Cara penggantian aset tetap terbagi atas tiga yaitu: 1. Dengan cara dibuang
Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini dikarenakan aset tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.
2. Dengan cara dijual
Penjualan aset tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.
3. Dengan cara ditukar dengan aset lain
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Begitupun sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil dari pada nilai buku, maka diperoleh kerugian dari pertukaran tersebut.
F. Sistem Pengawasan Internal Aset Tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan
Berdasarkan riset yang telah penulis lakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, penulis mendapat gambaran mengenai pengelolaan aset tetap yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, yaitu:
1. Cara Perolehan Aset Tetap di PT. Perkebunan Nusantara IV Medan Menurut S. Hadibroto ada beberapa cara untuk memperoleh aset tetap dalam perusahaan. Diantaranya adalah:
a. Dengan pembelian tunai b. Dengan pembelian angsuran c. Dengan pertukaran aset lain d. Dengan membuat sendiri e. Sewa guna usaha
f. Pertukaran dengan sekuritas g. Dari pemberian atau hadiah
Dari beberapa cara perolehan aset tetap diatas, PT. Perkebunan Nusantara IV Medan pada umumnya memperoleh aset tetapnya dengan cara pembelian tunai.
Proses Perolehan Aset Tetap :
1. Unit Usaha mengajukan dalam RKAP (RKAP.27BC)
2. Jika RKAP telah disetujui, untuk merealisasi investasi baru Unit Usaha membuat PABI (untuk yang bukan fisik barang) dan PP AU-31 yang berbentuk fisik barang (misalnya mesin pabrik dan lain sebagainya)
3. Bagian P2BJ Kantor Pusat akan menerbitkan Kontrak (untuk yang bukan fisik barang) da Bagian Pengadaan menerbitkan OPL untuk yang berbentuk fisik barang
4. Rekanan mengerjakan pekerjaan di Unit (untuk yang bukan fisik barang) atau mengirim barang untuk yang berbentuk fisik barang. 5. Untuk yang bukan fisik barang :
i. Setelah pekerjaan selesai, Unit Usaha membuat BAST, AU-79, Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB), AU-53 kemudian menjurnal dan membukukannya
ii. Unit Usaha menerbitkan Nota Kredit ke Kantor Pusat 6. Untuk yang berbentuk fisik barang :
a. Setelah barang diterima, Unit Usaha menerbitkan Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB) dan AU-53
b. Unit Usaha menebitkan Nota Kredit ke Kantor Pusat c. Unit Usaha menerbitkan Bon AU-58
2. Penyusutan Aset Tetap di PT. Perkebunan Nusantara IV Medan
Penyusutan dan amortisasi dihitung dengan menggunakan metode straight-line (garis lurus). Masa manfaat yang baru, berlaku sejak 1 Januari 2009 secara prospektif, di mana untuk aset perolehan sebelum tahun 2009, penyusutan dihitung berdasarkan sisa umur manfaat (manfaat baru dikurangi masa manfaat yang telah berjalan) dan sisa nilai buku per 31 Desember 2008, sedangkan untuk perolehan tahun 2009 dan seterusnya berdasarkan harga perolehan dengan masa manfaat baru. Hal ini berlaku bagi aset tetap yang masa manfaatnya berubah, sedangkan bagi yang tidak berubah, tetap berdasarkan harga perolehan sebelumnya.
3. Penggantian Aset Tetap di PT. Perkebunan Nusantara IV Medan Aset tetap yang tidak bermanfaat lagi mungkin kan dihancurkan, dijual, atau ditukar tambah dengan aset lain. Rincian ayat jurnal untuk mencatat pelepasan suatu aset dapat berbeda-beda, tetapi dalam semua kasus intinya ialah penghapusan nilai buku aset tersebut dari perkiraan buku besar. Hal ini dilakukan dengan mendebet perkiraan akumulasi penyusutan untuk jumlah penyusutan sampai dengan tanggal pelepasan, dan mengkredit perkiraan aset dengan harga perolehan aset itu. Aset tidak boleh dihapus dari perkiraan di buku besarnya hanya karena telah disusutkan sepenuhnya selama taksiran umurnya. Apabila aset tersebut masih tetap digunakan dalam perusahaan, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutan harus tetap tercatat di buku besar. Bila tidak demikian, perkiraan aset tersebut tidak akan memberikan bukti pendukung bagi aset yang sebenarnya masih tetap dipakai, dan dengan demikian fungsi pengendalian dari buku besar tidak ada lagi. Di samping itu, data mengenai harga perolehan dan akumulasi penyusutan mengenai aset tersebut seringkali masih diperlukan dalam pelaporan untuk keperluan pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan.
Cara penggantian aset tetap yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medan dilakukan dengan cara dibuang, dijual, ditukar dengan aset lain.
1. Dengan Cara Dibuang
Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini dikarenakan aset tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.
2. Dengan Cara Dijual
Penjualan aset tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual lagi dengan cara lelang. 3. Dengan Cara Ditukar dengan Aset Lain
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan.
Sementara itu, jenis-jenis pengawasan internal aset tetap yang dilakukan di PTPN IV dapat meliputi:
1. Pengawasan Administratif
Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu:
a. Pengawasan yang terkait dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur penyelenggaraan inventarisasi.
b. Pengawasan yang terkait dan berhubungan dengan masalah teknis atau materi inventarisasi, seperti buku induk barang, ataupun kartu inventarisasi ruangan (KIR).
2. Pengawasan Fisik
Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aset tetap, apakah sudah sesuai catatan inventaris atau beban. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah ataupun kuantitas sekaligus kualitas aset tetap yang sebenarnya, dengan cara melakukan pemeliharaan secara rutin. Pada dasarnya pengawasan internal bertujuan untuk mengamankan harta benda perusahaan yang dalam hal ini adalah aset tetap, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dipercaya dapat meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan kepemimpinan. Pengawasan yang baik atas aset tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Aset tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan tersebut. Penetapan sistem pengawasan internal yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan.
Beberapa tujuan dari pengawasan internal aset tetap adalah:
1. Menghindari kecurangan dan penyelewengan terhadap pencatatan fisik dan pemeriksaan aset tetap
2. Untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak atau menganggur, perhitungan fisik persediaan aset tetap harus
dilakukan secara periodik alam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi.
3. Mengetahui keberadaan aset tetap apakah sesuai dengan fungsinya.
56 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN