• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

“Alasan Berubahnya Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap

EAS (East Asia Summit) Pada Tahun 2010”

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Frandi Kuncoro

NIM 070810715

PROGRAM STUDI S-1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(2)

HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Bagian atau keseluruhan isi skripsi ini tidak pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademis pada bidang studi dan/ atau universitas lain, serta tidak pernah dipublikasikan/ ditulis oleh individu selain penyusun kecuali bila dituliskan dengan format kutipan dalam isi skripsi.

Surabaya, 10 Mei 2012

(3)

“Alasan Berubahnya Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap

EAS (East Asia Summit) Pada Tahun 2010”

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 dengan

gelar Sarjana Hubungan Internasional (S. Hub. Int.) pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya.

Disusun oleh:

FRANDI KUNCORO

NIM 070810715

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul

“Alasan Berubahnya Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap

EAS (East Asia Summit) Pada Tahun 2010”

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Komisi Penguji

Surabaya, 10 Mei 2012

Dosen Pembimbing

NIP. 196501131991011001 Vinsensio Dugis, Ph.D.

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasiuonal

NIP. 1964033119881002001 B.L.S. Wahyu Wardhani, M.A., Ph.D.

(5)

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Komisi Penguji

pada hari Selasa, 15 Mei 2012, pukul 13.00 WIB

di Ruang Cakra

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Airlangga

Komisi Penguji,

Ketua,

NIP. 195212021983031001 Ajar Triharso, MS.

Anggota, Anggota,

A.Safril Mubah, M. Hub. Int NIP 139070764

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk Kedua Orangtua ku

tercinta, saudara, sahabat, almamater dan untuk semua

mimpiku....

Frandi

(7)

HALAMAN MOTO

Life is an opportunity, benefit from it.

Life is beauty, admire it.

Life is a dream, realize it.

Life is a challenge, meet it.

Life is a duty, complete it.

Life is a game, play it.

Life is a promise, fulfill it.

Life is sorrow, overcome it.

Life is a song, sing it.

Life is a struggle, accept it.

Life is a tragedy, confront it.

Life is an adventure, dare it.

Life is luck, make it.

Life is too precious, do not destroy it.

Life is life, fight for it.”

(8)

KATA PENGANTAR

Skripsi dengan judul Alasan Berubahnya Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap East Asia Summit (EAS) Pada Tahun 2010 tercipta karena penulis memiliki keingintahuan terhadap perkembangan dari organisasi kawasan Asia Tenggara atau ASEAN. Saat ini ASEAN merupakan salah satu organisasi kawasan yang menarik perhatian seluruh negara-negara di dunia dengan inovasi-inovasi yang berkembang dalam wujud kerjasama yang dilakukan oleh negara-negara ASEAN dengan negara Mitra Wicara nya. Selain itu, ASEAN juga menciptakan forum-forum dialog antara negara-negara ASEAN dengan Mitra Wicara nya dan negara-negara lain serta ingin mewujudkan kondisi dunia yang damai dengan cara meminta negara-negara non-ASEAN yang menjalin kerjasama di kawasan tersebut untuk menandatangani TAC (Treaty Amity Cooperation).

Dari adanya usaha-usaha yang dilakukan oleh ASEAN dalam menciptakan inovasi-inovasi yang juga merupakan salah satu cara untuk menjalin kerjasama dengan negara lain di dunia, penulis menemukan sebuah keunikan dari salah satu forum dialog yang diciptakan oleh ASEAN yaitu EAS. EAS merupakan salah satu dari forum dialog yang diciptakan oleh negara-negara ASEAN dengan

(9)

tahunnya namun beranggotakan negara-negara yang memegang kunci dari perpolitikan dunia. Antara lain Amerika Serikat, Rusia, China, India, Australia, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru. Hal inilah yang kemudian dianggap sebagai sebuah keunikan tersendiri bagi penulis untuk mengetahui mengenai EAS secara lebih dalam.

Selain itu, adapun hal lain yang membuat penulis tertarik untuk membahas secara lebih dalam mengenai EAS adalah hal apakah yang menyebabkan Amerika Serikat mengubah kebijaknnya terhadap EAS pada tahun 2010. Hal ini menjadi hal yang menarik ketika melihat dari sejarahnya yang mana ketika awal pembentukan EAS, Amerika Serikat tidak tertarik untuk bergabung di dalam EAS, bahkan Amerika Serikat terlihat memberikan kekuasaan forum dialog ini kepada China. Namun ketika pada tahu 2010, Amerika Serikat diundang untuk bergabung di dalam EAS, negara adidaya bersedia untuk bergabung di dalamnya. Perubahan Kebijakan itulah yang kemudian mendorong penulis untuk mencari informasi mengenai alasan Amerika Serikat mengubah Kebijakan Luar Negerinya terhadap EAS.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menemui beberapa kendala antara lain informasi mengenai kepentingan-kepentingan Amerika Serikat di dalam ASEAN terutama EAS yang mana penulis dituntut untuk mengambil posisi sebagai Amerika Serikat dalam penulisan skripsi ini.

(10)

dukungan yang tiada henti kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

1. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Allah SWT, Tuhan pencipta Alam yang telah benar-benar memberikan bantuan, kebaikan, anugerah, musibah serta membuat penulis mampu menjadi orang yang kuat dan luar biasa.

2. Untuk Mama dan Papa yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada penulis serta mengajarkan tentang makna hidup yang sesungguhnya. Terimakasih atas semua nasihat, doa, marah, kasih dan cintanya kepada penulis. This is for you mom dad, I love you so.

3. My Twins Sister Ara and Ari terimakasih atas dukungan dan cintanya kepada penulis serta and my lovely Nephew Kiano yang selalu bikin uncle happy every single day.

4. Bapak Vinsensio Dugis selaku Dosen Pembimbing untuk setiap masukan, bimbingan serta revisiannya yang membuat penulis memahami bagaimana cara menulis yang baik.

5. Seluruh Dosen HI UA yang telah sabar dan telaten dalam memberikan ilmunya kepada penulis selama tujuh semester ini.

(11)

7. Bapak Adam Tugio selaku Minister Consellor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC yang telah membantu penulis dan bertukar pikiran mengenai EAS dan juga telah mempertemukan penulis dengan Andrew Herrup selaku Senior Indonesia Office Desk di Washington DC. Terimakasih untuk Andrew yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancara oleh penulis untuk mencari data tambahan. Mbak Ellen dan Mbak Poppy selaku staf PTRI New York dan KBRI Washington DC yang juga telah membantu penulis.

8. IRC Jakarta (Perpustakaan Kedubes AS) yang bersedia membantu penulis dalam mencari data-data yang dibutuhkan penulis.

9. Teman-teman SMA yang selalu ada saat penulis susah maupun senang Dian Dwi Pratiwi dan Putriana Pratiwi.

10.Mira Dia Lazuba dan Andi Firmansyah teman HI 2008 yang telah dengan sabar dan telaten mendengarkan keluh kesah penulis serta membantu penulis ketika penulis lelah dalam mengerjakan penulisan ini. Thank You Mira and Andi for all your kindness.

11.Temen-temen HI 2008 yang selalu memberikan tawa ceria dalam kehidupan penulis

12.Temen-temen KKN Eric, Mega, Vitia dan Irfan, terimakasih atas dukungannya kepada penulis ketika penulis lelah untuk menyelesaikan skripsi ini.

(12)
(13)

ABSTRAK

East Asia Summit (EAS) merupakan sebuah forum dialog yang dibentuk

pada tahun 2005. Forum Dialog ini merupakan bentukan dari Organisasi Regional ASEAN, yang bertema “Regional Architecture”. Pada awalnya, forum ini hanya beranggotakan negara-negara ASEAN (10 Negara) dan 6 Negara non-ASEAN (China, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, New Zealand). Namun sejak tahun 2010, Amerika Serikat dan Rusia resmi bergabung dengan EAS. Bergabungnya Amerika Serikat didalam EAS menjadi sebuah hal yang menarik mengingat ketika awal pembentukan EAS pada tahun 2005, Amerika Serikat tidak tertarik untuk bergabung di dalam EAS, namun kemudian pada tahun 2009 ketika menghadiri KTT ASEAN di Laos, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyampaikan keinginanannya untuk bekerja sama secara lebih mendalam dengan ASEAN serta bersedia untuk menandatangani TAC di tahun yang sama. Kemudian pada tahun 2010, Amerika Serikat diundang oleh negara-negara ASEAN untuk bergabung di dalam EAS dan Amerika Serikat bersedia untuk bergabung di dalam forum dialog tersebut. Oleh sebab itu, kemudian muncul sebuah pertanyaan yaitu Mengapa Amerika Serikat mengubah Kebijakan Luar Negerinya terhadap EAS pada tahun 2010? Apakah ada ancaman dari luar yang dianggap mengganggu pengaruh Amerika Serikat di kawasan tesebut? Maka Teori dan Konsep Super Power, Long Cycle, Kondratieff’s Wave dan Persepsi Ancaman akan membantu menjelaskan mengenai alasan Amerika Serikat mengubah Kebijakan Luar Negeri terhadap EAS pada tahun 2010.

Keyword : EAS, Perubahan Kebijakan Luar Negeri, Amerika Serikat, Ancaman

dan Kekhawatiran akan Kehilangan Pengaruh di Kawasan,Negara Kekuatan

(14)

Halaman Judul ... i

Halaman Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat ... ii

Halaman Persetujuan ... iv

1.6.1 Definisi Konseptual dan Operasional ... 15

1.6.2 Ancaman ... 15

1.6.2.1 Negara Kekuatan Baru ... 17

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 18

1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 18

1.6.5 Teknik Analisa Data ... 19

1.6.6 Sistematika Penulisan ... 19

2. Bab II Perkembangan EAS dan Postur Negara-negara Anggota ... 21

2.1 EAS : Keanggotan, Tujuan dan Isu-isu ... 21

2.1.1 Keanggotaan ... 21

2.1.2 Tujuan didirikannya EAS ... 22

2.1.3 Isu-isu dalam EAS ... 23

2.2 Postur-postur Negara Anggota EAS ... 24

2.2.1 Australia dan EAS ... 24

2.2.2 China dan EAS ... 26

(15)

2.2.6 Selandia Baru ... 34

3. Bab III Analisis Alasan Bergabungnya AS dalam EAS ... 36

3.1 Sejarah Bergabungnya AS dalam EAS ... 36

3.1.1 Konflik Awal Pembentukan EAS antara AS dengan ASEAN ... 37

3.1.2 Kekhawatiran AS erhadap munculnya ... 37

3.1.3 Membaikanya hubungan AS dengan ASEAN ... 38

3.2 Alasan AS bergabung di dalam EAS ... 42

3.2.1 Kekhawatiran akan hilangnya pengaruh di dalam ASEAN dan keberadaan China sebagai sebuah Ancaman (Fakta-fakta dari Pidato Menteri Luar6Negeri, Pernyataan Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Pernyataan Kementrian Pertahanan dan Wawancara langsung dengan Senior Indonesia Desk Office ... 42

3.2.2 China sebagai Kekuatan Baru dan Berpengaruh di dalam EAS ... 51

3.2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi yang Meningkat ... 52

3.2.2.2 Menguatnya Militerisasi ... 53

3.2.2.3 Meningkatnya Perdagangan China dan Menguatnya hubungan dengan ASEAN ... 54

3.3 Teori Long Cycle, K-Wave dan Perubahan Sikap serta Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat di dalam EAS ... 57

3.4 Pembuktian Hipotesis ... 64

4. Kesimpulan ... 65

5. Daftar Pustaka... ... 70

Lampiran 1 Pidato Menteri Luar Negeri Amerika Serikat pada tahun 2009 di Laos ... 79

Lampiran 2 Hasil dan Deklarasi EAS pada Pertemuan yang diselenggarakan setiap tahunnya ... 80

Lampiran 3 Pidato Menteri Luar Negeri Hillary Clinton pada KTT EAS di Hanoi Vietnam ... 119

Lampiran 4 Pernyataan Resmi Kementrian Pertahanan terkait Keberadaan China di kawasan Asia Pasifik ... 122

(16)
(17)

B A B I

P E N D A H U L U A N

1.1

Latar Belakang

East Asia Summit (EAS) adalah sebuah forum dialog yang dibentuk oleh ASEAN pada tahun 2005. Forum Dialog ini dibentuk untuk menjalin kerjasama dalam kerangka strategis, politik dan ekonomi1. Ide awal pembentukan EAS terjadi pada tahun 1991, ide tersebut merupakan gagasan dari Perdana Menteri Malaysia Datuk Mahatir Muhammad2. Konsep yang dicetuskan oleh Perdana Menteri Mahatir Muhammad berawal dari adanya keinginan untuk membentuk Kawasan Ekonomi di Asia Timur yang disebut East Asian Economy Caucus

(EAEC)3

Ketika konsep mengenai EAS berkembang dan terealisasi pada tahun 2005, beberapa negara Mitra Wicara ASEAN berusaha untuk bergabung di dalam EAS, seperti Pakistan, India, China, Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan dan Rusia. Namun hanya Pakistan saja yang tidak bergabung di dalam forum dialog tersebut. Bahkan Amerika Serikat sebagai negara adidaya nampak

. Konsep awal tersebut juga membahas mengenai keanggotaan di dalam EAEC yaitu hanyalah negara-negara Asia saja yang dapat bergabung di dalam forum dialog tersebut.

1

2

Yale Global Magazine. 2005. The East Asia Summit: More Siscord Than Accord. [Internet]. Terdapat pad pada 12 September 2011).

3

(18)

bersikap dingin4 dan tidak tertarik bergabung di dalam EAS pada saat itu5. Sikap tersebut terlihat dari pernyataan Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo seusai mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice pada Februari 2005. Pada pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Rice mengkritik mengenai ekslusifitas EAS sebagai sebuah Forum Dialog6

Empat tahun setelah forum EAS terbentuk, Amerika Serikat mulai menunjukkan perubahan sikap terhadap forum dialog tersebut. Awalnya Amerika Serikat tahun 2009 menandatangani TAC (Treaty Amity and Cooperation) dengan ASEAN yang merupakan sebuah perjanjian menjaga keamanan di kawasan Asia Tenggara, sekaligus sebagai salah satu syarat untuk bergabung di dalam EAS. Pada tahun yang sama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton juga menghadiri ASEAN Ministerial Meeting atau pertemuan setingkat Menteri Luar Negeri negara-negara ASEAN dan Mitra Wicara ASEAN di Phuket Thailand

.

7

. Dalam pidatonya, Hillary Clinton menyatakan keinginan Amerika Serikat untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan ASEAN di berbagai bidang, antara lain bidang Ekonomi, Keamanan, Perdamaian, dan Perubahan Iklim8

4

Sikap Dingin yang dimaksud adalah sikap tidak peduli dengan keberadaan EAS sebagai sebuah forum dialog. Sikap tersebut ditunjukkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice ketika EAS terbentuk pada tahun 2005.

.

5

Bruce Vaughn. CRS Report RS 22346. East Asia Summit: Issues for Conggress. p.3. 9

Desember 2005. [Internet]. Terdapat pada Diakses pada 29 November 2011.

6

Ibid

7

U.S. Departement of State, Remarks of Secretary Clinton in the 14th ASEAN SUMMIT. 2009 . Direktorat Mitra Wicara dan Antar Kawasan Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia

8

(19)

Kemudian pada tahun 2010, tepatnya ketika KTT EAS yang ke 5 di Vietnam, Amerika Serikat diundang oleh negara-negara ASEAN untuk bergabung di dalam EAS bersama dengan Rusia9. Amerika Serikat menerima undangan tersebut dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menghadiri KTT EAS yang ke 5 di Hanoi, Vietnam.10 Setelah Amerika Serikat resmi bergabung di dalam EAS, pada tahun 2011 Presiden Amerika Serikat Barack Obama menghadiri KTT EAS ke 6 dan KTT ASEAN ke 19 di Bali, Indonesia11

1.2

Rumusan Masalah

. Kunjungan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tersebut merupakan sebuah bukti bahwa telah terjadi perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap forum dialog EAS. Yang mana pada awal pembentukan EAS, Amerika Serikat tidak tertarik untuk bergabung di dalam EAS, namun kemudian pada tahun 2010 Amerika Serikat bersedia untuk bergabung di dalam EAS setelah diundang negara-negara anggota ASEAN.

Mengapa terjadi perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap EAS pada tahun 2010?

1.3 Tujuan Penelitian

9

Harian Pelita, Masuknya Amerika Serikat dan Rusia dalam EAST ASIA SUMMIT. 2010. [Internet]. Terdapat pada

10

EAS. Chairman’s Statement of the East Asia Summit. [Internet]. Terdapat pada

2012).

11

(20)

Untuk mengetahui alasan Amerika Serikat mengubah kebijakan luar negerinya terhadap EAS.

1.4

Kerangka Pemikiran

1.4.1 Peringkat Analisis

Pada penelitian ini penulis menggunakan peringkat analisis Negara Bangsa. Menurut Patrick Morgan peringkat analisis negara bangsa ini berasumsi bahwa semua pembuat keputusan, dimanapun berada, pada dasarnya berperilaku sama apabila menghadapi situasi yang sama12. Menurut David Singer, peringkat analisis negara bangsa bukan melakukan pendekatan komparatif terhadap studi hubungan Internasional dan juga mengabaikan mengenai bagaimana pengambil keputusan bertindak, namun penekanan yang dilakukan lebih kepada tujuan dari kepentingan negara tersebut dengan kebijakan-kebijakan yang diambil13

Pada peringkat analisis, ada dua hal yang mejadi fokus utamanya yaitu unit analisis dan unit eksplanasi. Unit analisis merupakan sesuatu yang perilakunya hendak dideskripsikan, dijelaskan dan diramalkan. Dengan kata lain, unit analisis ini bisa juga disebut sebagai variabel dependen, yaitu varibel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Sementara, unit eksplanasi

. Dengan kata lain, pada peringkat analisis negara bangsa, aktor-aktor di dalam negara bukanlah sebuah obyek yang dituju, namun tujuan dari negaralah yang akan menjadi fokus.

12

Mohtar Mas’oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi. Jakarta; LP3ES. Pp.41.

