• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN BAPAK RIZAL

CONTACT RECORD

Narasumber : Bapak Rizal Ridolloh

Jabatan : Kepala Bidang Pariwisata

Hari/Tanggal : Rabu, 7 Juni 2017

Waktu : 11.00 WIB

Lokasi : Kantor Dinas Pariwisata Kota Tangerang

Descriptions Acquired:

T : Sudah berapa lama Bapak menjabat sebagai Kepala Bidang Pariwisata?

J : Baru... bulan kelima *tertawa* T : Bulan kelima... tahun ini?

J : Ya, tahun ini.

T : Terus, kalo peran dan lingkup divisi dari bidang pariwisata ini secara umum apa sih, Pak?

J : Eee secara umumnya, kita ini ada 3 kepala seksi di bawah saya, yang pertama ada bidang apa seksi program promosi pariwisata, seksi potensi pariwisata, dan pengawasan eee pariwisata eee kegiatan kepariwisataan.

Jadi, kami di bidang pariwisata ini mempromosikan wisata-wisata yang ada di Kota Tangerang dan menginventarisir potensi apa sih yang ada di Kota Tangerang dan kami juga

mengendalikan.

Jadi, mengendalikan disini eee sesuai yang ada aturan.

T : Terus, kalau program-program promosinya itu apa aja sih, Pak?

J : Program promosi kita ada beberapa program, ada promosi yang dalam kota atau di luar daerah.

Luar daerah biasanya kita mengikuti kegiatan expo-expo, kegiatan pameran tentang pariwisata, pameran tentang eee potensi daerah itu kita ikut.

Eee kemarin kita, baru tahun ini, kita ada 4 kegiatan yang sudah dilaksanakan. Dua kemarin di tangerang expo, terus kemarin di lombok expo, nanti insha Allah akan ada di medan sama di batam.

di media sosial, kita kerja sama dengan medsos, apa kerja sama dengan kominfo untuk mempromosikan yang ada di, apa potensi yang ada di Kota Tangerang.

T : Jadi, eeee nggak ada akun khusus pariwisata?

J : Akun khusus pariwisata? Ada. Disbudpar. T : Itu akun apa? Twitter, kah? Facebook, kah?

J : Itu website, kalau itunya eee kalau akun itunya apanya udah kominfo yang punya, ada tangerang tv ya kan, terus ada humas dan sebagainya, dan saya pribadi juga dan temen-temen kita bermain juga dengan itu.

Jadi, segala kegiatan yang kaitan dengan promosi, potensi pariwisata ya kita coba dari semua lini lah.

T : Terus, potensi yang dimiliki Kota Tangerang itu apa sih, Pak, sebenernya?

J : Eee potensi Kota Tangerang hari ini adalah ada beberapa potensi tentang pariwisata.

Pertama, pariwisata apa eee ada wisata alam, wisata alam ini kita punya kali cisadane terus kita punya situ cipondoh, situ bulakan, meskipun situ itu masih milik pemerintah provinsi Banten, tapi karena ada di kita tetep kita promosiin.

Contohnya, festival Cisadane, tahun ini kita laksanakan bulan Juli, itu salah satu eee potensi wisata alam yang memang ada di kita, kita promosikan.

Selanjutnya, kita ada wisata religi itu kita ada dua di Kota Tangerang ada 4 eee di Kota Tangerang yang memang sudah masuk ke dalam cagar budayanya Kota Tangerang.

Yang pertama, mesjid eee tertua di Kota Tangerang yaitu mesjid Kali Pasir.

Yang kedua, vihara beon tek bio dan beon san bio iya itu.

Terus kita itu apa, terus ada eee masjid raya Al-Azhom itu salah satu wisata religi kita, wisata religi yang memang ada di kita. Selanjutnya, kita juga ada wisata belanja, karena memang Kota Tangerang tidak bisa jual alam, kita ada wisata belanja, wisata belanja kita ada IKEA.

IKEA adalah salah satu eee apa namanya super market ya satu-satunya di Indonesia ada di kita gitu kan, adanya di kita, di Kota Tangerang dan yang dateng itu setiap hari luar biasa.

Itu salah satu itu, apa eeee wisata belanja, ada juga Tangerang City, mall Alam Sutra, terus satu lagi ada cipadu, tempat tekstil ya, itu murah, saya piker, bisa bersaing lah dengan tempat-tempat lain.

Terus, kita juga punya wisata eeee buatan, taman-taman, itu salah satu wisata kita. Dari 153 ruang terbuka hijau, kita ada 23 taman tematik, yang sudah jadi.

Jadi, 23, dan hari ini rating yang eeee tinggi untuk taman yang dikunjungi itu kita ini ada 4 sekarang eehh ada 5.

Pertama, itu taman potret, kedua itu taman bambu, ketiga itu ada taman flying deck cisadane, keempat itu ecopark, pinggir kali, ada ecopark itu tanaman semua, dan kelimanya itu taman ekspresi di perumnas. Itu, itu 5 saya pikir eee sudah menjadi

brand-nya orang Tangerang.

Jadi, saya pernah menemukan arisan keluarga dari kabupaten di taman gitu, itu berarti kan sudah bermanfaat lah. Artinya, apa yang kita buat bermanfaat bagi masyarakat gitu dan tidak hanya masyarakat Kota Tangerang tapi masyarakat luar Tangerang Raya ini.

Terus itu, tempat-tempat wisata, apa eee wisata buatan.

Terus kita juga ada 7 cagar budaya, wisata cagar budaya, terus wisata sejarah.

Wisata sejarah itu kita punya taman makam pahlawan, ada museum lengkong.

Jadi, silahkan adek-adek bisa kesana, liat-liat.

Terus kita ada cagar budaya, ada 9 cagar budaya di kita ada 9. Ada pintu air 10, ada mesjid tadi, mesjid Kali Pasir, eeee vihara beon tek bio, vihara bon san bio, eee stasiun kereta api, LP Anak-Pria, LP Pemuda, LP Anak-Wanita sama benteng heritage iya itu adanya di deket beon san bio, eeeh beon tek bio di pasar lama itu ada wisata cagar budaya.

T : Terus, Pak.. kan sebelum melakukan branding dan membikin-bikin semua taman-taman tematik atau program-program ini kan pasti melakukan riset nih. Nah, riset apa sih yang sudah dilakukan oleh bidang pariwisata ini?

J : Kalo bidang pariwisata tidak buat itu, kami promosi, ya.

T : Jadi, tidak dilihat dulu gitu kondisi Tangerangnya seperti apa?

J : Eee itu mungkin adanya di bidang masing-masing itu, taman gitu ya, dia bikin taman itu risetnya seperti apa sih, bikin taman seperti itu, itu dinas pertamanan.

Setelah jadi, baru lah lapor ke kita gitu, kita promosiin gitu. Kalo kami bentuknya promosi aja eee jadi, apa yang sudah dibuat tidak hanya pertamanan, dibuat oleh temen-temen dinas-dinas lain itu kita promosikan gitu.

T : Terus, target market-nya nih, dari potensi wisata yang ada, itu siapa sih? yang seperti apa?

J : Eeee market-nya itu yang pasti saya bermimpi besar tentunya eee internasional juga selain nasional.

Kalo nasional, saya pikir sudah, kita sudah, seperti kita sudah punya potensi bandara.

Bandara ini sudah 2 tahun terakhir sudah menyampaikan “selamat datang di Tangerang, Banten”, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten itu salah satu yang digagas Pak Walikota, Bapak Arif pengen mereka tau Tangerang itu dimana.

Itu saya piker, itu sudah masuk branding itu, sudah masuk. Dari situ sudah mendunia dong karena banyak maskapai yang menyebutkan itu.

Kedua, kita juga bekerja sama dengan PHRI, Persatuan Hotel Restoran Indonesia.

Coba dia bisa berinovasi biar tamu mancanegara, wisman maupun wisnus itu bisa bisa tertarik ke Kota Tangerang dengan cara apa?

Yaa silahkan umpamanya ada tarian selamat datang gitu dan tahun ini kita sudah, tahun kemaren ya, tahun kemaren itu sudah 600.000 wisata, winus dan wisman, target kita terlampaui gitu ya.. Alhamdullilah.

Jadi, market-nya itu ya kita tetep menduniakan Kota Tangerang *tertawa* gitu.

T : Berarti memang targetnya sampe masyarakat internasional gitu ya, Pak?

J : Ya! Harus tau dengan Kota Tangerang dan mohon maap seperti tahun ini kita juga ada festival cisadane yang dragon putih udah internasional.

Nah, saya pikir itu udah menjadi apresiasi masyarakat eee ASEAN negara-negara tetangga kita oooh udah tau bahwa ada Kota Tangerang gitu.

Kita, tahun ini udah akan melaksanakan dragon boat (perahu naga) itu internasional, 5 negara, insha Allah.

T : Terus, Pak.. perkembangan, menurut Bapak sendiri, perkembangan Kota Tangerang itu, dulu dan sekarang, seperti apa gitu?

J : Saya besar di Tangerang *tertawa* saya hidup di Tangerang udah hampir sekarang umur saya udah 43, udah hampir ini rasanya jauh, jauh Tangerang dulu dan sekarang, eee jangan dulu deh 5 tahun yang lalu, udah beda saya pikir.

Kita sudah, yang pertama mungkin, Kota Tangerang adalah kota bukan lagi penyangga ibu kota, udah memang kota berkembang masing-masing.

Jadi, segmen-nya beda, ibu kota karena dia ibu kota jelas. Tangerang saya pikir sudah bisa bersaing dengan perkembangan-perkembangan ya itu tadi, pertumbuhan ekonominya saya liat karena itu tadi wisata ini, tidak hanya mem-branding Kota Tangerang, tapi insha Allah wisata ini juga bisa meningkatkan eee perekonomian masyarakat.

Itu tidak hanya, ‘wah pengen dikenal Kota Tangerang’ tapi minimal masyarakat sekitar ya ada jual apa jual.

T : Jadi, mensejahterakan masyarakat, ya?

J : Mensejahterakan masyarakat. Itu salah satu tujuan wisata.

T : Terus, Pak.. kalo wisata, eee apa namanya, ada pandangan atau persepsi masyarakat nggak dengan Kota Tangerang yang sudah bagus, sudah banyak taman-taman tematik, itu udah ada tanggapan, apresiasi masyarakat?

J : Apresiasi masyarakat saya pikir sekarang sudah ya kalau diliat di medsos eee sebab saya sering di medsos itu, umpamanya ada taman apa, saya share ‘tau ini ada dimana?’

Jadi, tanggapannya itu ‘wah, ini tempat gue main dulu... sekarang udah begini, ya’ berarti apresiasinya positif dong, ya kan?

Ya saya pikir itu, tapi memang kami tetep eee tidak juga buta dengan kritikan dan sebagainya tetep kita tampung itu karena membangun itu bukan hanya enaknya, apa sih kurangnya, kalo enaknya itu termasuk keberhasilan kita, sebagai pemerintah minimal nyenengin masyarakat, tapi juga silahkan temen-temen dari mana saja bisa mengkritik yang konstruktif tentunya.

Artinya, ada solusinya. Jangan kritik begitu aja kan gitu.

Saya pikir eeee masyarakat hasil survei eeee tingkat kesenangan masyarakat Kota Tangerang agak tinggi, 5 tahun terakhir, ya meningkat.

T : Terus performance dari bidang pariwisata ini, sudah melakukan apa saja dan pencapaiannya apa aja?

J : Kalo kami itu tadi, kami promosi di bidang pariwisata dan tetep kami eee ingin ya, ingin eeee semua masyarakat ini bisa memiliki tempat-tempat wisata itu.

Coba kami buat namanya kelompok sadar wisata (pokdarwis) di beberapa tempat kita buat pokdarwis-pokdarwis, untuk apa? Ini salah satu, kita mengajak masyarakat, kesatu bisa memelihara umpamanya wisata kuliner, minimal tidak kotor, aman, terus menarik.

