• Tidak ada hasil yang ditemukan

Capaian Lain Diluar IKU

Dalam dokumen PUSAT TEKNOLOGI PENERBANGAN (Halaman 68-88)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

3.3. Capaian Lain Diluar IKU

Selain capaian yang tercantum pada Indikator Kinerja Utama di atas, ada capaian yang berhasil dilaksanakan Pustekbang selama kurun waktu 2011 - 2015 yaitu :

Pada tahun 2011, telah dikembangkan Sistem instrumentasi UAV meliputi Sistem navigasi dan payload video surveillance dan sistem simulasi antena Pada kegiatan ini dilakukan beberapa hal diantaranya adalah : rancangan data handling untuk digunakan sebagai alat monitoring system pesawat, system gerak dan performance terbang.

69 | P a g e

Gambar 3.37. Implementasi Instrumentasi Pesawat Nir Awak

Juga dilakukan analisis-analisis penempatan antena, simulasi antena dan uji coba beberapa modul untuk data handling dengan menggunakan pesawat Zen-1.

Sistem Ground segment dalam teknologi UAV sangat memegang peranan penting, khususnya dalam sistem pengendalian maupun sebagai alat monitoring. Berikut adalah rancangan ground segment sebagai alat monitoring dan kendali pesawat UAV.

Gambar 3.38. System Ground Network untuk UAV

Sistem komunikasi telemetri (communication-link) terdiri dari 3 jalur yaitu jalur data (link-data), jalur video (video-link) dan jalur kontrol (control-link). Jalur data menggunakan sistem radio modem 433 MHz (bidirectional up-down link), jalur video menggunakan video sender (satu arah downlink) dan jalur kontrol menggunakan RC 2,4GHz (satu arah uplink).

Gambar di bawah menunjukkan perangkat Mobile Ground segment dan perangkat system monitoring di dalamnya:

70 | P a g e

Gambar 3.39. Mobile Ground segment dan Interior

Ground Control Station dirancang untuk mengakomodasi semua data parameter yang dihasilkan sistem avionic, sistem payload dan kemungkinan perubahan sistem payload di masa mendatang.Selain faktor kinerja secara fungsional, GCS harus didesain memenuhi estetika sehingga menarik, komunikatif dan user friendly. Disamping itu juga memperhatikan operasional di lapangan saat uji terbang dituntut untuk always ready dalam segala kondisi dengan cepat dan efisien waktu. Oleh karena itu GCS didesain secara portable, fleksibel dan se-simple mungkin.

Menyertai penelitian pengembangan UAV, juga dilakukan penelitian tentang engine, khususnya engine jenis Turbojet, tahapan menuju pengembangan di awali dengan melakukan pengamatan terhadap mesin yang sudah ada, melakukan pembeian mesin, melakukan testbed skala laboratorium sebelum mengetahui kinerja dan melakukan reverse engineering di tahun mendatang.

Gambar 3.40. Sistem Uji Motor Turbojet

Desiminasi teknologi roket dalam rangka membangkitkan semangat mempelajari teknologi dirgantara dan sosialisasinya menuju lomba muatan roket tahun 2011 telah dilakukan, dimulai dengan demonstrasi roket-roket dan lomba muatan roket di Jogjakarta tanggal 25-27 Juni 2011 dengan muatan sistem telemetri dan robotik yang dilombakan. Hasil lomba roket diikuti 40 peserta Universitas seluruh Indonesia yang mewakili 40 universitas, dan berjalan cukup lancar dengan antusiasme masyarakat Bantul dan mahasiswa yang sangat tinggi. Lomba Muatan

71 | P a g e Roket terselenggara berkat kerjasama LAPAN-DIKTI-PEMDA BANTUL-UGM. Proses desiminasi akan berlangsung di tahun 2011 dengan penyelenggara adalah DIKTI.

16

TYPE ROKET PENDIDIKAN

Gambar 3.41. Spesifikasi roket uji muatan dan hasil uji terbang

Gambar 3.42. Suasana peserta lomba muatan roket (KORINDO) tahun 2011

Demi lebih mengembangkan semangat kedirgantaraan di kalangan masyarakat, Pustekbang LAPAN, Keluarga Mahasiswa Teknik Penerbangan ITB bersama Program Studi Aeronotika dan Astronotika, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung telah menyelenggarakan Indonesian Indoor Aerial Robot Contest 2011 (IIARC 2011) pada tanggal 15-16 November 2011 di Bandung. IIARC telah dilaksanakan sejak tahun 2008 dan mendapat pengakuan dari Japan Society of Aeronautic and Space Sciencec (JSASS). Dalam penyelenggaraan tahun 2011 ini, peserta yang berpartisipasi sebayak 32 Tim, yang terdiri dari 3 Tim Sekolah menengah, 23 Tim Perguruan Tinggi dan 6 Tim kategori umum.

72 | P a g e Penambahan fasilitas bangunan juga dilakukan untuk memperlancar jalannya penelitian, perbaikan gedung di gedung-gedung unit penelitian (laboratorium) dilakukan untuk 2 (dua) laboratorium utama, yaitu laboratorium avionik.

Gambar 3.44. Jalan Boulevard di kompleks Pustekbang

Selain itu juga dibangun gedung laboratorium Avionik sebagai tempat melakukan penelitian bidang avionik.

Gambar 3.45. Gedung Laboratorium Avionik

Pada tahun 2012, litbangyasa Ground Control System telah berhasil dikembangkan dan uji lapangan dan dapat bekerja sampai dengan jangkauan 50 km.

Uji terbang pesawat UAV dilakukan di Bandung dan Nusawiru Pangandaran.Selain itu juga dilakukan uji terbang secara berkala di Rumpin.Uji terbang untukmenghasilkan data dilakukan untuk memotret puncak Gunung Merapi, lahan pertanian di Subang Jawa Barat dan Banjar Kalimantan Selatan serta operasi

73 | P a g e perang Armada Jaya dan intelijen bersama TNI AL di Balikpapan, perairan Laut Sulawesi dan Kepulauan Riau.

Pustekbang LAPAN melakukan litbang di bidang aplikasi dengan menerbangkan UAV LSU. Hal ini dimaksudkan agar hasil-hasil penelitian LSU bermanfaat bagi masyarakat diberbagai bidang, baik sipil maupun militer. Hasil-hasil aplikasi uji terbang UAV LSU dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini :

Gambar 3.46. Mounting camera (kiri) dan

UAV take off dari ketinggian 1200 meter menuju 3200 meter (kanan)

74 | P a g e

Gambar 3.48. Pemotretan Lahan Pertanian di Subang dan Kalimantan

Gambar 3.49. UAV untuk patroli dan pemantauan kapal di Balikpapan

75 | P a g e

Gambar 3.51. UAV LSU untuk pemantauan kapal sabotase di Kepulauan Riau : Kerjasama dengan Intelligent TNI AL (kiri) dan hasil pemotretan Daerah Banjir DKI: Kampung Pulo dan

sekitarnya (kanan)

Menyertai penelitian pengembangan UAV, juga dilakukan penelitian tentang engine, khususnya enginejenis Turbojet, tahapan menuju pengembangan di awali dengan melakukan pengamatan terhadap mesin yang sudah ada, melakukan pemilihan dan pembeian mesin, melakukan uji statik dengan testbed skala laboratorium sebelum mengetahui kinerja dan melakukan reverse engineering di tahun mendatang. Disamping itu juga dilakukan uji ketahanan endurance mesin sampai dengan 2,5 jam.

Gambar 3.52. Pengujian Sistem Propulsi

Pengujian terowongan angin model N-219 power on dilakukan di fasilitas terowongan angin ILST LAGG – BPPT.Pengujian Windtunnel test ini menjadi media bagi para peneliti muda LAPAN untuk mengenal salah satu proses dalam perancangan pesawat terbang.

