• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh kasus dalam memperkirakan fungsi-fungsi kemungkinan kerugian ( loss-probability functions )

Gambar 1 Pemaduan perhatian terhadap risiko bencana ke dalam penilaian ekonom

Kotak 4 Contoh kasus dalam memperkirakan fungsi-fungsi kemungkinan kerugian ( loss-probability functions )

Analisis-analisis biaya-manfaat yang berhasil diterapkan menggunakan beragam metode untuk memperkirakan fungsi-fungsi kemungkinan kerugian dan manfaat terkait dari inisiatif pengurangan risiko bencana. Dalam keadaan tertentu, analisis ini berdasarkan pada informasi kuantitatif yang terperinci. Namun, dalam kasus lain dengan jalan menyederhanakan asumsi. Misalnya:

 Meski merupakan kasus yang agak luar biasa, analisis biaya-manfaat yang dilakukan GTZ tentang

manajemen air terpadu dan rencana perlindungan banjir di Semarang, Indonesia, mampu memanfaatkan

kurva-kurva kemungkinan yang melampaui perkiraan (exceedance probability curves) yang ada bagi banjir

daerah bantaran sungai dan tepi pantai dalam wilayah proyek serta memanfaatkan survei-survei atas harta benda yang terlanda banjir. Peningkatan jumlah harta benda yang terlanda banjir di masa datang diperkirakan berbanding lurus dengan proyeksi pertumbuhan penduduk.

 Analisis biaya-manfaat terhadap proyek perlindungan banjir di Piura, Peru, yang dilakukan sebagai

bagian dari penelitian yang sama oleh GTZ, menggunakan pendekatan kilas balik ke belakang. Analisis ini berdasar pada data kerusakan aktual akibat banjir yang terjadi sekitar tahun 1982-1983 dan 1997- 1998 yang digabungkan dengan informasi tentang frekuensi dan parah tidaknya kejadian El Nino selama 50 tahun terakhir. Hal ini dihubungkan dengan curah hujan yang lebih tinggi di wilayah proyek. Data kerusakan dikumpulkan untuk menentukan tingkat kerugian di wilayah proyek. Proyeksi atas kerugian di masa datang disesuaikan untuk memperhitungkan perubahan-perubahan dalam penggunaan lahan, yang meningkatkan harta benda dan mempertinggi ketangguhan, yang dicerminkan dengan perbaikan tanggul sejak terjadinya banjir tahun 1982-1983 dan instalasi sistem peringatan dini sejak terjadinya banjir tahun 1997-1998.

C a t a t a n P a n d u a n 8 117

 Sebuah analisis terhadap intervensi LSM yang bertujuan untuk mengurangi dampak banjir di Bihar, India,

dengan memasang pompa tangan dan mendukung evakuasi didasarkan pada penyederhanaan asumsi bahwa kerugian yang diakibatkan oleh banjir tahunan dengan tidak adanya intervensi akan sama setiap tahun selama berlangsungnya proyek, yaitu akan terjadi dengan kepastian 100 persen. Pendekatan ini dibenarkan berdasar pada argumen bahwa meskipun tingkat banjir bervariasi setiap tahunnya, tingkat banjir tersebut secara konsisten telah mencapai ketinggian yang cukup untuk merendam pompa tangan sehingga diperlukan evakuasi. Analisis kepekaan digunakan untuk menyelidiki implikasi-implikasi yang diakibatkan periode banjir yang lebih panjang (empat bulanan) dan lebih singkat (dua bulanan) dan bukannya yang selama ini diasumsikan yaitu periode tiga bulanan.

Sumber: Cabot Venton dan Venton (2005); Mechler (2005).

Pendekatan informasi terbatas. Dalam situasi dimana informasi terbatas dan tidak mudah didapat serta sedikit sumber daya yang tersedia bagi analisis ekonomi, maka pendekatan-pendekatan alternatif yang tidak begitu ketat mungkin akan dicari. Namun, pendekatan-pendekatan ini sebaiknya diterapkan dengan perhatian dan kehati- hatian yang besar.

Di dalam situasi dimana ketidakpastian terasa kuat tentang tingkat risiko, tetapi potensi kejadian bahaya lumayan

besar, mungkin bisa diterapkan pendekatan periode pay-off and cut-off. Menurut pendekatan ini, proyek-proyek

dikaji berdasarkan pada apakah proyek tersebut akan menghasilkan keuntungan bersih yang memadai selama periode waktu tertentu yang relatif singkat, sedikitnya dua atau tiga tahun. Biaya dan keuntungan yang berada di

luar periode berakhirnya proyek (cut-off) dibiarkan. Selain itu, menurut pendekatan penyesuaian tingkat diskonto

(discount-rate adjustment), sedikit beban diberikan pada manfaat dan biaya masa depan yang semakin tidak pasti dengan menambahkan premi risiko pada tingkat bunga diskonto. Pendekatan “teori permainan matematika”

menawarkan pilihan ketiga, yang mengikuti strategi-strategi keuntungan maksimum-minimum (maximin-gain)

maupun kerugian minimum-maksimum (minimax-regret). Menurut strategi pertama, alternatif proyek yang memberi

keuntungan tertinggi dalam skenario kemungkinan terburuk akan dipilih. Sedangkan, strategi kedua melibatkan pemilihan proyek dengan memberikan jumlah kerugian terkecil yang mungkin diderita. Menurut pendekatan keempat, analisis kepekaan, nilai dari parameter-parameter kunci yang tidak pasti akan diubah (lihat juga di bawah ini).10

