• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 9 Boyolali yang berlokasi Sawahan Ngemplak Boyolali. Secara astronomi SMP ini terletak pada 1100 48’ 26” BT dan 70 31’32” LS.

Bangunan gedung SMP Muhammadiyah 9 Boyolali berdiri di atas tanah

seluas 1.239 m2 dengan perincian sebagai berikut:

12 Ruang Kelas 1 Ruang Guru

1 Ruang Perpustakaan − 1 Ruang Kepala Sekolah

1 Ruang Tata Usaha

− 1 Ruang Laboratorium Komputer

1 Ruang Laboratorium Bahasa

Sarana olah raga yang meliputi : Lapangan Basket, Lapangan Bola

Volley, Bulu Tangkis.

Tenaga pengajar di SMP ini terdiri dari 20 guru dan dibantu 5 orang pegawai tata usaha, tukang kebun dan penjaga. Jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 356 siswa yang meliputi :

Kelas VII sebanyak 124 siswa, terdiri dari 65 putra dan 59 putri. − Kelas VIII sebanyak 117 siswa, terdiri dari 63 putra dan 54 putri.

Kelas IX sebanyak 115 siswa, terdiri dari 59 putra dan 56 putri.

commit to user

B. Kondisi Awal Keaktivan dan Hasil Belajar Sebelum Diberikan Tindakan di SMP Muhammadiyah 9 Boyolali.

1. Hasil Belajar Sebelum Tindakan

Untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran geografi di SMP Muhammadiyah 9 Boyolali, dilakukan wawancara dengan guru geografi dan analisis dokumen nilai siswa. Berdasarkan hasil wawancara penelitian dengan guru geografi, hasil belajar siswa dalam belajar belum optimal sehingga serta siswa dalam mengikuti kegiatan kegiatan pembelajaran di kelas relatif kurang dibandingkan dengan kelas yang lain. Hal ini dikarenakan guru kurang menarik dalam menyampaikan materi pelajaran geografi yang berakibat rendahnya interaksi antara siswa dengan guru. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru menggunakan model ceramah dan tanya jawab. Akan tetapi, sebagian besar kegiatan siswa di dalam kelas hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi pelajaran saja. Kegiatan tersebut menyebabkan lemahnya pemahaman materi yang diserap oleh siswa sehingga pencapaian hasil belajar kurang optimal Berdasarkan analisis dokumen nilai hasil belajar geografi kelas VII B mempunyai nilai rata kelas paling rendah dibandingkan dengan rata-rata kelas VII yang lain yaitu sebesar 64. Ketuntasan belajar klasikal siswa adalah 40%. Nilai rata-rata hasil belajar geografi pada Bab IV kelas VII B pada kompetensi dasar pemanfaatan lapisan atmosfer sebelum diberikan tindakan dapat dilihat pada lampiran 4. Dari hasil evaluasi awal maka diperlukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi.

2. Keaktivan Belajar Siswa Sebelum Tindakan

Untuk mengetahui kondisi awal keaktivan belajar siswa di SMP Muhammadiyah 9 Boyolali diamati dengan mengunakan lembar observasi. Berdasarkan hasil observasi, banyak siswa yang masih pasif selama proses belajar mengajar berlangsung. Siswa lebih banyak mendengarkan dan mencatat materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, bila guru memberikan pertanyaan siswa hanya diam atau menggelengkan kepala.

commit to user

Hasil perhitungan persentase keaktivan belajar siswa sebelum tindakan menunjukkan bahwa keaktivan belajar siswa belum optimal, dibawah ini tabel perhitungan keaktivan belajar siswa sebelum diberikan tindakan.

