• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI KELURAHAN KEBON WARU

CIRI-CIRI TAHAP PERKEMBANGAN KUBE

KUBE

HPMBK-1 HPMBK-2 HPMBK-3

(1) (2) (3) (4)

Tumbuh:

a. Sudah memiliki pendamping KUBE v v v

b. Pernah mengikuti pelatihan - - -

c. Pengurus dan organisasi telah dibentuk 10 orang

v v v

d. Telah menerima bantuan UEP v v v

e. Mempunyai papan nama KUBE v v v

f. Kegiatan kelompok baru berjalan v v v Berkembang

a. Kegiatan kelompok telah dijalankan sesuai kepengurusannya

v - -

b. Keuntungan UEP sudah ada untuk :

§Modal v v v v

§Kesejahteraan anggota v v v v

§Iuran Kesetiakawanan Sosial (IKS) - - -

c. Kepercayaan dan harga diri anggota KUBE dan keluarga meningkat

v - -

d. Pergaulan antara anggota KUBE dengan masyarakat semakin meningkat

v - -

e. Hasil usaha sudah dapat dirasakan v v v Maju/Mandiri

a. Keuntungan UEP meningkat dan modal semakin besar

- - -

b. Mampu menyisihkan dana IKS untuk anggota kelompok, keluarga miskin lainnya dan berpartisipasi dalam pembangunan di lingkungannya

- - -

c. Manajemen UEP telah dikelola dengan baik - - - d. Mempunyai hubungan baik dan saling

menguntungkan dengan lembaga ekonomi dan pengusaha

- - -

e. Hubungan sosial dengan masyarakat dan lembaga-lembaga sosial semakin baik dan melembaga

- - -

f. Kegiatan UEP semakin maju dan berkembang

- - -

Keterangan : v v = kualitas lebih tinggi dibanding v

Pada Tabel 11 terlihat bahwa KUBE HPMBK-1 telah melewati kriteria KUBE tahap tumbuh. Mengacu pada ciri-ciri tahap perkembangan KUBE, maka KUBE HPMBK-1 tergolong pada tipologi berkembang. Meskipun KUBE HPMBK-1 tergolong pada tipologi berkembang, namun ada komponen dari ciri- ciri tahap perkembangan KUBE yang belum terpenuhi yaitu belum pernah

64 mengikuti pelatihan baik manajemen maupun pelatihan keterampilan lainnya. Komponen lainnya yang belum terpenuhi yaitu keuntungan UEP belum ada untuk Iuran Kesetiakawanan Sosial (IKS), padahal dana IKS ini bermanfaat untuk membantu kegiatan sosial seperti bila ada anggota KUBE atau warga masyarakat lain yang sakit atau terkena musibah. Dana untuk kegiatan sosial dihimpun dari anggota KUBE yang sifatnya insidental atau menggunakan sebagian uang kas. Hal ini disebabkan keuntungan usaha anggota tidak begitu besar. Keuntungan UEP baru bisa memenuhi untuk modal usaha dan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan yang dicapai dari anggota KUBE HPMBK-1 ini meliputi terpenuhi kebutuhan makan sehari- hari dan membantu biaya sekolah anak. Hal ini seperti yang dituturkan oleh ibu Yy sebagai anggota KUBE HPMBK-1 dengan usaha warungan:

“Keuntungan usaha yang saya peroleh sudah ada untuk modal, dapat memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan biaya sekolah anak. Saya bersyukur kalau untuk makan sehari-sehari sudah tidah susah lagi malahan bisa membantu biaya sekolah anak saya yang sekarang baru SMP. Walaupun belum bisa menyisihkan dana IKS secara rutin setiap bulan tapi kalau ada anggota atau tetangga yang sakit, sesama anggota KUBE menyumbangkan uang walau tidak besar untuk membantu meringankan bebannya”.

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Al sebagai ketua KUBE HPMBK-1 yang mengatakan:

“Dana IKS secara rutin harusnya terkumpul setiap bulan tetapi anggota kami belum dapat menyisihkan dana tersebut. Keuntungan usaha terutama disisihkan untuk modal dulu dan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Saat ini untuk makan sehari-hari bagi anggota KUBE sudah tidak susah lagi karena sembako terutama beras untuk satu bulan sudah tersedia. Untuk kegiatan sosial biasanya dana mendadak dikumpulkan dari anggota yang menyumbang atau dari uang kas. Mengenai dana IKS bila usaha KUBE semakin maju kemungkinan untuk dana tersebut dapat disisihkan”.