76 | P a g e

Gambar 3.53. Model Uji Terowongan Angin Power On Pesawat N219

Disamping itu sebagai pembelajaran juga diadakan kegiatan rancang bangun pesawat LSA (Lapan Surveillance Aircraft) bekerjasama dengan PT.DI dan TU Berlin/Stemme.Pada tahun 2012 ini sudah pada tahap penyusunan DRO dan konsep desain dan preliminary desain. Pada tahun 2012 ini sudah berhasil dibuat dokumen DRO LSA berbasis pesawat Icon-5 dan dokumen Mission requirement LSA berbasis pesawat S-15.

Gambar 3.54. DRO dan Mission Requirement pesawat LSA dan Kegiatan di TU Berlin

Pada tahun 2012 juga diselesaikan kegiatan pengujian terowongan angin power on untuk pesawat N219 selesai dilaksanakan sebanyak 380 polar di ILST-LAGG BPPT. Dalam kegiatan ini dilakukan modifikasi desain minor untuk peningkatan kestabilan dinamikanya sehingga didapatkan freeze designpesawat. Sesuai dengan kegiatan yang ada, maka hasil test power on pesawat N219 tersebut dapat menjadi bahan untuk mempelajari lebih lanjut tentang syarat-syarat sebuah desain pesawat terbang ditinjau dari persyaratan aerodinamiknya. Selain itu bisa sebagai referensi studi banding saat Pustekbang akan merenovasi fasilitas test aerodinamik berupa terowongan angin subsonik.

77 | P a g e

Gambar 3.55. Uji Terowongan Angin Power On Pesawat N 219

Secara umum, meskipun merupakan sasaran strategis yang disesuaikan, namun pencapaiannya dalam mendukung program penguasaan teknologi penerbangan cukup signifikan, lebih dari itu antusiasme para engineer muda dalam kegiatan-kegiatan di atas sangat bagus, ini yang mendorong keyakinan akan masa depan yang baik.

Pemindahan Pesawat Cessna 206 PK LPN dari Halim ke Rumpin,Overhaul Engine dan Propeller tidak dilaksanakan karena ada kendala administrasi serah terima dari PT Deraya ke LAPAN. Urusan non teknistersebut dilakukan oleh Biro Umum dan Biro KSH.

Kerjasama dengan pihak kedua yang mempunyai AOC (Air Operators Certificate) danAMO (Aircraft Maintenance Organization) dilaksanakan melalui kegiatan kerjasama dengan Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan, Dirjen Perhubungan Udaradi Curug karena BKFP mempunyai AOC dan AMO 135. Sudah diadakan Meeting di LAPAN Pusat untuk membahas MOU dan PKS.

Kegiatan kajian kandungan teknologi pesawat Cessna 206 PK -LPN tercapai kurang maksimal karena alasan diatas, namun demikian model sudah dibuat namun belum sempat di uji wind tunnel karena ada renovasi gedung.

Penambahan fasilitas bangunan juga dilakukan untuk memperlancar jalannya penelitian, perbaikan (renovasi) gedung di gedung-gedung unit penelitian (laboratorium) dilakukan untuk hanggar Propulsi.

78 | P a g e Selain itu juga dibangun gedung laboratorium center Pustekbang untuk mewadahi kegiatan para perekayasa/peneliti secara terpusat, gedung kompresor untuk menempatkan kompresor terowongan angin, dan pintu gerbang masuk serta monumen pesawat untuk memberi kesan dan kebanggaan yang lebih baik untuk para karyawan dan tamu yang berkunjung.

