• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setiap aset tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aset tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 (2009 : 23) berpendapat bahwa: Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri

dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi (non refundable), dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembelian.

Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yaitu: 1. Pembelian tunai

Aset yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya – biaya sehubungan dengan pembelian aset itu, dikurangi potongan harga yang diberikan baik karena pembelian dalam partai besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.

2. Pembelian secara kredit jangka panjang

Apabila aset tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam hal harga perolehan tidak boleh termasuk bunga, dalam kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembelian akan dilakukan dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunga. Pembayaran bunga atas kredit ada dua kemungkinan :

a) Secara flat adalah biaya bunga sama untuk pembayaran angsuran semester,

b) Berdasarkan sisa hutang adalah biaya bunga dihitung. 3. Aset tetap yang diperoleh secara pertukaran.

Aset tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aset tetap yang kita miliki dengan aset tetap lainnya yang dimiliki pihak lain. Transaksi pertukaran bisa bersih tanpa tambahan-tambahan lain atau dapat juga ditambah dengan transaksi tambahan lainnya, misalnya kas.

4. Pembelian dengan surat berharga

Aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham obligasi perusahaan, dicatat dalam buku besar, harga pasar saham atau obligasi yag digunakan sebagai penukar apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aset tetap ditentukan sebesar harga pasar aset tersebut. Harga pasar surat berharga dan aset tetap yang ditukar tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini, nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.

5. Aset tetap yang diperoleh dari hadiah / donasi

Jika aset tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan maka transaksi ini disebut nonreciprocal transfer (transfer yang tidak memerlukan umpan baik). Aset ini harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independen.

6. Aset tetap yang dibangun sendiri

Dalam pembuatan aset, semua biaya yang langsung (biaya variable), yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk pembangunan ini harus dikapitalisasi.

Setelah memperoleh aset tetap, perusahaan juga harus menyediakan pengeluaran yang signifikan untuk aset tetap tersebut yang dapat dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu:

1. Pemeliharaan dan reparasi biasa (rutin)

Pengeluaran pemeliharaan meliputi lubrikasi, kebersihan, penyesuaian, dan pengecatan yang berlangsung secara terus-menerus untuk memelihara aset tetap agar selalu berada dalam kondisi siap pakai. Biaya reparasi biasa seperti pengeluaran untuk suku cadang, tenaga kerja, dan perlengkapan yang berhubungan sangat dibutuhkan untuk menjaga aset tetap tersebut dalam kondisi operasi tetap, secara material tidak menambah nilai kegunaan dan juga tidak memperpanjang umur manfaat aset tetap tersebut secara signifikan. Reparasi rutin biasanya hanya melibatkan pengeluaran dalam jumlah yang kecil. Ada 2 pendekatan yang digunakan untuk menghitung pengeluaran pemeliharaan dan reparasi biasa (rutin):

a. Pendekatan atas dasar terjadinya (Incurred Approach)

Pendekatan ini mencatat pengeluaran pemeliharaan dan reparasi aktual sebagai beban pada saat terjadinya dan menganggap bahwa pengeluaran itu didistribusikan sepanjang waktu.

b. Pendekatan alokasi (Allocation Approach)

Pendekatan ini didasarkan pada estimasi jumlah reparasi dan pemeliharaan. Hal ini khususnya berguna ketika reparasi tersebut bersifat musiman dan jumlahnya material. Total biaya reparasi dan

pemeliharaan yang diharapkan diestimasi dan dialokasikan atas dasar waktu atau produksi, tergantung situasinya.

2. Peningkatan (perbaikan), penggantian, dan reparasi tidak biasa (non rutin)

Suatu peningkatan (perbaikan) merupakan penggantian komponen utama aset tetap dengan komponen lainnya yang mampu memberikan kinerja yang lebih signifikan. Contohnya mencakup penggantian atap sirap yang sudah tua dengan atap genteng yang modern, instalasi (pemasangan) mesin kapal yang lebih bertenaga, dan peningkatan yang signifikan atas sistem listrik gedung. Penggantian adalah substitusi komponen utama aset tetap dengan komponen lainnya yang kualitasnya sama. Penggantian mesin truk dengan mesin yang sama merupakan salah satu contoh penggantian. Ada 3 pendekatan yang berbeda telah dikembangkan untuk menghitung pengeluaran ini, ketiganya mengakibatkan naiknya nilai buku awal aset tetap.

a. Substitusi

Pendekatan ini menghilangkan biaya komponen lama dan akumulasi penyusutan yang berkaitan, mengakui kerugian yang sama dengan nilai buku tersisa dan menaikkan akun awal aset tetap sebesar jumlah pengeluaran. Pendekatan ini tidak cocok digunakan untuk reparasi tidak biasa, karena reparasi tersebut tidak melibatkan penggantian komponen.

b. Meningkatkan akun aset

Pendekatan ini digunakan pada saat biaya dan jumlah penyusutan komponen lama tidak diketahui dan apabila pengaruh utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi daripada umur ekonomis aset tetap dasar. Salah satu hasil perlakuan ini adalah penilaian yang terlalu tinggi terhadap nilai buku aset dan penyusutan selanjutnya, walaupun nilai ini biasanya relatif kecil pada saat penggantian. Pendekatan ini cocok untuk reparasi tidak biasa. c. Mengurangi akumulasi penyusutan

Ini merupakan pendekatan tradisional yang digunakan apabila pengaruh utamanya adalah untuk memperpanjang umur aset tetap yang masih tersisa. Pengeluaran itu didebet ke akun akumulasi penyusutan yang relevan, dengan alas an bahwa umur manfaat aset tetap yang sudah berkurang dipulihkan kembali. Biaya atas unit yang diganti tidak dihapus/dikeluarkan dari akun. Seringkali tingkat penyusutan (depreciation rate) harus direvisi.

3. Penambahan

Penambahan merupakan perluasan, pelebaran, atau ekspansi dari aset tetap yang ada. Sisa bangunan ekstra atau ruangan yang ditambahkan pada gedung adalah salah satu contohnya. Penambahan mempresentasikan pengeluaran modal dan dicatat dalam akun aset tetap pada biaya perolehannya. Pekerjaan yang berhubungan dengan struktur yang telah ada, seperti memperkuat pondasi atau jalan pintas

yang harus dibuat melewati tembok yang sudah berdiri, adalah bagian dari biaya penambahan dan harus dikapitalisasikan. Jika penambahan merupakan biaya integral dari aset tetap lama, maka biayanya dikurangi estimasi nilai residu, biasanya disusutkan sepanjang umur pelayanan atau umur yang tersisa dari aset tetap awal, mana yang lebih pendek. Jika penambahan bukan merupakan bagian integral dari aset tetap lama, maka penambahan itu disusutkan sepanjang umur manfaat itu.

4. Pengaturan kembali atau penyesuaian lainnya

Biaya pemasangan kembali, melakukan rute ulang, atau pengaturan kembali mesin-mesin pabrik untuk meningkatkan efisiensi merupakan pengeluaran modal jika manfaat yang diberikan melampaui periode akuntansi berjalan. Biaya-biaya seperti ini dikapitalisasikan sebagai aset tetap lainnya, beban yang ditangguhkan, atau aset tetap spesifik dan diamortisasikan sepanjang periode di mana pengaturan kembali itu memberikan manfaatnya.

Dokumen terkait