Menakar nilai manfaat. Apa pun pendekatan yang dipilih untuk memasukkan risiko dan manfaat yang terkait dengan pengurangan risiko bencana ke dalam analisis ekonomi, masalah-masalah yang terdaftar dalam Langkah 2 perlu diperhitungkan untuk memperkirakan manfaat. Di samping itu, faktor-faktor berikut ini harus tetap diingat:

Manfaat tidak langsung. Analisis sebaiknya hanya memperhitungkan perubahan-perubahan dalam kerugian- kerugian tidak langsung yang jelas-jelas berkaitan dengan proyek dan yang belum dianggap sebagai manfaat

langsung (lihat Kotak 3). Dalam beberapa situasi, model masukan-keluaran (input-output) yang menangkap

pertalian antar sektor maju dan mundur di antara sektor-sektor yang berbeda dalam ekonomi mungkin membantu dalam menentukan manfaat tidak langsung. Namun, sebaiknya dihindari menggunakan metode pemecahan masalah sederhana yang mengasumsikan adanya rasio tetap dari total kerugian langsung terhadap total kerugian tidak langsung. Meskipun rasio seperti itu telah dihitung, hanya segelintir dari rasio-rasio tersebut yang bisa memastikan bahwa rasio yang dipilih konsisten dengan sifat kerusakan potensial tertentu dan dapat bertahan dalam keadaan sosial ekonomi di negara-negara yang mengalaminya dan sebagainya.

Hal-hal nonmateri (hal yang tidak terukur secara kuantitatif). Inisiatif pengurangan risiko bencana dapat menghasilkan manfaat nonmateri, yaitu manfaat yang berhubungan dengan barang dan jasa yang tidak dapat dipertukarkan karena tidak ada metode yang disepakati bersama untuk menaksir nilai moneter. Manfaat nonmateri mencakup, misalnya, kerusakan bangunan yang memiliki nilai budaya dan sejarah, gangguan terhadap kegiatan belajar mengajar dan trauma psikologis. Kepustakaan mengenai analisis biaya-manfaat terhadap langkah-langkah pengurangan risiko bencana biasanya lebih suka menggunakan metode penaksiran nilai yang tidak pasti untuk menaksir manfaat nonmateri serta berhati-hati untuk tidak menggunakan perangkat

lain yang telah dikembangkan untuk tujuan ini.11 Menurut metode penaksiran nilai yang tidak pasti, responden

survei ditanyai seberapa besar mereka akan bersedia untuk membayar demi menuju perubahan yang telah diperinci dengan jelas, misalnya, perlindungan tambahan terhadap bangunan bersejarah yang melalui investasi mitigasi struktural tertentu.

10 Lihat Kramer (1995), Parker dkk (1997) untuk pembahasan tentang manfaat dan kelemahan dari pendekatan-pendekatan yang beragam ini. 11 Lihat Penning-Rowsell dkk (1992) dan Handmer dan Thompson (1996) untuk pembahasan yang lebih mendalam.

Analisis efektivitas biaya menawarkan metode alternatif untuk menganalisis alternatif-alternatif proyek yang menghasilkan aliran manfaat nonmoneter atau manfaat nonmateri yang besar atau dalam situasi di mana keputusan sudah diambil untuk segera memulai proyek tertentu. Menurut pendekatan ini, masukan-masukan proyek ditaksir nilainya dalam satuan moneter dan keluaran dinilai dengan satuan fisik, dengan selanjutnya memilih metode paling hemat biaya untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu (lihat Kotak 5).

Cedera dan kematian. Penaksiran nilai cedera dan kematian, keduanya merupakan contoh tambahan dari kerugian-kerugian nonmateri, merupakan masalah yang secara khusus diperdebatkan, yang melibatkan kesulitan-

kesulitan etis dan teknis. Pendekatan ‘Nilai Kehidupan Statistik’ (Value of a Statistical Life’) yang berdasarkan

pada penilaian tidak pasti dan kemauan untuk membayar, biasanya dianggap sebagai perangkat yang terbaik dalam hal ini. Menurut pendekatan ini, nilai yang diletakkan oleh seseorang secara langsung pada pengurangan risiko kematian dan cedera diri mereka sendiri dan orang lain dijumlah dari semua yang terkena dampak

dari kejadian tertentu.12 Dalam situasi yang lain, mungkin perlu untuk membandingkan berbagai jenis proyek

potensial yang berbeda dalam hubungannya dengan jiwa yang dapat diselamatkan (misalnya, pengendalian malaria dibandingkan dengan usaha untuk membangun sekolah-sekolah yang tahan gempa). Dalam kasus-kasus

tersebut, jenis pendekatan ‘tahun kehidupan yang hilang karena kematian dan kecacatan yang diderita’(Disability

Adjusted Life Years/DALY), yang memperhitungkan dampak terhadap usia harapan hidup dan kualitas kehidupan,

dapat digunakan untuk mengukur efektivitas biaya relatif dan membantu proses pengambilan keputusan.13