• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT TEKNOLOGI PENERBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUSAT TEKNOLOGI PENERBANGAN"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PUSAT TEKNOLOGI PENERBANGAN

Kepala Pusat : Drs. Gunawan Setyo Prabowo, MT

Bidang Program dan Fasilitas : Ir. Agus Aribowo, M.Eng Bidang Diseminasi : Dipl.Ing. Agus Bayu Utama, MSc, ME Bagian Administrasi : Ir. Dede Andhika Purnamasari, M.Inf.Tech Subbag SDM danTU : Sunar, M.Eng

(2)

2 | P a g e

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah selesainya pelaksanaan kegiatan penelitian, pengembangan, dan rancang bangun pada Pusat Teknologi Penerbangan untuk tahun anggaran 2015, maka perlu dilaporkan hasil yang diperoleh dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja 2015.

Sejalan dengan terselenggaranya good governance dalam pelaksanaan Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, sebagai tindak lanjut Tap MPR tersebut telah diterbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja yang disusun ini, diharapkan mampu memberikan gambaran, tentang capaian-capaian yang telah berhasil dilaksanakan, dan juga beberapa kendala dan kekurangan yang ada.

Beberapa pencapaian melebihi target dan sesuai target diantaranya yang terkait dengan program pesawat tanpa awak atau Lapan Surveillance UAV (LSU), baik dari sisi perekayasaan modul, system dan sub system, maupun dari sisi publikasi dan pembinaan ilmiah serta layanan kepada masyarakat pengguna, sementara beberapa hal masih dibawah target, seperti halnya jumlah HKI, dan kerjasama teknis.

Semoga laporan akuntabilitas kinerja ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kembali capaian pada tahun berikutnya.

Wassalamualaikum wr. Wb.

Rumpin, 20 Januari 2015

Kepala Pusat Teknologi Penerbangan

(3)

3 | P a g e

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja TA 2015 ini, disusun dengan mendasarkan pada pencapaian atas rencana-rencana yang telah ditetapkan pada awal tahun anggaran 2015. Rencana-rencana tersebut merupakan implementasi dari program-program yang telah disusun sebagai tahapan Pusat Teknologi Penerbangan menuju Pusat Unggulan Teknologi Penerbangan yang merupakan Visi Pustekbang hingga 25 tahun ke depan.

Tahun 2015 ini, pencapaian ditandai dengan banyak aspek yang semakin menunjukkan kemampuan Pustekbang sebagai Litbang Penerbangan. Aspek-aspek tersebut adalah : penguasaan desain pesawat tanpa awak dan modul yang menyertainya, pelaksanaan program N219 yang disertai usaha peningkatan kemampuan engineer Pustekbang dalam teknologi perancangan pesawat terbang, pelayanan operasi terbang LSA dan Diseminasi LSU yang semakin berkembang, layanan dalam pembinaan kedirgantaran melalui pembinaan mahasiswa, dll.

Beberapa pencapaian melebih target dan sesuai target diantaranya yang terkait dengan program pesawat tanpa awak atau Lapan Surveillance UAV (LSU), baik dari sisi perekayasaan modul, sistem dan sub sistem, maupun dari sisi publikasi dan pembinaan ilmiah, sementara beberapa hal masih dibawah target, seperti halnya pengajuan HKI dan jumlah kerjasama teknis, meskipun begitu kinerja serapan anggaran Pustekbang telah mencapai 97,02 % atau setara dengan Rp.160.235.596.882,00 dari total anggaran Pustekbang sebesar Rp.165.149.242.000,00.

Secara umum target yang dicapai, khususnya dalam bidang teknologi pesawat tanpa awak (LSU) bisa menjadi indikator akan tercapainya tahapan penguasaan kemampuan dasar teknologi penerbangan, khususnya dalam bidang perancangan, assembly, dan aplikasi pesawat tanpa awak. Disamping itu hubungan kerja dengan PT DI dalam rangka program pesawat transport nasional N219, semakin melambungkan nama Pustekbang dan semakin menjadi tanda kehadiran Pustekbang dalam dunia penerbangan Indonesia.Terselenggaranya Roll Out N219 menjadi tanda awal pencapaian besar dalam pengembangan riset di bidang penerbangan.Roll Out N219 menandakan LAPAN mampu merintis kebangkitan kembali industri penerbangan di Indonesia.

Akhirnya LAKIN 2015 ini mesti dibaca bukan hanya sebatas angka prosentase pencapaian, namun lebih substantif bahwa tahapan penguasaan kemampuan dasar penerbangan telah dikuasai dan menjadi pondasi penting bagi Pusat Teknologi Penerbangan di masa mendatang.

(4)

4 | P a g e DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... 2 IKHTISAR EKSEKUTIF ... 3 DAFTAR ISI ... 4 DAFTAR GAMBAR ... 5 DAFTAR TABEL ... 9 DAFTAR LAMPIRAN ... 10 BAB I PENDAHULUAN ... 11 1.1. Latar Belakang ... 11

1.2. Aspek Strategis Organisasi dan Permasalahan Utama (Strategic Issued) 14 1.3. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Fasilitas... 21

BAB II RENCANA STRATEGIS 2015 - 2019 DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 ... 23

2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019 ... 23

2.1.1. Visi dan Misi ... 23

2.1.2. Tujuan Tahun 2015 - 2019 ... 23

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 ... 24

2.3. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015 ... 31

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 ... 34

3.1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015 ... 34

3.2. Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya ... 52

3.3. Capaian Lain Diluar IKU ... 68

3.4. Akuntabilitas Keuangan ... 88

3.4.1. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 ... 88

3.4.2. Pagu dan Realisasi per Sasaran Strategis Tahun 2015 ... 89

3.4.3. Capaian IKU dan Realisasi Anggaran per Sasaran Strategis Tahun 2015 ... 89

3.4.4. Perbandingan Pagu dan Realisasi Tahun 2013 - 2015 ... 90

BAB IV. PENUTUP ... 91

(5)

5 | P a g e

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Pusat Teknologi Penerbangan ... 13 Gambar 1.2. Struktur Organisasi Pelaksanaan Kegiatan ... 13 Gambar 1.3. Dua Program Driver 2015-2019 : Program pengembangan

pesawat transport Nasional danProgram pengembangan sistem pemantauan maritim berbasis teknologi UAV ...

16

Gambar 1.4. Pesawat UAV MALE dengan mengkonversi Pesawat Ringan 2 Penumpang, salah satu komponen system pemantauan ...

19

Gambar 1.5. Empat varian Pesawat Tanpa awak, beberapa elemen dari sistem pemantauan ...

19

Gambar 1.6. Operasi wilayah perbatasan dan pemetaan resolusi tinggi yang sudah pernah dilakukan ...

20

Gambar 1.7. Beberapa Daerah Rawan Pencurian Ikan yang akan menjadi target Operasi Sistem Pemantauan berbasis pesawat tanpa awak ...

20

Gambar 1.8. Komposisi SDM Pustekbang berdasarkan tingkat pendidikan . 21 Gambar 1.9. Komposisi SDM pegawai tetap Pustekbang berdasarkan

fungsional ... 21 Gambar 2.1. Sebagian kegiatan kerekayasaan di Pustekbang dan hasilnya 27 Gambar 2.2. Desain fuselage LSU-03 Full Carbon ... 27 Gambar 2.3. Pesawat LSU-01 yang digunakan untuk aplikasi diseminasi

(pemotretan garis pantai) ... 28

Gambar 2.4. Purwarupa LSU-03 yang digunakan untuk hilirisasi teknologi . 28 Gambar 3.1. Kegiatan On Job Training di PT DI ... 35 Gambar 3.2. Pesawat LSU-02 hasil optimasi dan digunakan untuk kegiatan

diseminasi ... 39 Gambar 3.3. Pesawat LSU-03 MURI dan ketika menerima piagam

penghargaan dari MURI ... 40 Gambar 3.4. Pesawat prototipe LSU-03 untuk hilirisasi teknologi ketika uji

terbang di Pamengpeuk ... 40

Gambar 3.5. LSU-03 Full Carbon hasil assembly sebelum uji terbang dan setelah uji terbang. Pesawat gagal mendarat dengan sempurna ...

41

(6)

6 | P a g e persiapan uji terbang di Pamengpeuk serta tampak detail boom, horizontal tail dan vertikal tail hasil optimasi ... Gambar 3.7. Pesawat transport N219 yang diberitakan di media massa

(Tabloid Aviasi edisi Desember 2015) dan foto bersama para pejabat negara di depan pesawat N219 di hanggar PT DI pada acara Roll Out ...

42

Gambar 3.8. Integrasi Engineering Flight Control System pada pesawat Stemme S-15 ...

43

Gambar 3.9. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan di TU Berlin 44

Gambar 3.10. Penempatan Actuator pada pesawat Stemme S-15 ... 44

Gambar 3.11. Hasil pemotretan lahan pertanian di Subang menggunakan kamera EOS 5D (kiri) dan S100 (kanan) pada LSA-01 ... 45 Gambar 3.12. Hasil foto daerah Poso menggunakan pesawat LSU-01... 46

Gambar 3.13. Kegiatan pemotretan garis pantai di Cilamaya menggunakan LSU-01 dan LSU-02 ... 46 Gambar 3.14. Hasil pengolahan data foto dari LSU-02 di Cilamaya, Jawa Barat ... 47 Gambar 3.15. Prototipe LSU-03 yang dimanfaatkan untuk diseminasi hilirisasi teknologi ... 47 Gambar 3.16. Salah satu kegiatan bimbingan kepada mahasiswa (kiri) dan salah satu kegiatan bimtek yaitu bimtek avionik penerbangan (kanan) ... 48 Gambar 3.17. Penandatanganan Naskah MoU dan PKS tahun 2015 ... 50

Gambar 3.18. Prototipe UAV Turboshaft yang siap diuji terbang ... 55

Gambar 3.19. Prototipe pesawat UAV LSU-02 (kiri) dan LSU-03 (kanan) ... 55

Gambar 3.20. Modular Airframe Pesawat LSA ... 55

Gambar 3.21. Persiapan Terbang Pesawat LSA dan Cetakan Sayap Pesawat LSA ... 56 Gambar 3.22. Piagam Rekor MURI Pesawat UAV Terbang Autonomous ... 56

Gambar 3.23. Modul Catapult, dan sistem recovery LSU-02 serta Simulasi Jaring di dek kapal KRI Diponegoro ... 57 Gambar 3.24. Purwarupa LSU-05 dengan beberapa pesawat LSU lain yang ditampil pada pameran ... 58 Gambar 3.25. Beberapa pengadaan komponen N219 yang sudah tercapai .. 59

(7)

7 | P a g e Gambar 3.26. Pesawat UAV LSU-01 (kiri) dan Pesawat UAV LSU-02 di

Geladak Kapal KRI Frans Kaiseppo (kanan) ... 60

Gambar 3.27. Rencana Terbang Pesawat LSU Untuk Pemotretan Udara ... 61

Gambar 3.28. Hasil Pemotretan Pesawat LSU ... 61

Gambar 3.29. Hasil foto Puncak kawah dan lereng puncak Gunung Merapi menggunakan LSU-01 ... 62 Gambar 3.30. Hasil foto lokasi bawah longsor dan puncak longsor di Karangkobar Banjarnegara menggunakan LSU-02 ... 62

Gambar 3.31. Training manufaktur UAV tahun 2011 ... 63

Gambar 3.32. Pelaksanaan training teknologi penerbangan tahun 2011 ... 63

Gambar 3.33. Kegiatan pengujian di LAGG tahun 2011 ... 64

Gambar 3.34. Pelaksanaan training teknologi penerbangan tahun 2012 ... 64

Gambar 3.35. Flow Visualisation of HLD in WTT ... 65

Gambar 3.36. Rancangan Data Handling dan Sistem Simulasi Antena ... 68

Gambar 3.37. Implementasi Instrumentasi Pesawat Nir Awak ... 69

Gambar 3.38. System Ground Network untuk UAV ... 69

Gambar 3.39. Mobile Ground segment dan Interior ... 70

Gambar 3.40. Sistem Uji Motor Turbojet ... 70

Gambar 3.41. Spesifikasi roket uji muatan dan hasil uji terbang ... 71

Gambar 3.42. Suasana peserta lomba muatan roket (KORINDO) tahun 2011 ... 71 Gambar 3.43. Situasi Lomba UAV dalam IIARC di Bandung ... 71

Gambar 3.44. Jalan Boulevard di kompleks Pustekbang ... 72

Gambar 3.45. Gedung Laboratorium Avionik ... 72

Gambar 3.46. Mounting camera (kiri) dan UAV take off dari ketinggian 1200 meter menuju 3200 meter (kanan) ... 73

Gambar 3.47. Gambar 3D hasil pemotretan kawah Gunung Merapi ... 73

Gambar 3.48. Pemotretan Lahan Pertanian di Subang dan Kalimantan ... 74

Gambar 3.49. UAV untuk patroli dan pemantauan kapal di Balikpapan ... 74

Gambar 3.50. UAV take off dari Kapal Perang KRI Diponegoro ... 74

Gambar 3.51. UAV LSU untuk pemantauan kapal sabotase di Kepulauan Riau : Kerjasama dengan Intelligent TNI AL (kiri) dan hasil pemotretan Daerah Banjir DKI: Kampung Pulo dan sekitarnya (kanan) ... 75

Gambar 3.52. Pengujian Sistem Propulsi ... 75

(8)

8 | P a g e Gambar 3.54. DRO dan Mission Requirement pesawat LSA dan Kegiatan di

TU Berlin ... 76 Gambar 3.55. Uji Terowongan Angin Power On Pesawat N 219 ... 77 Gambar 3.56. Renovasi Hanggar Propulsi ... 77 Gambar 3.57. Pintu Gerbang Pustekbang dan Monumen Pesawat XT-400 ... 78 Gambar 3.58. Gedung Laboratorium Center Pustekbang (kiri) dan Gedung

Kompresor (kanan) ... 78 Gambar 3.59. Road Map Program LSA ... 79 Gambar 3.60. Konfigurasi tata struktur LSU-05 (kiri) dan Model uji LSU-05

pada terowongan angin (kanan) ... 80 Gambar 3.61. Tampak depan gedung hanggar dan kegiatan renovasi

gedung ... 82 Gambar 3.62. Gedung terowongan angin dan salah satu ruang di lantai 2

yang sudah hampir selesai ... 83 Gambar 3.63. Gedung bengkel tampak depan dan tampilan dalam gedung

bengkel yang rapi setelah selesai seluruhnya ... 83 Gambar 3.64. Tempat parkir sebelum dan sesudah renovasi ... 84 Gambar 3.65. Kantin lama dan penambahan fasilitas kantin yang sudah

selesai ... 84 Gambar 3.66. Buku-buku ilmiah dan populer yang sudah diterbitkan pada

tahun 2015 ... 85 Gambar 3.67. Kegiatan Sekolah Pilot di DPST Tasikmalaya (tahun 2014)

dan Sekolah Pilot untuk PPL tahun (2015) ... 86 Gambar.3.68. Banyaknya status pemakaian fasilitas kluster komputer

Pustekbang oleh user dan Smart Bomb Test di terowongan angin yang akan digunakan oleh TNI ... 86 Gambar 3.69. Fasilitas layanan berupa alat uji drop test dan uji statik

aerostruktur ... 86 Gambar 3.70. Penghargaan "Karya Unggulan Anak Bangsa Hakitnas 2015

(9)

9 | P a g e

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan 2015... 24 Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Pustekbang Tahun Anggaran 2015... 31 Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Pusat Teknologi Penerbangan Tahun

2015 ... 34 Tabel 3.2. Capaian Kinerja RKAKL Pustekbang tahun 2015 ... 51 Tabel 3.3. Realisasi IKU Pustekbang tahun 2011 - 2015 ... 52 Tabel 3.4. Realisasi Anggaran Pustekbang Tahun 2015 berdasarkan

RKAKL ... 88 Tabel 3.5. Realisasi Anggaran Pustekbang tahun 2015 berdasarkan

dokumen PK ... 89 Tabel 3.6. Perbandingan Antara Capaian IKU dan Serapan Anggaran

Tahun 2015 ... 89 Tabel 3.7. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Antara tahun

(10)

10 | P a g e

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Rencana Kinerja Tahunan 2015 ... 90 Lampiran 2. Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ... 91 Lampiran 3. Dokumen Pengukuran Kinerja Tahun 2015 ... 92

(11)

11 | P a g e

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional adalah upaya seluruh komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Jalan perubahan adalah jalan ideologis yang bersumber pada Proklamasi, Pancasila 1 Juni 1945, dan Pembukaan UUD 1945.Proklamasi dan Pancasila 1 Juni 1945 menegaskan jati diri dan identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Pembukaan UUD 1945 dengan jelas mengamanatkan arah tujuan nasional dari pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu untuk: melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pencapaian tujuan ini dilaksanakan secara bertahap dan terencana dalam tahapan jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke tiga (2015-2019), disusun sebagai penjabaran dari Visi Misi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan RPJMN 2015 -2039, dokumen tersebut telah pula mengakomodasi Visi dan Misi Presiden yang tertuang dalam Nawa Cita, khususnya Nawa Cita ke 1, 6 dan 7.

Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi daya saing sektor produksi, pembangunan diarahkan pada : (a) penyelenggaraan litbang (riset), (b) layanan perekayasaan dan Teknologi, (c) Layanan infrastruktur Mutu, (d) Layanan Pengawasan Tenaga Nuklir, (e) Penguatan Kerjasama Swasta-Pemerintah-Perguruan Tinggi.

