• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Usaha

Lender Kode Loan Masa Laku Mata Uang Pinjaman Nilai (Juta)

Penarikan

Kumulatif Pinjaman Belum Ditarik

(Juta) PV

TA 2016 (Juta)

(Juta) % Target* Realisasi %

880-ID USD 24,2 18,4 76,0 5,8 22,5 0,7 0,2 31,0 IFAD E-16-ID 01/11/2012 s/d 01/11/2018 USD 7,8 7,5 96,5 0,3 0,2 0,03 20,0 I-C- 1392-ID USD 2,0 1,0 52,0 1,0 0,8 0,04 5,2 Keterangan:

*) IFAD memberikan pinjaman untuk CCDP dalam mata uang SDR (880-ID dan I-C-1392-ID) dan EUR (E-16-ID).Nilai konversi untuk nilai pinjaman/hibah ini kemudian merupakan nilai ekivalen berdasarkan kondisi pada saat menjelang negosiasi pinjaman, yang mana lebih dekat mencerminkan kebutuhan dana untuk kegiatan.

*)Nilai tukar yang digunakan adalah kurs APBN 2016 (1 USD = 13.900).

Salah Satu Keramba Ikan yang Dikelola Kelompok Budidaya di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

Instansi Pelaksana

Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Lokasi Proyek

a. Merauke, Provinsi Papua b. Yapen, Provinsi Papua Barat c. Ternate, Provinsi Maluku Utara d. Ambon dan Maluku Tenggara, Provinsi

Maluku

e. Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur f. Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara

Barat

g. Bitung, Provinsi Sulawesi Utara h. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo i. Pare-Pare dan Makasar, Provinsi

Sulawesi Selatan

j. Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat k. Badung, Provinsi Bali

Ruang Lingkup (Pekerjaan dan Sasaran)

Peningkatan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir yang terlibat dalam kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan dan Pencapaian Indikator Kinerja

Komponen 1: Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya. Sampai dengan Triwulan I 2016, proyek CCDP telah memberikan manfaat langsung bagi kurang lebih 11.000 pemerima manfaat yang tersebar di 108 desa target proyek.Seluruh desa target proyek saat ini telah memiliki Pondok Informasi yang digunakan sebagai sarana untuk berdiskusi, sosialisasi serta untuk menunjang kegiatan pelatihan yang dilaksankan proyek. Di samping pembangunan infrastruktur desa, proyek juga melakukan kegiatan pemberdayaan dimana saat ini telah terbentuk kurang lebih 1.677 Kelompok Masyarakat (150 Village Working Group, 137 Kelompok Infrastruktur, 136 Kelompok Pengelolaan SDA (PSDA), 21 Kelompok Tabungan dan 1.233 Kelompok Usaha). Mayoritas kelompok usaha (sekitar 54%) bergerak di bidang penangkapan ikan, terdapat pula kelompok usaha pengolahan dimanamayoritas anggota kelompok ini adalah wanita. Kelompok pengolahan sudah diberikan pelatihan untuk melakukan pengolahan produk yang berniilai tambah seperti, produk bakso ikan, abon dan kerupuk ikan. Terkait dengan kelompok PSDA saat ini anggota kelompok telah aktif dalam melakukan kegiatan pengumpulan data terkait jumlah penangkapan hasil laut, kegiatan pengembangan ekowisata, konservasi mangrove dan kegiatan Integrated Coastal Management (ICM).

Komponen 2: Dukungan Pemerintah Daerah untuk Pembangunan Ekonomi berbasis Perikanan dan Kelautan. Komponen 2 bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan jasa yang mendukung kegiatan ekonomi perikanan dan kelautan pada tingkat daerah. Sampai dengan triwulan ini, proyek telah memberikan dukungan berupa pembangunan 62 infrastruktur yang terdiri dari, 30 bangunan (contoh: rumah produksi, rumah pengemanan, toko/restauran dan ruang pendingin) dan 32 set peralatan (contoh: alat pemrosesan, alat pengemasan, jaring ikan, motor, dll). Meski demikian, fasilitas infrastruktur tersebut belum seluruhnya beroperasi, sebagai contoh, rumah produksi di Kota Bitung belum beroperasi karena kendala kurangnya daya listrik sehingga perlu diajukan penambahan daya. Sementara itu, rumah pengemasan di Makassar justru sudah beroperasi dengan baik bahkan kini telah dapat mengakomodir permintaan pengemasan produk dari klien di luar proyek CCDP. Dalam mendukung pelaksanaan komponen 2, proyek telah merekrut dua orang konsultan PMO untuk bidang pengembangan bisnis dan pemasaran.Sementara itu, di tingkat PIU juga telah terkontrak 12 konsultan pemasaran.Sampai dengan triwulan I 2016, proyek telah memiliki 12 rencana operasional usaha pada level daerah.Terkait dengan pengembangan rantai nilai produksi, setiap PIU telah melakukan identifikasi komoditas unggulan yang akan dikembangkan. Selain itu, proyek juga kini tengah medorong pembentukan satu koperasi untuk setiap kabupaten sebagai payung usaha bagi kelompok masyarakat, sampai dengan saat ini telah terbentuk 3 koperasi dan akan dibentuk 9 koperasi baru pada tahun 2016.

Komponen 3: Manajemen Proyek. Proyek CCDP merupakan kegiatan dengan manajemen proyek yang baik dan telah memiliki banyak inovasi. Beberapa inovasi yang dilakukan proyek dalam hal manajemen proyek antara lain, digunakannya komunikasi secara elektronik melalui Dashboard CCDP, WhatsApp, Twitter dan Website CCDP. Selain itu, pelaksana CCDP baik di tingkat pusat maupun daerah juga rutin melaksanakan rapat koordinasi yang dilaksanakan setiap minggu. Kegiatan rapat koordinasi ini digunakan sebagao sarana para pelaksana proyek untuk memperkuat pemahaman mengenai proyek serta memantau perkembangan dan permasalahan yang dihadapi proyek. Terkait dengan kegiatan di tahun 2016, saat ini proyek CCDP sudah menyampaikan AWPB 2016 dan sudah disetujui oleh pihak manajemen IFAD.

Scaling Up ke Desa Baru. Pada tahun 2016, CCDP akan memperluas target proyek ke 72 desa baru yang dipilih berdasarkan tingkat kemiskinannya. Sesuai dengan rekomendasi MTR, setiap desa (desa baru dan desa lama) akan memiliki satu tenaga pendamping desa (TPD). Pada awal tahun 2016, proyek telah melakukan rekrutmen tenaga pendamping dan telah direkrut 175 orang TPD. Beberapa desa dan kelompok usaha baru telah menyampaikan proposal pendanaan kepada DOB (District Oversight Boards) dan pekerjaan insfrastruktur di desa baru juga sudah mulai berjalan.

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Selain melakukan scaling up ke desa baru, proyek CCDP juga berencana akan melakukan replikasi ke daerah lain, namun belum ditentukan daerah mana yang akan menjadi target replikasi. Rencana replikasi ini muncul berdasarkan analisa keuangan proyek pada saat MTR 2015, dimana menurut analisa tersebut proyek akan memiliki sisa dana sampai berakhirnya masa laku proyek sehingga dimungkinkan untuk memperluas cakupan kegiatan ke daerah baru.

Permasalahan/Kendala Yang Dihadapi Tindak Lanjut

Lain-lain

a. Saat ini sekitar 60% TPD adalah staff baru. Jumlah TPD lama yang telah berpengalaman dengan proyek berkurang karena mendapatkan promosi/kesempatan kerja di tempat lain. b. Para TPD kesulitan untuk mengakses informasi dan materi-materi pelatihan di website CCDP karena minimnya akses internet.

c. Mekanisme penyaluran dana ex-bansos sesuai peraturan Kementerian Keuangan yang berlaku.

d. Isu keberlanjutan dan exit strategi proyek. e. Realokasi kategori pendanaan akan

merubah schedule 2 dalam financing agreement.

a. Memberikan peningkatan kapasitas dan pelatihan-pelatihan kepada TPD baru. b. Proyek menyediakan sarana untuk

menyebarkan pengetahuan mengenai materi-materi pelatihan melalui media CD-ROM.

c. Proyek sedang dalam proses penyusunan Pedoman Umum dan Pedoman Teknis penyakuran dana bantuan pemerintah sebagaimana yang berlaku pada PMK 168.

d. Proyek akan menyusun strategi keberlanjutan proyek di tahun 2016. e. Proyek akan melakukan finalisasi

realokasi kategori kemudian bersurat kepada Bappenas dan Kementerian Keuangan untuk amandemen financing agreement.

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN