• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user Lead

Dalam dokumen PRASETYOWATI D1409036 (Halaman 73-84)

Atmosfir

Background

Fakta Pendukung

Lea d : yang dimasukkan dalam lead justru bagian klimaks atau inti persoalan. Jadi apa yang paling penting dan paling utama dari informasi itulah yang diletakkan di alinea paling atas. Jadi waktu khalayak mendengar informasi tersebut, hanya dari alinea pertama saja dia sudah bisa menangkap apa yang sebetulnya hendak diberitakan.

Atmosfir : pada alinea berikutnya digambarkan suasana atau atmosfir inti cerita. Isinya berupa penggambaran suasana peristiwa dan dukungan fakta-fakta detail lainnya, yang melengkapi alinea pertama.

commit to user

latar belakang peristiwa, diungkap di alinea ini. Alinea ini memberi gambaran lebih luas sekitar sebab-sebab peristiwa.

Fa kta Pendukung : pada alinea ini diuraikan fakta-fakta lainnya yang merupakan pelengkap. Tapi bagian ini dicatat merupakan bagian yang tidak terlalu penting dibanding alinea sebelumnya. Karena itu ketika iperpendek, maka biasanya bagian inilah yang akan dipotong. Karena tanpa alinea ini tidak mengurangi pemahaman khalayak atas inti materi yang diudarakan. Penulis biasa menggunakan tahapan menulis berita yang seperti diatas. Sehingga saaat produser menginginkan naskah yang lebih pendek, bagian terakhir tidak digunakan produser.

e. Sebagai wakil dari instansi

Reporter dalam menjalankan tugasnya di lapangan, selalu membawa identitas instansi. Baik dalam mendapatkan berita maupun dalam menjaga nama baik. Saat mencari berita, reporter bertugas sebagai mata dari instansi ini untuk merekam kejadianyang diliputnya untuk dibawa ke redaksi dan disampaikan kepada masyarakat dengan membawa nama instansi tersebut.

Oleh karena itu reporter harus selalu menjaga nama baik instansinya.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, baik untuk narasumber maupun untuk pemirsa, peranan reporter antara lain :

commit to user

a. Sebagai perantara

Reporter diharapkan sebagai penyambung lidah masyarakat kepada pemerintah atau pihak yang bersangkutan agar dapat saling mengerti akan kebutuhan dan kewajiban ataupun hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan. Reporter akan menampung semua saran, kritik, keluhan atau apapun yang ingin disamapikan dari pihak satu ke pihak lain dengan tidak hanya mementingkan satu pihak tetapi juga harus berimbang.

b. Untuk memberikan penjelasan

Reporter yang tampil di layar televisi, tidak untuk membuat dirinya terkenal, melainkan sebagai bukti untuk menunjukkan bahwa reporter benar-benar berada di tempat tersebut. Selain itu reporter juga memberikan informasi atau penjelasan tambahan dengan mempraktekkan atau memperlihatkan sesuatu agar penonton lebih mudah memahami hal yang disampaikan.

c. Sebagai penyampai informasi

Informasi mungkin bisa disampaikan secara langsung kepada orang- orang yang bersangkutan. Namun bagi pemerintah misalnya, yang menginginkan informasi itu disampaikan ke banyak orang dan dalam waktu yang singkat, informasi ini sangat efektif bila disampaikan melalui media. Dari media pada umumnya akan mengirimkan reporternya untuk mengecek kebenaran berita tersebut. Lain halnya dengan softnews. Mungkin tidak begitu banyak orang mempedulikan

commit to user

sesuatu hal kecil, namun saat berita itu diangkat oleh reporter, maka akan timbul informasi baru atau bahkan informasi itu menjadi penting bagi penonton. Dalam konteks ini reporter berperan sebagai penyampai berita.

C. Kendala dan Cara Penanggulangan Saat Kuliah Kerja Media

Dalam pelaksanaan kuliah kerja media selama dua bulan, penulis tidak luput dari kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan berbagai tugas dari produser. Pada awal masuk dalam divisi pemberitaan, penulis merasa ini merupakan tantangan bagi penulis. Penulis sempat takut untuk menjalankan tugas itu karena bila terjadi kesalahan, produser akan langsung menegur dengan keras setiap ada sedikit kesalahan. Namun setelah penulis sudah beberapa hari berada di tempat magang itu, penulis sudah merasakan lebih enjoy dan bisa mengikuti aktivitas dan kebiasaan yang dilakukan di ADiTV.

Misalnya saat penulis pertama kali ditugaskan untuk liputan menjaddi juru kamera, gambar yang penulis rekam masih banyak yang goyang atau shaking. Namun setelah beberapa kali menggunakannya lama-lama penulis sudah terbiasa dan gambar mulai tenang atau still.