Gambar 3.57. Pintu Gerbang Pustekbang dan Monumen Pesawat XT-400

Gambar 3.58. Gedung Laboratorium Center Pustekbang (kiri)dan Gedung Kompresor (kanan)

Untuk capaian kegiatan tahun 2013, LAPAN Light Surveillance Aircraft (LSA LAPAN) adalah pesawat terbang ringan berawak (membawa kapasitas 2 orang) yang mampu menjalankan berbagai misi (multi-misi) terutama untuk misi surveillance dan reconnaissance/mapping di seluruh wilayah Indonesia.Program pengembangan pesawat LSA merupakan sebuah pilot project sebagai wahana pengembangan SDM dan peningkatan kompetensi engineer sekaligus mengembangkan aircraft yang maju baik dari sisi teknologi maupun aplikasinya. Dalam program pengembangan SDM terkait teknologi pesawat ringan, ada 6 orang peneliti/perekayasa dari Pustekbang yang diberangkatkan ke TU Berlin Jerman untuk belajar mengenai teknologi hybrid yang akan dicoba diterapkan pada pesawat LSA ini.

79 | P a g e

Gambar 3.59. Road Map Program LSA

Optimasi kinerja UAV LSU-01 yang telah dilakukan meliputi optimasi sistem autopilot hardware dan software, sistem telemetri, optimasi peletakan baterai, sistem landing dengan jaring, auto take off dan landing, optimasi sistem gimbal kamera, optimasi sistem auto capture kamera, skenario pengambilan gambar, dan optimasi sistem pengolahan data. Secara keseluruhan, optimasi yang dilakukan memperoleh hasil yang baik dan sudah berhasil memperbaiki kekurangan kinerja pada LSU-01.

Pemodelan merupakan langkah awal yang harus dikerjakan agar dapat dilakukan rancang bangun sistem kendali.Sebagai langkah awal di tahun 2013 diturunkan persamaan gerak LSU-01 dalam bentuk persamaan keadaan (state space) dalam model longitudinal dan lateral-direksional. Langkah selanjutnya yaitu desain sistem kendali PID untuk mengendalikan gerak UAV mengikuti way point yang sudah ditentukan.

UAV LSU-02 adalah sebuah UAV yang air frame-nya telah 100% dibuat di Pustekbang LAPAN. Air frame ini secara umum mencontoh UAV LSU-01. Dengan demikian pesawat ini masih perlu dilakukan kajian mengenai struktur dan aerodinamik untuk menghasilkan UAV dengan kinerja optimal.

Untuk mengetahui kinerja LSU-02 secara aerodinamik maka telah dilakukan perhitungan secara simulasi menggunakan software Xplane9. Optimasi sistem propulsi LSU-02 difokuskan pada tune up engine untuk menghasilkan thrust dan penggunaan bahan bakar yang efektif dan efisien. LSU-02 dalam bidang aerostrutur telah mengalami perbaikan terutama pada sayap dan landing gear.Pada tahun ini telah dilakukan pengujian sayap UAV LSU-02 dengan cara terbang dengan kecepatan penuh.

Dalam bidang avionik pesawat UAV LSU-02 telah mengalami beberapa kemajuan diantaranya jika dulu pesawat ini hanya bisa terbang secara manual sekarang telah terbang secara autonomous.Selain itu UAV LSU-02 juga telah dilengkapi dengan muatan kamera dan video yang berfungsi untuk merekam kegiatan surveillance. Selain itu, optimasi yang dilakukan juga meliputi sistem landing dengan jaring, auto take off dan landing, serta optimasi sistem auto capture kamera.

Tahap-tahap yang dilakukan pada kegiatan rancang bangun LSU-05 ini sesuai pula dengan yang sudah dilakukan pada reverse engineering LSU-02. Proses

80 | P a g e perancangan diawali dengan pembahasan DR&O dan profil misi untuk menentukan parameter pesawat. Pencarian pesawat pembanding dimaksudkan untuk memberikan perkiraan awal terhadap bentuk-bentuk konfigurasi, ukuran-ukuran geometri, konsep operasi, dan hal-hal yang dibutuhkan untuk melengkapi sebuah sistem pesawat. Pesawat pembanding akan memberikan gambaran awal tentang pesawat-pesawat lain dengan parameter-parameter serupa yang akan dimiliki oleh LSU-05.

Parameter lain yang dilakukan dalam proses rancang bangun LSU-05 yaitu penentuan berat, penentuan luas sayap, konsep desain (pemilihan konfigurasi, penentuan geometri sayap, empennage dan fuselage, penentuan konsep struktur, serta pemilihan dan peletakan system).

Proses analisis awal juga meliputi analisis aerodinamik, analisis berat dan kesetimbangan (penentuan posisi Center of Gravity, Neutral Point dan CP, kestabilan longitudinal, lateral dan direksional), serta analisis prestasi terbang. Juga dilakukan proses design review agar memberikan sebuah feed back yang akan mengoptimalkan desain pada tiap tahapan perancangan.

Perancangan struktur LSU-05 dimulai dengan analisis desain wing (sayap). Kemudian dilanjutkan dengan desain struktur fuselage yang meliputi konsep struktur fuselage, pemilihan material fuselage, load fuselage.

Gambar 3.60. Konfigurasi tata struktur LSU-05 (kiri) dan Model uji LSU-05 pada terowongan angin (kanan)

Pada tahun 2013, Pustekbang mengadakan dan mengikuti berbagai kegiatan untuk meningkatkan peran serta dan dukungan dalam bidang kedirgantaraan.Kegiatan yang diadakan sendiri adalah KOMURINDO ke-5, Focus Group Discussion CFD (Computational Fluid Dynamics) ke-6, Seminar Penerbangan ke-3, Dan SIPTEKGAN ke-17. Sedangkan kegiatan yang diikuti baik di dalam maupun di luar negeri adalah 7th International UAV World Conference di Jerman,

81 | P a g e Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) di ITB, Jawa Barat, Asia – Pacific International Symposium on Aerospace Technology (APISAT) di Jepang, dan Brawijaya Copter Competition di Universitas Brawijaya, Malang.

Kegiatan diseminasi ilmu pengetahuan kedirgantaraan tersebut selama kurun waktu tahun 2013 telah terlaksana dengan baik, yaitu adanya serangkaian acara kunjungan studi dari dunia pendidikan mulai dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Puncak kegiatan diseminasi ini yaitu adanya acara Open House Lapan sebagai salah satu rangkaian acara peringatan HUT Lapan yang ke-50 pada tanggal 26 November 2013.

Kegiatan diseminasi ilmu pengetahuan kedirgantaraan yang disampaikan oleh para peneliti Pustekbang pada acara kunjungan studi para siswa dan mahasiswa dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi meliputi :

1. Presentasi fungsi dan manfaat Lab. Aerodinamika yang meliputi fasilitas uji Terowongan Angin Supersonik, Subsonik dan Transonik.

2. Presentasi fungsi dan manfaat Lab. Avionik yang meliputi rancang bangun dan aplikasi LSU, demo fasilitas Simulator Fligh Test dan demo terbang LSU-01.

3. Presentasi dan manfaat Lab. Propulsi

4. Presentasi fungsi dan manfaat Lab. Aerostruktur dalam rancang bangun LSU.

Capaian lain di luar IKU untuk tahun 2015 antara lain adalah adanya pembenahan sarana dan prasarana fisik. Pembenahan sarana dan prasarana fisik telah dimulai sejak tahun anggaran 2012 yakni pembangunan gedung utama Pustekbang yang digunakan sebagai pusat kegiatan manajemen, keuangan, administrasi dan ruang pertemuan yang terpadu. Pembuatanjalan boulevardyang menghubungkan antara jalan raya utama dengan gedung perkantorandan laboratorium yang terdapat di Pustekbang. Pada tahun anggaran 2014 rencananya akan dibangun gedung baru untuk kegiatan litbangyasa bidang teknologi Aerostruktur dan bidang teknologi Avionik, serta merenovasi dua gedung lama yakni gedung hanggar Lab.Propulsi dan gedung Terowongan Angin, namun karena adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penghematan anggaran negara, maka pembangunan gedung-gedung tersebut ditunda, kecuali gedung pengembangan Lab.Avionik saja yang berhasil direalisasikan,meskipun perencanaannya telah selesai dikerjakan.