Untuk KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3 mengacu pada ciri-ciri tahap perkembangannya, kedua KUBE tersebut tergolong pada tipologi tumbuh. Komponen dari ciri-ciri tahap perkembangan KUBE yang belum terpenuhi oleh kedua KUBE tersebut adalah belum pernah mengikuti pelatihan. Walaupun kedua KUBE ini belum dapat mencapai tahap berkembang tetapi ada komponen dari ciri tipologi KUBE berkembang yang dapat terpenuhi yaitu keuntungan UEP sudah

ada untuk modal dan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan yang dicapai oleh anggota KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3 adalah dapat memenuhi kebutuhan makan saja. Hal ini seperti dijelaskan oleh Bapak Wh (anggota KUBE HPMBK-3) yang mengatakan:

“Keuntungan usaha lumayan. Dengan usaha jualan makanan ini keluarga saya dapat ikut menumpang makan sehari-hari. Sebelum mendapat bantuan saya hanya mengadalkan bekerja sebagai buruh bangunan. Kalau sedang tidak ada kerjaan pusing untuk makan sehari-hari. Dengan jualan ini untuk makan sangat terbantu”.

Tidak jauh berbeda Ibu Tt (anggota KUBE HPMBK-2) mengungkapkan :

“Keuntungan usaha walaupun sedikit sudah ada dan saya bisa mengembalikan modal pinjaman. Keuntungannya bisa untuk beli beras, dulu untuk beli beras saja sering harus menghutang ke warung tapi sekarang saya tidak harus menghutang. Bisa kebeli beras saja saya sudah bersyukur ”.

Dari ketiga KUBE baik KUBE HPMBK-1 yang tergolong tipologi bekembang maupun KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3 yang tergolong tipologi tumbuh ternyata keuntungan usaha telah ada untuk modal yang mengidikasikan bahwa kegiatan usaha dapat berjalan. Keuntungan usaha juga memberikan kontribusi pada anggota KUBE dalam memenuhi kebutuhan dasar, sehingga dari aspek ekonomi ketiga KUBE tersebut mampu meningkatkan pendapatan yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan. Namun demikian, tingkat kesejahteraan yang dicapai berbeda. Pada KUBE tumbuh pendapatan sebagian besar anggota hanya dapat digunakan untuk makan, sementara pada KUBE berkembang pendapatan sebagian besar anggota telah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan dan membantu biaya sekolah anak.

Dalam aspek peningkatan modal, baik KUBE HPMBK-1, HPMBK-2 maupun HPMBK-3 mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Pada triwulan III 2005 sampai triwulan II 2006 rata-rata peningkatan modal pada KUBE HPMBK-1 tiga persen, sedangkan pada KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3 satu persen (lihat pembahasan Bab Keragaan KUBE HPMBK, sub bab Keanggotaan dan Jenis Usaha serta Permodalan). Permodalan pada ketiga KUBE meskipun mengalami peningkatan tetapi masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan anggota KUBE masih berskala kecil, sehingga perkembangan modalnya juga kecil.

66 Mengacu pada tipologi perkembangan KUBE dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan dalam tingkat perkembangan pada ketiga KUBE. KUBE HPMBK-1 dapat mencapai tipologi berkembang sedangkan KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3 masih berada pada tipologi tumbuh belum bisa mencapai tipologi berkembang, padahal sebagaimana telah dijelaskan ketiga KUBE pada awal pembentukannya memiliki kondisi dan kualitas relatif sama.

Terjadinya perbedaan tingkat perkembangan ini karena adanya beberapa komponen dari tipologi berkembang yang tidak dapat terpenuhi oleh KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3, yaitu:

1. Kegiatan kelompok telah dijalankan sesuai kepengurusannya, sedangkan dalam KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3 walaupun kepengurusan sudah terbentuk tetapi tidak aktif karena dalam pelaksanaan tugas masih tertumpu pada satu orang pengurus.

2. Keuntungan UEP sudah ada untuk IKS, sedangkan pada kenyataannya KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3 belum bisa membayar IKS sehubungan keuntungan usaha yang diperoleh kedua KUBE tersebut masih kecil hanya cukup untuk kembali modal dan untuk kebutuhan makan sehari- hari.