Pada saat mewawancarai narasumber, terkadang narasumber tidak mau diwawancarai dengan alasan takut atau malu di depan kamera. Penulis kemudian mencari narasumber lain yang masih terkait dan mau diwawancara.

commit to user

Pada minggu awal magang, penulis masih agak kesulitan dalam menulis lead berita, sehinga masih sering dikoreksi oleh produser. Kemudian penulis mencari buku materi yang berkaitan dengan lead sehingga penulis lebih mudah saat akan membuat lead selanjutnya. Kesulitan yang sering penulis rasakan yaitu belum hafal nama jalan atau tempat yang akan dituju. Sehingga penulis harus mencari di internet dan bertanya dengan orang kantor yang sekiranya tahu. Kalau masih belum menemukan biasanya penulis bertanya orang yang dipinggir jalan tentang alamat yang dicari. Penulis juga diharuskan untuk berbicara di depan kamera, sedangkan penulis masih canggung bila menghadapi kamera. Sehingga saat LOT penulis masih harus mengulang - ulang shot.

Penulis juga sering ditugaskan untuk meliput kejadian atau acara yang di lokasi juga terdapat wartawan dari media lain. Penulis masih merasa canggung untuk bergabung dengan wartawan lain. Namun sedikit demi sedikit penulis mulai berani untuk bergabung dan berkenalan dengan wartawan lain ssehingga bisa berbagi informasi dan pengalaman. Bahkan penulis juga bisa belajar dari mereka saat di lapangan.

Beberapa kali penuli kurang tepat dalam memilih kata dalam menyusun kalimat berita sehingga naskah masih harus di edit oleh produser. Maka dari itu penuli sering membandingkan naskah asli yang penulis buat dengan naskah yang sudah di edit produser agar mengetahui kesalahan penulis. Penulis kadang kesulitan saat memilih kaset yang masih bisa digunakan karena kaset lama dan baru ditempatkan menjadi satu dan tidak tanggal yang

commit to user

tertera terkadang tidak membantu dalam pencarian kaset. Maka dari itu penulis menghafalkan sendiri kaset mana yang terbaru dan masih bisa digunakan.

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perkembangan zaman yang sangat pesat ini setiap media televisi dituntut untuk memilki berita yang original dan gambar yang lengkap. Sehingga dituntut memiliki reporter bersama juru kamera profesional yang diterjunkan langsung di lapangan.

Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis merasakan banyak sekali manfaat dari pelaksanaan magang ini. Dengan mengacu pada Bab I mengenai tujuan Kuliah Kerja Media, sangatlah dirasa penting bagi penulis, yaitu peranan menjadi reporter berita dalam program Lensa 44 ADiTV.

Reporter yang merupakan profesi mencari berita di media televisi maupun radio, memiliki peran sangat vital bagi suatu program pemberitaan. Kurang rasanya bila tidak ada reporter yang bertugas. Walaupun berita bisa saja didapat dari redaktur tanpa beranjak dari meja kantornya, dengan hanya mencari berita dari media lain, dan memberikan ilustrasi gambar yang sesuai dari data yang telah dimiliki atau mungkin juga mendapatkannya dari internet.

commit to user

Berdasarkan kegiatan kuliah kerja media (KKM) yang penulis rasakan selama 2 bulan di program berita Lensa 44 ADiTV, maka penulis dapat menarik kesimpulan antara lain :

1. Di tengah persaingan dan pertumbuhan televisi swasta maupun lokal di Yogyakarta, ADiTV tetap menjadi favorit oleh sebagian masyarakat Yogyakarta. Ditunjang oleh misi untuk menyajikan program yang Islami agar memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

2. Dengan keterbatasan SDM maupun sarana dan prasarana di ADiTV, Lensa 44 mampu menyajikan jurnalistik televisi yang tidak kalah dengan stasiun televisi lainnya. Namun keterbatasan ini juga menjadikan kendala pada saat melakukan liputan. Tak jarang, tiap orang di ADiTV merangkap beberapa pekerjaan. Misalnya pada saat liputan, reporter ADiTV akan bekerja sendiri sekaligus menjadi juru kamera dan juga pengisi voice over. Belum lagi selesai liputan, ia juga akan bertugas sebagai presenter atau pembaca berita. Hal ini terkadang menyulitkan reporter dan reporter tidak bisa melaksanakan tugasnya secara maksimal. 3. Reporter pada saat di lapangan bertugas menjadi produser yaitu menentukan apa saja yang akan ia lakukan dalam meliput suatu berita. Misalnya dengan menerima atau menolak usulan juru kamera untuk mewawancarai saat ada beberapa narasumber di suatu tempat, karena reporter telah memiliki pilihan sendiri dengan siapa ia ingin minta pendapat demi memperoleh berita yang ia anggap bagus.

commit to user

4. Reporter bertindak seperti sutradara sewaktu di lapangan. Reporter bisa meminta juru kamera untuk mengambil suatu gambar. Apa saja yang akan diambil, dimulai dari mana, dan bagaimana angle atau komposisi gambar untuk shot tersebut. Sehingga reporter dengan juru kamera mempunyai hubungan erat dalam memperoleh data agar saling singkron antara gambar dengan berita yang ingin disampaikan reporter. Untuk itu dibutuhkan koordinasi yang baik dan tim yang saling memahami agar proses peliputan berjalan dengan efektif.

