1.2. Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam kemiskinan di semua dimensi, sesuai dengan definisi nasional.

1) Cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 98,95% dari target 96,59%. Situasi pandemi tidak mempengaruhi akses ibu bersalin di fasilitas pelayanan. Kondisi ini dipengaruhi kesadaran masyarakat mengenai pentingnya persalinan di fasilitas kesehatan serta kesiapan fasilitas kesehatan dalam memberikan layanan pertolongan persalinan pada kondisi pandemi dengan menerapkan standar dan protokol kesehatan.

2) Persentase anak berusia 12-23 bulan yang menerima imunisasi dasar lengkap 97,3% dari target 94%.

b. Target 2.1. Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin

akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang

berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang

aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun. Prevalensi ketidakcukupan

gizi (underweight) pada anak 8,40% pada Survei di tahun 2019. Tahun 2021 angka Gizi buruk DIY sebesar 0,2% lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 0,3%.

c. Target 2.2. Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di bawah lima tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula. Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di DIY pada tahun 2021 sebesar 17,3% atau menurun dibandingkan tahun 2019 sebesar 21%.

d. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di tahun 2020 sebanyak 40 kasus, dan di masa pandemi tahun 2021 mengalami peningkatan tajam menjadi 131 kasus. Kondisi lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 di DIY maupun nasional, serta belum adanya rekomendasi vaksinasi Covid19 bagi ibu hamil, mengakibatkan tingginya keterisian tempat tidur (Bed Occupation Rate) di rumah sakit serta kebutuhan bed maternal Covid19, kelangkaan oksigen dan keterbatasan tenaga kesehatan akibat terpapar Covid-19, sehingga berdampak pada peningkatan kasus kematian.

e. Target 3.2. Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25 per 1000. Jumlah kematian bayi di tahun 2020 sebanyak 282 kasus, menurun pada tahun 2021 menjadi 270.

i. Target 3.3 Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya. Jumlah pasien yang mengakses antiretroviral (ARV) sebesar 98,38%. Fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan startegi DOTS 100% dan ketercapaian paracite incidence mencapai 100%.

j. Target 3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka

kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan

pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.

k. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang, dengan dua indikator yaitu persentase pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana. Serta persentase pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak dan beresiko pada situasi KLB Provinsi. Target kedua indikator tersebut tercapai 100%.

3.3 Realisasi Anggaran

Tabel III.13 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2021 Kode

Rekening Uraian

Keuangan Fisik

Target Realisasi Realisa si (%)

01.02.01. Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASN Keuangan Akhir Tahun SKPD 01.06.03. Penyediaan Peralatan

Rumah Tangga

Rp 7.525.000

Rp

5.888.000 78,25 100 100

01.06.04. Penyediaan Bahan Logistik Kantor

Kode

Rekening Uraian

Keuangan Fisik

Target Realisasi Realisa si (%)

Targe t (%)

Realisa si (%)

Perundang-undangan 94,67

01.06.09. 01.08.01. Penyediaan Jasa Surat

Menyurat Daya Air dan Listrik

Rp Peralatan dan Mesin Lainnya asi Gedung Kantor dan Bangunan Lainnya

Pengadaan Sarana di Fasilitas Layanan Vaksin, Makanan dan

Rp 156.754.000

Rp

115.483.080 73,67 100 100

Kode

Rekening Uraian

Keuangan Fisik

Target Realisasi Realisa si (%) Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Penduduk pada Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Kesehatan Usia Lanjut

Rp Kesehatan Kerja dan Olahraga Menular dan Tidak Menular

Pengelolaan Data dan Informasi Kesehatan

Rp 4.500.000

Rp

4.500.000 100,00 100 100

Kode

Rekening Uraian

Keuangan Fisik

Target Realisasi Realisa si (%) Sumber Daya Manusia Kesehatan Penerbitan Izin Usaha Kecil Obat Tradisional

Rp

Berdasarkan tabel III.13 di atas dari total belanja langsung program/kegiatan

yang terkait langsung pencapaian sasaran sebesar Rp 192.574.070.283,00

terealisasi Rp 116.870.230.819,00 atau 60,68%. Sisa anggaran tahun 2021 sebesar

Rp 75.703.839.464 atau sebesar 39,32%. Dana yang digunakan di tahun 2021

antara lain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

murni, Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan non fisik, Dana Insentif Daerah (DID),

Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBH CHT), Dana Bagi Hasil Pajak Rokok

(DBH PR) dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) di tahun 2020. Tidak

terserapnya anggaran di tahun 2020, dikarenakan adanya:

1. Refocusing anggaran

2. Efisiensi belanja perjalanan dinas 3. Efisiensi honor narasumber

Anggaran belanja tidak terserap 100% namun keseluruhan sasaran strategis

OPD tercapai 100%, sehingga dengan demikian terdapat efisiensi belanja sebesar

Rp142.486.168.488 (41,60%). Sisa anggaran merupakan efisiensi belanja tahun

2021 dan akan menjadi SILPA.

Dalam dokumen SAKIP BAB (Halaman 39-54)

Dokumen terkait