• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TINJAUAN PUSTAKA

4. Citra majemuk (Multiple Image)

2.2.2. Citra Perusahaan (Corporate Image)

Citra perusahaan menunjukkan kesan obyek terhadap perusahaan yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari berbagai sumber informasi terpercaya. Citra perusahaan yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan orang-orang di dalamnya terus

mengembangkan kreativitas bahkan memberikan manfaat yang lebih berarti bagi orang lain.

Citra perusahaan (corporate image) adalah bagaimana suatu perusahaan dipersepsikan dan dilihat oleh masyarakat atau publik, dalam hal ini konsumen, pesaing, suplier, pemerintah dan masyarakat umum. Citra perusahaan merupakan citra dari sebuah organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra mengenai produk atau pelayanannya saja.

Citra ini terbentuk dari banyak hal positif, seperti sejarah perusahaan, keberhasilan perusahaan, dan kegiatan sosial perusahaan. Citra perusahaan terbentuk dari hasil kontak dengan perusahaan dan menginterpretasikan informasi mengenai perusahaan tersebut. Informasi-informasi tersebut didapatkan dari produk, iklan dari perusahaan bahkan melalui program CSR yang dilakukan perusahaan. Citra dapat terus berubah secara konsisten.

Perasaan puas atau tidaknya konsumen terjadi setelah mempunyai pengalaman dengan produk maupun perusahaan yang diawali adanya keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan keberadaan citra perusahaan yang baik penting sebagai sumber daya internal obyek dalam menentukan hubungannya dengan perusahaan. Pentingnya citra perusahaan menurut

1. Menceritakan harapan bersama kampanye pemasaran eksternal. Citra positif memberikan kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan secara efektif Sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan. Citra positif menjadi pelindung terhadap kesalahan kecil perusahaan.

2. Sebagai fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen atas kualitas pelayanan perusahaan,

3. Mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen atau dampak internal. Citra perusahaan yang kurang jelas dan nyata mempengaruhi sikap karyawan terhadap perusahaan.

Proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung dalam beberapa tahapan. Pertama, obyek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya

yang dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Yang kedua adalah attention, yaitu memperhatikan upaya perusahaan tersebut. Ketiga, setelah adanya perhatian obyek mencoba memahami semua upaya perusahaan. Keempat adalah terbentuknya citra perusahaan. Tahap kelima adalah citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku obyek sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan. Pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna.

Menurut Shirley Harrison-informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat elemen yakni

1. Personality : Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial.

2. Reputation : Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah bank.

3. Value : Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan. Karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan

4. Corporate Identity : Komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna, dan slogan. 2.2.3. Manfaat Citra Perusahaan yang Positif

Beberapa manfaat yang dihasilkan dari citra perusahaan yang positif (positive corporate image) adalah (Philip Kotler dan Howard Barich, 1991)

1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap

Citra perusahaan yang baik dan kuat akan tumbuh menjadi kepribadian perusahaan. Citra baik perusahaan dapat menjadi keunggulan kompetitif perusahaan dan pembatas bagi perusahaan saingan yang ingin memasuki segmen pasar yang dilayani perusahaan tersebut.

2. Menjadi perisai selama masa krisis

Operasi bisnis perusahaan tidak selamanya berjalan dengan mulus. Ada kalanya menghadapi masa-masa kritis. Perusahaan dengan citra baik memungkinkan masyarakat dapat memahami atau memberikan maaf pada kesalahan yang dibuat perusahaan, yang menyebabkan mereka mengalami krisis.

3. Menjadi daya tarik eksekutif handal

Ekesekutif handal menjadi harta yang berharga bagi perusahaan manapun. Mereka ibarat roda yang memutar operasi bisnis sehingga tujuan usaha perusahaan dapat tercapai.

4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran

Citra baik perusahaan menunjang efektifitas strategi pemasaran produk. Harapan perusahaan dengan citra baik untuk berhasil menerjunkan produk atau merek baru ke pasar, jauh lebih besar dibandingkan perusahaan yang belum banyak dikenal orang.

5. Penghematan biaya operasional

Perusahaan dengan citra yang baik membutuhkan usaha dan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang belum dikenal konsumen untuk mempromosikan produk.

6. Meningkatkan dukungan terhadap perusahaan atau produknya 7. Menarik investor yang ideal dan meningkatkan loyalitas konsumen 8. Memperoleh penghasilan yang stabil

9. Meningkatkan kebanggaan dan loyalitas karyawan perusahaan 10. Meningkatkan hubungan baik dengan pemerintah dan media

11. Menjadi modal yang berharga dalam memenangkan persaingan karena citra positif perusahaan merupakan keunggulan perusahaan 2.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

2.3.1 Uji Validitas

Pengujian ini berfungsi untuk menunjukkan tingkat kemampuan dari alat pengukur. Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur atau skor yang diperoleh mengukur hasil pengamatan yang

ingin diukur. Menurut Umar (2005), uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu dapat mengukur hal yang ingin diukur.

Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar variabel atau item dengan skor total variabel. Item yang mempunyai korelasi positif dan nilai yang tinggi dengan skor total menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi pula. Nilai korelasi ini dapat diketahui dengan menggunakan rumus teknik korelasiProduct Moment(Sugiyono, 2005) berikut:

 

 

  2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r ……….………(1)

dimana: r = Indeks Validitas

X= Skor untuk masing-masing pertanyaan X

Y= Skor total masing-masing pertanyaan Y

n= Jumlah responden

Uji validitas dilakukan terhadap 30 responden. Bila diperoleh r

hitung lebih besar daripada r tabel yang ditentukan tingkat kepercayaannya yakni 0,361 akibatnya pertanyaan pada kuisioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam pertanyaan dan layak digunakan.

2.3.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama sehingga alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Umar, 2003). Reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang apabila dicobakan secara berulang kepada kelompok responden yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menghitung indeks reliabilitas adalah Alpha (ά)

...(2) dimana : r11 = Reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan atau pernyataan

Σσb2 = Jumlah ragam butir

σt2 = Ragam atau varian total dengan rumus varian sebagai berikut

…...………... (3) dimana : n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan/pernyataan

Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dan pengujian reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach’s

dengan nilai rtabel yakni 0,60. Apabila nilai Alpha Cronbach’s lebih besar dari nilai rtabeldan tidak bernilai negatif, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut dapat diandalkan.

2.3.3. Tabulasi Sederhana

Fungsi tabulasi sederhana atau tabel satu variabel adalah untuk mendeskripsikan ciri-ciri atau karakteristik dari suatu variabel. Selain itu, untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu. Dalam analisis tabulasi sederhana ini, data yang diperoleh diolah ke dalam bentuk persentase sebagai berikut

fi x 100% ...(4)

∑ fi

dimana : fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu

fi = banyaknya jumlah responden 2.3.4. Tabulasi Silang

Tabulasi silang adalah teknik untuk membandingkan atau melihat hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam tabulasi silang, dihitung presentase responden untuk setiap kelompok agar mudah dilihat hubungan antara dua variabel (Rangkuti, 1997).

                

2 2 11 1 1 t b k k r

2.3.5. Skala Likert

Skor penilaian responden pada penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skala 1-5.

Tabel 2. Tingkat kepentingan, Kepuasan, Kesetujuan dan Kesediaan responden Skala Penilaian 1 2 3 4 5 Tingkat Kepentingan Sangat Tidak Penting Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Tingkat Kepuasan Sangat Tidak Puas Tidak Puas Kurang Puas

Puas Sangat Puas Tingkat Kesetujuan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Tingkat Kesediaan Sangat Tidak Bersedia Tidak Bersedia Kurang Bersedia Bersedia Sangat Bersedia

Penggolongan kategori berdasarkan nilai yang diperoleh dilakukan dengan cara mengalikan besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang memasuki kategori yang sama. Tahap selanjutnya adalah menentukan nilai rata- rata untuk mengetahui ukuran pemusatan dengan rumus:

...(5) Keterangan :X = nilai pengukuran

fi = Frekuensi kelas ke-i n = Banyaknya Pengamatan

Hasil dari pengukuran rata-rata tersebut kemudian dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval berikut:

...(6) Setelah besarnya interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui dimana letak rata-rata penilaian responden terhadap aspek-aspek dalam penelitian.

Tabel 3. Rentang Skala Penilaian Responden

Rentang skala penilaian Keterangan

1,00–1,80 Sangat tidak setuju/bersedia/puas

1,81–2,60 Tidak setuju/bersedia/puas

2,61–3,40 Kurang setuju/bersedia/puas

3,41–4,20 Setuju/bersedia/puas

4,21–5,00 Sangat setuju/bersedia/puas

2.3.6. Metode IPA

Metode Importance and Performance Analysis (IPA) dalam penelitian ini digunakan untuk melihat dan menganalisis sejauhmana tingkat kepentingan (harapan) masyarakat terhadap beragam atribut program JGC dan tingkat kinerja beragam atribut tersebut selama penyelenggaraan program JGC. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kinerja beragam atribut program JGC dapat memenuhi bahkan melampaui harapan masyarakat terhadap atribut tersebut.

Penilaian masyarakat terhadap program JGC didapatkan melalui penilaian masyarakat dengan cara membandingkan tingkat kepentingan atau harapan masyarakat terhadap atribut program JGC dengan tingkat kinerja dari beragam atribut program tersebut kemudian dirangkaikan dalam diagram kartesius.

Pada analisis IPA terdapat empat kuadran berdasarkanimportance

danperformance-nya, yaitu:

1. Kuadran I, menunjukan atribut-atribut program yang dianggap penting oleh masyarakat tetapi kinerja atribut tersebut dianggap masih rendah. Karena itu atribut progam pada kuadran I sangat direkomendasikan dan diwajibkan untuk ditingkatkan kinerjanya. Pasalnya atribut pada kuadran ini merupakan atribut yang dianggat sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

2. Kuadran II, menunjukan atribut-atribut program yang dianggap penting oleh pelanggan dan kinerja perusahaan untuk atribut ini juga dinilai sudah baik, sehingga atribut program yang berada pada kuadran II ini perlu dipertahankan (maintain) kinerjanya.

3. Kuadran III, menunjukan atribut-atribut program yang dianggap tidak terlalu penting oleh pelanggan, sehingga kinerja atribut program juga tergolong rendah. Atribut pada kuadran III tidak terlalu diprioritaskan.

4. Kuadran IV, menunjukan atribut-atribut program yang dianggap tidak penting oleh pelanggan, tetapi kinerja atribut tersebut sangat baik. Kinerja atribut pada kuadran IV dinilai berlebihan (overact).

Tinggi

Importance

Rendah

Rendah Tinggi

Performance

Gambar 2. Importance and Performance Analysis

2.3.7.Customer Satisfaction Index

Customer Satisfaction Index pada penelitian ini digunakan untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap kinerja atribut-atribut program JGC secara keseluruhan dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat harapan dari faktor-faktor yang diukur. Tahapan untuk mengukur Customer Satisfaction Index menurut Oktaviani dan Suryana (2006) adalah:

1. Menghitung Weighting Factors, dengan cara membagi nilai rata-rata

Importance Score yang diperoleh tiap-tiap faktor dengan total

Importance Scoresecara keseluruhan. Hal ini untuk mengubah nilai kepentingan (Importance Score) menjadi angka persentasi, sehingga didapatkan totalWeighting Factor100 persen;

2. Mengalikan nilai Weighting FactorsdenganSatisfaction Score(nilai kepuasan), sehingga didapatkan nilaiWeighted Score;

Kuadran 1 Kuadran 2

3. Menjumlahkan Weighted Score dari setiap faktor, hasilnya disebut

Weighted Average;

4. Membagi Weighted Average dengan skala maksimum yang digunakan dalam penelitian, kemudian dikalikan 100 persen. Hasilnya adalahSatisfaction Index.

2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Robertus Adidharma (2008) melakukan penelitian yang berjudul

“Strategi CSR untuk Membentuk Corporate image yang positif (Studi kasus pada PT Pancaprima Ekabrothers)”. Penelitian deskriptif eksplanatori ini mempelajari penerapan CSR PT. Pancaprima Ekabrothers dan mengidentifikasi Corporate imageyang tercipta di masyarakat Jati Uwung sekitar pabrik.Metode analisis yang digunakan adalah korelasi pearson’s product moment dan regresi linear sederhana, dimana variabel independent adalah program CSR PT. Pancaprima Ekabrothers sedangkan variabeldependentadalah Corporate Imageyang terbentuk akibat kegiatan CSR.

Hasil penelitian Adidharma menunjukkan bahwa responden menanggapi positif kegiatan CSR yang dilakukan PT. Pancaprima Ekabrothers. Hal ini terlihat dengan adanya persepsi yang baik dari responden terhadap aktivitas CSR perusahaan pada sektor sosial (mean=3,53), sektor pendidikan (mean=3,84), bidang lingkungan (mean=3,83), sektor sarana dan prasarana (mean=3,03), Sektor kesehatan (mean=3,51).

Hasil Penelitian Adhidarma juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara kegiatan CSR PT. Pancaprima Ekabrothers dengan corporate image yang tercipta dengan angka korelasi sebesar 0,928. Artinya, semakin baik persepsi kegiatan CSR yang tercipta, maka semakin baik jugacorporate imageyang tercipta.

Angga Prabowo (2009) melakukan penelitian yang berjudul ‘Kajian

Efektivitas Program CSR Yayasan Unilever Indonesia (Studi Kasus: wilayah Pasarminggu, Jakarta). Hasil penelitian Prabowo menyatakan bahwa Program CSR unilever yang dilaksanakan oleh Yayasan Unilever Indonesia di daerah Pasarminggu terdiri dari beberapa kegiatan utama yakni program kecintaan Lingkungan, program Daur ulang Sampah dan Program Pendidikan.

Hasil penelitian Prabowo menunjukkan bahwa Faktor Penerima Bantuan (mean=4,27), Faktor Organisasi (mean=4,63) dan Faktor Prioritas Kebutuhan (mean= 4,31) adalah faktor yang sangat mempengaruhi efektivitas implementasi program CSR Unilever di daerah tersebut. Program CSR Unilever yakni Program kecintaan Lingkungan dan Program Daur ulang Sampah dinilai sangat efektif dengan nilai meanmasing-masing sebesar 4,59 dan 4,55 sedangkan Program Pendidikan dinilai efektif dengan nilai mean scoresebesar 3,89.

Carla Adityarini (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Aktivitas CSR terhadap Corporate Image dalam meningkatkan citra positif perusahaan (PT. Coca Cola Bottling Indonesia)”. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh penerapan aktivitas CSR terhadap Corporate image yang tercipta. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dan korelasi pearson’s product moment dimana aktivitas CSR PT. Coca Cola Bottling Indonesia menjadi variabel independent

sedangkan Corporate Image yang terbentuk akibat kegiatan CSR menjadi variabeldependent.

Penelitian Adityarini menunjukkan bahwa responden penelitian setuju dan mendukung implementasi program CSR perusahaan dengan mean score

sebesar 3,8875. Dari kedelapan program CSR PT. Coca Cola Bottling Indonesia, program cinta air dengan pembuatan 22 sumur di Dusun Wangkal, Desa Kalijaya, Bekasi merupakan program CSR yang paling menonjol dan paling baik sehingga mendapatkan apresiasi yang lebih baik dari responden.

Pada aspek citra perusahaan, hasil penelitian Adityarini menunjukkan bahwa responden menganggap PT. Coca Cola Bottling Indonesia sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat dan lingkungan melalui aktivitas CSR yang dilakukan. Terdapat pengaruh yang positif dan hubungan yang kuat antara aktivitas CSR PT. Coca Cola Bottling Indonesia terhadap

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

PT. Unilever Indonesia, Tbk. merupakan perusahaan yang berupaya mengutamakan prinsip tanggung jawab sosial dengan mendorong perkembangan prinsip-prinsip berkelanjutan dalam pembangunan lingkungan, masyarakat dan pertumbuhan dunia usaha dalam setiap aktivitas perusahaan di Indonesia. Hal tersebut ditujukan untuk menjamin keberlangsungan perusahaan dan penerimaan masyarakat yang positif terhadap setiap aktivitas perusahaan.

Perusahaan berupaya mewujudkan setiap inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan termasuk inisiatif tanggung jawab sosial di bidang lingkungan melalui beragam program CSR kelestarian lingkungan melalui Yayasan Unilever Indonesia (YUI).

Setiap inisiatif CSR PT. Unilever Indonesia, Tbk. di bidang lingkungan termasuk program CSR lingkungan JGC direncanakan, diimplementasikan dan dievaluasi secara komprehansif agar tetap berfokus pada prinsip-prinsip berkelanjutan dalam pembangunan lingkungan, masyarakat dan pertumbuhan dunia usaha termasuk untuk mengembangkan reputasi dan meningkatkan citra positif perusahaan.

Analisis efektivitas implementasi program JGC dilakukan berdasarkan indikator pelaksanaan dan indikator citra perusahaan. Indikator pelaksanaan program JGC terdiri atas tingkat partisipasi masyarakat, kinerja atribut program dan dampak pelaksanaan program terhadap kondisi lingkungan dan masyarakat yang menjadi sasaran program CSR tersebut sedangkan indikator citra perusahaan berupaya untuk menganalisis dampak program terhadap citra perusahaan dengan membandingkan penilaian dan persepsi masyarakat sasaran program JGC dan masyarakat netral (masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi dalam program namun mengetahui adanya program JGC).

Penilaian efektivitas program JGC dilakukan pada implementasi program yang dilaksanakan di dua wilayah yakni RW 02 kelurahan Pasarminggu dan RW 03 kelurahan Mampang Prapatan. Penilaian efektivitas program JGC memungkinkan untuk melihat dan membandingkan keberhasilan implementasi program JGC di kedua wilayah.

Implementasi program JGC yang terbukti efektif dan berhasil dapat direplikasi untuk mengembangkan keberhasilan yang telah dicapai agar dampak sosial program CSR tersebut menjadi lebih besar dan kontribusi perusahaan menjadi lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Kajian efektifitas program JGC memungkinkan pihak manajemen mendapatkan informasi dan bahan analisa dalam mengambil keputusan perusahaan selanjutnya.

ya

tidak

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual

3.2. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian diawali dengan mengkaji permasalahan penelitian dan menentukan ruang lingkup penelitian. Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan akhir dari penelitian dan memberikan bahan informasi dan analisis bagi pihak perusahaan berupa kesimpulan akhir penelitian yang

Implementasi Program CSRJakarta Green and Cleandi wilayah Pasarminggu dan Mampang Prapatan

Program CSR Lingkungan PT. Unilever Indonesia Tbk.

Tahapan Implementasi Program CSR

Jakarta Green and Clean

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Program CSRJakarta Green and Clean

Efektif

Efektivitas Program CSR 1. Tingkat Partisipasi Masyarakat 2. Kinerja Atribut Program

3. Dampak Program CSR terhadap Lingkungan dan Masyarakat

Dampak Program CSR terhadap

Corporate Image(Citra Perusahaan) Keberlanjutan Perusahaan

nantinya dapat digunakan perusahaan untuk mengambil keputusan perusahaan selanjutnya dalam penerapan program CSR.

Kegiatan selanjutnya dari penelitian adalah mencari dan mengumpulkan teori-teori yang terkait dengan masalah yang dihadapi melalui kaji pustaka dan studi literatur. Dengan mengetahui teori-teori yang terkait dengan masalah, akan semakin mudah untuk memahami permasalahan penelitian. Proses penentuan jenis, sumber dan metode pengumpulan data yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian juga semakin mudah dan terarah.

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi program CSR Unilever khususnya program JGC. Identifikasi program tersebut meliputi mekanisme pelaksanaan program, beragam atribut yang terkait dengan pelaksanaan program, indikator efektivitas program baik menurut masyarakat, perusahaan, dan tolak ukur keberhasilan program sendiri. Proses pengumpulan data dapat dilakukan melalui proses wawancara, hasil pengamatan langsung, pengisian kuisioner, studi kepustakaan, laporan Program CSR perusahaann dan Annual Sustainability Report perusahaan.

Data yang telah terkumpul demi kepentingan penelitian akan diolah dan dianalisis dengan mengunakan analisis deskriptif, tabulasi data dan analisis kuantitatif dengan bantuan program komputer SPSS. Hasil pengolahan dan analisis data akan menghasilkan sejumlah hasil penelitian yang akan menjawab semua permasalahan dalam penelitian sekaligus mencapai tujuan akhir dari penelitian yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya, tahapan proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dalam lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Penelitian dilakukan di Yayasan Unilever Indonesia yang berada pada Kantor Pusat PT. Unilever Indonesia, Tbk. di jalan Jenderal Gatot Subroto Kav.15, Jakarta untuk mempelajari program CSR yang dilakukan sekaligus mempelajari mekanisme pelaksanaan program CSR khususnya program JGC. Kajian implementasi dan pengukuran efektivitas program JGC dilakukan pada dua lokasi di wilayah Jakarta yang menjadi sasaran program tersebut yakni di wilayah RW 02 kelurahan Pasarminggu dan RW 03

Kelurahan Mampang Prapatan yang menjadi sasaran program dan telah merasakan program CSR tersebut selama lebih dari 2 tahun. Penelitian akan dimulai dari bulan Mei hingga November 2010.

( START )

NO YES

( SELESAI )

Gambar 4. Tahapan Proses Penelitian

Identifikasi Program CSR Unilever

Jakarta Green and Clean

Melakukan kaji literatur dan studi pustaka .

Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Kebijakan CSR Unilever dan Program

CSRJakarta Green and Clean(Analisis Deskriptif)

2. Analisis Karakteristik Responden (AnalisisCrosstab)

3. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat (AnalisisCrosstab)

4. Kinerja Atribut Program (Metode IPA) 5. Dampak program terhadap Citra

Perusahaan (Mean Score)

Uji coba Kuisioner

Tabulasi data yang diperoleh Penyusunan Kuisioner

OK

Teknik Pengambilan Sampel

1. Convinience Sampling

Teknik Pengumpulan Data : Wawancara,studi kepustakaan, pengisian kuisioner, sejumlah literatur, laporan Program CSR perusahaan dan Annual Sustainability Report

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Menyusun Kesimpulan dan Saran

Analisis dan Pembahasan serta Implikasi Manajerial

3.4. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan prosedur penarikan sampel non probabilitas dengan menggunakan metode convenience sampling atau

accidental sampling yaitu kuisioner diberikan kepada responden yang dipilih karena berada pada tempat dan waktu yang bersamaan ketika kegiatan penelitian ini dilakukan.

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat di wilayah RW 02 kelurahan Pasarminggu dan RW 03 Kelurahan Mampang Prapatan yang menjadi sasaran program JGC dan masyarakat netral (masyarakat yang tidak menjadi sasaran program dan tidak ikut berpartisipasi namun mengetahui adanya program JGC) di wilayah kecamatan Pasarminggu dan kecamatan Mampang Prapatan.

Jumlah responden untuk masyarakat sasaran program JGC yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang, hasil pembulatan dari 98,362. Pembulatan ini diambil karena dirasakan masih memiliki nilai yang tidak terlalu jauh dengan 98,362. Populasi total penelitian ini berjumlah 6003 yang terdiri dari populasi RW 02 kelurahan Pasarminggu sejumlah 3293 orang dan populasi RW 03 Kelurahan Mampang Prapatan sejumlah 2710 orang.

Perhitungan jumlah sampel ini didasarkan pada perhitungan rumus Slovin dengan nilai error sebesar 10 persen. Dari Perhitungan tersebut, jumlah sampel dari masing-masing wilayah adalah sejumlah 55 responden berasal dari Pasarminggu dan sejumlah 45 responden berasal dari Mampang