3. Kepercayaan dan harga diri anggota KUBE dan keluarga meningkat, sedangkan pada kenyataannya belum terlihat adanya peningkatan kepercayaan dan harga diri terutama pada anggota. Hal ini terkait dengan kurangnya motivasi anggota dalam mengembangkan KUBE terbukti dari sebagian besar anggota KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3 jarang hadir dalam pertemuan rutin dan kalaupun hadir partisipasi mereka kurang terutama untuk memberikan masukan demi kemajuan KUBE serta masih banyaknya anggota yang tidak tepat waktu dalam mengembalikan cicilan pinjaman modal. Kondisi ini bila dioperasionalkan, cenderung mengarah pada anggota kurang mematuhi aturan kelompok yang telah disepakati bersama.

4. Pergaulan antara anggota KUBE dengan masyarakat semakin meningkat, sedangkan pada kenyataannya belum terlihat adanya peningkatan pergaulan baik antara anggota KUBE maupun dengan masyarakat terutama kerjasama untuk pengembangan KUBE.

Dari enam komponen tipologi tumbuh itu sendiri, KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3 belum bisa memenuhi semuannya karena ada satu komponen yang belum terlewati yaitu pernah mengikuti pelatihan, sedangkan kedua KUBE ini semenjak pembentukannya belum pernah menerima pelatihan pengelolaan KUBE baik teknik maupun manajerial. Pelatihan ini seharusnya diselenggarakan oleh penanggung jawab program (Dinas Sosial) tetapi sampai saat ini kegiatan tersebut belum pernah terselenggara.

Hal yang sama dialami juga oleh KUBE HPMBK-1 yang berada pada tipologi berkembang. Walaupun KUBE HPMBK-1 telah mencapai tipologi berkembang tetapi ada komponen yang sama dengan KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3 yang belum terpenuhi, yaitu belum pernah mengikuti pelatihan dan belum bisa membayar IKS.

Komponen tingkat perkembangan KUBE yang belum terlewati oleh ketiga KUBE perlu dipenuhi karena hal ini akan menjadi permasalahan bagi masing- masing KUBE untuk mencapai tingkat perkembangan KUBE yang lebih baik. Untuk KUBE HPMBK-1 agar dapat mencapai tipologi maju/mandiri, maka perlu melewati komponen pernah mengikuti pelatihan pengelolaan KUBE baik teknik maupun majerial dan komponen kemampuan membayar IKS. Kedua komponen ini penting bagi KUBE HPMBK-1 karena untuk mencapai KUBE maju/mandiri, diantaranya ada komponen yang berkaitan dengan terpenuhinya IKS dan pengelolaan manajemen secara baik. Untuk KUBE HPMBK-2 dan KUBE HPMBK-3, komponen dari tingkat perkembangan KUBE yang belum terpenuhi baik tipologi tumbuh maupun berkembang perlu dipenuhi agar dapat mencapai tipologi berkembang yang pada akhirnya diharapkan dapat mencapai tipologi maju/mandiri. Hal ini bertujuan agar tingkat perkembangan yang dicapai ketiga KUBE tidak mengalami ketimpangan.

Tingkat perkembangan KUBE yang telah dicapai mencerminkan sejauhmana keberhasilan KUBE. Untuk me ngetahui keberhasilan KUBE dapat dilihat dari indikator- indikator sebagai berikut: 1) Meningkatnya kemampuan memenuhi kebutuhan dasar manusia (pangan, sandang, papan) serta kesehatan dan

pendidikan yang layak; 2) Meningkatnya dinamika sosial dalam KUBE; 3) Meningkatnya kemampuan dan keterampilan pemecahan masalah;

68 4) Berkembangnya kerjasama diantara anggota KUBE dan dengan masyarakat sekitarnya; 5) Mantapnya usaha KUBE; 6) Berkembangnya jenis usaha KUBE; 7) Meningkatnya pendapatan anggota KUBE; dan 8) Tumbuh kembangnya kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dalam bentuk pengumpulan Iuran Kesetiakawanan Sosial (IKS). Penjabaran indikator lebih operasional dan tingkat pencapaian keberhasilan KUBE HPMBK disajikan pada Tabel 12.

Tabel l2 Pencapaian Tingkat Keberhasilan KUBE HPMBK di Kelurahan Kebon Waru Tahun 2006

INDIKATOR KEBERHASILAN