Jadi orang ini mau makan ke pasar lama ini bukan karena hanya makan aja tapi juga salah satu wisata gitu.

Jadi, kita ajak masyarakat itu saya pikir tahun ini kita sudah buat itu namanya pokdarwis (kelompok sadar wisata) untuk bisa bersama-sama membangun.

Eee kita tidak bias, eee tadi disampaikan pencapaian apa sih pencapaian, kita pencapaian-pencapaian ini adalah salah satunya minimal Tangerang dikenal orang secara brand.

Yang kedua, yang terutama ini adalah bisa tempat wisata ini bisa diinformasikan ke masyarakat dan masyarakat senang, itu yang

utama.

T : Kalau yang sudah, sudah tercapai itu apa?

J : Eeee saya pikir dua-duanya sudah berjalan, sedang berjalan dan peningkatan progress-nya bagus.

T : Terus, menurut Bapak nih, fungsi brand terhadap suatu kota itu apa sih, Pak?

J : Brand kota ini saya pikir eee sekarang ini harus jadi ikon, brand

ya salah satunya.

Kita sudah punya icon pintu air 10.

Orang sudah bicara, ngeliat gambarnya aja itu udah Kota Tangerang ya kan, liat gambar pintu air 10, oh ini Kota Tangerang, brand-brand itu juga kita coba buat seperti ada jam gede jasa.

Jam itu menurut adek, gede ga? Apa biasa aja? Biasa aja kan? Tapi bahasa ‘jasa’ itu orang Tangerang, ya kan?

Filosofinya jam gede jasa ini adalah jam ini berjasa buat kita mengingatkan waktu, mengingatkan kita shalat, itu filosofinya.

Dan ‘jasa’ ini adalah bahasanya orang Tangerang, gede jasa, gitu jasa, ya kan gitu kan.

Jadi, itu salah satu branding juga.

Saya pikir itu bagus, harus, suatu kota itu harus ada brand, salah satu kota harus ada brand, branding kita Kota Akhlakul Kharimah tidak dengan gambar tapi dengan sebutan itu sudah minimal di Banten, kota Akhlakul Kharimah pasti nyebutnya Kota Tangerang gitu. Branding kita juga kita coba naikkan bahwa Kota Tangerang ini bandara full punya kita.

Itu salah satu, gitu.

T : Terus, Pak.. kalau identitas Kota Tangerang ini, nilai-nilai utama yang dimiliki Kota Tangerang, yang beda dari kota yang lain, kota lain nggak punya nih.. ini pembeda Kota Tangerang. Nilai utamanya, apa yang dimiliki Kota Tangerang?

J : Kita punya kali.

Kali Cisadane itu yang beda saya pikir.

Karena memang kota ini dibelah oleh kali itu, itu saya pikir beda dan yang membedakan adalah budaya, sebelah kanan itu sunda, sebelah kiri itu betawi, kalau dari sini ya, kali itu, jadi kalau robinson kesana.. tau robinson?

Itu udah bahasa-bahasa betawi, coba gerendeng kesana itu bahasa sunda itu bedanya, multietnisnya.

T : Terus, brand positioning-nya Kota Tangerang ini sebenernya apa sih, Pak? Kota Tangerang ini mau memposisikan sebagai kota apa?

J : Kota Tangerang memposisikan kita, branding kita adalah selain itu juga adalah kota 1000 industri sejuta jasa, itu branding-nya

kita, itu yang mau kita bangun.

T : Terus, karena mau mem-branding-nya 1000 industri sejuta jasa. Keunggulan apa sih yang dimiliki oleh Kota Tangerang? Kekuatannya ini selain kali Cisadane..

J : Kita punya bandara.

Sebab kita sudah beberapa maskapai yang sudah sudah diambil alih dari Jakarta pindah kesini, kantor-kantor pusatnya, karena memang ke Jakarta ini 2 jam.

Jadi, tetangga kota Tangerang ini sebenernya Singapur. Singapur paling sejam *nggak nyampe sejam kan?* sejam seperapat lah.