Pada tahun anggaran 2015 renovasi gedung hanggar dan gedung terowongan angin dianggarkan kembali, ditambah dengan renovasi untuk gedung bengkel hibah dari Pusat Teknologi Roket dan pembuatan gedung kantin dan sarana parkir. Kegiatan yang dilakukan meliputi : perancangan desain/redesain gedung yang dilakukan oleh konsultan perencana, mengikuti proses lelang/tender yang dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan pembangunan sarana fisik yang dikerjakan oleh kontraktor pemenang tender.

82 | P a g e

Renovasi gedung hanggar

Gambar 3.61. Tampak depan gedung hanggar dan kegiatan renovasi gedung

Pada saat ini gedung hanggar pesawat digunakan sebagai tempat untuk kegiatan litbangyasa Bidang Teknologi Propulsi. Gedung ini memiliki sejumlah ruangan di sayap kiri maupun kananyang digunakan sebagai ruangan staf, ruang rapat, ruang penyimpanan barang dan laboratorium pengujian engine pesawat LSU. Gedung yang dibangun sekitar tahun 1980-an ini terdapat banyak bagian yang sudah tidak layak untuk dijadikan tempat kegiatan litbangyasa, sehingga perlu direnovasi agar sesuai dengan kegiatan litbangyasa.

Renovasi (pemugaran) yang dilakukan terhadap gedung ini meliputi seluruh ruangandi lantai 1 dan 2 serta lantai yang menghubungkan kedua sayap. Lantai dua yang sebelumnya terbuat dari papan yang dilapisi bahan vinil akan diganti menjadi lantai beton bertulang yang dilapisi keramik. Selasar lantai dua yang sebelumnya menghadap keluar akan dipindahkan menjadi menghadap ke dalam. Kusen pintu dan jendela yang sebelumnya terbuat dari kayu akan diganti menjadi kusen pintu dan jendela yang terbuat dari alumunium. Beberapa ruangan dirubah bentuknya agar sesuai dengan kebutuhan. Gedung ini nantinya akan difungsikan sebagai tempat kegiatan litbangyasa bidang teknologi propulsi, tempat penyimpanan pesawat LSA dan Cessna, serta operasional dan perawatan pesawat berawak.

Hasil evaluasi tim pengawas internal hingga tanggal 15 Desember 2015 pekerjaan renovasi gedung hanggar diperkirakan baru mencapai 92 % dari seluruh pekerjaan yang harus diselesaikan.Beberapa bagian yang belum selesai seperti : ruangan, sayap kiri dan kanan lantai dua, kamar mandi, tembok yang belum diplester, lantai dua yang belum dikeramik dan lain-lain.

83 | P a g e

Renovasi gedung terowongan angin

Gambar 3.62. Gedung terowongan angin dan salah satu ruang di lantai 2 yang sudah hampir selesai.

Gedung terowongan angin merupakan sebuah bangunan dua lantai yang sebelumnya digunakan sebagai tempat untuk kegiatan administrasi Pusat Teknologi Penerbangan. Dibelakang gedung ini terdapat fasilitas untuk pengujian wind tunnel yang digunakan untuk mengetahui bentuk aliran udara (aerodinamika) dari model pesawat, model turbin angin, model kendaraan dan lain-lain. Setelah kegiatan administrasi pustekbang dipindah ke gedung utama, pada tahun anggaran 2014 diajukan untuk direnovasi menjadi gedung pusat kegiatan perancangan pesawat berawak (Desain Center), namun belum dapat direalisasikan karena adanya penghematan anggaran Negara, sehingga rencana renovasi tersebut ditunda. Pada tahun anggaran 2015 rencana renovasi tersebut diajukan kembali.

Berdasarkan hasil evaluasi tim pengawas internal hingga tanggal 15Desember 2015 pekerjaan gedung terowongan angin baru mencapai 75 % dari total pekerjaan yang harus diselesaikan. Beberapa bagian yang belum diselesaikan antara lain : penutup dinding dan atap bagian depan, pemasangan keramik di tangga, peninggian lantai di ruangan data, pengecatan dan lain-lain.

Renovasi gedung bengkel eks Pustekrosat

Gambar 3.63. Gedung bengkel tampak depan dan tampilan dalam gedung bengkel yang rapi setelah selesai seluruhnya

84 | P a g e Gedung bengkel merupakan sebuah bangunan lantai satu yang memiliki luas 15 x 25 m2. Sebelumnya gedung ini digunakan sebagai tempat untuk kegiatan pembuatan komponen roket dari Pusat Teknologi Roket. Setelah seluruh kegiatan Pustekroket dipindahkan ke Tarogong, gedung ini kemudian dihibahkan ke Pustekbang untuk digunakan sebagai tempat kegiatan litbangyasa. Pada tahun anggaran 2015 gedung ini akan dipugar menjadi gedung litbangyasa bidang teknologi aerostruktur untuk kegiatan manufaktur komponen pesawat berawak dan tanpa awak.

Berdasarkan hasil evaluasi tim pengawas internal hingga tanggal 30 Nopember 2015 renovasi gedung bengkel telah mencapai 100 % dari total pekerjaan yang harus diselesaikan.Demikian pelaksana renovasi gedung bengkel bekerja sesuai dengan jangka waktu yang diberikan.

Pembangunan kantin dan tempat parkir

Gambar 3.64. Tempat parkir sebelum dan sesudah renovasi

Gambar 3.65. Kantin lama dan penambahan fasilitas kantin yang sudah selesai

Pustekbang pada saat ini belum memiliki tempat untuk makan dan minum serta tempat parkir kendaraan yang memadai bagi karyawannya, sehingga pada tahun anggaran 2015 dianggarkan untuk membangun gedung kantin dan parkir yang terletak disisi gedung utama Pustekbang.

85 | P a g e Hasil evaluasi pengawas internal hingga tanggal 15 Desember 2015 pekerjaan baru mencapai 95 % dari nilai total pekerjaan. Beberapa bagian yang belum selesai antara lain : plafon gedung kantin dan saluran air bersih, atap parkir sayap kiri gedung, atap parkir dan conblok gedung avionik.

Capaian lain di luar IKU yang tidak kalah penting yaitu jumlah penerbitan buku baik ilmiah maupun poluler. Berikut ini adalah buku-buku yang sudah diterbitkan :

Gambar 3.66. Buku-buku ilmiah dan populer yang sudah diterbitkan pada tahun 2015 Capaian lain di luar IKU juga meliputi sekolah pilot di Tasikmalaya pada tahun 2014 dan Sekolah Pilot untuk mendapatkan sertifikat Private Pilot License. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan SDM penerbang di LAPAN dalam memanfaatkan pesawat LSA. Adapun proses sekolah pilot tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

86 | P a g e

Gambar 3.67. Kegiatan Sekolah Pilot di DPST Tasikmalaya (tahun 2014) dan Sekolah Pilot untuk PPL tahun (2015)

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa sekolah pilot yang dilakukan tidak hanya di dalam kelas saja, tetapi juga di luar kelas dan menerbangkan pesawat sendiri.Tujuan utama dari On Job Training yang telah dijelaskan di atas dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan.

Capaian lain di luar IKU yang diraih pada tahun 2015 juga meliputi berbagai macam layanan teknologi yang sudah berhasil dilakukan dengan baik, meliputi :

Gambar 3.68. Banyaknya status pemakaian fasilitas kluster komputer Pustekbang oleh user dan Smart Bomb Test di terowongan angin yang akan digunakan oleh TNI.

87 | P a g e Selain itu, ada pula penghargaan yang telah diraih oleh Pustekbang pada tahun 2015 diantaranya :

Gambar 3. 70. Penghargaan "Karya Unggulan Anak Bangsa Hakitnas 2015 Ristek" dan

Dalam dokumen PUSAT TEKNOLOGI PENERBANGAN (Halaman 68-88)

Dokumen terkait