Tabel 12. Keaktivan Belajar Sebelum Tindakan

Sebelum Tindakan Komponen Keaktivan

Jumlah Siswa %

Kehadiran siswa 30 100

• Bertanya kepada guru 5 16,67

Menjawab pertanyaan guru 7 23,33

Memberikan tangapan atas

pertanyaan siswa lainnya 5 16,67

• Mengerjakan Tugas 30 100

Mengerjakan Soal didepan

Kelas 6 20

Prosentase rata-rata keaktivan belajar 35,83 Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2009

Pada tabel diatas rata-rata keaktivan belajar sebelum tindakan yaitu sebesar 35,83%. Keaktivan belajar siswa sebelum diakannya tindakan dapat dikategorikan kurang aktiv, hal ini dikarenakan rata-rata keaktivan belajar siswa berada antara 20-39% dari keseluruhan variabel pengukuran keaktivan belajar siswa. Pada perhitungan komponen keaktivan belajar tersebut apabila siswa bertanyan, menjawab pertanyaan guru, memberikan tanggapan, mengerjakan tugas, serta mengerjakan soal didepan kelas lebih dari satu maka tetap dihitung satu kali.

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanan siklus I, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa materi pelajaran pada Bab IV yaitu cuaca dan iklim yang telah dibuat

commit to user

dalam bentuk bingkai-bingkai, silabus, Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada lampiran 5.

Untuk mengetahui keaktivan belajar siswa dalam proses belajar-mengajar peneliti mengunakan lembar observasi, sedangkan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa berupa soal tes hasil belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanan tindakan merupakan penerapan dari Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama 2x 40 menit (2 jam pelajaran). Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran diawali dengan presensi siswa yang dilanjutkan dengan perkenalan. Peneliti menyampaikan bahwa akan mengajar BAB IV pada kompetensi dasar cuaca dan iklim.

Langkah selanjutnya adalah pembagian buku rangkuman materi cuaca dan iklim kepada siswa. Peneliti penyampaikan kompetensi dasar yang hendak dicapai, kemudian peneliti menjelaskan sekilas model pembelajaran terprogram tipe linier, sebagian siswa memperhatikan dengan baik. Beberapa siswa tampak masih binggung mengenai mekanisme pembelajran terprogram, hal ini dapat dimaklumi karena siswa masih asing atau belum terbiasa dengan model pembelajaran semacam ini. Setelah peneliti menjelaskan kembali mengenai kegiatan belajar yang seharusnya dilakukan, siswa mulai tenang dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang telah disampaikan peneliti.

Pelaksanan pembelajaran dimulai dengan menampilkan power point yang telah disiapkan sebelumnya yag berisikan materi pembelajaran cuaca dan iklim yang telah dibuat kedalam bingkai-bingkai. Pada setiap bingkai berisikan materi pembelajaran, pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa serta jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepada siswa. Kemudian peneliti menerangkan materi pembelajaran yang diikuti dengan tampilan bingkai-bingkai dengan mengguanakan model pembelajaran terprogram. Materi yang diajarkan meliputi: cuaca dan iklim, unsur-unsur cuaca dan iklim, serta alat-alat pengukur cuaca dan iklim. Pada saat peneliti menerangkan materi cuaca dan iklim, siswa tampak

commit to user

antusias dan memperhatikan dengan seksama. Ketika menerangkan materi, peneliti memberikan beberapa pertanyaan pada siswa guna memancing perhatian serta meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa.

Pertanyaan yang diberiakn oleh guru tidak bersifat individu melainkan menyeluruh. Ada beberapa siswa yang mengacungkan tangan yangn kemudian menjawab pertanyan yang diajukan peneliti tetapi ada bebrapa siswa yang tidak menjawab pertanyaanya.

Pada tahap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut: a. Keaktivan Belajar Siswa

Untuk mengetahui bagaimana keaktivan belajar siswa selama proses belajar-mengajar diamati dengan menggunakan lembar observasi. Indikator keaktivan belajar siswa yang amati meliputi : tingkat kehadiran siswa dalam proses pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan guru, siswa bertanya kepada guru, siswa memberikan tanggapan atas pertanyaan siswa yang lain, mengerjakan soal didepan kelas serta mengerjakan pekerjaan rumah yang diberiakan guru.