Singapur coba kalo ke Jakarta itu bisa 2 jam 3 jam.

Nah, saya pikir itu potensi kita, kita punya kekuatannya itu, kita punya bandara untuk jasa ya, kita punya bandara, kita punya pabrik-pabrik yang memang masih beroperasi sampai saat ini. T : Terus, peluang apa sih yang bisa diambil oleh Kota

Tangerang ini?

J : Eeee selain juga eee kita punya nama Tangerang, tentunya PAD (Pajak Asli Daerah)-nya gitu kan, untuk apa?

Untuk membangun kota Tangerang, untuk mensejahterakan Kota Tangerang, masyarakat Kota Tangerang gitu.

T : Ooo karena ada cukup anggaran yang besar itu untuk membangun banyak gitu ya?

J : Betul. Karena itu, karena ada pelaku usaha, pelaku bisnis disitu. T : Terus, Pak.. kan kita udah tau nih keunggulannya, terus

kelemahannya kira-kira apa sih?

J : Kota Tangerang tidak, kalau di pariwisata ya, kita tidak bisa menjual alam.

Kita nggak punya alam. Saya pikir, kalau di pariwisata.

Saya tidak bicara kekurangan lainnya, karena kami di bidang pariwisata hanya itu, kita tidak bisa menjual seperti Bandung umpamanya dia punya gunung apa-apa, tangkuban perahu. Kita nggak punya, itu aja.

T : Terus, ada ancaman nggak sih, Pak? Kira-kira gitu?

J : Sampai saat ini belum. Nggak ada.

T : Nggak ada ya? Dari kelemahannya gitu misalkan?

J : Kita eeee kalau bicara pariwisata saya pikir sekarang sedang berkembang di kita, sampai hari ini, kelemahannya mungkin, mungkin saja ada, cuman kami belum merasa terancam.

T : Terus, kira-kira kompetitor Kota Tangerang ini siapa sih, Pak?

J : Untuk yang terdekat ya Tangerang Raya lah. Kabupaten dan Tangerang Selatan.

T : Itu mereka punya apa sih, Pak? Yang bikin mereka...

J : Hampir sama sih dengan kita, tapi kalau kabupaten sebenernya lebih lebih kompetitif dia punya laut, punya pulau, dia punya

alam, istilahnya itu udah lebih berat kalau dia bisa ngembangin. Kalau itu, tangerang selatan hampir sama lah dengan kita, karena perbatasan dan tangerang raya ini uniknya ini dilewati oleh sungai semua, gitu sungai Cisadane namanya, tapi kelemahannya dia nggak punya festival Cisadane kita punya festival Cisadane *tertawa*.

T : Terus, Pak.. kalo itu kan tadi kita ngeliat dari tangible-nya, yang terlihat, terus kalau dari sisi emosionalnya nih, benefit yang ditawarkan untuk masyarakat, mau menanamkan rasa apa sih, Pak?

J : Eeee di Kota Tangerang saya pikir adalah kota layak huni,

liveable itu, layak huni saya pikir.

Kenapa?

Macet nggak terlalu, di beberapa titik ada macet, cuma berjam-jam, di beberapa jam tertentu, kita seneng punya temen, kita nggak punya duit bisa main ke taman dengan gratis, kita bisa liat taman apa.

Jadi, secara.. secara psikis, psikologi masyarakat sudah seneng gitu lah, minimal seneng dulu gitu masyarakat, udah seneng ya, kalo punya duit mah pasti dia ke mall kemana gitu kan, tapi dia...

T : Jadi, mau ditanamkan rasa kenyamanan di kotanya sendiri gitu ya?

J : Ya, dengan liveablnya itu tadi juga dengan visitablnya

e-city-nya.

Kemarin kita dapet iNews award, salah satu bentuk apresiasi dari luar yang memang melihat kita, itu pencapaian luar biasa. T : Terus, Pak.. sudah bermitra dengan siapa saja untuk

pariwisatanya ini?

J : Eeee kita ada stakeholder itu, kita ada PHRI tadi, persatuan hotel dan restoran, beberapa dengan eee kita tahun ini akan membuat ASITA (asosiasi travel) he’eh cuma kita hari ini masih dengan beberapa travel aja.

T : Travel apa aja itu, Pak?

J : Kebanyakan travel-travel yang memang Kota Tangerang dikunjungi, travel haji gitu-gitu ya, terus kita juga coba buat nih Kota Tangerang ada beberapa, coba dibikin apa namanya, dibikin kunjungan, paket.

Saya pengen ada paket yang kita coba nanti, kita akan coba di festival cisadane.

Jadi, sehari ngeliat festival cisadane, ngeliat pertandingan dragon boat internasional.

Setelah itu, makan di laksa gitu kan, abis makan di laksa pengen jajan, ajak ke tangerang city, ke mall seperti itu.

Paket-paket itu coba pengen saya buat.

Umpamanya, paket 500.000 lah udah bisa nonton festival Cisadane, udah bisa makan itu salah satunya.

T : Terus, hotel-hotel sama restoran siapa aja nih yang udah kerja sama, bermitra?

J : Hampir semua di kota Tangerang. T : Kalau transportasi?

J : Transportasi ya kita belum punya asosiasi, masih beberapa-beberapa titik lah beberapa-beberapa pengusaha aja.

T : Tapi, kalau hotel dan restoran udah semua?

J : Udah hampir semua, mulai dari bintang 5, Sheraton salah satu asosiasi juga, asosiasi PHRI. Jadi, udah semua kita coba ini. T : Terus, Pak.. sekarang kita ke tangerang live-nya nih, ya Pak.

Bapak tau nggak sih kenapa dipilih Live, gitu?

J : Aduh, kalau itu adalah nya Kota Tangerang dan tagline-nya, cita-citanya Pak Arief, Pak Walikota tadi layak huni, investasi yang aman dan nyaman, layak dikunjungi, dan e-city.

Ya itu saya pikir semua itu salah satu impian, impian yang memang sejak sekarang sedang kita raih satu per satu.

Belum sempurna, ya, tapi coba sekarang, itu salah satu mohon maap bukan karena yang punya ide Pak Wali gitu ya, tapi ini adalah salah satu ide yang luar biasa.

Karena memang ya Kota Tangerang dihimpit oleh ibu kota kalo nggak punya terobosan ya dengan layak huni itu saya pikir terobosannya, ini luar biasa lah, saya pikir.

T : Terus, Pak kalau cara mengomunikasikan brand Tangerang

Live ini dan misalkan promosi pariwisata Kota Tangerang

ini, itu cara mengomunikasikannya ke masyarakat gimana, Pak?

J : Kita ya lurah-lurah juga menyampaikan lah, tagline-nya terus kami juga dengan pariwisata kalau buat spanduk, kalau kita buat eeee apa namanya eeee brosur dan sebagainya kata-kata ‘live’ itu tetep kita ada cantumkan.

Tetep di-branding. Artinya, untuk apa, untuk mereka tau ‘live’ itu apa sih.

Terus, temen-temen kominfo juga sekarang buat majalah live

magazine itu ada di hotel-hotel, per kamar lagi, itu salah satu.

T : Terus eeee saluran, media komunikasi itu selain website-nya mungkin disbudpar, ada apa lagi sih yang dipake media komunikasinya?

J : Kami menggunakan surat kabar lokal maupun nasional, regional nasional, kita juga temen-temen tv, mnc, tvone karena memang kalau festival cisadane kita nggak usah ngundang pasti dateng. Itu salah satu festival branding-nya Kota Tangerang itu.

Masyarakat itu sudah terlibat dalam program apa aja? Misalkan sudah ikut gotong royong atau ikut bersih-bersih gitu, keterlibatannya apa aja sih? Yang aktifnya...

J : Kalau ya sekali lagi, saya belum bisa bicara secara keseluruhan, saya hanya bicara sebagai kepala bidang pariwisata ya, sebab ada bidangnya tertentu.

Dokumen terkait