• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh dan Penjelasan Cara Pengisian Berita Acara

Dalam dokumen (, 2.01 MB) BUKU FINAL 031114 (Halaman 69-92)

BAB III STRATEGI PENGAWASAN

3.4 Contoh dan Penjelasan Cara Pengisian Berita Acara

Berikut adalah contoh dan penjelasan cara pengisian Berita Acara Pengawasan yang telah disusun melalui berbagai diskusi dengan OPD Lingkungan Hidup se-Jawa Barat:

BERITA ACARA

PENGAWASAN PENATAAN LINGKUNGAN HIDUP

Pada hari ini, Selasa tanggal Tiga puluh bulan September tahun Dua Ribu Empat Belas, pukul 16.00 WIB, di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ir. Hakim Malik

Instansi : BPLHD Provinsi Jawa Barat NIP. : 19601123 198901 1 001 Pangkat/Gol : Pembina/IV a

Jabatan : PPLH Beserta anggota pengawas:

Nama NIP/PPLH Jabatan

1. Harry Gunawan, ST, M.Eng 2. Meisyara, ST

19721123 199901 1 001 19871123 201001 2 001

Kasubid Pembinaan BPLHD Jawa Barat Staf Subid Pembinaan BPLH Kota Bandung

secara bersama-sama telah melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap : Perusahaan : PT. Prima Utama Persada

Alamat : Jl. ABCDE No.20, Kec. ABCDE, Kel ABCDE Telp/Fax : 022-45xxxxx/022-45xxxxx

Pihak Perusahaan

Nama Puspita Sari Jabatan : Manager HSE No.Kontak : 08123920xxxxx Email : puspitaxx@gmail.com

Pengawasan dan pemantauan tersebut dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan PENGAWASAN PENAATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, yang terdiri dari pemantauan, pemeriksaan dan verifikasi teknis terhadap pelaksanaan kegiatan Pengendalian Pencemaran Air dan Pengendalian Pencemaran Udara. Catatan temuan-temuan lapangan selama pengawasan dan pemantauan tersebut disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini. Demikian Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan disaksikan oleh yang bertanda tangan di bawah ini.

BPLHD Prov. Jabar BPLH Kota Bandung Pihak Perusahaan Nama : Ir. Hakim Malik Nama : Meisyara, ST Nama : Puspita Sari

Ttd : Ttd : Ttd :

Nama : Harry Gunawan, ST, M.Eng Nama : Haryono

LAMPIRAN BERITA ACARA PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP

Nama Perusahaan : PT. Prima Utama Persada

Jenis Industri : Tekstil

Lokasi Kegiatan : Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat

UMUM

Nama Perusahaan : .... Alamat lokasi kegiatan : .…

Telp./Fax. : ....

Alamat Kantor Pusat : ….

Telp./Fax. : ....

Nama Holding Company : - Alamat Kantor Holding Company : -

Telp./Fax. : -

Tahun Berdiri Perusahaan/ Beroperasi Perusahaan

: ..

Jenis Industri : ... Status Permodalan : ... Luas Area Pabrik/Lokasi Kegatan : ...

Jumlah Karyawan : …..

Kapasitas Produksi Terpasang : ...

Produksi Rill : ...

Bahan Baku Utama :

Bahan Penolong : (aditif) Prosentase Pemasaran Eksport : ... % Prosentase Pemasaran Domestik/Lokal : ... % Dokumen Lingkungan yang dimiliki : .... Nama Personal Kontak : ... Nomor HP dan e-mail Personal Kontak : ...

RINGKASAN TEMUAN LAPANGAN:

I. DOKUMEN LINGKUNGA/IZIN LINGKUNGAN (AMDAL/UKL-UPL)

No.

Kewajiban Penanggungjawab Usaha

sesuai PP 27/2012

Penaatan Temuan

1. Memiliki dokumen lingkungan/ izin Lingkungan.

Taat/Tidak Taat Sudah/Belum memiliki dokumen lingkungan : (sebutkan dokumen lingkungan : Amdal, UKL/UPL)

2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin lingkungan :

C. Deskripsi kegiatan (luas area dan kapasitas produksi)

D. Pengelolaan lingkungan terutama terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian

pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3 (matriks pengelolaan dan matriks pemantauan)

Taat/Tidak Taat - Luas area dan kapasitas produksi sesuai/Tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lingkungan

- Telah melaksanakan pengendalian pencemaran udara dan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lingkungan.

3. Melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)

Taat/Tidak Taat Telah/belum melaporkan pelaksanaan RKL-RPL secara periodik setiap 6 bulan sekali kepada BPLH Kota Bandung dan tembusan ke BPLHD Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup.

II. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

a. Perusahaan ini mempunyai beberapa titik penaatan sebagai berikut:

No Nama

Outlet

Lokasi Koordinat Sumber Keterangan

1. IPAL Sebelah selatan pabrik LS : 06⁰21’50.5” BT : 170⁰31’22.03” Proses Produksi Berfungsi dengan baik

b. Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)

No Titik

Penaatan No. Izin

Instansi

Penerbit Izin Masa Berlaku Keterangan

1. IPAL No.... BLH Kab/Kota... BPPT...

19/9/12 – 19/9/15 (3 tahun)

(sebutkan badan air penerima serta debit maksimum. sebutkan juga baku mutu yang diacu/ IPLC belum dilampirkan BMLC).

2. Utilitas

c. Data swapantau periode Bulan Januari 2014 sampai dengan Bulan Desember 2014 sebagai berikut:

TAHUN 2014 BMAL Ket

Konsentrasi (mg/L)

Parameter Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des Outlet 1

BOD5 40 10 15 37 35 26 30 19 15.5 22.75 20.1 33 50

mg/L

KepGub No.6 Tahun 1999 Lampiran III Gol. 1 (sesuai dengan IPLC)

Parameter... Produksi (ton/bln) 2000 1989 1900 … … … … Debit (m3/bln) 100 … … … …

d. Persyaratan teknis:

Persyaratan teknis Ya / Tidak Keterangan

 Melakukan pemantauan self monitoring menggunakan laboratorium terakreditasi

Ya/Tidak (lampirkan copy akreditasi lab dan berikut parameternya)  Memisahkan saluran pembuangan air

limbah dengan saluran air hujan

Ya / Tidak (lampirkan dengan foto)

 Saluran air limbah kedap air Ya / Tidak

 Memasang alat pengukur debit (flowmeter) atau laju alir air limbah

Ya / Tidak (terpasang flowmeter tipe … (lampirkan dengan foto))  Melakukan pencatatan pH air limbah

harian dan debit air limbah harian;

Ya / Tidak (lampirkan dengan copy log book)

 Menetapkan titik penaatan untuk pengambilan contoh uji

Ya / Tidak (telah dilengkapi dengan titik koordinat di lokasi titik penaatan (lampirkan foto))  Tidak melakukan pengenceran air

limbah ke dalam aliran buangan air limbah

Ya / Tidak (kalau ada bypass atau potensi tumpahan langsung ke lapangan, lampirkan dengan foto)

e. Perhitungan Beban Pencemaran :

No Parameter Beban Inlet

(Ton/Tahun) Beban Outlet (Ton/Tahun) 1. BOD .... …. ... …. .... …. Catatan:

Cara menghitung beban pencemaran:

Beban Pencemaran (Ton/bulan) =

Beban Pencemaran (Ton/tahun) = Kumulatif beban pencemaran per bulan (Beban Pencemaran selama 1 Tahun)

f. Informasi lain:

1) Jumlah IPAL : 1 buah

2) Proses IPAL : Pengolahan Fisika-Kimia

3) Diagram alir IPAL : InletKoagulasi  Flokulasi  Sedimentasi  Outlet 4) Kapasitas IPAL : 500 m3/hari

5) Bahan Kimia IPAL : PAC

g. Hasil verifikasi lapangan terhadap kondisi IPAL dan kualitas air limbah :

Secara visual, air outlet IPAL jernih, pH 6,9, dan suhu 26,6o C. Perusahaan belum

melaporkan kinerja pengelolaan lingkungan ke BPLH Kota Bandung, BPLHD Prov. Jawa Barat, dan Kementerian Lingkungan Hidup (tambahkanpenjelasan lainnya sesuai dengan kondisi di lapangan).

III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA Ringkasan Temuan Lapangan:

a. Sumber emisi udara berasal dari: Steam Boiler, Oil Thermal Heater dan Genset ... b. Tabel sumber emisi :

No Sumber Emisi

Spesifikasi Cerobong Sarana Pendukung Sampling

Ket Bentuk Cerobong Kode D atau De (cm) H (m) Tinggi Lubang

dari Elbow (m) Alat PPU

Lubang

Sampling Flange

Lantai

Kerja Tangga Koordinat Pagar

1. 1 Unit Boiler:  Kapasitas : 1200 ton/jam  Bahan Bakar solar  Jenis pengoperasian: aktif/cadangan Silinder B-1 100 10 8 Scrubber √ √ √ - LS: 06⁰21’51” BT: 170⁰31’22.03” √ Tangga Portable 2. ... 3. ...

Jumlah Total Cerobong Aktif

c. Ketaatan Parameter dari Sumber Emisi yang Dipantau Tahun 2014

No Sumber Emisi

Kode Parameter Semester 1 (mg/m3) Semester 2 (mg/m3) Baku Mutu (sebutkan BMEU) 1. 1 Unit Boiler  Kapasitas : 1200 ton/jam  Bahan Bakar : Solar  Jenis Pengoperasian: Aktif B-1 SO2 250 500 700 mg/m3 NO2 410 300 700 mg/m3 Partikulat 150 100 200 mg/m3 Opasitas 10 10 15% 2. …

d. Perhitungan Beban Pencemaran Udara (Ton/tahun)

No. Parameter Semester II Tahun Semester I Tahun

1. 2. Catatan:

Cara menghitung beban pencemaran udara: Beban Pencemaran (Ton) =

( )

x 3600

Beban Pencemaran (Ton/tahun) = Kumulatif beban pencemaran per bulan (Beban Pencemaran selama 1 Tahun)

e. Data Kualitas Ambien

Pengujian kualitas ambien : (Ada/Tidak ada*)

Periode pengujian : Semester II tahun 2014 bulan Agustus Laboratorium Penguji : ………...

f. Hasil verifikasi lapangan terhadap pengendalian pencemaran udara : Perusahaan belum melaporkan kinerja pengelolaan lingkungan ke BPLH Kota Bandung, BPLHD Prov. Jawa Barat, dan Kementerian Lingkungan Hidup. Cerobong B-2 belum beroperasi karena masih dalam proses pembangunan. Boiler direncanakan beroperasi bulan Januari 2015 (tambahkanpenjelasan lainnya sesuai dengan kondisi di lapangan).

IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3)

A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Pengelolaan LimbahB3 Status Perizinan No. SK/ No. Surat

Masa Berlaku Keterangan

Penyimpanan Sementara

(bila mempunyai izin diisi dengan tanda “√” sedangkan bila tidak

mempunyai izin diisi dengan “---” Jika izin masih dalam proses, dilihat dimana proses akhirnya, apabila di perusahaan maka tidak taat, apabila di instansi yang bertanggung jawab maka taat) Sk bupati/ walikota,

No.…… izin dari

BPPT misalnya) , tanggal surat izin 5 (lima) tahun(lihat di izin) - 1 unit TPS LB3 dengan ukuran (19,6 x 5,2 x 2)m untuk menyimpan limbah sludge, oli bekas - TPS LB3 berada di titik koordinat LS: 06⁰21’51.6” BT: 170⁰31’22.03” - Persetujuan penyimpanan limbah B3 lebih dari 90 hari (sebutkan dengan lengkap serta diisi dengan hal-hal yang penting untuk diinformasikan, seperti limbah yang dapat disimpan, batas masa penyimpanan di TPS yang tidak standar, kronologis persuratan pengajuan izin yang masih dalam proses)

Pengelolaan LimbahB3

Status Perizinan No. SK/ No.

Surat

Masa Berlaku

Keterangan

Pemanfaatan Surat Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 52 Tahun 2014 tanggal 28 Maret 2014 5 (lima) tahun

Pemanfaatan oli bekas untuk substitusi bahan bakar di Steam Coal Boiler (SCB) SK. Menteri Lingkungan Hidup, Nomor : 568 Tahun 2009, tanggal 27 September 2010 5 (lima) tahun Pemanfaatan abu batubara (fly ash dan bottom ash) sebagai bahan baku pembuatan batako dan paving block

Pengolahan SK. Menteri Lingkungan Hidup, Nomor : 455 Tahun 2009 tanggal 13 Agustus 2009 5 (lima) tahun Pengoperasian incenerator untuk Pembakaran limbah B3 sludge ETP (Polyester), limbah cair (lab dan plant), kain majun terkontaminasi, kemasan bekas B3 dan katalis Sb2O3 serta limbah cair ex laboratorium yang berasal dari kegiatannya sendiri Penimbunan SK. Menteri Lingkungan Hidup, Nomor : 261 tahun 2010, Tanggal 14 Oktober 2010. Sampai landfill penuh  Izin penimbunan/Landfill fly ash/bottom ash.  Kategri landfill Kelas

1 (secure landfill double liner)

Catatan:

Kolom pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan diisi apabila perusahaan melakukan kegiatan tersebut.

B. Neraca Limbah B3 Periode 01 Jan 2014 – 31 Des 2014

Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan Limbah Dikelola Limbah Belum Dikelola Perlakuan

A. Sumber Dari Proses Produksi

Residu

Destilasi Ton 0.2 0.2 0

Disimpan di TPS Limbah B3 dengan masa simpan masih

Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan Limbah Dikelola Limbah Belum Dikelola Perlakuan

B. Sumber Dari Luar Proses Produksi

Fly ash/Bottom ash batubara Boiler Ton 50 15 0

Diserahkan dan diangkut oleh PT. Wastec International dengan Kode Manifest HL

9

Dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan batako dan paving block

25 Dilakukan penimbunan di landfill sesuai dengan izin

1

Disimpan di TPS Limbah B3 dengan masa simpan masih sesuai dengan izin

Sludge IPAL Ton 75

74

0

Diserahkan dan diangkut oleh PT. Wastec International dengan Kode Manifest HL

1

Disimpan di TPS Limbah B3 dengan masa simpan masih sesuai dengan izin

Majun

terkontaminasi Ton 5 5 0

Diolah melalui incinerator sesuai dengan izin

Kemasan

Bekas Ton 1 1 0

Diolah melalui incinerator sesuai dengan izin

Lampu TL

Bekas Ton 0.041

0.038

0

Diserahkan ke PT. PPLI melalui transporter PT. Jasa Medivest dengan Kode Manifest QR. 0.003

Disimpan di TPS Limbah B3 dengan masa simpan masih sesuai dengan izin

Scrap terkontaminasi LB3

Ton 249.072 249.072 0

Dikirim ke PT. Putra Harapan Urip melalui transporter PT. Putra Harapan Urip (kode manifest : AAA) Limbah Medis Ton 0.002 0.002

0

Diserahkan dan diangkut oleh PT. Jasa Medivest dengan Kode Manifest QR.

E-Waste Ton 0 0 0 Belum dihasilkan sampai dengan periode pengawasan

C. Sumber Dari Kegiatan Lain

Oli Bekas Ton 608.200 602.050 0

Dimanfaatkan sendiri sebagai subtitusi bahan bakar di boiler 6.150 Disimpan di tanki induk

TOTAL Ton 988.515 988.515 0

Persentase % 100 0

Ket : 60.90% limbah B3 dimanfaatkan sendiri sebagai substitusi bahan bakar di boiler, 34.20% diserahkan ke pihak ke tiga yang berizin, 2.53% ditimbun (landfill), 0.91% dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan batako dan paving block, 0.85% masih disimpan di TPS, dan 0.61% diolah dengan insinerator. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin.

Catatan :

1. Kolom “limbah belum dikelola” diisi jika limbah B3 disimpan di luar TPS limbah B3, dikelola oleh pihak ketiga yang tidak berizin dan dilakukan pengelolaan oleh perusahaan tanpa izin.

2. kolom perlakuan lihat di logbook/neraca dan manifest salinan 7.

C. Temuan dan Rekomendasi

No. Aspek Penilaian Temuan

Lapangan

Rencana Tindak Lanjut

1 Pendataan Jenis dan Volume a. Limbah yang dihasilkan

Identifikasi jenis limbah B3 Telah melakukan identifikasi terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan.

Tetap melakukan identifikasi terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan. Pencatatan Jenis dan Volume

Limbah B3 yang dihasilkan

Telah melakukan pencatatan terhadap jenis dan volume seluruh limbah B3 yang dihasilkan.

Tetap melakukan pencatatan terhadap jenis dan volume seluruh limbah B3 yang dihasilkan. Pendataan Pengelolaan

Lanjutan Limbah B3

Telah melakukan pendataan pengelolaan terhadap jenis limbah yang teridentifikasi dan telah melakukan pengelolaan lebih lanjut.

Tetap melakukan pendataan terhadap identifikasi dan dan tetap melakukan pengelolaan lebih lanjut.

b. Pelaporan Belum melaporkan realisasi pengelolaan semua limbah B3 yang dihasilkan dengan menyampaikan neraca limbah B3, logbook, dan manifest salinan #2 per triwulan kepada BPLH Kota Bandung dengan tembusan kepada BPLHD Provinsi Jawa Barat, Kementerian Lingkungan Hidup. Wajib melaporkan realisasi pengelolaan semua limbah B3 yang dihasilkan dengan menyampaikan neraca limbah B3, logbook, dan manifest salinan #2 per triwulan kepada BPLH Kota Bandung dengan tembusan kepada BPLHD Provinsi Jawa Barat, Kementerian Lingkungan Hidup.

2. Perizinan Pengelolaan LB3

Kepemilikan izin PLB3 yang dipersyaratkan

1. Surat Rekomendasi Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 dari BPLH Kota Bandung, Nomor : 660.1/254/wasdal tertanggal 16 Juli 2013.

Tetap memiliki izin pengelolaan limbah

B3 yang

No. Aspek Penilaian Temuan Lapangan

Rencana Tindak Lanjut 2. Izin Pemanfaatan Limbah B3

dari Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 26 Tahun 2013, tertanggal 21 Januari 2013. 3. SK. Menteri Lingkungan Hidup,

Nomor : 568 Tahun 2009, tanggal 27 September 2010 4. SK. Menteri Lingkungan Hidup,

Nomor : 455 Tahun 2009 tanggal 13 Agustus 2009 5. SK. Menteri Lingkungan Hidup,

Nomor : 261 tahun 2010, Tanggal 14 Oktober 2010. Masa berlaku izin 1. Rekomendasi Tempat

Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 masa berlaku 2 (dua) Tahun; 2. Izin Pemanfaatan Sludge IPAL

masa berlaku 5 (lima) Tahun. 3. Izin Pemanfaatan Abu Batu

Bara masa berlaku 5 (lima) Tahun.

4. Izin Pengolahan (Incinerator) masa berlaku 5 (lima) Tahun. 5. Izin Penimbunan/Landfill masa

berlaku 5 (lima) Tahun.

Tetap memastikan semua izin yang dimiliki masih berlaku

3. Pelaksanaan ketentuan izin :

a. Pemenuhan terhadap ketentuan teknis dalam izin selain Baku Mutu Emisi, Effluent dan Standard Mutu (check list).

 100% Pemenuhan ketentuan teknis Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (Ketentuan TPS Limbah B3 telah sesuai dengan Kepdal Nomor : 01/1995 tentang Tata cara Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3); dan

 100% Pemenuhan ketentuan teknis Pemanfaatan oli bekas Limbah B3 (Ketentuan Pemanfaatan Limbah B3 telah sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 26 Tahun 2013, tertanggal 21 Januari 2013 tentang Izin Pemanfaatan limbah B3).

 Pemanfaatan Limbah B3 - Tata tata cara penyimpanan fly

ash/bottom ash di lokasi kegiatan produksi batako dan paving blok belum sesuai dengan Kepdal Nomor : 01 Tahun 1995 tentang Tata cara

Tetap menjaga ketentuan teknis Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 dan pemanfaatan oli bekas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

No. Aspek Penilaian Temuan Lapangan

Rencana Tindak Lanjut penyimpanan limbah B3. Fly

ash/bottom ash disimpan disimpan dengan sistem curah, sebagian berada di dalam tempat yang terlindung dari masuknya air hujan, dan sebagian lagi disimpan di tempat terbuka.

 Pengolahan Limbah B3 - Belum melakukan pencatatan

temperatur ruang bakar secara keseluruhan. Pencatatan hanya dilakukan pada ruang bakar 1. - Berdasarkan pencatatan pihak

perusahaan, temperatur ruang bakar 1 belum sesuai dengan ketentuan, yaitu hanya 400 OC. Sedangkan ketentuan dalam izin, bahwa selama pembakaran limbah B3, kondisi temperatur ruang bakar 1 berkisar antara 800 OC 1.000 OC, dan ruang bakar 2 bekisar antara 1.000 OC – 1.100 OC.

 Penimbunan Limbah B3 - Sedang dalam proses

penutupan dan alih fungsi lahan.

b. Emisi dari kegiatan pengolahan dan/atau pemanfaatan limbah B3:

- Pemenuhan terhadap BME Hasil analisa emisi 2 (dua) buah cerobong boiler pada Semester II Tahun 2012 (bulan Juli 2013) dan Semester I Tahun 2013 (bulan Januari 2013) telah memenuhi BME sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : 26 Tahun 2013, tertanggal 21 Januari 2013 tentang Izin Pemanfaatan limbah B3 PT. Sinkona Indonesia Lestari.

Tetap menjaga kualitas udara emisi boiler selalu memenuhi baku mutu

- Jumlah parameter yang diukur dan dianalisa

Jumlah Parameter yang diukur dan dianalisa telah sesuai dengan ketentuan perizinan, yaitu : Partikel, SO2, NO2, HF, HCl, CO, CH4, As, Cd, Cr, Pb, Hg, Ti dan opasitas. Tetap melakukan penggukuran emisi cerobong dengan jumlah parameter sebagaimana tercantum dalam izin - Frekuensi pengukuran Frekuensi pengukuran telah sesuai

dengan ketentuan perizinan yaitu setiap 6 (enam) bulan sekali.

Tetap melakukan pemantauan kualitas udara emisi cerobong sebagaimana tercantum dalam izin.

No. Aspek Penilaian Temuan Lapangan

Rencana Tindak Lanjut

c. Effluent dari kegiatan pengolahan dan/atau penimbunan dan/atau pengelolaan limbah B3 lainnya:

Pemenuhan terhadap BMAL Semua parameter hasil pengolahan air lindi (basin clarifier) sudah memenuhi baku mutu.

Tetap

mempertahankan kinerja IPAL CPP sehingga hasilnya tetap memenuhi baku mutu.

Jumlah parameter yang diukur dan dianalisa

Jumlah parameter yang diukur dan dianalisa sesuai dengan Permen LH No. 8 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha/Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal. Tetap melakukan pemantauan dan analisa dengan jumlah parameter sesuai dengan ketentuan perundang- undangan.

Frekuensi pengukuran Frekuensi pengukuran telah sesuai dengan ketentuan perizinan yaitu setiap 1 (satu) bulan sekali.

Tetap melakukan pemantauan kualitas udara emisi cerobong sebagaimana tercantum dalam izin.

d. Standar Mutu Produk dan/atau kualitas limbah B3 untuk pemanfaatan

Pemenuhan terhadap standard (mis : kuat tekan, toleransi kadar pencemar dalam limbah B3 yang akan dimanfaatkan)

Sudah melakukan analisa uji tekan terhadap hasil pemanfaatan batako dan paving blok sesuai dengan SII- 0964-84.

Tetap memperhatikan komposisi campuran antara semen, pasir dan fly ash/bottom ash dalam kegiatan pemanfaatan fly ash/bottom ash menjadi batako dan paving blok. Frekuensi

pengukuran/pengujian

Pengujian dilakukan sebagai persyaratan izin.

-

4. Open dumping, pengelolaan tumpahan, dan penanganan media/tanah terkontaminasi limbah B3 :

Kegiatan yang dimaksud adalah penanganan lahan terkontaminasi dari ceceran oil yang berjumlah 22 titik.

Jenis limbah dan jumlah limbah yang di open dumping

Ceceran oil yang diakibatkan dari adanya kebocoran Marine Hose di SPM 150 DWT.

Rencana pengelolaan lahan terkontaminasi

Telah melakukan penanganan lahan terkontaminasi pada 22 titik sesuai dengan rencana, yaitu :

Penganan ceceran yang berada di perairan SPM 150 DWT dilakukan dengan cara memasang Oil Boom dan penyemprotan dengan oil

No. Aspek Penilaian Temuan Lapangan

Rencana Tindak Lanjut dispersant. Oil Dispersant yang

digunakan sesuai rekomendasi Ditjen Migas No 1840 /28.02/DMT/ 2006;

Melokalisir Ceceran oil agar tidak meluas

Melakukan clean up terhadap tanah dan pasir diseluruh lahan terkontaminasi.

Kesesuaian rencana dengan pelaksanaa pengelolaan lahan terkontaminasi

Pelaksanaan pengelolaan lahan terkontaminasi telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat

Tetap memastikan pelaksanaan pengelolaan lahan terkontaminasi telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat

Jumlah total limbah dan tanah terkontaminasi yang dilakukan pengelolaan

Jumlah limbah B3 berupa tanah/pasir serta kemasan dan material terkontaminasi sebanyak

9.509,57 ton;

Perlakuan pengelolaan limbah dan tanah terkontaminasi yang diangkat sesuai perencanaan

Telah dilakukan pengelolaan lanjutan terhadap semua limbah B3 dari kebgiatan penaganan lahan terkontaminasi tersebut, yaitu :

Tanah/pasir terkontaminasi sebanyak 2,474.58 ton diserahkan kepada Pihak-3 yang berizin yaitu PT. Teknotama Lingkungan Internusa dan plastik bekas terkontaminasi sebanyak 84.4 ton diserahkan kepada PT. PPLi. Bukti penyerahan tanah/pasir serta kemasan terkontaminasi terekam dalam dokumen manifest serta bukti kontrak kerja/MOU pengelolaan limbah B3 dengan PT. TLI maupun PT. PPLi ;

Tanah/pasir terkontaminasi sebanyak 6,950.59 ton dimanfaatkan sebagai material backfill di area TPS Lay down. Hal tersebut sesuai dengan surat rekomendasi dari Deputi IV Kementerian Lingkungan Hidup, Nomor : B- 4969/Dep.IV/LH/07/2012 tertanggal 1 Juli 2012 dinyatakan bahwa tanah/pasir terkontaminasi minyak yang

No. Aspek Penilaian Temuan Lapangan

Rencana Tindak Lanjut nilai TPH-nya lebih kecil

daripada 1% (10.000 mg/kg) dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lebih dahulu. Adapun hasil analisa kadar TPH yang telah dilakukan melalui laboratorium ALS sebesar 109 mg/kg. SSPLT (surat status

pemulihan lahan terkontaminasi)

Telah terbit Surat Status Penyelesaian Lahan Terkontaminasi (SPPLT) dari Kementerian Lingkungan Hidup berdasarkan surat nomor : B- 12630/Dep.IV/LH/PDAL/12/2012 tertanggal 27 Desember 2012 yang diperuntukkan untuk 13 (tiga belas) titik. Sementara itu, 8 (delapan) titik sedang dalam proses penerbitan SPPLT dari KLH dan 1 (satu) titik yaitu titik 3 sedang dalam proses pembahasan dengan Kementerian Lingkungan Hidup.. Agar segera melaporkan hasil pembahasan pemulihan lahan terkontaminasi pada area/titik 3 kepada Kementerian Lingkungan Hidup, dan tembusannya kepada BPLH Kota Bandung serta BPLHD Provinsi Jawa Barat.

Ketentuan dalam SSPLT - Ketentuan yang tertera dalam SPPLT adalah perusahaan berkewajiban untuk melakukan monitoring terhadap sedimen dan perairan di lokasi terjadinya pencemaran. Frekuensi pengujian sebagaimana dimaksud dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali oleh laboratorium terakreditasi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak ditandatanganinya SPPLT; - Pengujian pertama rencananya

akan dilakukan pada awal bulan Juli 2013, dan pada saat ini penunjukan laboratorium sedang dalam proses.

Hasil monitoring sebagai kewajiban yang tertera dalam SPPLT wajib dilaporkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup serta ditembuskan kepada BPLH Kota Bandung serta BPLHD Provinsi Jawa Barat.

5. Jumlah limbah B3 yang dikelola (Neraca Limbah B3)

 Jumlah limbah B3 yang dihasilkan dan dikelola dari tangga 1 Juli 2013 s/d 8 Mei 2014 sebanyak 610.613 ton. 98.60% limbah B3 dimanfaatkan sebagai subtitusi bahan bakar di boiler, 0.34% diserahkan ke pihak ketiga yang berizin, 1.06% limbah yang masih tersimpan di TPS limbah B3 menunggu pengelolaan lanjut berikutnya. Secara umum, 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan

Tetap mengelola seluruh limbah B3 yang dihasilkan sesuai ketentuan yang berlaku.

No. Aspek Penilaian Temuan Lapangan

Rencana Tindak Lanjut persyaratan dalam izin

6. Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3

a. Pengelolaan melalui pengumpul limbah B3

Perusahaan telah menjalin kerjasama pengelolaan limbah B3 yang berupa Scrap terkontaminasi, Kemasan bekas dan oli bekas dengan PT. Putra Harapan Urip yang memiliki Izin Pengumpulan limbah B3 sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2012, tanggal 20 Januari 2012.

Tetap melakukan kerjasama

pengelolaan limbah B3 dengan pihak ketiga yang berizin.

Masa berlaku izin Masa berlaku Izin Pengumpulan Limbah B3 masih berlaku.

Tetap memperhatikan masa berlaku izin pihak ketiga. Kesesuaian jenis limbah B3

yang dikumpul dengan izin yang berlaku

Jenis limbah yang dikelola oleh PT.

Dalam dokumen (, 2.01 MB) BUKU FINAL 031114 (Halaman 69-92)

Dokumen terkait