13

(21)

merupakan sesuatu yang dampaknya terhadap unit analisa hendak diamati.14

Super Power memiliki tujuan untuk tetap menjaga posisi puncak dalam sebuah tatanan dunia. Posisi tersebut dicapai dalam beberapa aspek antara lain kekuatan ekonomi, kekuatan militer dan aspek politik yang mempengaruhi. Selain itu, tujuan dari negara Super Power adalah untuk menggabungkan beberapa wilayah didalam pengaruhnya. Ukuran dari adanya negara Super Power adalah jika dilihat dari size of the sphere dan degree of influence

Oleh sebab itu, unit eksplanasi bisa juga disebut sebagai variabel independen, yaitu variabel yang keberadaannya mempengaruhi variabel dependen. Variabel dependen atau unit analisa dalam penulisan ini adalah kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap EAS pada tahun 2010. Sedangkan variabel Independen atau unit eksplanasi nya adalah alasan yang mempengaruhi perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Pada penelitian ini, penulis menggunakan level analisis sebagai sebuah alat untuk yang membantu penulis dalam melihat variabel dependen dalam satu fokus.

1.4.2 Teori dan Konsep

15

14

Ulber Silalahi. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press. Pp. 121-123.

15

John. R.Short. 1993. An Introduction to Political Geography. London and New York.

(22)

Setiap negara di dunia memiliki keinginan serta tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tersebut diwujudkan di dalam Kebijakan Luar Negeri suatu negara.

Foreign policy atau Kebijakan Luar Negeri adalah suatu kebijakan yang

dirumuskan di dalam negeri dan diimplementasikan ke luar sebagai cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya16 . Pengertian ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Michael Mandelbaum, Kebijakan Luar Negeri bisa dilihat melalui dua sisi yaitu sebagai perluasan dari kebutuhan dalam negeri (inside-out perspective) atau sebagai respon terhadap dinamika internasional (outside-in perspective)17

suatu mekanisme bagi suatu sistem politik untuk beradaptasi dengan

lingkungan geopolitiknya dan untuk mengendalikan lingkungan itu demi

mencapai tujuannya”

. Menurut pandangan mikro diplomasi, foreign policy

ini adalah behaviour dari para aktor internasional, termasuk negara.

Berdasarkan buku yang ditulis Mohtar Mas’oed yang membahas proses pembuatan keputusan sebagai sistem, yang kemudian mendefinisikan proses politik luar negeri sebagai

18

Di dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa politik luar negeri bisa dipahami dengan penelaahan berdasarkan sudut pandang pembuatan keputusan, yang berarti menempatkan suatu keputusan politik luar negeri tertentu atau serangkaian keputusan politik luar negeri sebagai sasaran analisis.

.

16

Graham Evans dan Jeffrey Newnham. 1998. The Penguin Dictionary of International Relations.

Penguin Groups. England

17

Mandelbaum, Michael. (1996) “Foreign Policy as Social Work”. In Foreign Affairs 75, No. 1 (January – February 1996).

18

(23)

Ada dua faktor penting dalam proses pengambilan keputusan19

a. Pengaruh eksternal/internasional: Kebijakan luar negeri yang merupakan aktivitas-aktivitas yang melebihi batas negara dan struktur pilihan-pilihan yang memengaruhi secara resmi, contoh: geopolitik, karakter negara lain, serta perubahan posisi negara dalam hirarki kekuatan dan martabat internasional.

:

b. Pengaruh internal/domestik: Pengaruh-pengaruh yang eksis pada level negara, bukan sistem internasional, misalnya: kapabilitas militer yang dimiliki oleh suatu negara, pembangunan ekonomi, sistem pemerintahan (perbedaan antara pemerintah yang demokratis dan tidak dalam pengambilan suatu keputusan).

Sedangkan Perubahan Kebijakan Luar Negeri dapat diartikan sebagai sebuah perubahan sikap suatu negara dalam usaha untuk mencapai kepentingan nasionalnya yang dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor eksternal dan internal dari sebuah negara20. Dengan kata lain, perubahan Kebijakan Luar Negeri terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah negara dalam mencapai Kepentingan Nasional.

19

Ibid

20

David A. Welch. 2005. Painful Choices: A Theory of Foreign Policy Change. Princeton, NJ, Princeton University Press.

(24)

sebuah aturan dan keadaan politik dunia mengenai transisis atau perubahan yang ditandai dengan keberhasilan untuk memiliki serta menjadi negara dengan kekuatan besar di dalam sebuah arena Internasional21. Fokus utama dari teori ini bukan pada sistem global yang memberikan keseimbangan terhadap kekuatan dari masing-masing negara, namun fokus teori ini terletak pada perubahan pergerakan politik di suatu negara. Adanya benturan di prediksi akan terjadi dalam kurun waktu 100-120 tahun pada sistem dunia yang moderen ini. Terjadinya perubahan serta peralihan kekuasaan di dalam sistem dunia ini menjadi fokus utama bagi Teori Long Cycle ini22.

Gambar 1.1

21

George Modelski. Long Cycle in Global Politics. University of Washington. Nd. Vol I. Pp.2[Internet]. Terdapat pad Diakses pada 14 Maret 2012.

22

Ibid

Coalition

Building

Macrodecision Execution

(25)

Terjadinya peralihan akan penguasaan di dalam arena global menjadikan negara-negara besar bersikeras untuk mempertahankan kekuatannya di dalam arena global. Kemunculan kekuatan-kekuatan baru dianggap sebagai sebuah ancaman bagi keberlangsungan kekuatan dan pengaruh negara Super Power di arena global. Negara kekuatan baru dianggap mampu untuk menggantikan posisi negara Super Power. Oleh sebab itu, adanya persepsi ancaman membuat negara Super Power akhirnya mengubah kebijakan luar negerinya untuk bergabung di dalam forum dialog dalam organisasi kawasan yang juga menjadi bagian dalam arena global.

(26)

Menurut Nikolas D. Kondratieff, jika dilihat dari data seperti di atas ini, maka dapat diasumsikan bahwa keberadaan Long Cycle yang dihubungkan dengan kondisi ekonomi sebuah negara yang mengalami peningkatan yang selalu dapat berubah-ubah dalam setiap 100-120 tahun sekali sangat mungkin terjadi23

Beberapa scholars seperti Modelski, Thompson, Rostow, Van Duijn, Freeman dan Berry memberikan karakteristik terhadap K-Wave, antara lain

. Dari data diatas juga diperoleh fase-fase atau tahap di dalam sistem Internasional, antara lain prosperity, recession, depression dan improvement.

24

1. K-Wave adalah sebuah atribut dari ekonomi dunia dan lebih terlihat pada produksi Internasional daripada data ekonomi indibidu nasional sebuah negara. Hal ini merupakan sebuah karakteristik dari penguasaan ekonomi nasional negaranya (seperti pada abad ke 18 dan 19 yang dikuasai oleh Inggris dan Amerika Serikat), dan penguasaan perdagangan dunia pada produk dan layanan dari sektor unggulan di dalam ekonomi global.

:

2. K-Wave lebih menekankan kepada produksi daripada harga, sektor gelombang produksi dan investasi infrastrukstur dalam ekonomi dunia daripada hasil dari makroekonomi nasional.

3. K-Wave dianggap sebagai sebuah kurva yang naik turun dalam sebuah kegiatan ekonomi. Yang mana hal tersebut terjadi seperti siklus pada

23

Nikolas D. Kondratieff. 1984. The Long Wave Cycle, (tr. Guy Daniels), New York: Richardson and Snyder. Kondratieff’s own basic text.

24

George Modelski. Tt. Kondratieff’s Wave. [Internet]. Terdapat pada

(27)

setiap penguasaan sektor-sektor unggulan yang kemudian akan mengalami masa kemakmuran, lalu kemunduran dan bahkan dapat terjadi sebuah masa depresi besar yang artinya penguasaan sektor unggulan harus digantikan oleh negara lain yang mampu bertahan di pasaran.

4. K-Wave muncul dari adanya inovasi-inovasi yang kemudian dikembangkan untuk memulai revolusi teknologi yang kemudian pada saatnya akan menguasai sektor industri dan komersial. Dalam formulasi klasik Schumpeter, inovasi-inovasi yang dilakukan meliputi produk baru, layanan dan metode produksi, pembukaan pasar baru dan sumber bahan baku, danm perintis bentuk-bentuk baru organisasi bisnis.

5. K-Wave memiliki pusat lokasi produksi sendiri dalam ruang dan waktu. Cotton Wave di Inggris dipusatkan di Manchester.

6. K-Wave memiliki karakter khusus dan spesialisasi untuk mengubah struktur ekonomi dunia, yaitu mengapa urutan K-Wave menimbulkan transformasi struktural. Hall dan Preston (1988) telah menunjukkan bahwa tiga K-Wave terbaru (telegraf dan listrik, radio dan elektronik, dan komputer dan industri informasi) bersama-sama bisa dipandang sebagai pembawa revolusi informasi.

(28)

waktu yang lama. Dalam waktu 50-60 tahun jika telah terjadi perubahan sektor unggulan dan penguasaannya, maka hal tersebut dapat dikatakan perputaran yang cepat, karena jangka waktu yang dibutuhkan menurut Nikolas D. Kondratieff adalah 100-120 tahun25

Ancaman karena adanya kekuatan negara-negara baru yang juga berpotensi menguasai sektor-sektor unggulan kerap terjadi di dalam sistem Internasional. Di dalam studi Hubungan Internasional juga mendefinisikan ancaman sebagai situasi dimana grup atau kelompok memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menimbulkan persepsi negatif pada kelompok lain

. Oleh sebab itu, kemunculan negara-negara yang menguasai sektor-sektor unggulan dapat dianggap sebuah ancaman bagi negara yang telah mendominasi sistem Internasional dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki.

26

. Adapun ancaman menurut MacKuen, Erikson dan Stimson dibagi menjadi dua yaitu ancaman terhadap individu dan ancaman terhadap kolektif individu27

25

Ibid

26

James W.Davis. 2000. Threats and promises: The pursuit of international influence. Baltimore, MD: Johns Hopkins University Press.

27

Michael B. MacKuen., Robert S. Erikson, and James A. Stimson. 1992. Peasants or bankers? The American electorate and the U.S. economy. American Journal of Political Science 86:597-611.

(29)

merasa bahwa kebangkitan China merupakan adanya ancaman terhadap Amerika Serikat dan juga ancaman terhadap pendapatannya sendiri28

Menurut David Rousseau persepsi ancaman muncul karena adanya ketidakseimbangan kekuatan antara satu negara dengan negara lain

.

29

. Kekuatan negara-negara dapat diukur dari jumlah penduduk dan luas wilayah, sumber daya yang dimiliki, kemampuan ekonomi, kekuatan militer, stabilitas politik dan kompetensi dari negara-negara tersebut30. Sedangkan kaum realis mengukur kekuatan sebuah negara adalah dari kekuatan militer yang dimiliki oleh negara tersebut yang digunakan untuk mempengaruhi negara lain. Namun ternyata pandangan realis mengenai ukuran kekuatan suatu negara juga terbagi menjadi dua yaitu ukuran dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek realis mengukur kekuatan suatu negara dengan mengkhawatirkan aspek militer negara tersebut, sedangkan dalam jangka panjang realis mengkhawatirkan mengenai kekuatan ekonomi dan besarnya teritori atau wilayah dari negara pesaing31

Selain itu, Simpson dan Yinger memberikan gambaran mengenai kondisi politik dan ekonomi yang dapat menimbulkan persepsi ancaman

.

David L Rousseau. 2002. Motivations for choice: The salience of relative gains in international relations. Journal of Conflict Resolution 46:394-426.

30

Kenneth N Waltz. 1979. Theory of international politics. New York: Random House. 1986. A response to my critics. In Neorealism and its critics, edited by R. O. Keohane, 322-45. New York: Columbia University Press.

31

David L. Rousseau. Opcit. Pp.746.

32

Simpson, George, and J. Milton Yinger. 1985. Racial and cultural minorities: An analysis of prejudice and discrimination. 5th ed. New York: Plenum.

(30)

terjadi sebuah kekhawatiran akan kekuatan tersebut antara negara-negara yang memiliki kekuasaan lebih tinggi dan sebaliknya. Kekhawatiran tersebut terjadi pada kedua belah pihak dari negara-negara tersebut yang mana negara dengan kekuatan yang lebih khawatir akan posisinya yang akan tergeser oleh kekuatan-kekuatan baru yang muncul, sedangkan negara yang lemah khawatir akan nasib negaranya sendiri di tengah kondisi global yang terjadi.

1.4.3 Sintesis Teori

(31)

Gambar 1.3

1.5

Hipotesis

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis dapat mengambil hipotesis yaitu bergabungnya Amerika Serikat di dalam EAS adalah pertama karena adanya persepsi ancaman dari Negara New Power dan kedua adalah karena kekhawatiran akan kehilangan pengaruh di kawasan Asia Tenggara.

1.6

Metodologi

1.6.1 Definisi Konseptual dan Operasional

1.6.1.1. Ancaman

Ancaman adalah situasi dimana grup atau kelompok memiliki kemampuan untuk untuk menciptakan atau menimbulkan persepsi negatif pada kelompok

SUPER POWER

TUJUAN

KEBIJAKAN

LUAR NEGERI

Organisasi

Kawasan/ Forum

Dialog

New Power

Agresifitas

negara New

Power

(32)

lain33. Di dalam ranah politik, ancaman dapat di definisikan sebagai sebuah usaha yang dilaksanakan secara konsepsional melalui tindak politik dan atau kejahatan yang diperkirakan dapat membahayakan tatanan serta kepentingan negara dan bangsa34

Hubungan antara China dan EAS bermula ketika China juga menjadi salah satu negara yang ikut dalam mendirikan EAS pada tahun 2005

. Dalam penelitian ini, penulis melihat bahwa adanya persepsi ancaman dari Amerika Serikat tersebut muncul ketika China, sebagai negara kekuatan baru yang kuat di dalam perekonomian dan militerisasinya, juga bergabung di dalam forum dialog EAS.

35

. Kemunculan dari China dianggap sebagai sebuah ancaman bagi Amerika Serikat, yang mana cepatnya laju pertumbuhan ekonomi di China berdampak pada berubahnya hubungan politik dan ekonomi China di dunia, termasuk Asia Tenggara yang mana merupakan basis dari kepentingan ekonomi, politik dan strategis Amerika Serikat36

33

James W.Davis. Op.cit

. Sejak terjadi peningkatan pesat pada perekonomiannya, China menjadi negara yang berusaha untuk meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya adalah kerjasama dengan negara-negara ASEAN. Kerjasama-kerjasama yang dilakukan dengan negara-negara ASEAN antara lain adalah meningkatkan diplomasi aktif dengan ASEAN, penandatanganan TAC pada tahun

34

Definsi Ancaman. [Internet]. Terdapat pad (diakses pada tanggal 6 Maret 2012).

35

Backgrounder:Chronology of China’s standpoints at East Asia Summit. [Internet]. Terdapat pad Maret 2012).

36

(33)

2003, bergabung di dalam EAS dan mendorong dibentuknya ASEAN-China Free Trade Area atau kawasan perdagangan bebas antara ASEAN dan China37

Kedekatan antara negara-negara ASEAN dan China menjadi semakin dalam ketika China bergabung di dalam EAS, yang mana dalam setiap KTT EAS yang diadakan, China selalu memberikan posisi dari negaranya terhadap isu-isu yang dibahas dalam setiap KTT EAS serta memberikan solusi-solusi terhadap isu-isu tersebut

.

38

Power atau kekuatan merupakan sebuah konsep dasar di dalam studi Hubungan Internasional yang diartikan sebagai kemampuan negara dalam mengontrol atau mempengaruhi suatu negara untuk mengikuti keinginan negara lain

. Oleh sebab itu, Amerika Serikat melihat bahwa China sebagai negara dengan kekuatan baru di kawasan tersebut menjadikan sebuah ancaman bagi kelangsungan pengaruh dan kepentingan di kawasan Asia Tenggara terutama di dalam EAS.

1.6.1.2 Negara Kekuatan Baru / New Power

39

. Sedangkan baru merupakan kata sifat yang artinya belum pernah ada40

37

Yong Deng and Thomas Moore, “China Views Globalization: Toward New Great-Power Politics?” The Washington Quarterly, Summer 2004.

38

Backgrounder: Chronologyof China’s standpoints at East Asia Summit. Opcit.

39

Martin Griffiths dan Terry O’Callaghan. The International Relations: The Key Consepts. 2002. pp.253

. Dengan kata lain negara kekuatan baru adalah negara-negara yang muncul di abad ke 21, dengan memiliki kekuatan-kekuatan yang besar seperti ekonomi, politik dan militer.

40

Situs Merriam Webster [Internet]. Dala

(34)

Di dalam definisi operasional mengenai negara kekuatan baru, maka China merupakan negara yang dianggap memiliki kekuatan baru setelah mengalami peningkatan yang pesat dalam perekonomian serta militerisasinya. Peningkatan perekonomian dan militerisasi dari China dianggap sebagai sebuah ancaman bagi keberlangsungan pengaruh Amerika Serikat sebagai negara Super Power di dalam EAS. Oleh sebab itu, penulis memberikan bukti dari salah satu perwakilan Amerika Serikat bahwa kebangkitan China merupakan ancaman bagi Amerika Serikat pada Bab III.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data didefinisikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu.41

1.6.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi pustaka dalam mengumpulkan data. Melalui metode ini, data-data dalam penelitian didapatkan melalui literatur-literatur berupa buku-buku, buletin cetak, serta sumber-sumber artikel dari internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Selain itu, pada penelitian ini penulis juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan salah satu staf yang duduk di Pemerintahan Amerika Serikat yang bekerja untuk Indonesia Desk Office di Washington DC, Amerika Serikat.

Untuk menjelaskan mengapa Amerika Serikat bersedia bergabung didalam EAS pada tahun 2010 serta dalam pidato Hillary Clinton pada tahun 2009 yang

41

(35)

menyatakan keinginan Amerika Serikat untuk bergabung didalam EAS, maka penelitian ini membatasi waktu penelitian dari tahun 2005 (awal pembentukan EAS) sampai dengan pada tahun 2010 (ketika Amerika Serikat resmi bergabung didalam EAS).

1.6.4 Teknik Analisa Data

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif, hal tersebut karena data empiris yang diperoleh oleh penulis adalah data kualitatif berupa kumpulan kata-kata dan bukan rangkaian angka. Dalam proses analisa data, penulis mengacu pada kegiatan analisis menurut Miles dan Huberman yang menyatakan bahwas terdapat tiga alur kegiatan dalam menganalisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Ketiga kegiatan ini berlangsung secara bersamaan yang mana artinya ketiga kegiatan ini saling berhubungan dan berkaitan untuk membentuk proses siklus yang interaktif pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data yang dalam bentuk sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.42

1.6.5 Sistematika Penulisan

.

BAB I : Merupakan Bab Pendahuluan yang meliputi penjabaran latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis, serta metodologi penelitian yang mencakup definisi konseptual, definisi operasional,

42

(36)

tipe penelitian, jangkauan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan sistematika penulisan.

BAB II : Berisi mengenai perkembangan EAS sebagai forum dialog dan juga postur dari masing-masing negara anggota EAS serta peran negara-negara tersebut di dalam EAS

BAB III : Berisi mengenai alasan bergabungnya AS di dalam EAS beserta bukti-bukti dalam bentuk pidato maupun laporan dari pihak pemerintah Amerika Serikat serta hasil wawancara Khusus dengan staf Pemerintah Amerika Serikat yang bekerja di Indonesia Desk Office. Pada Bab III ini juga membuktikan sinkronisasi antara Teori dan Hipotesis dalam penelitian ini.

(37)

B A B II

Perkembangan East Asia Summit dan Postur Negara-negara

Anggota

II. 1. East Asia Summit: Keanggotaan, Tujuan dan Isu-isu

II. 1. 1. Keanggotaan

East Asia Summit adalah sebuah forum dialog ASEAN yang beranggotakan 10 Negara-negara ASEAN dan 8 Negara-negara Mitra Wicara ASEAN (Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Amerika Serikat, Rusia).

Pada awal pembentukan EAS, jumlah anggotanya sebanyak 16 negara, yaitu 10 negara ASEAN + 6 negara Mitra Dialog ASEAN (China, India, Jepang, Korea Selatan, Australia dan New Zealand)43. Kemudian pada tahun 2010, tepatnya pada Pertemuan ASEAN yang ke 16 di Vietnam, Amerika Serikat dan Rusia resmi bergabung didalam EAS. Menteri Luar Negeri negara-negara ASEAN setuju untuk mengundang kedua negara tersebut yang mana dimaksudkan untuk mengisi kekosongan strategis dari Regional Architecture 44

43

Direktorat Mitra Wicara Antar Kawasan, Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia.

Kumpulan Pertemuan Asia Timur. Jakarta. 2010

44

Ibid

(38)

Keanggotaan didalam EAS harus berdasarkan pada Informal Meeting of ASEAN Foreign Minister di Cebu Filipina pada pertengahan Juli tahun 200545. Pada Pertemuan tersebut, negara-negara ASEAN menetapkan beberapa syarat bagi negara-negara non-ASEAN yang ingin bergabung didalam EAS. Adapun syarat untuk menjadi anggota ASEAN antara lain46 : a) Negara Partisipan harus menandatangani ASEAN Treaty of Amity and Cooperation

Adapun tujuan dari pendeklarasian EAS sebagai sebuah forum dialog antara lain

(TAC), b) Negara Partisipan haruslah Mitra Dialog formal ASEAN, c) Negara Partisipan haruslah mempunyai hubungan kerjasama substansif dengan ASEAN.

II. 1. 2 Tujuan didirikannya EAS

47

: 1.) Pembentukan KTT Asia Timur atau EAS sebagai sebuah forum dialog yang strategis yang mana isu-isu politik dan ekonomi dianggap sebagai sebuah kepentingan serta perhatian bersama yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran ekonomi di wilayah Asia Timur. 2.) KTT Asia Timur didirikan untuk mempromosikan pembangunan masyarakat kawasan yang diperkuat oleh Komunitas ASEAN atau ASEAN Community dan akan menjadi bagian utuh dari Regional Architecture48

45

Romulo, A. Secretary of Foreign Affairs, Republic of Philippines, ‘Briefing for the ambassadors and representatives of ASEAN and ASEAN dialogue partners on the ASEAN Ministerial retreat’, Press Statement, 15 April 2005. [Internet]. Terdapat pada Parliament of Australia: Department of Parliamentary Services no. 5, 2006–07, ISSN 1832-2883.

. 3.) KTT Asia Timur bersifat terbuka, inklusif, transparan dan forum yang berwawasan

46

ASEAN. East Asia Summit. [Internet]. Terdapat pad pada 5 Mei 2011).

47

Ibid diakses pada 9 Februari 2012.

48

(39)

Internasional yang berusaha untuk memperkuat aturan-aturan global dan nilai-nilai universal yang diakui di dalam ASEAN sebagai sebuah kekuatan yang mendorong untuk bekerjasama dengan negara-negara non-ASEAN di dalam KTT Asia Timur. 4.) Fokus utama di dalam KTT Asia Timur adalah pembinaan dialog yang strategis serta mempromosikan kerjasama dalam isu-isu politik dan kemanan demi tercapainya perdamaian dunia; mempromosikan pembangunan, stabilitas keuangan, keamanan energi, integrasi dan pertumbuhan ekonomi; pengentasan kemiskinan dan mengurangi perbedaan pembangunan di kawasan Asia Timur yang dilakukan dengan cara tranfer teknologi dan pembangunan infrastruktur, peningkatan kapasitas, pemerintahan yang baik, bantuan kemanusiaan serta mempromosikan perdagangan, perluasan investasi dan liberalisasi ekonomi; mempromosan pemahaman budaya yang lebih dalam, peningkatan kerjasama dalam usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menciptakan solidaritas di kawasan Asia Timur dengan cara melakukan perlindungan terhadap lingkungan, pencegahan penyakit menular dan mitigasi bencana. 5.) Negara-negara yang tergabung di dalam KTT Asia Timur harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh ASEAN, KTT Asia Timur akan diselenggarakan secara berkelanjutan, KTT Asia Timur akan diselenggarakan dan diketuai oleh negara-negara anggota ASEAN dan modal dari KTT Asia Timur akan dipantau secara menyeluruh oleh semua anggota KTT Asia Timur.

II. 1. 3. Isu-isu yang di bahas pada setiap tahunnya di dalam EAS

(40)

yang dibahasa di dalam KTT Asia Timur atau EAS berbeda-beda setiap tahunnya. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama tahun 2005 di Kuala Lumpur Malaysia, negara-negara EAS membahas mengenai Avian Influenza atau Flu Burung. Lalu pada KTT Kedua di Cebu Filipina, negara-negara EAS membahas mengenai energy security. KTT Ketiga di Singapura, ada beberapa pembahasan yaitu mengenai energi, lingkungan, perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development. Kemudian pada KTT Keempat di Cham Hua Hin Thailand, negara-negara anggota EAS menyetujui pembahasan mengenai Penanggulangan Bencana atau Disaster Management. Dan pada KTT Kelima tahun 2010 lalu di Hanoi Vietnam, pembahasan di fokuskan pada beberapa hal antara lain Pendidikan, Kebudayaan, Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim49. Sedangkan pada KTT Asia Timur tahun 2011, ada dua isu utama yang dibahas yaitu mengenai Keketuaan Myanmar pada tahun 2014 serta kisruh Laut Cina Selatan yang melibatkan negara-negara anggota EAS50

Hubungan antara Australia dengan ASEAN telah terjalin sejak tahun 1974, dengan peningkatan hubungan kerjasama di berbagai bidang termasuk politik,

.

II. 2. Postur Negara-negara Anggota EAS

II. 2. 1 Australia dan EAS

49

Direktorat Mitra Wicara dan Antar Kawasan Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. Opcit.

50

Isu-isu di dalam EAS. [Internet].

(41)

ekonomi, sosial budaya dan keamanan51. Intensitas hubungan antara Australia dan ASEAN semakin tinggi, hingga pada tahun 2004 Australia menandatangani TAC yang merupakan perjanjian untuk melakukan aksi damai di kawasan. Penandatanganan TAC tersebut juga diikuti dengan bergabungnya Australia dalam ARF (ASEAN Regional Forum) dan penandatanganan Deklarasi perang melawan terorisme pada tahun 2004. Lalu, pada tahun 2005 Australia juga sebagai salah satu negara pemrakarsa berdirinya KTT Asia Timur atau EAS di Kuala Lumpur Malaysia52. Sejak saat itu, Australia resmi sebagai salah satu anggota dari forum dialog EAS dengan menjalin hubungan yang lebih komprehensif dalam bidang ekonomi, keamanan dan diplomatik. EAS sebagai forum dialog menyediakan sebuah tempat dimana tidak ada satupun negara anggotanya yang dapat memaksakan pengaruh dan kekuatannya di dalam forum dialog tersebut53. Namun bergabungnya Australia di dalam EAS merupakan sebuah perimbangan bagi kekuatan China yang mendominasi forum dialog EAS. Sebagai bukti, ketika pendirian EAS di Malaysia, China menginginkan negara-negara anggota ASEAN Plus Three (APT), ASEAN, China, Jepang dan Korea Selatan, yang menjadi pemegang peran kunci di dalam forum dialog EAS, bukan hanya ASEAN54

51

ASEAN-Australia. [Internet]. Terdapat pad

. Tetapi usulan China tersebut di tolak bersama dengan keinginan China untuk menyelenggarakan KTT EAS yang kedua di Beijing. Oleh sebab itu,

Maret 2012.

52

Lau Teik San. Australia, ASEAN and the East Asia Summit. 2006. [Internet]. Terdapat pada www.aiia.asn.au/ wa-papers/doc_download/201-australia-asean-and-the-east-asian-summit-lau-teik-son&ei.pdf. Diakses pada 18 Maret 2012.

53

Ibid. p. 5

54

(42)

negara-negara ASEAN turut mengundang Australia, India dan Selandia Baru untuk bergabung di dalam EAS.

Hubungan Australia dengan EAS menjadi semakin erat, terutama ketika Australia yang dipimpin Perdana Menteri Julia Gillard memberikan perhatian kepada negara-negara yang tergabung di dalam EAS terutama negara-negara ASEAN dengan menginvestasikan $132 juta untuk pembangunan infrastruktur serta transportasi guna meningkatkan perdagangan dengan negara-negara ASEAN pada tahun 201055. Selain itu, Australia juga memberikan perhatian terhadap para pekerja migran dan juga melawan penyebaran penyakit menular dengan memberikan bantuan sebesar $32juta selama tahun 2010-2014 untuk pencegahan penyakit menular di kawasan Asia Pasifik56. Pemerintah Australia menekankan bahwa kerjasama yang ingin di bangun di dalam EAS yaitu membangun agenda kerjasama secara substantif dan komprehensif, fokus Australia di dalam EAS adalah untuk membangun kerjasama finansial yang lebih besar dalam lingkup regional57

Pada tahun 1991, Menteri Luar Negeri China H. E Qian Qichan mengahadiri pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN di Malaysia sebagai

.

II. 2. 2 China dan EAS

55

Australia and EAS. EAS and Australia- ASEAN Summit Announcements. [Internet]. Terdapat pad pada 18 Maret 2012.

56

Ibid

57

Asia and International Security: An Australian Perspective. [Internet]. Terdapat pada

(43)

tamu dari Pemerintah Malaysia58. Kehadiran dalam pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN tersebut, China juga menyatakan keinginanannya untuk menjalin kerjasama dengan ASEAN, yang kemudian baru pada tahun 1996 China memperoleh status sebagai Mitra Dialog penuh ASEAN59. Adapun China dan ASEAN telah menyepakati sebelas kerjasama di berbagai bidang antara lain pertanian, teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan sumber daya manusia, pembangunan Mekong Basin, investasi, energi, transportasi, budaya, kesehatan masyarakat, pariwisata dan lingkungan60. Penandatanganan TAC oleh China pada tahun 2003 di Bali, Indonesia merupakan sebuah bukti akan keseriusan China dalam menjalin hubungan yang lebih komprehensif dengan ASEAN. Di dalam EAS China merupakan negara yang mendominasi forum dialog tersebut, dominasi China di dalam EAS tergambar ketika China hanya menginginkan negara-negar APT saja sebagai anggota di dalam EAS61

Keinginan China agar EAS hanya beranggotakan negara-negara anggota APT dikarenakan China ingin menghilangkan pengaruh Amerika Serikat di kawasan tersebut, yang mana keberadaan Australia, Selandia Baru dan India dianggap sebagai sekutu Amerika Serikat

. Namun keinginan tersebut ditolak oleh negara-negara ASEAN yang menginginkan forum dialog EAS lebih terbuka dan inklusif.

62

58

China-ASEAN. [Internet]. Terdapat pad

. Namun usaha China tersebut gagal, hal ini dikarenakan negara-negara ASEAN mendukung negara-negara Mitra

(44)

Wicaranya yang telah memenuhi syarat untuk bergabung di dalam EAS. Dominasi yang semakin kuat terlihat dari sikap China ketika KTT EAS berlangsung pada setiap tahunnya. China mendominasi keputusan-keputusan sesuai dengan kepentingan dari negaranya63. Di dalam EAS, pengaruh dan agresivitas China terlihat dari sikap Perdana Menteri China Wen Jiabao dalam setiap KTT Asia Timur yang diselenggarakan, antara lain64

Lalu pada KTT Asia Timur kedua yang diselenggarakan di Cebu Filipina pada tahun 2007, Wen kembali membawa poin-poin penting yang seharusnya di utamakan di dalam EAS, antara lain kerjasama antar negara-negara EAS seharusnya di mulai dari kepentingan-kepentingan dari masing-masing negara yang kemudian diambil dengan konsensus. Tranfer teknologi dan informasi juga menjadi salah satu agenda yang diusulkan oleh China terhadap forum dialog EAS. Kemudian pada KTT Asia Timur yang Ketiga, Wen memberikan perhatian

: Sejak pertama kali bergabung di dalam KTT Asia Timur, Perdana Menteri China Wen Jiabao telah memberikan pandangan mengenai KTT Asia Timur sebagai sebuah forum dialog yang mampu meningkatkan hubungan kerjasama antar negara-negara di kawasan Asia Timur. Selain itu, dengan adanya forum tersebut, Wen menambahkan, akan mempercepat pertumbuhan ekonomi global dan kerjasama regional, terjadinya saling ketergantungan antar negara-negara di kawasan Asia Timur serta terjadinya peningkatan kerjasama di kawasan Asia Timur.

63

Backgrounder: Chronologyof China’s standpoints at East Asia Summit. Op.cit.diakses pada 11 Maret 2012

64

(45)

terhadap perubahan iklim dan isu lingkungan yang terjadi akibat dampak dari pemanasan global.

"Developed countries should face up to their historical responsibilities, take the lead in cutting emissions and honor their commitment on technological transfer and financial aid to developing countries,"

Perhatian yang diberikan oleh China terhadap KTT Asia Timur terus berlanjut, hingga pada KTT Asia Timur Keempat, Wen menegaskan akan pentingnya sikap saling menghargai antara satu negara dengan negara lain terutama negara-negara tetangga China. Selain itu, Wen juga menyatakan bahwa hendaknya negara-negara yang mengalami perselisihan dapat segera menuntaskan permasalahannya agar dapat tetap menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.

Pada KTT Asia Timur yang kelima, China melihat bahwa KTT Asia Timur hanyalah sebuah forum dialog yang lekat dengan istilah “led by leaders”, dan menganggap bahwa kerjasama yang dilakukan seharusnya ada peningkatan. Hal ini terlihat dari pernyataan Perdana Menteri Wen

"China is ready to work together with other parties to deepen East Asian cooperation by upholding the established principles and purposes of the East Asia Summit".

(46)

Pada saat konsep dan proposal mengenai EAS digulirkan kembali oleh Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi pada tahun 2004 di saat pertemuan APT (ASEAN Plus Three), China melihat peluang yang besar untuk dapat menguasai KTT Asia Timur dan meluaskan pengaruh serta mencapai kepentingannya di tengah sikap Amerika Serikat yang sedang konsentrasi penuh dalam kebijakan luar negerinya yaitu perang melawan terorisme65. Keinginan dan ambisi China yang besar untuk menguasai KTT Asia Timur, sekaligus ingin menggantikan posisi Amerika Serikat di kawasan tersebut. Sikap agresif dari China terlihat dari usaha China untuk menggagalkan India, Australia dan Selandia Baru untuk bergabung di dalam KTT Asia Timur, namun usaha tersebut gagal dikarenakan negara-negara ASEAN mendukung India untuk bergabung di dalam EAS66

Namun, China tetap berusaha keras untuk menghilangkan negara-negara sekutu Amerika Serikat seperti Australia dengan mengusulkan negara-negara anggota dalam KTT Asia Timur hendaknya negara-negara ASEAN Plus Three (Jepang, China dan Korea Selatan)

.

67

II. 2. 3 India dan EAS

. Hal tersebut dilakukan pada bulan Desember tahun 2005, ketika EAS akan dibentuk. Tetapi, usaha tersebut gagal karena negara-negara ASEAN tetap menjadi pemegang kekuasaan penuh terhadap forum dialog EAS tersebut.

65

(47)

India telah memiliki hubungan secara sektoral dengan ASEAN sejak tahun 1992, namun hubungan kemitraan dialog penuh antara kedua belah pihak baru terjadi pada tahun 199568. Sejak tahun 2002, India dan ASEAN memiliki Pertemuang yang diadakan secara rutin pada setiap tahunnya. Pertemuan tersebut antara lain membahas mengenai hubungan di berbagai bidang seperti politik dan keamanan, ekonomi, serta kerjasama sosial dan budaya69. Bukti bahwa India menginginkan untuk menjalin kerjasama yang lebih dalam dengan ASEAN adalah dengan penandatanganan TAC pada tahun 2003 di Bali, Indonesia70. Selain itu, India juga merupakan salah satu negara yang turut menandatangani pendirian EAS di Kuala Lumpur Malaysia. Keikutsertaan India di dalam EAS juga terjadi sebuah kontroversi, yang mana China tidak menginginkan India untuk bergabung di dalam EAS71. Usaha yang dilancarkan oleh China agar India tidak bergabung di dalam EAS sangat keras, namun kemudian usaha tersebut gagal karena negara-negara ASEAN menginginkan serta mengijinkan India untuk bergabung di dalam EAS72. Singapura, Indonesia dan Jepang merupakan negara-negara yang menginginkan forum dialog EAS tersebut dapat mengundang negara-negara lain di luar negara anggota APT73

S.D. Muni. East Asia Summit and India.Institute of Asia Studies. 2006. P.7 [Internet]. Terdapat pada

(48)

Beberapa negara-negara seperti Jepang, Indonesia, Singapura dan Thailand melihat bahwa keikutsertaan India di dalam EAS tersebut mampu untuk meredam dominasi dari China dan juga keraguan dari Malaysia akan peningkatan hubungan antar negara-negara di dalam EAS74

Pada tahun 1973, Jepang dan ASEAN telah menjalin hubungan informal yang kemudian tahun 1977, Jepang dan ASEAN membentuk sebuah forum untuk menjalin kerjasama yang lebih dalam

.

II. 2. 4 Jepang dan EAS

75

. Hubungan kerjasama Jepang dan ASEAN meliputi kerjasama ekonomi, sosial dan budaya, politik dan keamanan, perang melawan terorisme, perdagangan hingga kerjasama pembangunan76. Jepang juga melakukan penandatanganan TAC pada tahun 2004 di Jakarta untuk mengatur hubungan antara negara-negara di kawasan dan sebagai instrumen diplomatik untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara77. Sebagai salah satu pendiri forum dialog EAS, Jepang mengusulkan agar keanggotaan di dalam EAS di perluas dengan mengundang beberapa negara Mitra Wicara ASEAN seperti India, Australia dan Selandia Baru78

74

Ibid. p.35

. Keinginan Jepang untuk memperluas keanggotaan di dalam EAS adalah karena adanya konflik

75

(49)

antara Jepang dan China yang kemudian berimbas kepada keinginan China untuk menguasai forum dialog EAS dan menjadi kekhawatiran bagi Jepang79

Di dalam forum dialog EAS, Jepang melihat ada tiga pilar utama .

80

Hubungan sektoral antara ASEAN dengan Korea Selatan telah terjalin sejak tahun 1989, namun baru tahun 1991 Korea Selatan resmi sebagai Mitra Dialog penuh ASEAN

antara lain poin pertama EAS sebagai sebuah pertemuan puncak yang bersejarah yang diadakan dengan tujuan untuk membangun masa depan dari regionalisme Asia Timur dan Jepang bermaksud untuk turut berkontribusi demi mencapai keberhasilan dari forum dialog tersebut. Poin kedua, Kerjasama yang terjalin di dalam forum dialog EAS bersifat terbuka dengan melibakan Mitra Wicara ASEAN seperti India, Australia, India dan Selandia Baru serta Amerika Serikat dan Rusia. Poin ketiga berisi mengenai keinginan Jepang terhadap forum dialog EAS dapat tetap melanjutkan prinsip regionalisme terbuka, mempromosikan kerjasama fungsional di berbagai bidang termasuk sosial dan ekonomi serta penanggulangan terorisme, menghormati nilai-nilai universal seperti demokrasi dan hak asasi manusia yang sesuai dengan rezim global.

II. 2. 5 Korea Selatan dan EAS

81

79

Ibid.

. Hubungan yang terjalin antara ASEAN dengan Korea Selatan mengalami kemajuan yang pesat ketika pada tahun 2004, kedua belah pihak menandatangai POA (Plan of Action) guna meningkatkan kerjasama yang

80

Jepang dan EAS. General Information on EAS.[Internet]. Terdapat pada

81

(50)

komprehensif82. Pada tahun yang sama, Korea Selatan juga bersedia menandatangai TAC guna menunjukkan komitmen yang kuat untuk terlibat lebih dalam pada bidang politik dan keamanan serta memberikan kontribusi untuk wilayah, stabilitas, perdamaian dan kemakmuran83

Selandia Baru menjalin hubungan dialog dengan ASEAN sejak tahun 1975

. Pada tahun 1997, Korea Selatan juag sebagai salah satu negara APT bersama dengan China dan Jepang. Dalam EAS, Korea Selatan juga sebagai salah satu negara yang juga pendiri EAS pada tahun 2005 beserta 15 negara lainnya.

II. 2. 6 Selandia Baru dan EAS

84

. Hubungan tersebut antara lain untuk memperkuat hubungan dengan mengutamakan kepentingan bersama serta memberikan kontribusi untuk saling percaya dan menghormati satu sama lain, sikap saling ketergantungan dan saling menguntungkan85

Pada tahun yang sama, Selandia Baru juga menerima undangan dari negara-negara ASEAN untuk bergabung di dalam forum dialog EAS

. Pada tahun 2005, Selandia Baru juga menandatangani TAC tepatnya pada tanggal 28 Juli di Vientiane. Penandatanganan tersebut merupakan bukti akan keseriusan Selandia Baru untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dengan ASEAN. dengan Australia dan ASEAN, Selandia Baru menjalin kerjasama mengenai Area

84

Selandia Baru-ASEAN. [Internet]. Terdapat pada pada 20 Maret 2012.

85

Ibid

86

(51)

Perdagangan Bebas yang mulai di implementasikan pada tahun 201587. Selandia Baru juga turut memberikan perhatian terhadap permasalahan-permasalahan yang di bahas di dalam KTT EAS antara lain mengenai pencegahan dan pemberantasan penyebaran virus flu burung dan HIV/AIDS. Selain itu, Selandia Baru juga memperkuat kerjasama dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang dipromosikan melalui pendidikan88

87

Amerika Serikat-ASEAN. [Internet]. Terdapat pad

.

pada 20 Maret 2012.

88

(52)

B A B III

ANALISIS ALASAN BERGABUNGNYA AMERIKA SERIKAT DALAM

EAST ASIA SUMMIT (EAS)

Adanya forum dialog di dalam organisasi kawasan merupakan sebuah hal tidak mudah terlebih dalam memilih negara-negara yang dianggap layak untuk menjadi anggota di dalam forum dialog tersebut. Adanya perselisihan serta kepentingan-kepentingan dari beberapa pihak yang menginginkan negara-negara tertentu untuk turut bergabung serta seharusnya tidak bergabung pun turut mewarnai lika-liku pembentukan forum dialog sebuah kawasan. Pada Bab II, penulis telah memaparkan perkembangan EAS sebagai sebuah forum dialog dan juga telah menjelaskan mengenai postur-postur dari negara-negara anggota EAS. Penulis melihat ada fakta yang menarik dari sejarah bergabungnya negara-negara anggota EAS tersebut, yang mana China yang juga sebagai salah satu negara anggota yang ikut menandatangani KTT EAS yang pertama tersebut memaksakan keinginanannya untuk memilih negara-negara yang seharusnya bergabung di dalam EAS. Lalu fakta yang kedua adalah terjadinya perubahan sikap dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap EAS.

Oleh sebab itu, pada Bab III ini penulis ingin memfokuskan pada pembahasan mengenai mengapa terjadi perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap EAS.

(53)

III. 1. 1 Konflik awal pembentukan EAS antara Amerika Serikat

dengan ASEAN

Ketika konsep EAS bergulir, hubungan antara Amerika Serikat dengan EAS sempat memanas, hal ini dipicu dari pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condolleeza Rice yang mengkritik mengenai eksklusifitas EAS sebagai sebuah forum dialog di kawasan tersebut. Pada tahun tersebut sikap Amerika Serikat terlihat dingin ketika konsep mengenai EAS bergulir, sikap yang ditunjukkan oleh Amerika Serikat tersebut tidak tertarik untuk bergabung di dalam EAS89. Pernyataan George Yeo, Menteri Luar Negeri Singapura, seusai mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rice pada Februari 2005, semakin memperkuat sikap Amerika Serikat terhadap EAS. Pada pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Rice mengkritik mengenai eksklusifitas90 EAS sebagai sebuah Forum Dialog91

Amerika Serikat memiliki kekhawatiran terhadap munculnya EAS sebagai sebuah forum dialog, yang maana EAS dianggap dapat menggantikan forum Multilateral di Asia yaitu APEC. Keberadaan EAS juga dianggap dapat mengurangi pengaruh Amerika Serikat di Asia

.

III. 1. 2 Kekhawatiran Amerika Serikat terhadap munculnya EAS

sebagai sebuah forum Dialog

92

89

Bruce Vaughn. CRS Report RS 22346. Opcit.

90

EAS dianggap Eksklusif karena beranggotakan negara-negara besar seperti Australia, Jepang, India, Korea Selatan, China dan Selandia Baru.

91

Ibid

92

Ibid, pp.23

(54)

Serikat memasukkan regionalisme Asia Timur ke dalam pertimbangan kebijakan luar negerinya, karena hal tersebut berimbas terhadap tiga kepentingan utama Amerika Serikat yaitu keamanan, kesejahteraan ekonomi dan value projection93

Setelah satu tahun dibentuknya EAS, tepatnya pada tahun 2006, Jepang mengusulkan kepada 16 negara-negara yang tergabung dalam Asian Free Trade Area (FTA), yaitu 10 Negara ASEAN, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, China dan Selandia Baru, yang juga identik dengan jumlah anggota EAS, untuk dapat dikoordinasikan oleh sebuah organisasi yang hampir sama dengan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)

.