Hasil perhitungan persentase keaktivan belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar pada siklus I terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 13. Keaktivan Belajar Siklus I

Siklus I Komponen keaktivan

Jumlah siswa %

• Kehadiran siswa 30 100

Bertanya kepada guru 5 16,67

Menjawab pertanyaan guru 7 23,33

Memberikan tangapan atas pertanyaan

siswa lainnya 5 16,67

Mengerjakan Tugas 30 100

• Mengerjakan Soal didepan Kelas 6 20

Rata-rata keaktivan belajar 46,11

commit to user

Pada tabel diatas rata-rata keaktivan belajar sebelum tindakan yaitu sebesar 46,11%. Keaktivan belajar siswa pada siklus I dapat dikategorikan cukup aktiv, hal ini dikarenakan rata-rata keaktivan belajar siswa berada antara 40-59% dari keseluruhan variabel pengukuran keaktivan belajar siswa.

Pada tabel diatas rata-rata keaktivan belajar siklus I yaitu sebesar 46,11%. Persentase tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan pada setiap komponen kekaktivan belajar. Pada perhitungan komponen keaktivan belajar tersebut apabila siswa bertanyan, menjawab pertanyaan guru, memberikan tanggapan, mengerjakan tugas, serta mengerjakan soal didepan kelas lebih dari satu kali maka tetap dihitung satu kali.

b. Hasil Belajar Siswa

Evaluasi akhir pembelajaran pada setiap siklus berupa soal- soal obyektif. Soal- soal pada siklus I ini meliputi pokok bahasan: pengertian cuaca dan iklim, Unsur- Unsur Cuaca dan iklim, serta alat pengukur unsur-unsur cuaca dan iklim. Rentang nilai pada siklus I antara 50 sampai dengan 87 dan rata-rata kelas yaitu 68,11.

Data persentase evaluasi hasil belajar pada pokok bahsan pengertian cuaca dan iklim, unsur- unsur cuaca dan iklim, serta alat pengukur unsur-unsur cuaca dan iklim dapat dilihat pada lampiran 14 Berikut tabel persentase indikator hasil belajar :

Tabel 14. Evaluasi Capaian Materi Pada Siklus I

No Indikator Capaian (%)

1 Pengertian Cuaca Dan Iklim 72,67

2 Unsur- Unsur Cuaca dan iklim 74,29

3 Alat Pengukur Unsur-Unsur Cuaca Dan Iklim 76.25

Rata-rata Prosentase 74,40

commit to user

Gambar 5.Histogram Persentase Capaian Materi Siklus I

Hasil tes pada siklus I menunjukkan bahwa pada kompetensi dasarcuaca dan iklim capaian prosentasenya paling rendah yaitu sebesar 72,67%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang baik pemahamannya pada konsep tersebut. Hasil analisa dari perolehan skor siswa, ternyata sebagian besar jawaban salah terdapat pada konsep tersebut. Analisa data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I kurang optimal. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal hasil belajar siswa dapat dikelompokkan dalam kategori tuntas atau belum tuntas, seperti yang terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 15. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal Siklus I Jumlah

No Hasil Tes

Siswa %

Keterangan

1 Nilai kurang dari 6,5 9 30 Belum Tuntas

2 Nilai 6,5 keatas 21 70 Tuntas

3 Jumlah 30 100

Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2009 P R E S E N T A S E

commit to user

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 9 siswa dengan nilai diatas 6,5 dan 21 siswa dengan nilai diatas 6,5. Dengan prosentase jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 30% sedangkan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebesar 70%.

Berdasarkan ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I bahwa jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar adalah yaitu sebesar 70%, sedangkan siswa yang belum tuntas dalam pencapaian nilai tes adalah 30%. Hal ini menunjukkan belum belum tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal yang batas minimalnya adalah 80%.

c. Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan selama kegiatan belajar-mengajar dengan penggunaan model pembelajaran terprogram pada akhir siklus I, diperoleh beberapa temuan yaitu :

commit to user

Tabel 16. Keberhasilan, Kekurangan, dan Perencanaan Ulang Siklus I

Keberhasilan Kekurangan Perencanaan ulang

1. Adanya peningkatan keaktivan belajar siswa dari 35,83% sebelum di berikan tindakan dengan kategori kurang aktiv, meningkat menjadi 46,11% pada siklus I dengan kategori cukup aktiv, hal ini dikarenakan rata-rata keaktivan belajar siswa berada antara 40-59% dari keseluruhan variabel pengukuran keaktivan belajar siswa.

1. Terdapat 9 siswa dengan nilai diatas 65 dan 21 siswa dengan nilai diatas 65. Dengan prosentase jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 30% sedangkan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebesar 70%. Dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 65.

2. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari 64 sebelum di berikan tindakan, meningkat menjadi 68,11 pada siklus I. Dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 65.

Daftar nilai rata-rata kelas sebelum diberikan tindakan dapat dilihat pada lampiran 4. sedangkan daftar nilai rata-rata kelas pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 15.

2. Belum tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal dengan batas minimal sebesar 80%. Capaian ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu sebesar 70%. Hal ini menunjukkan belum belum tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal yang batas minimalnya adalah 80%.

Pemberian tindakan dengan model pembelajaran terprogram tipe linier untuk meningkatkan keaktivan dan hasil belajar siswa. Dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 65, serta dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 80%.

commit to user

Berdasarkan tabel diatas penggunaaan model pembelajran terprogram sudah dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat meningkatkan keaktivan belajar siswa dan hasil belajarnya. Hal ini terlihat pada waktu proses kegiatan belajar- mengajar siswa terlihat antusias dalam mengikuti pelajaran. Akan tetapi, guru masih kesulitan dalam melaksanakan alokasi waktu ketika mengajar dan terlihat kaku dalam penyampaian materi. Hasil belajar siswa pada siklus I walaupun sudah mengalami kenaikan dari kondisi awal, tetapi belum dapat memenuhi batas ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu sebesar 80%. Berdasarkan refleksi siklus I maka diperlukan perencanaan tindakan siklus II, untuk meningkatkan keaktivan belajar dan hasil belajar siswa.

2. Siklus II

Hasil refleksi pada akhir siklus I menjadi dasar untuk perencanaan tindakan siklus II. Pada siklus I keberhasilan tindakan belum tercapai. keaktivan belajar dan hasil belajar siswa sudah meningkat apabila dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan siklus I. Akan tetapi, untuk perolehan hasil belajar siswa belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang dicapai. Nilai rata-rata kelas tes hasil belajar siklus I adalah 68,11. Sedangkan ketuntasan klasikal tetap yaitu sebesar 70%. Karena kriteria keberhasilan tindakan belum tercapai, maka perlu diadakan tindakan siklus II yang merupakan kelanjutan dari siklus I. Langkah awal pada tahap perenc anaan tindakan siklus II peneliti mempersiapkan instrument penelitian yang hampir sama pada siklus I. Perbedaan instrumen penelitian untuk perencanaan tindakan siklus II dengan tindakan siklus I adalah materi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan tes hasil belajar. Kekurangan yang ada pada siklus I di perbaiki pada siklus II dengan langkah - langkah sebagai berikut:

1. Perencanan Tindakan

a. Peneliti lebih memotivasi siswa pada saat menerangkan materi serta memimpin jalannya pelaksanaan pembelajaran.

b. Peneliti memperhatikan alokasi waktu sehingga lebih terstruktur yang dapat dilihat pada pembagian alokasi waktu di RPP siklus II.

commit to user

Dokumen terkait