5. Kerja reporter dituntut untuk cepat bila sudah ada deadline. Reporter dapat menggunakan teknologi canggih untuk mempercepat mengolah berita. Misalnya menggunakan handphone untuk menulis naskah sambil perjalanan pulang dari liputan sehingga sesampainya di kantor, reporter hanya perlu menambahkan beberapa hal yang masih kurang sehingga mempercepat proses editing di kantor.

6. Dalam melakukan liputan di suatu tempat, reporter bisa mendapatkan beberapa berita sekaligus tergantung dari mana angle yang akan dibuat. Hal ini sangat bergantung pada kejelian reporter dalam mencium adanya berita yang menarik untuk di angkatdi media.

7. Koneksi antar reporter dengan sumber berita, dan koneksi antar reporter dengan reporter dari media lain akan sangat berguna dan dapat menunjang kemudahan melakukan liputan. Yaitu saling bertukar informasi bila ada acara ataupun peristiwa yang terjadi.

commit to user

8. Dalam melakukan peliputan, ternyata banyak instansi media yang hanya mengirimkan satu wakil saja khususnya untuk televisi. Sehingga juru kamera juga merangkap sebagai reporter.

9. Di ADiTV, Penulis bisa menerapkan ilmu dari perkuliahan dan mendapatkan ilmu serta pengalaman, dan juga mempraktekkan teori yang pernah penulis dapatkan.

B. SARAN

Dalam kesempatan ini penulis akan mencoba memberikan saran demi peningkatan kualitas dan eksistensi ADiTV Yogyakarta dan program Diploma III broadcasting FISIP UNS sebagai berikut :

Instansi Magang

1. Divisi pemberitaan ADiTV Yogyakarta sebaiknya menyelenggarakan rapat redaksi dalam menentukan dan membahas materi liputan maupun mengevaluasi tugas reporter hari itu. Karena dalam kerja tim peliputan diperlukan koordinasi yang jelas agar tidak ada yang timpang dari reporter satu dengan yang lain.

2. Penambahan sarana prasarana liputan dan SDM yang berkualitas juga diperlukan dalam meningkatkan mutu produk jurnalistik ADiTV Yogyakarta, seperti kamera, baterei, ruangan yang memadai dan alat penunjang lainnya.

commit to user

3. Sebaiknya pihak ADiTV memberikan pelatihan dahulu dalam berbagai kemungkinan yang dihadapi peserta magang, agar tidak ada kesalahan dalam peliputan yang pada akhirnya akan merugikan pihak ADiTV.

4. Hendaknya ADiTV menyediakan ruangan khusus atau komputer khusus agar tidak terganggu oleh divisi lainnya.

5. Library untuk divisi news sangat dibutuhkan agar tidak membingungkan dalam pencarian alat ataupun data.

6. Penambahan personel untuk reporter maupun juru kamera akan sangat membantu kegiatan jurnalistik di ADiTV.

7. Format penulisan naskah diharapkan bisa sesuai dengan standart format penulisan naskah pada umumnya. Misalnya dengan memberikan logo, kode kaset, tanggal, tema, siapa saja yang bertugas dalam menyajikan berita tersebut, serta diberi kolom audio dan video.

Program Diploma III

1. Penambahan dan peningkatan sarana praktik perkuliahan sangat dibutuhkan untuk melancarkan proses pembelajaran. Seperti layar untuk proyektor, dan proyektor di masing-masing kelas. Karena pada saat penulis kuliah, sering terjadi kerusakan atau gangguan pada proyektor. 2. Pihak jurusan hendaknya meningkatkan pelayanan peminjaman alat praktik karena mahasiswa sering ditugaskan untuk melakukan kerja kelompok menggunakan fasilitas kampus dalam beberapa hari. Namun

commit to user

terasa agak sulit, saat pengembalian alat terlambat, mahasiswa dikenakan denda.

3. Pihak universitas hendaknya dapat menjamin komunikasi langsung dengan instansi magang mahasiswa sehingga terjalin hubungan baik antara instansi dengan universitas, khususnya Diploma III Komunikasi Terapan FISIP UNS.

4. Pihak jurusan diharapkan bisa memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan praktek agar semua mahasiswa bisa menggunakan alat penunjang perkuliahan dengan memberikan waktu yang lebih panjang.

Dalam dokumen PRASETYOWATI D1409036 (Halaman 73-84)

Dokumen terkait