• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan tindakan Siklus II merupakan kelanjutan dari pelaksanaan tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan Siklus II diberikan, hal ini dikarenakan ketuntasan klasikal belajar siswa kelas VII B masih kurang dari 80% dari keseluruhan jumlah siswa kelas VII B, ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu sebesar 70%. Sehingga diperlukan pelaksanaan tindakan siklus II.

Kegiatan pembelajaran pada siklus II memperhatikan hasil analisis dan refleksi siklus I. Materi yang diberikan pada tindakan siklus II terdiri dari kompetensi dasarcuaca dan iklim. Pemberian materi sesuai dengan hasil analisis dan refleksi siklus I dengan menekankan pada pokok materi yang alat pengukur unsur-unsur cuaca dan iklim. Tahap-tahap pelaksanaan tindakan siklus II : 1) Guru mengadministrasi absensi siswa. Ketua kelas menyampaikan bahwa semua siswa hadir, tidak ada yang absen. 2) guru menerangkan materi cuaca dan iklim dengan mengunakan model pembelajaran terprogram. 3) guru memberikan pertanyaan pada saat penyampaian materi. 4). guru memberikan pekerjaan rumah 5) guru melakukan penarikan kesimpulan akhir kegiatan. Pelaksanaan tindakan siklus II diharapkan peneliti dapat meningkatkan pemahaman materi pelajaran geografi dan kualitas pembelajaran siswa dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada tindakan siklus I.

Pembelajaran tindakan siklus II dilaksanakan dalam 3 jam pelajaran. Pada tahap ini pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut: Pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa kualitas proses belajar- mengajar sudah meningkat dan bagus. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pelajaran. Memperhatikan dengan seksama materi yang disampaikan oleh peneliti. Model pembelajaran digunakan oleh peneliti terbukti dapat menarik perhatian siswa yang akan meningkatkan keaktivan belajar siswa terhadap materi pelajaran geografi. Peningkatan kualitas belajar- mengajar tampak dari keaktifan siswa dalam bertanya maupun dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Interaksi antara guru (peneliti) dengan siswa terlihat lebih baik dari kegiatan sebelumnya.

commit to user

Pada siklus II keaktivan belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu dari 40,46% pada siklus I menjadi 50,15% pada siklus II. Berikut tabel keaktivan belajar siswa pada siklus II :

Tabel 17. Keaktivan Belajar Siklus II

Komponen Keaktivan Siklus II

Jumlah Siswa %

Kehadiran siswa 30 100

Bertanya kepada guru 13 43.33

Menjawab pertanyaan guru 15 50

• Memberikan tangapan atas pertanyaan siswa lainnya

17 56.67

Mengerjakan Tugas 30 100

Mengerjakan Soal didepan Kelas 15 50

Prosentase rata-rata keaktivan belajar 50.15 Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2009

Pada tabel diatas rata-rata keaktivan belajar sebelum tindakan yaitu sebesar 50,15%. Keaktivan belajar siswa pada siklus dapat dikategorikan cukup aktiv, hal ini dikarenakan rata-rata keaktivan belajar siswa berada antara 40-59 % dari keseluruhan variabel pengukuran keaktivan belajar siswa.

Pada tabel diatas rata-rata keaktivan belajar siklus II yaitu sebesar 50,15%. Persentase tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan pada setiap komponen kekaktivan belajar. Pada perhitungan komponen keaktivan belajar tersebut apabila siswa bertanyan, menjawab pertanyaan guru, memberikan tanggapan, mengerjakan tugas, serta mengerjakan soal didepan kelas lebih dari satu maka tetap dihitung satu kali

commit to user

Evaluasi hasil belajar siswa pada siklus II berupa soal- soal obyektif yang meliputi kompetensi dasar cuaca dan iklim. Hasil tes dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dan seberapa jauh seberapa jauh pemahaman siswa terhadap tiap- tiap kompetensi dasaryang disampaikan. Rentang nilai yang dicapai oleh siswa pada siklus II antara 53- 93 dengan rata- rata kelas 75 prosentase rata - rata keseluruhan dari indikator capaian materi sebesar 78,36 %. Data prosentase hasil evaluasi siklus II dapat dilihat pada Tabel 17 dan Gambar 6.

Tabel 18. Evaluasi Capaian Materi Pada Siklus II.

No Indikator Capaian (%)

1 Pengertian Cuaca Dan Iklim 80

2 Unsur- Unsur Cuaca Dan Iklim 79,19

3 Alat Pengukur Unsur-Unsur Cuaca Dan Iklim 75,89

Rata-rata 78,36

Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2009

Dari hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa capaian prosentase semua kompetensi dasarsudah baik. Artinya bahwa semua materi yang disampaikan oleh guru sudah dapat dipaham siswa secar baik (data dapat dilihat pada lampiran 15).

