• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. 2 China sebagai Kekuatan Baru dan Berpengaruh di dalam EAS

Dalam dokumen HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT (Halaman 67-75)

Perkembangan East Asia Summit dan Postur Negara-negara Anggota

ANALISIS ALASAN BERGABUNGNYA AMERIKA SERIKAT DALAM EAST ASIA SUMMIT (EAS)

III. 2. 2 China sebagai Kekuatan Baru dan Berpengaruh di dalam EAS

III. 2. 2 China sebagai Kekuatan Baru dan Berpengaruh di dalam EAS

126

Jumlah dari populasi negara-negara yang tergabung dalam KTT Asia Timur berjumlah sepertiga populasi dunia. Dengan jumlah tersebut, Amerika Serikat menganggap bahwa forum dialog EAS mampu untuk menyaingi perekonomian Amerika Serikat

. Keberadaan China di EAS menjadikan forum dialog ini sebagai sebuah arena untuk berkompetisi diantara negara-negara yang memiliki kekuatan besar di dunia. Kompetisi tersebut semakin menguat karena dipicu dari adanya kebangkitan China di ruang lingkup Internasional. Bahkan kebangkitan China dianggap sebagai sebuah ancaman bagi kekuatan Amerika Serikat yang selama ini cenderung mendominasi dunia Internasional.

127

125

Harian Kompas. “ASEAN Tak Mau Terperangkap”. 19 November 2011.

126

Ibid

127

Ibid

. Selain itu, negara-negara Asia Timur dahulunya merupakan pasar bagi produk-produk Amerika Serikat, namun pertumbuhan ekonomi China yang begitu cepat membuat negara-negara Asia

Timur bergantung terhadap produksi dari China dengan harga yang juga relatif lebih murah dibandingkan dengan produk-produk Amerika Serikat128

Kebangkitan China menjadi salah satu drama terbesar pada abad ke 21 ini

.

129

. Pertumbuhan ekonomi China yang cepat dan diplomasi aktif, ternyata telah mengubah wilayah Asia Timur, bahkan pada beberapa dekade kedepan kekuatan serta pengaruh China akan semakin menguat di wilayah tersebut130. Tumbuh serta meningkatnya kekuatan China menurut beberapa ahli disebabkan oleh Pertumbuhan Ekonomi yang cepat dan menguatnya kekuatan Militer di China131. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkitan China antara lain: 1) Pertumbuhan Ekonomi yang cepat, 2) Menguatnya Militer di China, 3) Meningkatnya Perdagangan132

Ekonomi di China meningkat empat kali lipat setelah negara tersebut melakukan reformasi pasar pada akhir tahun 1970. Sebelumnya, China menggunakan model atau sistem ekonomi yang diterapkan oleh Uni Soviet, namun kemudian pada tahun 1978, pemerintah China mengubah sistem ekonominya yaitu dengan membuka pasar serta melakukan perdagangan secara

.

III. 2. 2. 1 Pertumbuhan Ekonomi yang Meningkat

128

Ibid

129

G. John Ikenberry. The Rise of China and the Future of the West. Princeton University. 2008. P.23

130

Ibid

131

Nicholas D. Kristof. The Rise of China. (Source: Foreign Affairs). Vol.72. No.5. 1993. pp.59

132

Dick K. Nanto dan Emma Chanlett- Avery. The Rise of China and its effect for Taiwan, Japan and South Korea: US Pilicy Choices.dalam CRS Report for Conggress RL 32882. 2006.pp.4

terbuka dan investasi133. Tujuan China mengeluarkan beberapa kebijakan terkait permasalahan ekonomi adalah untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri serta meningkatkan taraf hidup masyarakat China. Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah China adalah dengan mendesentralisasi ekonomi dalam beberapa sektor terutama sektor perdagangan134

Jika melihat dari runtutan sejarah dari China sendiri hingga mencapai puncak dalam penguasaan ekonomi dunia adalah China telah mengembangkan, kemakmuran, kecanggihan dan memulai peradabannya jauh sebelum Barat melakukannya

.

135

Selain memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat, China juag memiliki kekuatan militer yang sama kuatnya dengan perekonomian di negara tersebut. Ketika banyak negara di dunia memotong anggaran belanja militernya, China justru meningkatkan anggarana belanja tersebut hingga 98% dalam kurun waktu 5 tahun antara tahun 1988 dan 1993

(Kristof, 1993;61). Namun dapat dikatakan bahwa sejak abad ke 19 kondisi China mengalami kemunduran dan mengalami “kekalahan” dengan negara-negara Barat.

III. 2. 2. 2 Menguatnya Militerisasi

136

133

Craig K. Elwell and Marc Labonte dan Wayne M. Morison. Is China a Threat in the US Economy. Dalam CRS Report for Conggress RL 33604. 2007.pp.1

134

Ibid. Pp.5

135

Nicholas D. Kristof. Opcit . pp.61

136

Ibid. pp.65

. China menggunakan kekuatan ekonomi negaranya untuk melakukan pembiayaan dan penguatan terhadap kekuatan militer negaranya. Penggunaan uang dengan meningkatkan anggaran belanja Militer

negaranya, China berharap bahwa militernya mampu untuk mendukung proyek-proyek di luar batas negaranya137

Tujuan utama peningkatan kekuatan Militer di China karena Deng Xiaoping menjadikan Militer sebagai salah satu strategi pembangunan resmi di China

.

138

Setelah terjadi reformasi dalam bidang pertahanan di China, kekuatan negara tersebut sangat terlihat dalam beberapa dekade ini. Kepemilikan senjata yang canggih, kapal perang, pesawat serta kapal selam yang beberapa beli dari Rusia, ternyata membuktikan bahwa China telah benar-benar menguatkan pertahanan Militernya

. Pada saat itu, Deng memberikan perintah dalam proses reformasi di China untuk melakukan pembangunan-pembangunan yang berkaitan dengan strategi pertahanan di China.

139

Munculnya China sebagai salah satu pemeran utama di dalam perdagangan dunia merupakan sebuah hal baru. Perdagangan China tersebut di mulai ketika pada tahun 1978 China membuka pasarnya, lalu berkembang pesat ketika pada tahun 1990an dalam ekpor dan impornya

.

III. 2. 2. 3 Meningkatnya Perdagangan China dan Menguatnya Hubungan dengan ASEAN

140 137 Ibid. pp.66 . Perkembangan tersebut 138

US. Department of States. [Internet]. Terdapat pada

139

Ibid

140

China’s Trading. [Internet]. Terdapat pada

terus meningkat bahkan diluar prediksi dari banyak negara di dunia hingga saat ini.

Perdagangan antara China dan ASEAN semakin meningkat setelah kedua pihak menyetujui untuk membuat Zona Bebas Perdagangan atau China-ASEAN Free Trade Area pada tahun 2001. Pembentukan CHAFTA tersebut merupakan keinginan dari pihak China yang kemudian di sambut baik oleh negara-negara ASEAN141.

Gambar 3.1

Sebelum China dan ASEAN menyepakati untuk membentuk CHAFTA, hubungan perdagangan antara China dan ASEAN telah dimulai sejak tahun

141

ASEAN-China Free Trade Area.

http://ditjenkpi.depdag.go.id/Umum/Regional/Win/ASEAN%20-%20China%20FTA.pdf , diakses pada 16 Januari 2012.

1990an dan terus mengalami peningkatan serta kemajuan yang pesat pada setiap tahunnya. Pada rentang satu dekade (1991-2000) pertumbuhan perdagangan antara China dan ASEAN mencapai 15% per tahunnya142

Peningkatan perdagangan di China tersebut tidak lepas dari meningkatnya ekspor China ke negara-negara lain di luar wilayah regionalisme Asia serta di wilayah Asia sendiri seperti di ASEAN dan Asia Timur. Bukti bahwa China merupakan salah satu mitra ASEAN dalam hal perdagangan adalah dengan di bentuknya Zona Perdagangan Bebas antara ASEAN dan China. Adapun peningkatan perdagangan China karena ekspor barang ke luar negeri antara lain ke Amerika mencapai 14% dari total perdagangan pada tahun 2005, yang mengalami peningkatan dari tahun 2003 sebesar 12%, 1999 sebesar 8%, dan 3% pada tahun 1990

, meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 1993 dikarenakan adanya krisis yang melanda, namun pertumbuhan tersebut mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun-tahun berikutnya.

143

Setelah 9 tahun sejak CHAFTA dibentuk, tepatnya tanggal 1 Januari 2010, menjadi babak baru bagi perkembangan hubungan antara China dan ASEAN dimana pada tahun tersebut merupakan pengimplementasian Zona Perdagangan Bebas antara ASEAN dan China

.

144

142

ASEAN-China. [Internet]. Terdapat pad

. China merupakan mitra dagang terbesar ketiga ASEAN dengan total 11,3% dari total perdagangan ASEAN pada tahun

p.7 diakses pada 5 Februari 2012.

143

Ibid

144

ASEAN-China Free Trade Area: Not a Zero Sum Game. [Internet]. Terdapat pada

2008 atau sebesar USD 192,6 Milyar. Perdagangan yang dilakukan oleh China mengalami peningkatan tajam pada setiap tahunnya terutama pada ekspor yang dilakukan oleh negara tersebut. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang serta ASEAN merupakan pasar ekspor utama China145

Setelah penerapan Zona Perdagangan Bebas antara China dan ASEAN, tercatat pada tahun 2010 perdagangan antara China dan ASEAN mencapai USD 230 miliar, naik 9,2% dari total perdagangan tahun 2009 yaitu sebesar USD 178,18 miliar

.

146

. Angka tersebut juga membuat China menjadi mitra perdagangan ASEAN pada tahun 2010147.

III. 3 Teori Long Cycle, K-Wave dan Perubahan Sikap serta Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat di dalam EAS

Penulis dapat menggambarkan Teori Long Cycle seperti gambar di bawah ini dengan penjelasan dimulai dari Agenda Setting yaitu pembahasan mengenai Dominasi China di dalam forum dialog tersebut membuat Amerika Serikat mengubah kebijakan luar negerinya. Sebagai negara Super Power, Amerika Serikat tidak ingin kehilangan pengaruhnya di kawasan, namun sesuai dengan Teori Long Cycle bahwa kekuasaan suatu negara akan beralih ke negara lain dan hal tersebut akan terus berputar di dalam sebuah sistem Internasional.

145

Thomas Lum dan Dick K. Nanto. China’s Trade with the United States and the World. CRS Report Conggress RL 31403. 2007. P.6

146

Info Publik. [Internet]. Terdapat pada

2012

147

Ibid. kata wakil Menteri Perdagangan RI Mahendra Siregar pada sela-sela pertemuan ASEAN Economic Minister ke 43 di Manado.

isu atau topik yang sedang terjadi. Kemudian berlanjut pada Coalition Building yaitu adanya sebuah kolisi yang dibangun antara negara-negara besar (aktor yang ingin terlibat didalamnya dengan membentuk sebuah aliansi). Lalu masuk kepada Macrodecision yaitu perang yang terjadi. Kemudian dalam Execution tersebut muncullah sebuah aktor pemenang dalam konflik di Macrodecision.

Setelah muncul Pemenang, Teori Long Cycle kembali bekerja dengan menciptakan Agenda Setting, yang mana dilakukan oleh negarayang berhasil menjadi Pemenang dalam Long Cycle sebelumnya. Menurut Modelski, hal tersebut akan terus berlanjut hingga dengan aktor-aktor baru yang bermunculan dan jika aktor tersebut berhasil memenangkan dalam Perang di Microdesicion.

Didalam bagain Teori Long Cycle tersebut, posisi dari negara Super Power terletak dalam bagan Execution yang mana negara Super Power sedang melakukan perang atau berkonflik untuk dapat tetap mempertahankan posisinya sebagai negara super power. Konflik yang terjadi dalam penelitian ini bukanlah konflik mengenai persenjataan atau perang, namun lebih kepada konflik kepentingan di kawasan untuk tetap mempertahankan pengaruhnya. Oleh sebab itu, penulis melihat bahwa terjadinya penurunan kekuatan negara Super Power dan bangkitnya negara dengan kekuatan barulah yang kemudian memaksa negara Super Power untuk bergabung di dalam organisasi kawasan tersebut.

Gambar 3.2

Di dalam teori Long Cycle tidak dapat lepas dari adanya Kondratieff Wave milik Nicholas Kondratieff. Adapun di dalam Teori Long Cycle sangat erat hubungannya dengan Wave. Kondratieff Wave atau yang dikenal dengan K-Wave merupakan sebuah gelombang yang menjelaskan mengenai penguasaan negara-negara di dalam sistem dunia Internasional. Penguasaan tersebut erat hubungannya dengan penguasaan sektor-sektor tertentu yang kemudian berimbas pada peningkatan ekonomi suatu negara.

Sebuah negara, akan mengalami masa ‘kejayaan’nya di era yang berbeda. Namun menurut Nicholas Kondratieff, perputaran kekuasaan tersebut terjadi setiap 100-120 tahun sekali. Menurut Modelski dan Thompson, sebuah negara haruslah menguasai sektor-sektor tertentu untuk dapat menjadi aktor dominan

Munculnya

Dalam dokumen HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT (Halaman 67-75)