• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUSTAINABLE MANAGEMENT OF AGRICULTURAL RESEARCH AND TECHNOLOGY DISSEMINATION (SMART-D)

Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kinerja dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk mengembangkan dan menyebarkan teknologi inovatif yang relevan dan berbasis kebutuhan, untuk memenuhi kebutuhan dari produsen dan sistem pangan pertanian.

Lender Kode Loan Masa Laku Mata Uang Pinjaman Nilai (Juta)

Penarikan

Kumulatif Pinjaman Belum Ditarik (Juta)

PV

TA 2016 (Juta)

(Juta) % Target Realisasi %

Bank Dunia 8188-ID 25/10/2012 s/d 30/09/2017 USD 80,0 25,6 32,0 54,4 -37,5 15,8 0,9 5,9 Gedung BPTP Jambi

Sumber: Website proyek SMART-D

Instansi Pelaksana

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian

Lokasi Proyek

a. Provinsi DKI Jakarta b. Provinsi Jawa Barat

c. Provinsi Jawa Tengah d. Provinsi Jawa Timur

e. Provinsi Jambi f. Provinsi Sumatera Barat g. Provinsi Kalimantan Selatan h. Provinsi Sulawesi Selatan i. Provinsi Sulawesi Utara j. Provinsi Papua Barat

Ruang Lingkup (Pekerjaan dan Sasaran) a. Pengembangan dan Manajemen SDM b. Pengembangan Infrastruktur dan Fasilitas c. Manajemen Penelitian dan Dukungan Kebijakan d. Manajemen Kegiatan, Monitoring dan Evaluasi

KEMENTERIAN PERTANIAN

Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan dan Pencapaian Indikator Kinerja

Anggaran. PMU mencanangkan target realisasi pinjaman untuk TA 2016 senilai USD 21 juta, atau lebih besar dari alokasi DIPA saat ini. Untuk mencapai target tersebut, PMU akan melakukan percepatan penyerapan. 1. Rendahnya jumlah calon petugas belajar yang memenuhi persyaratan serta komitmen untuk melakukan tugas belajar. Hingga akhir TA 2015, masih banyak calon petugas belajar yang menemui kesulitan untuk memenuhi persyaratan TOEFL. Sejumlah calon petugas belajar yang telah memenuhi persyaratan memutuskan untuk mundur atau merubah rencana studi disebabkan berbagai alasan pribadi dan administrasi.

2. Berbagai permasalahan pengelolaan administrasi yang menyebabkan gagalnya peserta untuk mengikuti pelatihan jangka pendek, seperti pengurusan surat undangan pelatihan, berkas usulan, izin atasan, hingga izin keberangkatan ke luar negeri.

Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan. Terjadi keterlambatan realisasi untuk seluruh paket kontrak di TA 2016 disebabkan adanya revisi DIPA. Pelaksana proyek akan melakukan penjadwalan ulang terhadap seluruh kegiatan. Komponen A: Pengembangan dan Manajemen SDM. Masa studi dari petugas belajar untuk Program S3 akan melewati masa laku proyek, oleh karena itu Balitbang Kementan perlu mempersiapkan alokasi APBN dengan nilai sekitar Rp. 3,3 miliar.

Amandemen Perjanjian Pinjaman. Menjawab surat usulan amandemen yang telah dikirimkan Kementerian Keuangan pada tanggal 18 November 2015, Bank Dunia menyampaikan melalui surat per tanggal 15 Desember 2015 bahwa proses amandemen baru dapat dilakukan setelah penanggungjawab proyek dapat memenuhi 3 target pada bulan Maret/April 2016. Target dimaksud telah dicapai pada Triwulan I 2016, yaitu: 1. Komitmen kontrak pengadaan saat ini telah mencapai USD 6,95 juta dan terdapat kontrak senilai Rp. 24 miliar lagi yang sedang ditunggu (Serpong, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan). Oleh karena itu, target pengadaan sebesar USD 8 juta dapat tercapai.

2. Konsultan M&E internasional telah dikontrak dan aktif bekerja pada awal bulan Mei, dan

3. Sejumlah 5 laboratorium telah layak untuk mendapatkan akreditasi. Surat rekomendasi telah dikeluarkan, meskipun sertifikat belum diterbitkan.

Sebagai tindak lanjut, Kementerian Pertanian akan mengirimkan surat kepada Bank Dunia untuk menyampaikan pencapaian tersebut.

KEMENTERIAN PERTANIAN

Permasalahan/Kendala Yang Dihadapi Tindak Lanjut

Komponen A :

a. Pelatihan Jangka Panjang

 Beberapa calon petugas belajar mundur karena permasalahan keluarga dan kesehatan.

 Beberapa calon petugas belajar kesulitan memenuhi persyaratan TOEFL/IBT.

 Beberapa calon petugas belajar telah memenuhi persyaratan TOEFL/IBT akan tetapi tidak segera mendaftar sehingga TOEFL/IBT kadaluwarsa.

 Beberapa calon petugas belajar mengajukan perubahan rencana sekolah sehingga mengakibatkan proses pengiriman petugas belajar menjadi terhambat.

b. Pelatihan Jangka Pendek

 Keterlambatan pengumpulan kelengkapan berkas usulan oleh calon petugas pelatihan yang menyebabkan proses pengajuan menjadi terlambat.

 Prosedur pengurusan yang rumit dan memerlukan waktu lama yang mengakibatkan beberapa pelatihan batal diikuti.

 Proses persetujuan melibatkan Eselon 1 yang jadwalnya terlalu padat.

 Pembatasan ijin ke luar negeri yang menyebabkan beberapa petugas pelatihan tidak mendapatkan persetujuan.

 Keterlambatan penerimaan surat undangan yang menyebabkan proses pengajuan terlambat.

Komponen B:

a. Spesifikasi alat dan bangunan membutuhkan waktu lama sehingga untuk bangunan hanya bisa melaksanakan perencanaan dan desain bangunan. b. Terjadi gagal lelang terutama di daerah

karena tidak banyak perusahaan/kontraktor yang memenuhi syarat kualifikasi.

Komponen A :

 Pelatihan Bahasa Inggris.

 Menginfokan lebih awal kepada calon peserta pelatihan (jangka pendek) dan berkoordinasi dengan penyedia pelatihan untuk mendapatkan surat undangan secara tepat waktu.

 Meningkatkan koordinasi dengan Unit Eselon I mengenai rencana program pelatihan jangka panjang dan pendek.

Komponen B :

Pelaksanaan bangunan dan peralatan/perlengkapan kantor akan dilaksanakan tahun anggaran 2016.

KEMENTERIAN PERTANIAN

Permasalahan/Kendala Yang Dihadapi Tindak Lanjut

Komponen C:

a. Usulan kegiatan kerjasama kemitraan terutama dengan Lembaga Penelitian Internasional masih relatif terbatas, sehingga kegiatan yang dilaksanakan belum dapat mencapai target. Hal ini disebabkan karena sebagian kerjasama internasional yang berpotensi dilaksanakan masih memerlukan waktu untuk koordinasi dalam rangka menentukan prioritas penelitian yang akan dikerjasamakan.

b. Implementasi dari sebagian kecil kegiatan penelitian di lapangan mengalami kendala teknis, antara lain berupa kemarau, serangan hama dan penyakit, keterlambatan pengadaan bahan sehingga menyebabkan keterlambatan dari jadwal yang direncanakan.

Komponen D

- Konsultan Internasional: Dari tiga paket konsultan yang dilelang hanya satu konsultan firma yang sudah berhasil diadakan. Hal ini dimungkinkan karena bidang keahlian yang spesifik, masa kerja yang pendek dan intermitten, sedangkan ppengurusan ijin bekerja di Indonesia yang cukup memerlukan waktu.

Komponen C:

a. Mendorong koordinasi yang lebih intensif sehingga implementasi kerjasama dengan lembaga penelitian internasional dapat lebih cepat dilaksanakan.

b. Monitoring dan evaluasi lebih intensif untuk mendorong penanggung jawab dapat mengambil langkah-langkah dan tindakan terkait masalah teknis yang dihadapi sehingga dapat mencapai tujuan yang dapat direncanakan.

Komponen D:

- Melakukan konsultasi dengan pihak Bank Dunia untuk menaikkan unit cost/bulan sampai batas yang layak dengan mengacu pada standar biaya konsultan yang berlaku di Indonesia.

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/