P R E S E N T A S E

commit to user

Pemahaman siswa pada kompetensi dasar cuaca dan iklim telah menunjukkan peningkatan dibandingkan pada kondisi siklus I. Berdasarkan ketuntasan belajar secara klasikal sebagian besar siswa telah tuntas dalam hasil belajarnya. Jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar yaitu sebesar 87,67%, sedangkan siswa yang belum tuntas dalam pencapaian nilai tes sebesar 13,33. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan belajar sudah tercapai yaitu sebesar 80 %, berarti tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran terprogram pada siklus II sudah tercapai.

Tabel 19. Ketuntasan Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VII B Pada Siklus II Secara Klasikal

Jumlah

No Hasil Tes

Siswa %

Keterangan 1 Nilai kurang dari 65 4 13,33 Belum Tuntas

2 Nilai 65 keatas 26 87,67 Tuntas

3 Jumlah 30 100

Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2009 3. Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan selama kegiatan belajarmengajar dengan model pembelajaran terprogram pada akhir siklus II, diperoleh beberapa temuan yaitu :

commit to user

Tabel 20. Keberhasilan, Kekurangan, dan Perencanaan Ulang Siklus II.

Keberhasilan Kekurangan Perencanaan ulang

1. Meningkatkan keaktivan belajar siswa dari 46,11% pada siklus I menjadi pada siklus II 50,15 %. Keaktivan belajar siswa pada siklus II dapat dikategorikan cukup aktif, hal ini dikarenakan rata-rata keaktivan belajar siswa berada antara 40-59% dari keseluruhan variabel pengukuran keaktivan belajar siswa.

2. Meningkatnya rata-rata kelas yang diperoleh dari tes hasil belajar pada siklus I sebesar 68,11 menjadi 75 pada siklus II. Dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 65.

Daftar perbandingan nilai rata-rata kelas pada siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada lampiran 15. 3. Tercapainya ketuntasan belajar

secara klasikal dengan batas minimal 80%. ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu sebesar 70% menjadi 86,67 % pada siklus II.

Hal ini menunjukkan tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal yang batas minimalnya adalah 80%.

1. Masih terdapat 4 siswa

belum tuntas atau

sebesar 13,33%, dari

keseluruhan siswa

kelas VII B yang

berjumlah 30 siswa.

1. Tidak diadakan

perencaan ulang, hal

ini dikarenakan

ketuntasan klasikal

siswa sebesar 80% sudah terpenuhi

commit to user

Berdasarkan refleksi siklus II, siklus II sudah berhasil sesuai dengan ukuran indikator keberhasilan. Dari segi proses, siklus II sudah berhasil meningkatkan keaktivan belajar siswa. sedangkan dari segi hasil, ada 26 siswa yang nilainya > 65. Jadi prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 87,67 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran terprogram dapat digunakan untuk meningkatkan keaktivan dan hasil belajar geografi khususnya pada materi yang berbentuk naratif seperti materi cuaca dan iklim.

D. Perbandingan Antar Siklus

Pada kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II terdapat berbagai macam perbedaan hasil yang diperoleh. Adapun perbandingan hasil pelaksanaan belajar- mengajar dengan menggunakan model pembelajaran terprogram dari kedua siklus tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 21. Perbandingan antar siklus

Aspek Siklus I Siklus II

Alokasi waktu

Kurang terstruktur Lebih terstruktur bila dibandingkan dengan siklus I

30 siswa mengikuti pelajaran dengan baik tanpa ada yang absen.

30 siswa mengikuti pelajaran dengan baik tanpa ada yang absen.

5 siswa bertanya kepada guru. 9 siswa bertanya kepada guru. 7 siswa menjawab pertanyaan guru. 11 siswa menjawab pertanyaan

guru. 5 siswa memberikan pendapat atas pertanyaan

siswa lainnya.

13 siswa memberikan pendapat atas pertanyaan siswa lainnya. 30 siswa mengerjakan tugas dari guru. 30 siswa mengerjakan tugas

dari guru. kekativan

belajar siswa

6 siswa mengerjakan soal di depan kelas. 10 siswa mengerjakan soal di depan kelas.

Hasil belajar siswa

Nilai rata-rata kelas tes hasil belajar siklus I adalah 65,42 mengalami peningkatan dari nilai rata- rata ulangan sebelum pelaksanaan tindakan yaitu 66,01% dengan Ketuntasan klasikal hasil belajar yaitu 56,57%

Nilai rata rata kelas 79,44 dan ketuntasan klasikal sebesar 86,67.

commit to user

Hasil penelitian yang secara garis besar diseskripsikan ke dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II memperlihatkan beberapa hal yang dapat dicermati sehubungan dengan pemahaman materi geografi siswa dan pengembangan model pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran terprogram menjadikan siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Rata- rata nilai tes hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 66 %. Hasil pencapaian nilai evaluasi menunjukkan masih ada beberapa siswa yang nilainya di bawah batas ketuntasan belajar. Penyebab pencapaian nilai di bawah batas ketuntasan belajar oleh sebagian siswa adalah karena faktor guru yang terkesan kaku dalam penyampaian materi disamping itu juga alokasi waktu yang kurang terstruktur. Sehingga siswa bingung dalam memahami materi dan interaksi siswa dengan guru kurang berjalan dengan baik. Mempertimbangkan hasil yang dicapai oleh siswa pada siklus I yaitu prosentase capaian pada tiap-tiap kompetensi dasardan ketuntasan belajar yang belum optimal. prosentase capaian siswa pada tiap- tiap kompetensi dasarsecara keseluruhan sebesar 66,01% dan ketuntasan klasikal sebesar 56,67%. Karena 43,33% siswa belum mengalami ketuntasan belajar maka perlu diulang kembali pengajaran mengenai bahan yang berhubungan dengan soal tersebut bagi seluruh kelas. Langkah pengulangan kembali pengajaran bahan atau konsep tersebut dilaksanakan pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II pada tiap- tiap kompetensi dasarsecara keseluruhan sebesar 79, 44% . Capaian persentase tersebut memperlihatkan bahwa pemahaman siswa pada materi cuaca dan iklim mengalami peningkatan. Ketuntasan secara klasikal meningkat menjadi 86,67% sehingga pada siklus II ini proses belajar- mengajar dikatakan berhasil yang melebihi dari batas indikator ketuntasan belajar secara klasikal yaitu sebesar 80%.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan, dapat dibahas hal-hal sebagai berikut :

commit to user

1.Keaktivan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Geografi

Untuk mengetahui bagaimana keaktivan belajar siswa terhadap mata pelajaran geografi diamati dengan menggunakan lembar observasi. Prosentase rata-rata keaktivan belajar siswa pada siklus I yaitu 46,11 % dan siklus II sebesar 50,15%. Keaktivan belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan bila dibandingkan pada siklus I. Hasil perhitungan persentase keaktivan belajar pada siklus I dan siklus Iidapat dilihat paada tabel dibawah ini:

Tabel 22. Perbandingan persentase keaktivan belajar siswa siklus I dan siklus II

Siklus I Siklus II

Komponen Keaktivan

Jumlah Siswa % Jumlah Siswa %

• Kehadiran siswa 30 100 30 100

Bertanya kepada guru 5 16,67 9 30

Menjawab pertanyaan

guru

7 23,33 11 36,67

Memberikan tangapan

atas pertanyaan siswa lainnya

5 16,67 13 43,33

Mengerjakan Tugas 30 100 30 100

Mengerjakan Soal didepan

Kelas

6 20 10 33,33

Rata-Rata Keaktivan Belajar 46,11 50,15

Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2009.

Hasil pengamatan observer tentang pencapaian persentase minat belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran terprogram pada siklus I divisualisasikan pada gambar 7.

commit to user

Gambar 7.Histogram Perbandingan Persentase Keaktivan Belajar Siswa Pada Siklus I

2. Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Geografi

Data hasil belajar geografi pada kompetensi dasar cuaca dan iklim yang dianalisis adalah data yang diperoleh dari tes hasil belajar siklus I dan siklus II. Perbandingan distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi dengan penggunaan mengunakan model pembelajaran terprogram dapat dilihat pada tabel 22.

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Frekuensi Pada Nilai (N) Tes Hasil Belajar

Siklus I

Tes Hasil Belajar Siklus II

80 < N < 100 4 12

60 < N< 80 21 17

40 < N< 60 5 1

Jumlah 30 30

Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2009.

Untuk memperjelas perbandingan distribusi frekuensi nilai tes hasil belajar untuk kedua siklus disajikan dalam histogram pada gambar 8.

P R E S E N T A S E

commit to user

Gambar 8 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Dari tabel 22 dan gambar 8 terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai 80-100 pada tes siklus I adalah 4 siswa. Setelah tindakan pada siklus I diperbaiki, pada tes siklus II banyaknya siswa yang mendapat nilai ini meningkat menjadi 7 siswa. Perolehan nilai 60-80 mendominasi tes hasil belajar yakni tes siklus I sebanyak 12 siswa dan tes siklus II sebanyak 22. Siswa yang mendapat nilai 40-60 berkurang, dari 18 siswa pada tes siklus I menjadi 1 pada tes siklus II. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, peneliti menganalisis tes hasil belajar siklus I dan tes hasil belajar siklus II.. Ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan rumus: % 100 × = siswa Jumlah tuntas yang siswa Jumlah klasikal Ketuntasan

Dengan kriteria apabila 80 % dari jumlah siswa yang tuntas dengan nilai > 65 untuk tiap tes hasil belajar.

J U M L A H S I S W A

commit to user

Tabel 24. Perbandingan Ketuntasan Belajar Secara Klasikal

Tuntas Belajar Belum Tuntas Hasil

Belajar

Nilai Rata-

Rata Kelas Jumlah % Jumlah %

Tes I 68,11 21 70 9 30

Tes II 75,00 26 86,67 4 13,33

Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2009

Gambar 9. Histogram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Tes Siklus I dan Tes Siklus II Secara Klasikal.

Berdasarkan analisis hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran terprogram dapat meningkatkan keaktivan dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar geografi khususnya pada materi cuaca dan iklim.

P R E S E N T A S E

commit to user

Dokumen terkait