Dalam rangka peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar, pembangunan iptek diarahkan untuk : (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Iptek; (2) pembangunan sarana dan prasarana iptek antara lain revitalisasi Puspiptek; (3) pembangunan repositori dan diseminasi informasi iptek serta (4) peningkatan jaringan iptek melalui konsorsium riset.

Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam, pembangunan diarahkan pada : (a) sumber daya hayati (b) sumber daya nirhayati (c) penginderaan jauh (d) mitigasi perubahan iklim.

Selain mengacu pada arah dan strategi kebijakan nasional yang dikemukakan di atas, arah kebijakan dan strategi Pustekbang pada periode 2015-2019 disesuaikan dengan amanat Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013. Pustekbang mengemban amanat sebagai lembaga atau instansi pemerintah yang melaksanakan urusan pemerintah di bidang penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi

(12)

12 | P a g e penerbangan dan pemanfaatannya. Kegiatan penerbangan dan antariksa dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan kepentingan nasional.Pembangunan teknologi penerbangan Lapan juga tidak terlepas dari hal yang terkait dengan pengembangan kelembagaan Iptek, sumberdaya Iptek, jaringan Iptek, kreatifitas dan produktifitas litbang, serta pendayagunaan Iptek.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan instansi pembina utama dalam penyelenggaraan pembangunan kedirgantaraan nasional di Indonesia.Visi LAPAN adalah menjadi institusi kedirgantaraan dan pemanfaatan bagikesejahteraan bangsa dan pembangunan nasional yang berkelanjutan.Salah satu misi LAPAN adalah memperkuat kemampuan penguasaan teknologi penerbangan serta pemanfaatannya untuk menjadi mitra industri strategis penerbangan.Misi tersebut menjadi tugas Pustekbang untuk mewujudkannya.Sasaran utama adalahpenguasaan pesawat UAV dengan kemampuan surveillance dan dengan jarak jelajah 300 km dengan lama terbang minimal 4 jam dan mampu membawa muatan awal seberat minimal 25 kg, penguasaan teknologi kendali (HILS), purwarupaFlight Control System, kemampuan manufaktur, Mobile TTC, Recovery dan Hybrid System serta spin off teknologi penerbangan berupa dukungan teknis dalam pelaksanaan kompetisi muatan roket Indonesia dan kompetisi UAV untuk pelajar, mahasiswa dan umum.Kegiatan dalam bidang diseminasi, aplikasi dan penajaman Operation Requirement (OpsReq) untuk kebencanaan, pertahanan dan validasi data penginderaan jauh (remote sensing) untuk pemetaan kehutanan/pertanian tetap dilakukan. Kerjasama dengan instansi lain terlaksana baik denganBIG, BBSDLP, Kementan, DirtoPad TNI AU, BBKFP, dan lain-lain.

Untuk mencapai misi tersebut, maka disusun program kegiatan tahunan. Pada tahun 2015, program yang berjalan adalah rancang bangun dan pemanfaatan purwarupa pesawat nir awak UAV LSU (LAPAN Surveillance UAV), pelaksanaan program rancang bangun pesawat N219, rancang bangun pesawat LSA dan terlaksananya spin off teknologi penerbangan berupa kompetisi muatan roket Indonesia serta lomba UAV di tingkat pelajar, mahasiswa dan umum.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan instansi pembina utama dalam penyelenggaraan pembangunan kedirgantaraan nasional di Indonesia.Salah satu misi LAPAN adalah mengembangkan spin-off teknologi dirgantara. Secara khusus misi LAPANadalah :

1. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi dirgantara untuk mencapai kemandirian di bidang pengembangan dan aplikasi Teknologi Satelit, Teknologi Roket, dan Teknologi Penerbangan dalam rangka mendukung pencapaian kesejahteraan masyarakat, perlindungan wilayah, dan pelestarian hidup.

2. Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan melalui upaya pemanfaatan Teknologi Satelit, Teknologi Roket dan Teknologi Penerbangan.

(13)

13 | P a g e Pusat TeknologiPenerbangan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi penerbangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Teknologi Penerbangan melaksanakan/menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan rencana kinerja kegiatan Pusat Teknologi Penerbangan b. Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi aerodinamika

c. Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi propulsi penerbangan d. Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi avionik penerbangan e. Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi aerostruktur

f. Penerapan teknologi penerbangan (Spin-off)

g. Evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan

Dengan fungsi tersebut disusunlah struktur organisasi Pusat Teknologi Penerbangan yang dapat dituliskan sebagai berikut :

Gambar 1. 1. Struktur Organisasi Pusat Teknologi Penerbangan

Dalam pelaksanaannya organisasi di atas akan menjalankan program/kegiatan secara kepusatan. Cara ini akan membuat sistem matrik dari para anggota kelompok peneliti ke dalam program-program kepusatan, seperti terlihat sebagai berikut :

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Pelaksanaan Kegiatan

Dengan organisasi pelaksanaan di atas, algoritma sistem engineeringakan dilaksanakan secara kepusatan, karena definisi kegiatan adalah kegiatan yang

(14)

14 | P a g e bersifat kepusatan. Diharapkan dengan model pelaksanaan ini program kepusatan akan bersifat integratif baik dari sisi sumber daya manusia, fasilitas maupun daya dukung alat dan bahan penelitian.

Program ini juga secara sistem akan mengakomodasi sistem validasi secara kepusatan dengan adanya grup QC (Quality Control) yang berfungsi menganalisis dan mengontrol program dalam kaitannya dengan kebutuhan strategis nasional, yang memang menjadi wilayah LAPAN sebagai Lembaga Nasional di bidang program kedirgantaraan.

1.2. Aspek Strategis Organisasi dan Permasalahan Utama (Strategic Issued)

Arah kebijakan pengembangan teknologi penerbangan Lapan pada periode 2015-2019 berfokus pada:

1. Pemanfaatan dan layanan publik iptek penerbangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan/program pemerintah.

2. Pengembangan kapasitas iptek penerbangan .

3. Diseminasi dan Mitigasi bencana alam dan perubahan iklim melalui iptek penerbangan.

4. Melanjutkan RB Pustekbang sesuai dengan RB Nasional dan RB Lapan

Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi institusi yang dapat mendorong tercapainya Pusat Unggulan Penerbangan Untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri, LAPAN tidak hanya melakukan kegiatan yang terkait teknologi penerbangan saja tetapi diperlukan perhatian secara menyeluruh baik yang bersifat penguasaan teknologi maupun yang bersifat dukungan manajemen serta pembinaan sumber daya. Arah kebijakan yang digariskan Pustekbang akan menuntut strategi yang mampu mewujudkan kebijakan tersebut. Berdasarkan analisis internal dan eksternal di lingkungan LAPAN, strategi yang dilakukan LAPAN sebagai berikut :

1. Pemanfaatan dan layanan publik iptek penerbangan dan antariksa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan menerapkan strategi:

a. Melanjutkan pengembangan produk pesawat terbang dalam negeri sesuai kemampuan dan kebutuhan nasional;

b. Meningkatkan kualitas dan penggunaan/aplikasi pesawat tanpa awak untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim;

c. Meningkatkan koordinasi dengan kementerian/ lembaga terkait (Balitbang DepHub, KNKT, FTMD ITB, IMMA );

d. Mengintensifkan KS dengan Industri (PT.DI) ataupun UKM bidang penerbangan, agar produk Pustekbang dapat dimanfaatkan oleh pengguna;

e. Merealisasikan kerjasama strategis di bidang teknologi penerbangan, diantaranya dengan dunia pendidikan ( FTMD – ITB ), dunia litbang yang terkait seperti Batbang DepHubud, dan juga KNKT;

(15)

15 | P a g e g. Melakukan diseminasi hasil litbangyasa teknologi Penerbangan, melalui

kegiatan ilmiah, seminar, workshop dan bimbingan teknis bersama dengan intansi terkait;

h. Melakukan pelayanan dengan menggunakan teknologi penerbangan yang dikuasai.

2. Pengembangan kapasitas iptek penerbangan dan antariksa. Dengan menerapkan strategi:

a. Membangun pusat unggulan dalam bidang teknologi aeronautika dengan tema-tema : (1) Pusat unggulan UAV, (2) Pusat Unggulan desain Center berbasis CFD, (3) Pusat Unggulan Komposit dan (4) Pusat Unggulan Kendali Pesawat Terbang

b. Membangun desain center pesawat terbang nasional,

c. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya Lapan.

d. Menjalin kerjasama dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya teknologi penerbangan dengan Instansi dalam negeri maupun luar negeri.

e. Meningkatkan kemandirian dalam penguasaan teknologi sensitif dengan melibatkan seluruh potensi nasional.

f. Mengusulkan perubahan KepPres terkait pengadaan barang dan jasa untuk teknologi sensitif.

g. Mengupayakan implementasi sertifikasi desain teknologi penerbangan. h. Mengusulkan regulasi operasionalisasi pesawat tanpa awak dan roket. i. Melakukan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk

mendorong pertumbuhan industri dalam negeri terkait teknologi penerbangan

j. Melakukan koordinasi dengan Pemda dan Kementrian terkait dalam pengaturan di kawasan strategis nasional.

k. Melakukan koordinasi dengan TNI-AU dalam pemanfaatan fasilitas bandara TNI sebagai bandara riset.

l. Melanjutkan kerjasama strategis dengan Industri penerbangan nasional (PT.DI),

m. Mendorong industri dalam negeri dalam memenuhi komponen untuk pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa yang dibutuhkan. n. Melakukan Litbangyasa teknologi penerbangan sesuai kebutuhan

pengguna.

o. Mengembangkan program pesawat transport nasional.

p. Mengembangkan program Maritime Surveillance berbasis LSU. q. Mengembangkan program pemanfaatan dan operasi LSA/Cessna. r. Mengembangkan sarana dan prasarana teknologi penerbangan. s. Menyelenggarakan seminar nasional & internasional.

t. Berpartisipasi dalam seminar nasional dan internasional.

(16)

16 | P a g e 3. Mitigasi bencana alam dan perubahan iklim melalui iptek penerbangan dan

antariksa.

a. Turut serta dalam kegiatan Measurement, Reporting, and Verification (MRV) terkait dengan mitigasi bencana dan perubahan iklim.

b. Memanfaatkan teknologi UAV untuk melengkapi data satelit penginderaan jauh.

c. Menggunakan UAV sebagai alternative teknologi surveillance, pemetaan dan kebencanaan.

4. Melanjutkan Reformasi Birokrasi Lapan sesuai dengan Reformasi Birokrasi Nasional.

a. Menerapkan human capital management. b. Implementasi tata kelola TI.

Strategi-strategi tersebut, diiimplementasikan dan diwadahi dalam 5 kegiatan kepusatan yang besar yaitu :

1. Program pengembangan Pesawat Transport Nasional

2. Program pengembangan Sistem Pemantauan Maritim berbasis teknologi UAV ( Maritime Surveillance System base on LSU Family ) 3. Program Operasi dan Pemanfaatan LSA

4. Program peningkatan sarana dan prasarana

5. Program Pengembangan Teknologi Unggul melalui LSA-UAV

Program tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.3. Dua Program Driver 2015-2019 : Program pengembangan pesawat transport Nasional danProgram pengembangan sistem pemantauan maritim berbasis teknologi UAV

(17)

17 | P a g e

A. Program Pengembangan Pesawat Transport Nasional

Pesawat N219 memiliki spesifikasi jumlah penumpang untuk 19 orang, jarak jangkauan 1.111 km, berat muatan maksimum 2500 kg, dan panjang landasan 465 m. Sesuai dengan Nota Kesepahaman antara LAPAN dan PT.DI tentang kerjasama dibidang pengembangan teknologi dirgantara tahun 2009, melaksanakan Peraturan Presiden no. 28 tahun 2008 tentang penunjukan LAPAN sebagai pusat R & D produk kedirgantaraan untuk pesawat penumpang dibawah 30 orang serta didukung oleh terbitnya undang-undang penerbangan no.1 tahun 2009 tentang pemberdayaan industri dan pengembangan teknologi penerbangan, LAPAN turut serta dalam pengembangan pesawat baru N219.

Proyek N219 melibatkan banyak lembaga terkait di Indonesia dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi : pemasaran, pendanaan, rancang bangun, sertifikasi dan penggunaan. Lembaga yang secara intensif pada saat ini berkoordinasi untuk mensukseskan proyek N219 adalah Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, BAPPENAS, Kementerian Riset dan Teknologi, BPPT, dan LAPAN. Semua lembaga terkait diharapkan dapat memfungsikan diri sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing lembaga untuk mendukung proses rancang bangun N219.

Selain itu, LAPAN selaku sekretaris DEPANRI telah melakukan kajian dan seminar yang menghasilkan laporan tentang pengembangan pesawat N219 untuk mendukung transportasi di daerah terpencil di Indonesia dengan menggantikan armada pesawat perintis yang sudah tua.

Pada tahun 2011, LAPAN telah melakukan pengujian Wind Tunnel Power Off sebanyak 160 polar, dengan disertai program peningkatan kompetensi SDM peneliti LAPAN berupa On Job Training di PT.DI selama 2 bulan belajar mengenai dasar-dasar teknologi penerbangan. Pada tahun 2012 ini, LAPAN mengadakan model uji wind tunnel pesawat N219 skala 1:6,3 dan melaksanakan pengujian wind tunnel power on sebanyak 380 polar. Selain itu, LAPAN juga turut serta dalam analisa data hasil uji wind tunnel untuk pencapaian desain akhir konfigurasi pesawat N219.

LAPAN melalui Kemenristek, pada tahun 2012 ini telah mengusulkan anggaran di BAPPENAS melalui program New Inisiatif tahun 2013-2014 dengan judul Rancang Bangun Pesawat Udara Komuter kapasitas 19 penumpang untuk Penerbangan Perintis di Papua dan Daerah terpencil lainnya. Besaran anggaran yang diusulkan adalah sebanyak Rp 310 Miliar untuk tahun 2013 dan Rp 92 miliar untuk tahun 2014.

Selain itu, LAPAN melalui program DIPA melakukan kerjasama penelitian mengenai optimalisasi High Lift Device sayap pesawat N219 dengan melibatkan peneliti LAPAN, ITB dan engineer PT.DI.

Pesawat N245 memiliki spesifikasi jumlah penumpang untuk 45 orang, jarak jangkauan sejauh 727 km, berat muatan maksimum 5.950 kg, dan panjang landasan 633 m. Pengembangan pesawat N-245 ini merupakan modifikasi dari pesawat transport militer CN-235 yang telah diproduksi sejak tahun 1986. Kelemahan yang ada di pesawat CN-235 akan diminimalisir seperti adanya Ramp Door (pintu belakang untuk angkut militer) akan ditiadakan. Dengan memodifikasi fuselage

(18)

18 | P a g e pesawat pengganti Ramp Door, akan didapat pengurangan berat pesawat dan penambahan ruang kabin, sehingga hal ini akan menambah performasi pesawat yg baru (jumlah penumpang bertambah). Penggantian engine baru yg lebih efisien dan ringan, akan menambah performasi kecepatan jelajah pesawat.

Modifikasi desain Pesawat N-245 ini direncanakan akan dimulai pada awal tahun 2015 mendatang. Perhitungan dan analisa komputasi, pembuatan model uji dan pengujian Wind Tunnel Power Off dan Power On akan dilakukan pada pertengahan tahun 2015 mendatang. Di saat yang sama, detail desain bisa dilakukan dan pengadaan engine baru, sistem avionik terbaru dsb bisa dilaksanakan pada tahun tersebut. Potensi pasar untuk pesawat N-245 ini cukup besar untuk penumpang 45 sd 50 pax. Terutama untuk penerbangan pendek seperti Bandung-Jogja, Surabaya-Banyuwangi, maupun penerbangan di daerah lain di Indonesia.

Pengembangan pesawat ini dapat dilakukan dalam 2 tahun karena basic desain dan Tolls Jig untuk manufacture pesawat ini sudah ada, sehingga dapat mengurangi cost development-nya.

Pesawat N270 memiliki spesifikasi jumlah penumpang untuk 74 orang, berat muatan maksimum 7.790 kg, dan panjang landasan 1.333 m. Pesawat N-270 ini merupakan pengembangan dari pesawat N-250 yg sudah dikembangkan PT DI pada tahun 1989 yg lalu. Pesawat ini nantinya memiliki badan yang lebih panjang dari N-250 dan pemilihan engine terbaru yang lebih ringan dan dengan kemampuan daya dorong lebih besar. Selain itu, modifikasi landing gear akan dilakukan untuk memperingan berat total pesawat. Target penumpang adalah antara 70 sd 90 penumpang.

Berdasarkan survey yg didanai Islamic Development Bank pada tahun 2004, 50 persen pasar pesawat propeller dunia ada di Asia Tenggara, bukan di Eropa ataupun Amerika.

Pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam dan kecepatan ekonomis 555 km/jam.Ini merupakan kecepatan tertinggi di kelas turboprop 50 penumpang. Dengan ketinggian operasi 25.000 kaki (7.620 meter) dan daya jelajah 1.480 km, pesawat ini dinilai cocok untuk rute penerbangan pendek di wilayah Indonesia.

B. Program Pengembangan System Pemantauan Maritime Berbasis Teknologi UAV

Program pesawat tanpa awak atau LSU, penekanannya dilakukan pada penguasaan mandiri dari hulu ke hilir peasawat udara tanpa awak dengan target output berupa UAV kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE), melalui program ini pula, pusat unggulan pesawat tanpa awak Pustekbang akan dilakukan. Termasuk didalamnya bekerjasama dengan instansi lain untuk membuat regulasi terkait dengan pengembangan pesawat udara tanpa Awak di Indonesia.

Pengembangan ini akan menemukan momentumnya dengan cara mengintegrasikan UAV yang ada menjadi system pemantauan selat dan maritime berbasis teknologi UAV, System ini lebih mengedepankan konsep integrasi UAV,

(19)

19 | P a g e system pemantauan dan Komunikasi. Dengan integrasi ini, system pemantauan dapat lebih efektif cepat dan riel time dengan coverage yang cukup untuk menghandle daerah selat dan laut yang cukup rawan dengan kejahatan kemaritiman seperti illegal fishing misalnya.

Gambar 1.4. Pesawat UAV MALE dengan mengkonversi Pesawat Ringan 2 Penumpang, salah satu komponen system pemantauan

LSU-01 LSU-02

LSU-03 LSU-05

Gambar 1.5. Empat varian Pesawat Tanpa awak, beberapa elemen dari sistem pemantauan Selama ini pesawat uadara tanpa awak tersebut difokuskan untuk aplikasi pemetaan dengan resolusi tinggi, bagi kepentingan validasi data remote sensing, mendukung operasi mitigasi bencana serta memungkinkan untuk diukungan pertahanan dan keamanan.

(20)

20 | P a g e

Gambar 1.6. Operasi wilayah perbatasan dan pemetaan resolusi tinggi yang sudah pernah dilakukan

Integrasi dari produk di atas kemudian dapat dilakukan menjadi Riset Terintegrasi untuk system pemantauan yang aplikasi nya untuk melakukan patrol laut antar selat di Indonesia dan khususnya kepulauan di Indonesia Timur, operasi nya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.7. Beberapa Daerah Rawan Pencurian Ikan yang akan menjadi target Operasi Sistem Pemantauan berbasis pesawat tanpa awak

System yang dirancang adalah system integrasi antara Pesawat LSU yang sudah dikembangkan, LSU-03 dengan ketinggian dan daya jelajah hingga 400 km, LSU-02 dengan jelajah 250 km, kemudian digabung dengan LSU-05 dengan endurance 6-7 jam serta ditunjang dengan LSA-UAV dengan kemampuan hingga 10 jam serta diintegrasikan dengan system komunikasi yang melekat pada SOLAR – UAV, yang akan menjadi Base Tranceiver System bagi LSU-03,05,02,01 dan LSA-UAV, maka ide ini akan melahirkan SYTSEM Pemantauan berbasis Teknologi UAV (Surveillance System Base On UAV Technology). System akan beroperasi dengan jangkauan hingga radius 150 km s/d 250 km, dan untuk beberapa operasi direct target, bisa mencapai 300-400 km cukup untuk mengawasi wilayah selat besar di Indonesia Timur khususnya , yang sangat rawan dengan pencurian ikan.

Dengan berbasis pada 5 program di atas, Pustekbang akan membangun SDM, fasilitas, kerjasama untuk mewujudkan Pustekbang yang maju, mandiri dan mempunyai kontribusi baik dalam pembangunan secara riil maupun dalam ilmu pengetahuan khususnya teknologi penerbangan.

Coverage Operation System UAV Terintegrasi

(21)

21 | P a g e

1.3. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Fasilitas

Jumlah sumber daya manusia pegawai tetap di Pustekbang sebanyak 124 orang.Gambar di bawah ini adalah statistik SDM berdasarkan tingkat pendidikan.

Gambar 1.8. Komposisi SDM Pustekbang berdasarkan tingkat pendidikan

Sumber daya manusia Pustekbang pada tahun 2015 berjumlah 124 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 19 orang, S1 sebanyak 51 orang, D2-D3 sebanyak 2 orang, SMU sebanyak 47 orang, SMP sebanyak 1 orang dan SD sebanyak 3 orang.

Pada gambar di bawah ini adalah komposisi sumber daya manusia pegawai tetap berdasarkan jabatan fungsionalnya. Untuk peneliti sebanyak 25 orang, perekayasa sebanyak 17 orang, pranata humas sebanyak 2 orang, litkayasa sebanyak 24 orang, pranata komputer sebanyak 1 orang, arsiparis sebanyak 1 orang, dan fungsional umum (juga meliputi CPNS) sebanyak 54 orang.

(22)

22 | P a g e Selain SDM, sumber daya pendukung yang juga penting adalah ketersediaan anggaran. Program dan kegiatan LAPAN dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni dan hasil pelayanan LAPAN kepada masyarakat melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Anggaran untuk Pustekbang pada tahun 2015 sebesar Rp. 140.549.242.000,00

Apabila fasilitas LAPAN tersebar di seluruh Indonesia, maka Pustekbang hanya memiliki satu lokasi atau tidak ada sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang berada di bawah Pustekbang di lokasi lain. Lokasi kantor Pustekbang adalah :Jl. Raya LAPAN, Rumpin Bogor, Jawa Barat 16350. Telp. (021) 7579 0383, 7579 0031, Fax. (021) 7579 0383.

(23)

23 | P a g e

BAB II

RENCANA STRATEGIS 2015 - 2019DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Rencana Strategis dan Rencana Kerja Pustekbangharus mengacu pada Rencana Strategis LAPAN secara keseluruhan, baik jangka panjang maupun pada tahun 2015 ini.

2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019

Sejak didirikan tahun 1963, LAPAN telah dikembangkan sehingga mampu melaksanakan perannya. Pada tahun 2015, LAPAN ditargetkan akan mencapai kemampuan sebagai berikut :

Pusat Teknologi Penerbangan :

Telah berhasil dikembangkan pesawat tanpa awak (UAV) dan pesawat transport nasional dua penumpang untuk kebutuhan survey dan penginderaan jauh.Seluruh desain N219 telah berhasil dibangun dan purwarupa N219 telah sukses melaksanakan Roll Out.Telah berhasil juga dioperasikan pesawat LSA, kemampuan penuh desain LSU untuk Maritime Surveillance System dan Diseminasi dan pemanfaatan LSU untuk pemetaan, pemantauan wilayah serta kebencanaan.

2.1.1. Visi dan Misi

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Pusat Teknologi Penerbangan mempunyai visi yang sudah mencerminkan arah dan fokus sasaran yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan kondisi sekarang dan masa depan yang lebih baik serta diturunkan dari salah satu misi kedeputian Bidang Teknologi Dirgantara. Visi tersebut adalah :

"Menjadi Pusat Unggulan Teknologi Penerbangan pada Tahun 2025"

Sedangkan untuk mewujudkan visi seperti di atas maka disusun suatu misi yang tugas dan fungsi Pusat Teknologi Penerbangan, yaitu :

"Mengembangkan teknologi penerbangan dengan penguasaan keilmuan yang kuat, merancang bangun purwarupa (prototype) pesawat sipil ukuran kecil maupun sedang, serta mendukung semua program dan mengoptimalkan pemanfaatan

potensi dirgantara nasional" 2.1.2. Tujuan Tahun 2015 - 2019

Mengacu pada tujuan dan sasaran yang ditetapkan LAPAN, maka tujuan kegiatan Pusat Teknologi Penerbangan adalah :

a. Mendukung industri pertahanan yang tangguh b. Mendukung industri kedirgantaraan yang tangguh

c. Mendukung sistem pengelolaan dan pengendalian Sumber Daya Alam (SDA), lingkungan hidup, bencana alam dan wilayah pertahanan negara.

(24)

24 | P a g e Untuk mencapai tujuan tersebut akan dicapai melalui pelaksanaan program penelitian pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) pesawat LAPAN Surveillance Aircraft (LSA), Maritime Surveillance System -LAPAN Surveillance UAV (MSS - LSU) dan program pengembangan pesawat transport nasional N219.

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015

Penjabaran Rencana Strategis akan dilaksanakan melalui kegiatan setiap tahun oleh masing-masing satuan kerja melalui Rencana Kinerja Tahunan. Berikut ini adalah tabel dan penjelasan lengkap mengenai Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama yang ada pada Rencana Kinerja Tahunan.

Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan 2015

Sasaran Strategis Utama Indikator Kinerja Utama Target

(1) (2) (3)

1. Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan;

1. IKU 1 : Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan ; a. Usulan HKI b. Publikasi nasional c. Publikasi Internasional 3 HAKI, 30 publikasi nasional, 10 publikasi internasional

2. IKU 2 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi

penerbangan yang dihasilkan;

a. Prototipe

b. Modul dan komponen

7 prototipe, 25 modul dan komponen

3. IKU 3 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi

penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna;

4 jenis

2. Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan

pembinaan di bidang teknologi penerbangan;

4. IKU 4 : Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi

penerbangan

10 bimbingan

3. Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi

penerbangan

5. IKU 5 : Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan

(25)

25 | P a g e Sasaran kegiatan Pustekbang hasil kerja tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Pusat Teknologi Penerbangan :

a. Pesawat ringan dua penumpang berbasiskan Stemme-S15 dengan modifikasi sistem surveillance untuk kebutuhan pemetaan dan pemantauan (LSA-01) sudah berhasil dicapai. Tahun 2015 dihasilkan foto udara untuk keperluan pemetaan dan pemantauan dari LSA-01.

b. Dalam rangka desain dan rancang bangun pesawat transport N219 akan dimulai proses sertifikasi oleh DKUPPU dan Roll Out purwarupa pesawat N219. Disamping itu juga akan ikut berpartisipasi dalam persiapan dan rancang bangun prototipe pesawat N219 selanjutnya.

c. Pada tahun 2015 dalam rangka pengembangan pesawat tanpa awak (UAV) akan dihasilkan sebuah pesawat tanpa awak dengan kemampuan membawa payload misi 10 kg (LSU-03) yang mampu terbang secara autonomous. Disamping itu akan dilakukan optimalisasi kemampuan LSU-03 dengan jarak jangkau menjadi minimal 300 Km dengan lama terbang 3 jam (pemecahan rekor MURI). Serta memperluas aplikasi LSU pada bidang mitigasi bencana, pertanian, kehutanan, pertahanan.

Sasaran strategis yang ditetapkan adalah turunan dari sasaran strategis LAPAN, dengan tujuan membangun kemampuan dalam pengembangan teknologi propulsi, aerostruktur, aerodinamika dan avionik (kendali), yang kemudian diturunkan menjadi sasaran-sasaran strategis.Sasaran Strategis ini dilakukan pada seluruh program kegiatan dalam Pustekbang yang meliputi Program Pengembangan Pesawat Transport Nasional N219, Program Maritime Surveillance System - LSU, dan Program LSA.Sasaran Strategis ini pula menunjukkan peningkatan kemampuan penelitian, pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pustekbang.Sasaran strategis dan indikator kinerja utama seperti yang tercantum dalam Rencana Kinerja Tahunan 2015 adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1 (SS 1) : Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan

Peningkatan kemampuan penelitian pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pusat Teknologi Penerbangan dilaksanakan dengan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui On Job Training atau belajar sambil magang baik di PT DI maupun di TU Berlin. Dengan semakin meningkatnya kemampuan SDM di Pusat Teknologi Penerbangan, hal itu terwujud dalam bentuk purwarupa pesawat yang dihasilkan maupun dimanfaatkan oleh pengguna.

Indikator Kinerja Utama 1 (IKU 1) : Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan

Peningkatan kemampuan dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Teknologi Penerbangan dilakukan secara kontinu dan diakselerasi untuk mengejar ketertinggalannya.Teknologi Penerbangan di Indonesia pernah mengalami

(26)

26 | P a g e masa kejayaan dengan berhasil dikembangkannya pesawat N250 oleh PT DI di era akhir tahun 1990-an, namun kemudian mati suri selama beberapa tahun.Baru pada tahun 2011 dibentuk kembali Pusat Teknologi Penerbangan di LAPAN. Sudah sangat jauh perkembangan dunia teknologi penerbangan yang ada namun dengan segala kendala yang ada baik SDM maupun akses, Pusat Teknologi Penerbangan berusaha mengejarnya dengan berpijak pada modal SDM dan fasilitas infrastruktur yang ada.

Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan untuk mengakselerasi kemampuan dan kompetensi SDM yang ada. Diantaranya adalah melakukan On Job Training dengan mengirim 6 engineer di TU Berlin Jerman untuk melakukan rancang bangun pesawat LSA-02, On Job Training (Transfer of Technology) di PT DI dalam rangka persiapan rancang bangun pesawat transport N219, dan sebagainya.

Salah satu indikator dari peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM ini adalah usulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang diusulkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan sepanjang tahun 2015. Indikator lain untuk melihat hasil peningkatan SDM adalah paper (makalah) yang dihasilkan dan dipublikasikan, baik publikasi tingkat nasional maupun internasional.

Indikator Kinerja Utama 2 (IKU 2) : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan

Peningkatan kemampuan litbangyasa dalam penguasaan teknologi penerbangan juga bisa diindikasikan melalui jumlah purwarupa (prototipe), modul, dan komponen di bidang teknologi yang dihasilkan. Pada tahun 2015 Pusat Teknologi Penerbangan ditargetkan menghasilkan 7 purwarupa, yakni :

a. pesawat LSU-02 hasil optimasi dan akan digunakan untuk diseminasi. b. LSU-03 New Generation untuk litbangyasa

c. LSU-03 untuk diseminasi MURI 300 km. d. LSU-03 untuk diseminasi hilirisasi

e. LSU-03 Full Carbon litbangyasa f. LSU-05 hasil optimasi.

g. LSU Solar litbangyasa

Selain purwarupa, modul dan komponen hasil litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan juga menjadi indikator dari peningkatan kompetensi SDM. Sebanyak 25 modul dan komponen yang akan dihasilkan sepanjang tahun 2015adalah :

1. Sebanyak 21 modul dan komponen program N219 :Radome, Engine, Fuel System, Powerplant, Wind Screen, Wiper, ECS, Instrument, Electrical, Avionics, Flight Control, Brealing System, Airframe Component, Landing Gear, Payloads, Propeller, Cabin Window dan Software Design, Engineering Flight Simulator, Drop Test, Wind Tunnel Model & Testing.

2. Detail Design untuk Flight Hazard Analysis, Electronic Flight Control System (EFCS), Actuator Test Rig (ATR), Automatic Flight Control Lawpada program pengembangan LSA-UAV.

(27)

27 | P a g e

Gambar 2.1. Sebagian kegiatan kerekayasaan di Pustekbang dan hasilnya.

Gambar 2.2. Desain fuselage LSU-03 Full Carbon

Indikator Kinerja Utama 3 (IKU 3) : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna

Salah satu indikasi keberhasilan dari peningkatan kemampuan litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan adalah jumlah purwarupa (prototipe), modul dan komponen yang dimanfaatkan oleh pengguna.Purwarupa pesawat yang sudah

(28)

28 | P a g e dimanfaatkan secara luas oleh pengguna adalah LSA, LSU-01 dan LSU-02 dan LSU-03 untuk aplikasi diseminasi.Pengguna yaitu dari Kementerian Pertanian - BBSDLP dan masyarakat terkait.

Gambar 2.3. Pesawat LSU-01 yang digunakan untuk aplikasi diseminasi (pemotretan garis pantai).

Gambar 2.4. Purwarupa LSU-03 yang digunakan untuk hilirisasi teknologi

Sasaran Strategis 2 (SS 2) : Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan

Kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan dapat dicapai dengan indikator kinerja :

Indikator Kinerja Utama 4 (IKU 4) : Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan

Pusat Teknologi Penerbangan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan yang dimilikinya ke berbagai instansi dan Universitas yang membutuhkannya dalam rangka kerjasama yang saling membutuhkan. Pemberian dan pembinaan teknis dilakukan dalam bentuk tutorial teknologi penerbangan khususnya pesawat UAV, pengambilan dan pemantauan data maupun dalam bentuk bimbingan Kerja Praktek dan pembuatan skripsi dengan topik salah satu sub sistem dari teknologi penerbangan seperti desain dan manufaktur struktur komposit, pemodelan dinamika terbang pesawat, kontrol pesawat, muatan roket, dan lain-lain. Pemberian dan pembinaan teknis diantaranya dilakukan terhadap Dirtopad TNI AD,

(29)

29 | P a g e BBSDLP (Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian), ITB, UGM, UNS, UNY, UNJ, PENS dan bimbingan teknis untuk Komurindo

Sasaran Strategis 3 (SS 3) :Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan

Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dapat dicapai dengan indikator kinerja :

Indikator Kinerja Utama 5 (IKU 5) : Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan

Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi. Dengan kerjasama ini diharapkan akan bermanfaat pada kedua belah pihak. Tujuan dari kerjasama ini diantaranya dititik beratkan untuk meningkatkan kemampuan (skill) personil kedua belah pihak, diseminasi teknologi penerbangan, pendalaman operational requirement dan peningkatan local content (TKDN).

Kerjasama teknis antar departemen sangat berguna untuk peningkatan dan akselerasi kemampuan personil Pusat Teknologi Penerbangan.Dengan tantangan nyata yang ada baik dari segi teknologi maupun waktu, personil Pusat Teknologi Penerbangan menjadi terpacu untuk memenuhi operasional dan requirement yang dikehendaki oleh pengguna.Dari kerjasama teknis ini pula Pusat Teknologi Penerbangan dituntut untuk senantiasa mendalami dan menyempurnakan operational requirement sesuai kebutuhan terkini.Diseminasi teknologi penerbangan dilakukan selain untuk memenuhi keinginan pengguna juga untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap teknologi penerbangan misalnya dengan keikutsertaan Pusat Teknologi Penerbangan dalam Lomba Kompetisi Muatan Roket Indonesia, Kompetisi UAV, dan lain-lain.

Kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi diantaranya yaitu dengan PT DI, TNI AU, DittopAD, Kemenhub, Kementan, dan TU Berlin. Dan dengan berbagai universitas untuk pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi kedirgantaraan.

Untuk mendukung dan mencapai sasaran yang ditetapkan, maka disusunlah Rencana Kinerja Tahunan tahun 2015 dengan mempertimbangkan hasil yang dicapai pada tahun sebelumnya dan rencana strategis lima tahun 2011 - 2015.

Rencana Kerja secara detail ditunjukkan dalam lampiran dan buku Rencana Kinerja Tahunan 2015. Rencana Kerja meliputi input berupa sasaran strategis yang disertai dengan indikator-indikator sasaran dan target dengan satuan yang terkuantisasi.

Untuk mendapatkan kinerja yang jelas, maka ditetapkan pengukuran kinerja dan indikator kerja utama di satuan kerja Pusat Teknologi Penerbangan. Program pengukuran kinerja dan Indikator Kinerja Utama ditetapkan oleh Kepala Pusat dan disosialisasikan kepada struktural di bawahnya dan seluruh karyawan di lingkungan Pusat Teknologi Penerbangan sehingga tersosialisasi dengan baik.

(30)

30 | P a g e Indikator Kinerja Utama ditetapkan berdasarkan kondisi lapangan yang ada, terutama kemampuan SDM yang dimiliki, peralatan analisis dan proses yang dimiliki, anggaran yang telah diajukan dan mendapat persetujuan, serta melihat kondisi peralatan yang dimiliki litbang/industri yang dimiliki di Indonesia saat ini.

Rencana Kerja dibuat untuk mencapai target sasaran berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Peningkatan kemampuan penelitian pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pusat Teknologi Penerbangan dilaksanakan dengan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui On Job Training atau belajar sambil magang baik di PT DI maupun di TU Berlin. Dengan semakin meningkatnya kemampuan SDM di Pusat Teknologi Penerbangan, hal itu terwujud dalam bentuk purwarupa pesawat yang dihasilkan maupun dimanfaatkan oleh pengguna.

Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan untuk mengakselerasi kemampuan dan kompetensi SDM yang ada. Diantaranya adalah melakukan On Job Training dengan mengirim 6 engineer di TU Berlin Jerman untuk melakukan rancang bangun pesawat LSA, On Job Training di PT DI dalam rangka persiapan rancang bangun pesawat transport N219, dan sebagainya.

Pusat Teknologi Penerbangan mempersiapkan iklim yang kondusif untuk mendorong usulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan penulisan paper (makalah) baik yang dipublikasikan pada tingkat nasional maupun internasional.

Selain itu Pusat Teknologi Penerbangan juga menyusun anggaran dan mempersiapkan sumber daya yang dimilikinya untuk menghasilkan 7 purwarupa pesawat, yakni pesawat LSU-02 hasil optimasi dan akan digunakan untuk diseminasi, LSU-03 New Generation untuk litbangyasa, LSU-03 untuk diseminasi MURI 300 km, LSU-03 untuk diseminasi hilirisasi, LSU-03 Full Carbon litbangyasa, LSU-05 hasil optimasi, LSU Solar litbangyasa. Untuk LSA-UAV dilakukan pengembangan teknologi. Sedangkan modul dan komponen terdiri dari modul dan komponen program N219, dan LSA-UAV.

Pusat Teknologi Penerbangan juga menjalin kerjasama dengan pengguna untuk memanfaatkan hasil litbangyasa yang telah dilakukan. Pemanfaatan purwarupa pesawat LSU-01 dan LSU-02 untuk pemotretan garis pantai, pemantauan daerah rawan, perbatasan dan aplikasi diseminasi, serta LSA untuk aplikasi diseminasi.

Pusat Teknologi Penerbangan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan yang dimilikinya ke berbagai instansi dan Universitas dalam rangka kerjasama yang saling membutuhkan. Pemberian dan pembinaan teknis dilakukan dalam bentuk tutorial teknologi penerbangan khususnya pesawat UAV, pengambilan dan pemantauan data maupun dalam bentuk bimbingan Kerja Praktek dan pembuatan skripsi dengan topik salah satu sub sistem dari teknologi penerbangan seperti desain dan manufaktur struktur komposit, pemodelan dinamika terbang pesawat, kontrol pesawat, muatan roket, dan lain-lain. Pemberian dan pembinaan teknis diantaranya dilakukan terhadap Dittop TNI AD, BBSDLP (Balai

(31)

31 | P a g e Besar Sumber Daya Lahan Pertanian), ITB, UGM, UNS, UNY, UNJ, PENS dan bimbingan teknis untuk Komurindo.

Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi. Dengan kerjasama ini diharapkan akan bermanfaat pada kedua belah pihak. Tujuan dari kerjasama ini diantaranya dititik beratkan untuk meningkatkan kemampuan (skill) personil kedua belah pihak, diseminasi teknologi penerbangan, pendalaman operational requirement dan peningkatan local content (TKDN).

Kerjasama teknis antar departemen sangat berguna untuk peningkatan dan akselerasi kemampuan personil Pusat Teknologi Penerbangan.Dengan tantangan nyata yang ada baik dari segi teknologi maupun waktu, personil Pusat Teknologi Penerbangan menjadi terpacu untuk memenuhi operasional dan requirement yang dikehendaki oleh pengguna.Dari kerjasama teknis ini pula Pusat Teknologi Penerbangan dituntut untuk senantiasa mendalami dan menyempurnakan operational requirement sesuai kebutuhan terkini.Diseminasi teknologi penerbangan dilakukan selain untuk memenuhi keinginan pengguna juga untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap teknologi penerbangan misalnya dengan keikutsertaan Pusat Teknologi Penerbangan dalam Lomba Kompetisi Muatan Roket Indonesia, Kompetisi UAV, dan lain-lain.

Kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi diantaranya yaitu dengan PT DI, TNI AU, DittopAD, Kemenhub, Kementan, dan TU Berlin. Dan dengan berbagai universitas untuk pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi kedirgantaraan.

2.3. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015

Penetapan Kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. PK ini disepakati bersama antara pengemban tugas dengan atasannya (Performance Agreement) dan merupakan ikhtisar Rencana Kinerja Tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggarannya, yaitu setelah proses anggaran (budgeting process) selesai.

Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Pustekbang Tahun Anggaran 2015 Sasaran Strategis Utama Indikator Kinerja Utama Target

(1) (2) (3) 1. Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan;

4. IKU 1 : Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan ; d. Usulan HKI e. Publikasi nasional f. Publikasi Internasional 3 HAKI, 30 publikasi nasional, 10 publikasi internasional

(32)

32 | P a g e

5. IKU 2 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan; c. Prototipe d. Modul dan komponen 7 prototipe, 25 modul dan komponen 6. IKU 3 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna; 4 jenis 2. Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan; 4. IKU 4 : Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan 10 bimbingan teknis 3. Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan 5. IKU 5 : Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan 15 kerjasama teknis

Sasaran Strategis 1 yaitu Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan dicapai dengan 3 Indikator Kinerja Utama (IKU 1, IKU 2, dan IKU 3). Untuk IKU 1 target yang ingin dicapai adalah 3 usulan HAKI, 30 publikasinasional dan 10 publikasi internasional. Waktu penyelesaian yang direncanakan adalah sampai Desember 2015. Untuk IKU 2 target yang ingin dicapai adalah 7 prototipe, 25 modul dan komponen. Waktu penyelesaian yang direncanakan adalah sampai Desember 2015.Untuk IKU 3 target yang ingin dicapai adalah 4 jenis prototipe/modul dan komponen.Waktu penyelesaian yang direncanakan adalah sampai Desember 2015.

Sasaran Strategis 2 yaitu Peningkatan kemampuan dalam pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan dicapai dengan IKU 4 yaitu Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan. Target yang ingin dicapai adalah 10 bimbingan teknis. Waktu penyelesaian yang direncanakan adalah sampai Desember 2015.

Sasaran Strategis 3 yaitu Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dicapai dengan IKU 5 yaitu Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan. Target yang ingin dicapai adalah 15 kerjasama teknis dengan dokumen kerjasama. Waktu penyelesaian yang direncanakan adalah sampai Desember 2015.

(33)

33 | P a g e Strategi pelaksanaan program untuk mencapai sasaran, pendekatan yang dilakukan selain dengan melakukan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sendiri, juga dilakukan dengan kerjasama dengan instansi pemerintah/militer dan swasta serta memanfaatkan tenaga outsourching yang terampil.

Program penguasaan pesawat Nir Awak, Pesawat terbang dan Spin Off sebagai produk Pusat Teknologi Penerbangan adalah sebuah sistem, yang dapat terwujud jika sistem engineering dilaksanakan dengan baik. Untuk itu disusun strategi-strategi sebagai berikut :

a. Melaksanakan penataan SDM, meng-upgrade pengetahuan tentang dasar-dasar penerbangan, training, workshop, seminar dan diskusi-diskusi untuk memantapkan posisi Pusat Teknologi Penerbangan di tengah dunia penerbangan Indonesia;

b. Melaksanakan kaidah sistem engineering secara penuh (mission analysis), desain preparation (CoDR, PDR, CDR), manufacturing, Testing, Quality Control, Validasi, Evaluasi;

c. Membenahi fasilitas, penelitian, pengujian hingga mendapatkan kualitas standard bagi penelitian/perekayasaan sistem penerbangan;

d. Melakukan kerjasama strategis dengan mitra dan expert baik nasional maupun internasional;

e. Melaksanakan sistem dokumentasi sebagai bagian dari pelaksanaan sistem engineering.

f. Melaksanakan kerja sinergis dengan stakeholder lain, seperti BPPT, PT DI, TNI, UKM di bidang dirgantara dan Institusi Pendidikan guna meningkatkan kualitas produk litbang yang dihasilkan.

(34)

34 | P a g e

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015

Dalam rangka akuntabilitas kinerja, maka disusun ukuran-ukuran untuk melihat capaian kinerja yang diharapkan.Pengukuran capain kinerja diwujudkan dalam indikator-indikator yang diperoleh dengan sasaran dan hasil (outcome) yang diinginkan seperti diperlihatkan pada penetapan kinerja. Apabila output yang telah ditetapkan dapat dicapai, maka outcome umum yang diharapkan utamanya adalah peningkatan kapasitas SDM dalam mendukung Pusat Teknologi Penerbangan, meskipun ada transisi dan perubahan, beberapa output menjadi andalan yaitu kegiatan pengembangan pesawat ringan, termasuk pengembangan beberapa sub sistem pendukungnya (aerostruktur, avionik, dan propulsi, pengembangan komputer kluster), pengembangan UAV dan tentunya produk spin-off yang berguna langsung kepada masyarakat.

Adapun pengukuran kinerja pada tahun 2015 yang berisi target, realisasi dan capaian Pusat Teknologi Penerbangan dapat dilihat seperti di bawah ini :

Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Pusat Teknologi Penerbangan Tahun 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) (4) (5) Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan

1. [IKU 1] Jumlah usulan HKI (Paten, Hak Cipta, Lisensi) dan Publikasi Ilmiah di bidang Teknologi Penerbangan 3 HAKI, 30 publikasi nasional, 10 publikasi internasional 1 HAKI, 25 publikasi nasional, 14 publikasi internasional 85%

2. [IKU 2] Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan 7 prototipe, 25 modul dan komponen 5 prototipe dan 25 modul dan komponen 86%

3. [IKU 3] Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna

4 jenis 4 jenis 100% Peningkatan kemampuan dalam pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan

4. [IKU 4] Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan 10 bimbingan teknis 11 bimbingan teknis 110% Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan

5. [IKU 5] Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan

15 kerjasama teknis dengan dokumen kerjasama 10 kerjasama teknis dengan dokumen kerjasama 67%

Evaluasi kinerja Pusat Teknologi Penerbangan selama tahun 2015 dapat dievaluasi dan analisis sebagai berikut dengan mengacu pada pengukuran kinerja seperti pada tabel di atas dan dikelompokkan berdasarkan masing-masing sasaran strategis yang ada.

(35)

35 | P a g e

SS1 :Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan

Peningkatan kemampuan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pusat Teknologi Penerbangan dilaksanakan dengan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui On Job Training atau belajar sambil magang baik di PT DI maupun di TU Berlin. Tujuan dari diadakannya On Job Training untuk meningkatkan kemampuan SDM di Pusat Teknologi Penerbangan. Hal itu terwujud dalam bentuk purwarupa, modul dan komponen pesawat yang dihasilkan maupun dimanfaatkan oleh pengguna. Adapun bentuk pelaksanaan On Job Training di PT. DI dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.1. Kegiatan On Job Training di PT DI

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa peserta dikelompokkan berdasarkan keahliannya masing-masing, terdiri atas kelompok aerodinamika, aerostruktur, avionik, dan propulsi. Selain itu, On Job Trainingjuga dilakukan di Technical University of Berlin (TU Berlin).

IKU 1 :Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan

Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan untuk mengakselerasi kemampuan dan kompetensi SDM yang ada. Diantaranya adalah melakukan On Job Training dengan mengirim 6 engineer di TU Berlin Jerman untuk melakukan rancang bangun pesawat LSA, On Job Training di PT DI dalam rangka persiapan rancang bangun pesawat transport N219, dan sebagainya.

(36)

36 | P a g e Salah satu indikator dari peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM ini adalah usulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang diusulkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan sepanjang tahun 2015. Dari 3 buah target usulan HKI pada tahun 2014, terealisasi 1 judul usulan sebagai berikut :

1. "Pesawat Udara N219 Bermesin Dua dengan Penumpang 19 Orang"

Dengan demikian usulan HAKI pada tahun ini terealisasi 33%.

Indikator lain untuk melihat hasil peningkatan SDM adalah paper (makalah) yang dihasilkan dan dipublikasikan, baik publikasi tingkat nasional maupun internasional. Dari target 30 publikasi nasional terealisasi sebanyak 25 publikasi nasional yang terbit dalam Buku Ilmiah Pustekbang dan Siptekgan.Realisasi publikasi nasional tercapai 83%.

Dipublikasikan pada SIPTEKGAN XIX 2015 :

1. "PENGATURAN ULANG ARAH SERAT SPAR DEPAN LAPAN SURVEILLANCE UAV – 05 MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD" 2. "OPTIMASI BERAT WING LSU 05 MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT

METHOD"

3. "PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP WAKTU TEMPUH

PENERBANGAN CROSS COUNTRY MENGGUNAKAN PESAWAT CESSNA 172 S"

4. "HUBUNGAN NILAI PULSE WAVE MODULATION TERHADAP DEFLEKSI ELEVATOR PADA PESAWAT TANPA AWAK LSU 02 HUBUNGAN NILAI PULSE WAVE MODULATION TERHADAP DEFLEKSI ELEVATOR PADA PESAWAT TANPA AWAK LSU 02"

5. "ANALISIS AERODINAMIKA MODEL PESAWAT NIRAWAK LSU-05 DENGAN PENGUJIAN TEROWONGAN ANGIN ANALISIS AERODINAMIKA

MODEL PESAWAT NIRAWAK LSU-05 DENGAN PENGUJIAN

TEROWONGAN ANGIN"

6. "FEASIBILITY STUDY IMPLEMENTASI AUTOPILOT RISC BERBASIS ARSITEKTUR ARM SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI AUTOPILOT BERBASIS ARSITEKTUR AVR"

7. "EVALUASI PERANCANGAN TEROWONGAN ANGIN LS-LST DENGAN SIMULASI NUMERIK"

8. "PENGUJIAN GAYA DORONG MOTOR ELEKTRIK UNTUK SOLAR UAV" 9. "RANCANG BANGUN SOFTWARE UNTUK PENEMPATAN GROUND

SURVEILLANCE RADAR (GSR) DALAM KONTUR PERMUKAAN BUMI

YANG SEBENARNYA SEBAGAI BASIS PENEMPATAN AIR

SURVEILLANCE RADAR (ASR)"

10. "PEMILIHAN JENIS PEREDAM (DAMPER) PADA MOUNTING ENGINE PESAWAT LSU-03 UNTUK MEREDAM GETARAN YANG TERJADI"

11. "PENGUKURAN PERUBAHAN REGANGAN DAN DEFLEKSI PADA PENGUJIAN STATIK RODA PENDARATAN UTAMA PESAWAT TERBANG TANPA AWAK LSU05"

Gambar

Gambar 1.3. Dua Program Driver 2015-2019 : Program pengembangan pesawat transport  Nasional danProgram pengembangan sistem pemantauan maritim berbasis teknologi UAV
Gambar 1.4. Pesawat UAV MALE dengan mengkonversi Pesawat Ringan 2 Penumpang,   salah satu komponen system pemantauan
Gambar 1.7. Beberapa Daerah Rawan Pencurian Ikan yang akan menjadi target  Operasi  Sistem Pemantauan berbasis pesawat tanpa awak
Gambar 2.2. Desain fuselage LSU-03 Full Carbon
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ormrod (2008:21- 23) yang menyatakan bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap perilaku dan kognisi

2) Kondisi psikologis, faktor ini meliputi kecerdasan, bakat, minat,motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.. Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar

Tangan yang dipegangi melakukan gerakan kaki gaya bebas dari tepi kolam ke tepi kolam lain, dilakukan secara melakukan gerakan kaki gaya bebas dari tepi kolam ke tepi kolam

A.   Modal apa saja yang harus dimiliki konselor atau pendidik yang melakukan konseling anak?  1.  Modal  Umum.  Adanya  pemahaman  komprehensif  tentang 

Pada penelitian ini yang dianggap sebagai vaiabel bebas adalah susunan reaktor vertikal dan horizontal dan proses yang terjadi pada reaktor karena dianggap yang

Kegiatan ajudikasi dalam pendaftaran tanah adalah untuk pendaftaran tanah yang pertama sekali merupakan prosedur khusus yang prosesnya dilakukan pada pemberian

Begitu banyak tokoh yang dapat menjadi inspirasi generasi muda pada saat ini didalam bidang – bidang tertentu, dengan adanya tokoh tersebut akan membuat generasi muda pada

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Pada Bank Jateng Syariah Universitas