• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN By Arva Rochmawati, SST

Dalam dokumen Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar (Halaman 57-71)

71 Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa

  pelayanan kesehatan (pelayanan medis dan kebidanan) untuk masyarakat, menggunakan  berbagai sumber daya seperti ketenagaan, mesin, bahan, fasilitas, modal, energi dan waktu.

Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam selama berkesinambungan. Bidan harus memiliki ketrampilan profesional agar  dapat memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan nasional ataupun kebutuhan global. Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik  maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani pelayanannya kepada  pasien.

A. Pendekatan Melalui Agama

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari unsur keyakinan. Manusia dalam mewujudkan keyakinan dan pengharapannya mengikuti aturan-aturan tertentu atau norma, baik yang berhubungan dengan manusia, alam ataupun yang sifatnya gaib. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai pengharapan dan cita-cita sehingga ia selalu  berusaha untuk mewujudkan keyakinan dan pengharapannya dalam karya yang konkret. Tanpa keyakinan kehidupan akan diliputi oleh perasaan bimbang. Manusia memerlukan suatu bentuk keyakinan dalam hidupnya karena keyakinan akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup budayanya. Keyakinan yang dianut harus sekaligus merupakan kebenaran sehingga cara berkeyakinan itu harus benar pula.

Salah satu syarat dalam kehidupan manusia yang teramat penting adalah keyakinan, yang oleh sebagian orang dianggap menjelma sebagai agama. Agama ini bertujuan untuk  mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani.

Kehidupan masyarakat di pedesaan sangat religius sehingga setiap sikap atau perilakunya sehari-hari diliputi oleh rasa keagamaan yang kuat dan yang paling utama adalah  penghormatan yang berlebihan terhadap tokoh-tokoh agama seperti alim ulama, haji dan kyai. Hal inilah yang harus kita lihat dan sadari. Hal tersebut merupakan satu point interest masyarakat pedesaan yang patut diterima dan diperhatikan, apalagi dalam usaha kita mengembangkan ataupun menerapkan ide-ide baru dalam peningkatan kesehatan masyarakat.

71 Agama berperan penting dalam pembentukan persepsi klien tentang sehat sakit. Agama

sebagai komponen integral dari budaya dapat mempengaruhi penjelasan klien tentang   penyebab penyakit, persepsi keparahannya dan pilihan terhadap penyembuhan. Pada

masa kritis seperti penyakit serius/saat menghadapi kematian, agama dapat menjadi sumber penyejuk bagi klien dan keluarga serta dapat mempengaruhi tindakan yang dipercaya tepat untuk kondisi klien.

Tujuan Pendekatan Agamaadalah:

1. Mengeksplorasi makna agama dalam kehidupan klien.

2. Memeriksa cara-cara dimana agama dapat dimasukkan ke dalam praktik kebidanan. 3. Menguraikan kepercayaan yang berhubungan dengan keselamatan dan

praktik- praktik kelompok agama tertentu.

Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya:

a. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.  b. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita

dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa.

c. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya.

d. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal/perbuatan yang  bertentangan dengan ajarannya.

Alasan mengapa bidan kadang gagal memberi asuhan spiritual karena: 1. Mereka memandang agama sebagai masalah pribadi.

2. Mereka merasa agama sebagai masalah pribadi yang hanya memperhatikan hubungan individu dengan penciptanya.

3. Mereka tidak nyaman mengenai agama mereka sendiri atau menyangkal mempunyai kebutuhan spiritual.

4. Mereka kurang pengetahuan tentang spiritualitas dan agama orang lain. 5. Mereka salah mengira kebutuhan spiritual sebagai kebutuhan psikososial.

6. Mereka menganggap pemenuhan kebutuhan spiritual bukan tanggung jawabnya. Asuhan spiritual dan fenomena kebidanan

71 1. Pengkajian kultural mencakup pengkajian hubungan agama dan persoalan spiritual

dengan status kesehatan klien.

2. Dalam integrasi pelayanan kesehatan dan kepercayaan keagamaan/spiritual maka fokus rencana asuhan adalah membantu klien mempertahankan keyakinannya dalam menghadapi kritis kesehatan dan mempergunakan keyakinan tersebut dalam memperkuat pola koping.

3. Keyakinan keagamaan berpengaruh terhadap masalah kesehatan keseluruhan, bidan dapat menjadi terapeutik dengan menanyakan pertanyaan yang mengklarifikasi masalah dan memberi dukungan untuk penyelesaian masalah klien tanpa memberi  pendapat pribadi.

Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya  pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, di antaranya:

a. Upaya pemeliharaan kesehatan

Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayiyang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama   bagi umat manusia untuk dapat melakukan atau menjalani hidupnya dengan baik 

sehingga terhindar dari berbagai penyakit dan kecatatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain:

1). Makan makanan yang bergizi.

2). Menjaga kebersihan (kebersihan merupakan sebagaian dari iman). 3). Berolahraga.

4). Pengobatan di waktu sakit.  b. Upaya Pencegahan Penyakit.

Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik daripada pengobatan waktu sakit. Adapun pencegahan penyakit antara lain:

1). Dengan pemberian imunisasi.

Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, musid SD kelas 1 sampai kelas 3.

71 3). Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian

atau kelompok-kelompok keagamaan lainnya. c. Upaya Pengobatan penyakit

Manusia dianjurkan untuk berobat jika sakit. Contoh-contoh kaidah dalam agama yang   berhubungan dengan kebidanan. Pandangan agama Islam terhadap pelayanan

Keluarga Berencana (KB). Ada dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada  beberapa ulama yang mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu atau

hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Tuhan. Pandanngan agama Islam dalam pemakaian IUD. Ada dua  pendapat yaitu memperbolehkan/menghalalkan dan melarang/mengharamkan.

Pendapat/pandangan agama Islam yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD:

a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.  b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.

Pendapat/pandangan agama Islam yang melarang/mengharamkan kontrasepsi IUD: a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi.

  b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi   pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan

dapat membuahi sel telur (masih ada kegagalan).

c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan dengan melihat aura wanita.

Pelayanan kontrasepsi sistem operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua   pandangan yang memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang

71 Apabila suami istri yang dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah

hukum (Islam) mengatakan keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa.

Begitu juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk  kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.

Pendapat agama yang melarang:

o Sterilisasi berakhir dengan kemandulan.

o Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba).

o Dengan melihat aura orang lain.

B. Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional

Kesenian tradisional merupakan produk dari manusia sebagai homoestetikus, maka manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka manusia perlu dan selalu mancari   pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya, manusia semata-mata tidak hanya

memenuhi isi perut, tetapi perlu juga pandangan indah serta suara merdu, semua dapat dipenuhi melalui kesenian.

Kesenian secara umum, dikenal dengan rasa keindahan karena diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup. Rasa keindahan yang dirasakan dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang.

Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan adat kebiasaan, yang ada secara turun temurun atau kesenian baru hasil dari pengembangan kebudayaannya.

Dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian, kita tidak cukup hanya bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati. Empati berasal dari kata Yunani berarti merasa sama. Jadi dalam menghayati suatu karya seni secara empati  berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu.

Apresiasi Seni

Apresiasi seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya seni. Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah:

71 a. Kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing, yang tidak 

disadari sesuai dengan lingkungan yang membinanya.

  b. Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni, perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan, persepsi,  pemecahan bentuk dan penemuan-penemuan baru. Hakekat karya eni adalah

wujud dari hasil dan usaha. Peranan Seni

a. Seni sebagai kebutuhan

Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya dengan   berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap

untukpenyempurnaan pekerjaannya.

 b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi

Sebagai ungkapan gagasan yaitu untuk mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh orang lain.

Sebagai alat komunikasi berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat   juga berupa pernyataan kritik, ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya

diungkapkan dalam bentuk kartun dan nyanyian dalam drama modern. c. Kesenian sebagai pembentuk peradaban manusia

Kesenian dalam kehidupan manusia ikut mendidik manusia dan masyarakat menjadi beradab, agar kehidupan manusia menjadi lebih harmonis. Seni menjadikan manusia berbudi luhur. Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi kesenian dalam  peranannya membentuk sikap budi manusia. Karya-karya seni pada zaman primitif 

merupakan alat-alat yang mampu menimbulkan suasana magis dan misterius dalam   pemujaan serta kehidupan pada waktu itu. Juga karya-karya kesenian klasik yang  puitis heroik maupun karya-karya modern, kesemuanya memberi pengaruh yang  besar dalam peradaban manusia.

Secara keseluruhan kesenian hanyalah ditujukan untuk kebahagiaan manusia, baik  secara materi maupun spiritual. Kesenian diciptakan oleh manusia untuk melengkapi kebahagiaan manusia seluruhnya. Ternyata seni mempunyai peranan dalam

71 kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hasrat mengungkapkan

atau menyatakan perasaan mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-hari tentang kelahiran, cinta, perkawinan, iri hati, kematian dan lain-lainnya.

Disamping memenuhi kebutuhan dalam hubungan kegiatan sosial kita mengenai situasi politik, ekonomi, kepercayaan, menyatakan keinginan atau tujuan bersama, menyusun komunikasi antar individu, mempengaruhi situasi masyarakat. Juga memenuhi kebutuhan fisik seperti gedung, alat pengangkutan, alat penyimpanan,   bahan pembungkus. Jadi peranan seni dalam kehidupan manusia merupakan suatu cara atau usaha hasil budi manusia untuk mencapai tujuan, kebahagiaan atau kesejahteraan. Inilah kenyataan tentang suatu gejala aktivitas manusia yang dinamakan SENI.

Kesenian sebagai Media Penyuluh Kesehatan

Seorang petugas bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:

Kesenian wayang kulit, dapat dimasukkan pesan-pesan kesehatan misalnya, mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, makanan bergizi, dll.

Menciptakan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah setempat.

Kesenian sebagai Seni Terapi

Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan, sebagai pelipur lara. Kita ketahui kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan memberikan dampak    positif dalam mengatasi stress tersebut baik stress fisik maupun batin. Misalnya dengan

menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll.

C. Pendekatan Melalui Paguyuban

1. Pengertian : suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya diwarnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat  batiniah dan kekal, serta jauh dari pamrih-pamrih ekonomi.

Menurut Ferdinand Tonnies, paguyuban adalah bentuk kehidupa bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta

71   bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesehatan.

Kehidupan seperti ini bersifat organis dan sejati. 2. Ciri-ciri Paguyuban

Menurut Ferdinand Tonnies ciri-ciri pokok dari paguyuban antara lain: a. Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra.

 b. Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja. c. Exclusive : hubungan tersebut hanyalah untuk kita saja dan tidak untuk orang

lain diluar kita.

Secara umum ciri paguyuban yaitu:

1). Adanya hubungan perasaan kasih sayang.

2). Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan. 3). Tidak suka menonjolkan diri.

4). Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif. 5). Sifat gotong royong masih kuat.

6). Hubungan kekeluargaan masih kental. Tipe Paguyuban.

Terdapat tiga tipe yang ada di masyarakat, yaitu:

1. Paguyuban karena ikatan darah yaitu paguyuban berdasarkan keturunan, contoh kelompok kekerabatan, keluarga besar.

2. Paguyuban karena tempat yaitu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang  berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong, contohnya

arisan, RT, RW, Karang Taruna, PKK, Pos Kamling/Ronda.

3. Paguyuban karena jiwa pikiran yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang tidak mempunyai hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, paguyuban semacam itu tidak sekuat dengan ikatan paguyuban berdasarkan keturunan, contohnya organisasi.

Pelayanan Kebidanan Dengan Pendekatan Paguyuban

Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan   pendekatan-pendekatan kepada masyarakat khususnya paguyuban. Sebagai tenaga

71 kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melakukan berbagai

upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan. Misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas- puskesmas.

Posyandu:

Adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

Manfaat posyandu yaitu:

a. Sebagai sarana pelayanan terdekat di masyarakat dan mudah dijangkau oleh masyarakat setempat.

 b. Sebagai sarana pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat dalam pembentukan kader-kader dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.

c. Memberikan nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia sejak dini. d. Mendorong peran serta masyarakat sehingga aktif dalam meningkatkan kesehatan. Pelaksanaan Sistem Pelayanan Posyandu

Pelaksanaan sisten pelayanan di posyandu agar lebih teratur dan lebih terkoordinir maka dilakukan dengan sistem lima meja, diantaranya:

1. Meja pertama, pendaftaran. 2. Meja kedua, penimbangan. 3. Meja ketiga, pencatatan. 4. Meja keempat, penyuluhan. 5. Meja kelima, pelayanan.

Selain diadakan posyandu di puskesmas-puskesmas upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengadakan pendekatan-pendekatan dan menjalin kerjasama.

Petugas kesehatan atau bidan harus mengadakan pendekatan-pendekatan dengan organisasi masyarakat yang ada dilingkungan tersebut seperti kader desa, tokoh masyarakat, kelompok PKK, RT, RW, Karang Taruna, dll. Petugas kesehatan atau  bidan harus mengadakan kerjasama dengan pamong desa untuk mengajak masyarakat untuk memanfaatkan posyandu dengan giat datang ke posyandu. Selain itu juga dapat

71 dilakukan dengan cara mendatangi rumah-rumah pneduduk yang memiliki balita

untuk mengadakan penyuluhan kesehatan agar ingin mendatangi posyandu. 2. Teknik Penggunaan Ancaman.

Petugas memberikan ancaman baik dalam bentuk sangsi ataupun hukuman. Petugas memberikan sangsi tertentu kepada masyarakat yang tidak bersedia menjadi akseptor  KB, karena ingin menghindari hukuman maka muncul peran serta masyarakat yang sifatnya terpaksa. Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika tidak ada orang yang memberi ancaman lagi maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.

3. Teknik Pemberian Imbalan.

Petugas memberikan suatu imbalan bagi masyarakat yang ingin turut serta berperan aktif, bentuk-bentuk imbalannya dapat berupa materi, penghargaan ataupun hadiah-hadiah yang lainnya. Akan tetapi kelemahan dan teknik adalah perlunya disediakan imbalan yang bersifat materil sehingga memberatkan keadaan ekonomi seperti yang terjadi sekarang ini serta dapat menurunkan peran serta masyarakat jika imbalan ini kurang atau dihilangkan sehingga peran serta yang ada tidak lestari.

4. Teknik Kombinasi.

Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada, hal ini sangat   penting karena penggunaan salah satu teknik di atas mempunyai

keterbatasan-keterbatasan. Selain itu masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-  beda. Sebagai contoh: upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama  pamong desa mengumumkan pemberian imunisasi bagi semua bayi, lalu para tokoh masyarakat, pemimpin kader dan para kader mendatangi rumah-rumah penduduk  yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat menggugah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam k esehatan.

D. Pendekatan Melalui Pesantren

Pesantern merupakan tempat untuk mendidik agar peserta didik menjadi orang yang  bertaqwa, berakhlak mulia serta memiliki kecerdasan yang tinggi

71 Untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan perlu peran serta aktif dari seluruh

  penghuni pondok pesantren sehingga kondisi sanitasi yang meliputi antara lain  penyediaan air bersih, pembuangan air limbah/kotor, pembuangan sampah, penyehatan

ruangan dan bangunan, penyehatan makanan dan minuman dan lain sebagainya dapat terpenuhi.

Persyaratan kesehatan lingkungan di pondok pesantren:

a. Lingkungan dan bangunan pondok pesantren selalu dalam keadaan bersih dan tersedia sarana sanitasi yang memadai.

  b. Lingkungan dan bangunan pondok pesantren tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat dan  binatang pengganggu lainnya.

c. Bangunan pondok pesantren harus kuat, utuh, terpelihara, mudah dibersihkan dan dapat mencegah penularan penyakit dan kecelakaan.

Pengertian Pemeliharaan Kesehatan Di Pondok Pesantren

Adalah upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat pondok    pesantren dan lingkungannya yang bersifat peningkatan kesehatan (promotif),   pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif),

dengan melibatkan secara aktif penghuni pondok pesantren.

Pemeliharaan kesehatan bersifat menyeluruh dan merupakan upaya yang   berkesinambungan dan tidak berhenti pada satu keadaan tertentu serta dilaksanakan

secara terpadu.

Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Di Pondok Pesantren

1. Meningkatkan derajat kesehtan masyarakat pondok pesantren baik jasmani, rohani, maupun sosial secara mandiri.

2. Meningkatkan kemampuan masyarakat pondok pesantren untuk dapat menjelaskan konsep sehat dan sakit, melakukan upaya peningkatan kesehatan perorangan dan kelompok, memberikan P3P dan P3K di pondok pesantren.

3. Meningkatkan kemampuan menggerakkan peran serta masyarakat pondok pesantren dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat (bagi kader yang dilatih).

4. Meningkatkan kemampuan untuk melakukan alih ketrampilan kepada masyarakat  pondok pesantren dalam bidang kesehatan (bagi kader yang dilatih).

71 Pemeliharaan Kesehatan Di Pondok Pesantren

Sehat adalah keadaan keseimbangan yang dinamis dari aspek fisik (biologis), kejiwaan (psikologik), masyarakat (sosial), kepercayaan (spiritual) yang memungkinkan individu dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia, yang menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia.

Sakit adalah suatu keadaan adanya gangguan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikologik dan sosial secara tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Penyakit-penyakit yang sering dijumpai di pondok pesantren adalah umum terdapat pada masyarakat di negara yang sedang berkembang, yaitu penyakit menular  yang khas seperti:

-

Diare

-

Tifus

-

TBC paru

-

Batuk pilek (ISPA)

-

Pneumonia

-

Malaria

-

DHF

-

Penyakit kulit, seperti scabies, panu, dll

-

Penyakit infeksi

-

Penyakit kurang gizi. Upaya Kesehatan Masyarakat

Upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam masyarakat pondok pesantren dilakukan secara paripurna, terpadu dan berkesinambungan, meliputi:

o Upaya yang bersifat meningkatkan kesehatan (promotif). o Upaya yang bersifat pencegahan penyakit (preventif). o Upaya yang bersifat pengobatan (kuratif).

71 5. Pendekatan Sistem Banjar (Bali)

Sistem Kemasyarakatan Banjar

Banjar merupakan organisasi kemasyarakatan masyarakat tradisional Bali. Organisasi ini seperti sistem RT/RW pada masyarakat Indonesia modern, sudah ada sejak jaman dahulu kala dan mulanya dikenal dengan nama subak .

Awalnya subak itu merupakan organisasi yang hanya mengatur masalah-masalah di sawah berhubung masyarakat Bali saat itu sebagian besar mata pencahariannya bertani. Dalam subak ini diatur masalah pengairan, juga masalah lain yang berkaitan dengan   pertanian seperti misalnya penanggulangan hama, pengadaan upacara di pura subak,

membantu anggota yang sawahnya panen dan sebagainya. Jenis Banjar 

Banjar dengan berkembangnya jaman juga mulai berubah, tepatnya bertambah fungsi. Kalau dulu hanya untuk kepentingan sawah, namun sekarang banjar juga mengurus masalah administrasi dari pemerintahan.

Banjar dinas, ketuanya disebut kelian dinas, fungsinya lebih ke urusan administrasi. Urusan administrasi seperti membuat KTP, Kartu Keluarga dimulai disini.

Banjar adat, ketuanya disebut kelian adat. Urusan sosial seperti saat ada kematian, upacara perkawinan krama banjar serta upacara-upacara keagamaan diatur disini.

Kelian adat dan kelian dinas suatu banjar tidak selalu orang yang sama. Walaupun misalnya punya dua orang kelian, dalam setiap sangkep (musyawarah, pertemuan) apapun, kedua kelian ini biasanya diwajibkan hadir.

Berbeda dengan sistem RT/RW yang memakai angka, sistem banjar dibedakan atas namanya. Contohnya; Banjar Tegalantang Klod, Banjar Tegal-linggah, Banjar Pemedilan dan masih banyak lagi. Umumnya nama Banjar itu sangat khas berbau Bali.

Jumlah banjar di tiap kelurahan juga sangat beragam. Umumnya sekitar 5 sampai ratusan banjar, tergantung dari seberapa luas wilayah kelurahan tersebut.

Prinsip Banjar 

Peranan banjar sangat penting. Di dalamnya terdapat rasa kekeluargaan yang sangat kuat. Prinsip utamanya adalah saling memberi dan menerima. Kasarnya kalau kita tidak 

Dalam dokumen Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar (Halaman 57-71)

Dokumen terkait