• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. 1 Kekhawatiran akan hilangnya pengaruh di kawasan Asia Tenggara serta Keberadaan China sebagai sebuah Ancaman

Dalam dokumen HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT (Halaman 58-67)

Perkembangan East Asia Summit dan Postur Negara-negara Anggota

ANALISIS ALASAN BERGABUNGNYA AMERIKA SERIKAT DALAM EAST ASIA SUMMIT (EAS)

III. 2. 1 Kekhawatiran akan hilangnya pengaruh di kawasan Asia Tenggara serta Keberadaan China sebagai sebuah Ancaman

106

105

Ibid

106

Public Affairs Section, US Embassy Jakarta. Information Resource Centre. 2011

Pada tahun 2005, Amerika Serikat tidak bergabung dengan EAS, namun mengkritisi mengenai adanya EAS sebagai hal yang terlalu eksklusif di kawasan tersebut. Pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat tersebut menuai kritik dari banyak pihak, sampai kemudian pihak AS tidak hadir dalam pertemuan se-tingkat Menteri Luar Negeri negara-negara Mitra Wicara ASEAN pada tahun yang sama107. Namun hubungan antara Amerika Serikat dan ASEAN tidak menjadi buruk setelah pernyataan dari Menteri Luar Negeri Rice tersebut. Pada tahun 2006, Asisten Menteri Luar Negeri untuk kawasan Asia dan Pasifik, Christopher Hill menyatakan bahwa ASEAN merupakan salah satu organisasi yang penting bagi Amerika Serikat dan dukungan penuh Amerika Serikat dalam usaha ASEAN untuk mengurangi gap yang ada108

Sikap yang ditunjukkan oleh Amerika Serikat setelah tahun 2005 terhadap ASEAN, memberikan gambaran bahwa negara adidaya tersebut memiliki kepentingan yang cukup besar di kawasan Asia Tenggara. Hubungan baik tersebut berlanjut ketika ASEAN dan Amerika Serikat merayakan peringatan 30 tahun kerjasama kedua belah phak tersebut pada tahun 2007. Lalu pada tahun 2008, Amerika Serikat menunjuk Mr. Scot Marciel untuk menjadi Duta Besar Amerika Serikat untuk ASEAN dan sekaligus menjadi Duta Besar pertama negara-negara Mitra Wicara ASEAN

.

109

Sinyal yang mengindikasikan bahwa Amerika Serikat benar-benar serius ingin menjalin hubungan yang lebih dalam dengan ASEAN terlihat ketika Menteri

.

107

G, Kessler. Op.cit. 2005

108

ASEAN and US. Op.cit 109

Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menghadiri KTT EAS ke IV di Laos pada tahun 2009. Pada saat itu Hillary Clinton dalam pidatonya mengatakan bahwa Amerika Serikat bersedia untuk menandatangani TAC (Treaty Amity Cooperation) dan bersedia meningkatkan hubungan yang lebih komprehensif dengan ASEAN110

Ketika bergabung dengan EAS, Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri Hillary, menguatkan pernyataannya dengan memberikan lima poin penting dalam kebersediaan Amerika Serikat untuk bergabung di dalam EAS

.

Lalu pada tahun 2010, pada saat yang bersamaan Amerika Serikat dan Rusia diundang untuk bergabung di dalam EAS dan kedua negara tersebut bersedia untuk bergabung di dalam EAS. Keinginan dan kebersediaan Amerika Serikat untuk bergabung di dalam forum regionalisme EAS menjadi sebuah tanda tanya besar mengenai alasan di balik bergabungnya Amerika Serikat di dalam EAS. 111 110 Ibid 111

Remarks Secretary of State. [Internet]. Terdapat pada

www.state.gov/secretary/rm/2010/10/150196.htm, 2010. Diakses pada 11 Januari 2011.

, antara lain: 1. AS menginginkan untuk menjalin komitmen dengan EAS dan bekerja secara lebih dekat dengan EAS untuk dapat berkontribusi dalam isu-isu yang dibahas. 2. AS mengharapkan bahwa ASEAN dapat tetap sebagai pemain utama di dalam EAS. 3. AS mengaharap bahwa EAS dapat berperan aktif dalam membahas isu-isu yang berkembang seperti pengembangan nuklir, meningkatkan senjata konvensional, keamanan wilayah laut, perubahan iklim, serta

mempromosikan nilai-nilai dan masyarakat sipil. 4. AS juga mengharapkan bahwa hasil diskusi di dalam EAS dapat di kuatkan serta di bawa ke dalam forum lain yang juga terkait dengan permasalahan-permasalahan tersebut seperti ASEAN Regional Forum, APEC, ADMM. 5. AS menginginkan untuk tetap menguatkan hubungan bilateral dengan negara-negara yang telah beraliansi dengan Amerika Serikat seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, Thailand dan Filipina. Serta Amerika Serikat juga ingin meluaskan hubungan kerjasama dengan negara-negara anggota EAS dari Selandia Baru sampai India, dan China sampai Indonesia.

Bersedianya Amerika Serikat untuk bergabung di dalam EAS mengindikasikan bahwa ada kekuatan lain yang mendominasi di dalam forum dialog EAS. Hal ini terlihat dari salah satu dari 5 poin penting ketika Amerika Serikat bergabung di dalam EAS yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Clinton yang mana Amerika Serikat mengharapkan ASEAN dapat tetap menjadi pemeran utama di dalam EAS.

Kekhawatiran Amerika Serikat akan kehilangan pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara juga merupakan salah satu faktor yang membuat Amerika Serikat mengubah Kebijakan Luar Negeri nya untuk bergabung di dalam EAS. Meskipun tidak secara eksplisit dijelaskan oleh perwakilan Amerika Serikat bahwa keberadaan China di kawasan membuat Amerika Serikat merasa terancam dan khawatir akan kehilangan pengaruhnya. Namun pernyataan serta poin-poin yang diajukan oleh Amerika Serikat ketika bergabung di dalam EAS telah membuktikan bahwa kekuatan China dapat menghalang-halangi kepentingan

Amerika Serikat di kawasan tersebut. Pada poin kedua dalam pidato tersebut, Hillary Clinton menginginkan ASEAN tetap sebagai pemeran kunci utama di dalam forum dialog EAS112

Kementerian Pertahanan Amerika Serikat juga menyatakan bahwa kepentingan ekonomi dan keamanan Amerika Serikat tidak dapat lepas dari wilayah Pasifik Barat dan Asia Timur di wilayah Samudra Hindia, yang mana Amerika Serikat juga ingin berkontribusi untuk memberikan jaminan akan keamanan global termasuk di wilayah Asia Pasifik

. Pernyataan tersebut, menjelaskan bahwa Amerika Serikat melihat kurangnya peran dari negara-negara ASEAN di dalam EAS. Hal tersebut memang tidak dijelaskan secara jelas dan terang-terangan mengenai siapakah negara yang telah mengambil alih kekuasaan di dalam EAS. Namun, indikasi tersebut tertuju kepada China yang merupakan negara kekuatan baru dan sedang berupaya untuk menyebarkan pengaruh serta kekuatan politiknya di kawasan Asia Tenggara.

113

. Adanya usaha dalam pemeliharaan perdamaian, stabilitas keamanan dan arus perdagangan Amerika Serikat bergantung pada keberadaan militer serta kehadiran Amerika Serikat di wilayah tersebut114

112

Remarks Secretary of State. Opcit.

. Dan kehadiran China dianggap mampu untuk menggeser pengaruh dari Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara.

Over the long term, China.’s emergence as a regional power will have the

113

Department of Defense United States of America. Sustaining US Global Leadership: Priorities for 21st Century Defense.2012. [Internet]. Terdapat pada

114

potential to affect the U.S. economy and our security in a variety of ways.115

Amerika Serikat dan China memiliki kepentingan yang sama besar di dalam kawasan tersebut. Oleh sebab itu China diharapkan memberikan sebuah gambaran yang jelas akan keinginan strategis dari negaranya agar tidak terjadi sebuah gesekan di dalam kawasan tersebut116

Salah satu wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat di era Presiden George W. Bush, John Dimitri Negroponte, juga menyatakan bahwa saat ini China telah meningkatkan kekuatan militernya dan juga telah menyebarkan pengaruh politiknya, yang mana hal tersebut merupakan sebuah ancaman bagi keamanan Amerika Serikat

. Kekhawatiran Amerika Serikat akan kehilangan pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara ternyata dipicu oleh cepatnya pertumbuhan ekonomi dan menguatnya militer China. Selain itu, Amerika Serikat juga melihat China sebagai sebuah ancaman bagi kelangsungan pengaruhnya di kawasan tersebut.

117

. Menurut Negroponte, ancaman bagi Amerika Serikat adalah karena China telah menjalin hubungan dengan negara-negara tetangganya pada bidang ekonomi dan politik, serta militer. Pada bidang militer China mempersenjatai diri dengan senjata moderen, mereformasi sistem pelatihan militer serta mengubah doktrin militernya118

115 Ibid 116 Ibid . 117

Department of Defense United States of America. Iran, North Korea and China’s Emerging as

threats.[Internet]. Terdapat pad

Diakses pada 23 Maret 2012.

118

Menurut John J. Brandon, pemimpin Asia Foundation dalam Program Kerjasama Regional, menyatakan bahwa bergabungnya Amerika Serikat di dalam EAS adalah karena ingin membendung kekuatan dari China di kawasan tersebut119. Pernyataan tersebut juga menjelaskan bahwa bergabungnya Amerika Serikat adalah ingin membendung kekuatan dari China yang dianggap telah mampu menghilangkan pengaruhnya di dalam EAS.

Pada beberapa waktu yang lalu, penulis mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan Andrew Herrup selaku Senior Indonesia Desk Officer dari United States Department of State, di Washington DC pada tanggal 19 April 2012. Dalam wawancara tersebut penulis mengajukan beberapa pertanyaan mengenai alasan dibalik bergabungnya Amerika Serikat di dalam EAS. Andrew menjawab secara diplomatis bahwa pertumbuhan yang terjadi di Asia merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi Amerika Serikat, terlebih lagi mengenai isu-isu yang terjadi pada abad 21 ini seperi isu keamanan, ekonomi, politik, sosial dan isu-isu yang lain120

119

John J. Brandon. Should the U.S. ‘Lead from Behind’ at East Asia Summit?. The Asia’s Foundation director of the Regional Cooperation Program me in Washington. [Internet]. Terdapat pad

. China bukan merupakan negara yang dianggap sebagai ancaman bagi kelangsungan pengaruh Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara. Menurut Andrew, bergabungnya Amerika Serikat di dalam EAS adalah karena Amerika Serikat menginginkan diskusi dengan organisasi-organisasi serta forum dialog seperti EAS untuk mendiskusikan

120

Andrew Herrup. Senior Indonesia Desk Officer United States Department of State.

[Wawancara]. Di KBRI Washington DC Amerika Serikat pada hari kamis tanggal 19 April 2012 pukul 2pm.

mengenai isu-isu yang sedang terjadi di dalam sistem dunia Internasional121. Selain itu, Amerika Serikat menginginkan bergabung dengan EAS juga karena keuntungan yang di dapatkan ketika bergabung di dalam EAS. Amerika Serikat melihat bahwa China merupakan negara kekuatan baru dan sangat wajar jika China berusaha untuk menyebarkan pengaruhnya terutama di kawasan Asia Tenggara122

Fakta-fakta diatas menjelaskan bahwa keberadaan China di dalam EAS merupakan sebuah ancaman bagi Amerika Serikat dan menjadikan kekhawatiran Amerika Serikat akan kehilangan pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara. Kekuatan yang dimiliki oleh China serta semakin menguatnya hubungan antara China dengan ASEAN juga merupakan alasan bagi Amerika Serikat untuk bergabung di dalam EAS. Menurut Wakil Ketua US-ASEAN Strategy Comission,

. Dari jawaban serta pernyataan diplomatis yang disampaikan oleh Andrew Herrup mengenai alasan bergabungnya Amerika Serikat di dalam EAS, penulis dapat menganalisis bahwa sebuah negara tidak akan menyampaikan secara langsung mengenai kekhawatiran negaranya ketika muncul negara-negara kekuatan baru. Jawaban dan pernyataan tersebut juga mengakui bahwa China sebagai negara kekuatan baru berupaya untuk menyebarkan pengaruh serta kekuatannya di dalam organisasi kawasan seperti ASEAN dan forum dialog seperti EAS. Namun juga terlihat bahwa Amerika Serikat tidak ingin kehilangan keputusan-keputusan penting pada setiap diskusi yang dihasilkan di dalam EAS. Oleh sebab itu, Amerika Serikat mengubah kebijakannya untuk bergabung di dalam EAS. 121 Ibid 122 Ibid

William Cohen, Amerika Serikat merupakan negara yang masih di kehendaki oleh negara-negara ASEAN sebagai stabilisator di kawasan Asia Tenggara guna meredam pengaruh serta tekanan China di kawasan tersebut123

Bergabungnya Amerika Serikat di dalam EAS serta di tandatangainya TAC merupakan sebuah bukti yang menunjukkan bahwa Amerika Serikat saat ini tidak lagi memfokuskan kebijakan luar negerinya di wilayah Timur Tengah. Setelah menduduki wilayah Timur Tengah selama beberapa tahun, akhirnya Amerika Serikat mulai memfokuskan kepentingan-kepentingannya ke wilayah Asia dan Asia Tenggara. Hadirnya Presiden Obama dalam KTT ASEAN dan EAS di Bali Indonesia pada bulan November 2011 sekaligus mempertegas posisi dan keinginan Amerika Serikat di dalam regionalisme kawasan tersebut

. Dari pernyataan yang disampaikan oleh William Cohen tersebut menjelaskan bahwa hubungan yang dijalin oleh Amerika Serikat dengan ASEAN, khususnya saat bergabung dengan EAS, merupakan sebuah bukti bahwa Amerika Serikat tidak ingin kehilangan pengaruh serta kekuatan di wilayah Asia Tenggara.

124

123

William Cohen. [Internet]. Terdapat pada

. Di sela-sela kunjungan Presiden Obama ke Indonesia untuk menghadiri KTT Asia Timur dan ASEAN pada November 2011, Presiden Amerika Serikat ke-44 tersebut juga mengatakan bahwa hadirnya Amerika Serikat dalam KTT tersebut menegaskan mengenai fokus dari Amerika Serikat pada kawasan Asia Pasifik yang

124

IMF.[Internet]. Terdapat pada pada 9 Januari 2012, p.10.

diwujudkan dalam keterlibatan Amerika Serikat pada organisasi kawasan untuk mencapai tujuan bersama125

China merupakan salah satu negara yang saat ini sedang menjalin hubungan kerjasama di berbagai bidang dengan ASEAN terutama di bidang ekonomi dan budaya

.

III. 2. 2 China sebagai Kekuatan Baru dan Berpengaruh di dalam

Dalam dokumen HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT (Halaman 58-67)