94

. Usulan dari Jepang tersebut ditanggapi oleh Duta Besar Amerika untuk Jepang Thomas Schieffer, yang menyatakan kekhawatirannya terhadap usulan tersebut mengenai Area Perdagangan Bebas (FTA). Schieffer mengatakan bahwa adanya usulan tersebut dapat mengganggu kepentingan Amerika Serikat di kawasan tersebut95. Kemudian Schieffer juga menyampaikan dalam pidatonya bahwa ada sebuah ketidaknyamanan ketika banyak orang membicarakan mengenai Asia dengan mengesampingkan Amerika Serikat yang memiliki banyak kepentingan di Asia96

93

Ibid, pp.26

94

Japan Aims to Launch East Asia FTA Talks in ‘08: Nikai. Jiji Press English News

Service. Tokyo: April 4, 2006. Dalam CRS Report for Conggress RL 33563, diakses pada 30 November 2011.

95

CRS Report RS RL 33563, East Asian Regional Architecture: New Economic and Security Arrangements and U.S. Policy, by Dick K. Nanto, 18 September 2006. Diakses pada 30 November 2011.

96

US Envoy Expresses Concern About Japan’s Idea of East Asia Free Trade Zone. BBC

.

(55)

Hubungan antara Amerika Serikat dengan ASEAN terus berlanjut yang mana kedua belah pihak menjalin hubungan yang lebih serius dan lebih dalam. Setelah sempat memanas97

Dalam dialog tersebut, asisten Menteri Luar Negeri untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Christoper R. Hill, menekankan bahwa hubungan Amerika Serikat dan ASEAN berjalan baik selama ini dan ASEAN menjadi salah satu organisasi kawasan yang dianggap penting oleh Amerika Serikat

akibat kritik yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rice pada tahun 2005, satu tahun kemudian Amerika Serikat dengan negara-negara ASEAN mengadakan dialog bersama.

98

. Menurut Hill, hubungan antara Amerika Serikat dengan ASEAN telah mengalami sebuah perkembangan yang di tandai dengan dibentuknya Joint Vision Statement pada tahun 2005. Amerika Serikat juga mendukung usaha ASEAN untuk mendirikan Komunitas ASEAN, mempromosikan Integrasi ASEAN, serta mengurangi gap yang ada99

97

Hubungan yang memanas adalah ketika Menteri Luar Negeri AS Rice tidak menghadiri KTT ASEAN pada tahun 2005 karena Menlu Rice mendapatkan kritik yang keras dari beberapa tokoh dunia akibat mengkritisi eksklusifitas EAS pada awal pembentukan EAS.

. Pada pertemuan tersebut, Malaysia juga memberikan laporan mengenai pertemuan pertama EAS yang di selenggarakan di Kuala Lumpur Malaysia pada tahun 2005. Laporan tersebut menyatakan bahwa EAS merupakan sebuah forum yang mendiskusikan isu-isu strategis serta menjalankan prinsip keterbukan, transparan dan inklusif. Hal tersebut ditanggapi oleh Hill dengan menyampaikan sebuah pandangan bahwa di dalam sebuah regionalisme sangatlah

98

ASEAN-US. tt.

99

(56)

penting untuk saling melengkapi satu sama lain dan tidak berkompetisi di antara anggota-anggota EAS100

Perkembangan dari hubungan Amerika Serikat dengan ASEAN menjadi semakin baik pada setiap tahunnya. Pada tahun 2007, Amerika Serikat merayakan 30 tahun hubungan yang terjalin dengan ASEAN di Washington DC, Amerika Serikat. Lalu pada tahun 2008 Mr. Scot Marciel dipilih sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk ASEAN. Mr. Marciel merupakan Duta Besar Amerika Serikat yang pertama untuk ASEAN dan juga Amerika Serikat merupakan negara Mitra Wicara ASEAN yang pertama kali memiliki Duta Besar untuk ASEAN

.

101

Kemudian pada tahun 2009, Amerika Serikat juga mengambil beberapa langkah penting terhadap peningkatan hubungan Amerika Serikat dengan ASEAN, antara lain: Pertama pada bulan Februari 2009, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengunjungi Sekretariat ASEAN di Jakarta yang merupakan kunjungan pertama kali bagi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Kedua, pada bulan Juli 2009, untuk kali kedua Menteri Luar Negeri Clinton berkunjung ke Asia Tenggara untuk menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri ARF di Thailand, pada saat itu Amerika Serikat juga menandatangani TAC (Treaty of Amity and Cooperation) atau perjanjian persahabatan dan kerjasama, yang mempromosikan penyelesaian konflik dan perbedaan secara damai di wilayah Asia Tenggara

. Ketiga, Presiden Obama menghadiri pertemuan para

101

ASEAN.

102

(57)

pemimpian negara-negara ASEAN dan Amerika Serikat pada bulan November 2009 di sela-sela KTT APEC (Asia Pacifik Economic Cooperation) di Singapura. Pada Joint Statement tersebut, para pemimpin kedua belah pihak berjanji untuk meningkatkan dan melanjutkan dialog serta kerjasama di berbagai bidang, antara lain, melibatkan Pemerintah Myanmar terkait permasalahan domestik Myanmar, hak asasi manusia, perdagangan, keamanan regional, zona bebas nuklir (non proliferation nuclear) dan pelucutan senjata, penanganan terorisme, energi, perubahan iklim, pendidikan, dan dukungan terhadap negara-negara Lower Mekong Basin (Laos, Kamboja dan Vietnam)103

Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat yang memilih untuk menerima undangan untuk bergabung di dalam KTT Asia Timur pada tahun 2010, ternyata di dahului oleh perubahan sikap Amerika Serikat terhadap ASEAN. Setelah mengetahui bahwa China memainkan perannya di dalam KTT Asia Timur, maka sinyal yang mengindikasikan keinginan Amerika Serikat untuk bergabung di dalam KTT Asia Timur terlihat sejak tahun 2009. Pada tahun 2009, Amerika Serikat mengadakan pertemuan dengan pemimpin ASEAN selama forum APEC diselenggarakan dan pada pembukaan United Nations General

Assembly pada tahun 2009 dan 2010

.

104

103

“Joint Statement—1st ASEAN-U.S. [Internet]. Leaders’ Meeting,” Singapore, November 15,

. Lalu pada tahun 2009, Amerika Serikat melancarkan keinginannya untuk bergabung di dalam KTT Asia Timur dengan menandatangani TAC yang merupakan salah satu syarat untuk bergabung di

104

Ralf Emmers. 2011. The US in the EAS : implications for US – EAS relations.[Internet]. Terdapat pad

(58)

dalam EAS105

Kebijakan-kebijakan luar negeri Amerika Serikat telah mengalami perubahan yang cukup terlihat, yang mana fokus Amerika Serikat setelah tragedi 9/11 adalah perang melawan terorisme, namun dalam beberapa tahun terakhir ini fokus Amerika Serikat lebih ingin merangkul semua negara di dunia. Salah satu bukti bahwa Amerika Serikat ingin merangkul negara-negara di dunia adalah dengan bergabung di dalam organisasi-organisasi kawasan serta menjalin hubungan yang lebih dalam dengan organisasi-organisasi tersebut salah satunya adalah ASEAN. Amerika Serikat menginginkan untuk bergabung pada organisasi ASEAN dalam berbagai hubungan, baik hubungan bilateral dengan negara-negara di ASEAN maupun hubungan multilateral dengan seluruh negara-negara ASEAN

. Setahun setelah penandatanganan TAC oleh Amerika Serikat, negara-negara ASEAN mengundang Amerika Serikat untuk bergabung di dalam KTT Asia Timur. Pada saat itu, Amerika Serikat menyatakan kebersediaannya untuk bergabung di dalam KTT Asia Timur tersebut.

III. 2 Alasan Amerika Serikat Bergabung di dalam EAS

III. 2. 1 Kekhawatiran akan hilangnya pengaruh di kawasan Asia

Tenggara serta Keberadaan China sebagai sebuah Ancaman

106

105

Ibid

106

Public Affairs Section, US Embassy Jakarta. Information Resource Centre. 2011

Gambar

Gambar 1.1  ....................................................................................................................
Gambar 1.1 Coalition
Gambar 1.3 Organisasi
Gambar 3.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Masa kerja merupakan hasil penyerapan dari berbagai aktivitas manusia, sehingga mampu menumbuhkan keterampilan yang muncul secara otomatis dalam tindakan yang

Sehubungan dengan rencanfiqnggunaanlkoreksi') Dana ULaMI'4 Subang pada tangg{l 17 f4aret 2015, rnaka bersama nama debitur - debitur seba\LatUerikut :. Cadangan Angsuran

Ruptur uteri merupakan salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada ke- hamilan lanjut dan persalinan yaitu robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau

Berikut ini sejumlah rekomendasi yang dapat diberikan sebagai peserta KKN-BBM ke-54 untuk pihak-pihak yang bersangkutan dan berkepentingan agar dapat diperhatikan, sehingga

Dalam al-Quran dinyatakan orang berbuat baik akan mendapatkan pahala, mendapatkan kehidupan yang baik.” Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki

Henk Sneevliet dan kaum sosialis Hindia Belanda lainnya membentuk serikat tenaga kerja di pelabuhan pada tahun 1914, dengan nama Indies Social Democratic  Association 9

DAFTAR PENAMBAHAN/PENGURANGAN ASET TETAP 2014 TAHUN 2014. PERIODE : 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER