Capital Asset Pricing Model - Kajian Teoritis dan Empiris

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis dan Empiris

2.1.5 Capital Asset Pricing Model

Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan salah satu model yang

digunakan untuk mengantisipasi return suatu sekuritas dimana kemampuan untuk

mengestimasi return suatu sekuritas ini penting dan mutlak diperlukan oleh

investor. Oleh karena itu, CAPM digunakan untuk menentukan harga suatu

capital berdasarkan karakteristik risikonya (Weston dan Copeland, 1995:362).

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Haugen (1993), dalam Effi Setyawati (2001), menyatakan bahwa CAPM

menjelaskan bagaimana seorang investor atau calon investor mengharapkan

keuntungan dari saham yang berbeda-beda dengan mempertimbangkan risiko

masing-masing saham. Jika terdapat informasi baru mengenai pasar, maka pasar

bereaksi dengan cepat dengan melakukan transaksi jual dan beli saham. Oleh

karena itu, kecepatan perubahan harga saham diakibatkan karena adanya

informasi baru dalam pasar. Jika harga merespon semua informasi baru dalam

pasar maka pasar dapat dikatakan relatif efisien. Jika informasi yang disebarkan

lambat diterima oleh pasar dan investor terlalu berhati-hati dan harga tersebut

menyimpang dari harga yang sebenarnya maka pasar dikatakan relatif tidak

efisien.

Model CAPM ini mendasarkan pada kondisi ekuilibrium. Dalam keadaan

ekuilibrium tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham

akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Risiko investasi pada model ini

diukur dengan Beta. Terlepas dari berbagai kritik terhadap CAPM, harus diakui

bahwa model ini masih merupakan model yang paling sering digunakan oleh

analisis keuangan dalam melakukan analisis investasi. Penggunaan parameter

Beta sebagai pengukur tingkat risiko konsisten dengan teori portofolio yang

menyatakan bahwa apabila pemodal melakukan deversifikasi dengan baik maka

pengukur risiko adalah sumbangan risiko dari tambahan saham ke dalam

portofolio.

Menurut Sharpe (1964), Litner (1965), dan Mossin (1966), dalam

Handaru (1996), penyusunan CAPM banyak didasarkan pada serangkaian asumsi

yang secara sepintas mungkin terlihat kurang realistis. Tetapi hal ini bukan karena

menjadi masalah yang mendasar, sepanjang modal tersebut mampu menjelaskan

kejadian-kejadian di dunia nyata secara benar. Asumsi-asumsi yang melandasi

CAPM adalah:

1. evaluasi terhadap portofolio didasarkan pada keuntungan yang diharapkan

dandeviasi standard portofolio selama satu periode waktu tertentu,

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

15

2. tindakan investor semata-mata didasarkan atas pertimbangan keuntungan

yang diharapkan dan deviasi standard portofolio,

3. aset-aset individual sepenuhnya dapat dipecah sampai bagian yang terkecil

sekalipun (fully divisible) dengan demikian maka investor bisa membeli

aset pada jumlah yang diinginkan,

4. terdapat tingkat bunga pinjaman dan tabungan bebas risiko (risk free

lending borrowing rate) tingkat harga ini berlaku untuk semua investor,

5. tidak ada biaya transaksi dan pajak penghasilan,

6. informasi dapat diperoleh secara langsung dan cuma-cuma oleh semua

investor,

7. tindakan pemodal secara individual tidak dapat mempengaruhi harga

saham, sebaliknya tindakan seluruh pemodal (secara bersama-sama dan

pada arah yang sama) mungkin dapat mempengaruhi harga sekuritas-

sekuritas di pasar, dan

8. setiap pemodal memiliki pengharapan yang sama (homogenous

expectations) terhadap keuntungan yang diharapkan , deviasi standard,

kovarians sekuritas.

Dalam dokumen ANALISIS ANOMALI LIBURAN DI BURSA EFEK JAKARTA (Studi Kasus Pada Perusahaan Kelompok LQ-45) (Halaman 30-32)