• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Penyusunan Instrumen Penelitian

DAN SKALA PENGUKURAN SIKAP

C. Contoh Penyusunan Instrumen Penelitian

Dari judul penelitian Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan

Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru dapat diketahui terdapat tiga insrumen untuk tiga variabel, yaitu sebagai berikut.

1. Instrumen untuk variabel perilaku kepemimpinan.

2. Instrumen untuk variabel budaya sekolah.

3. Instrumen untuk variabel kinerja guru.

Agar pembuatan instrumen dapat dilakukan dengan sistematis dan mudah untuk dikoreksi jika terjadi kesalahan pembuatan dan dikonsultasikan kepada pakar yang mengerti permasalahan penelitian tersebut, maka perlu dikemukakan teori yang terkait dengan ketiga variabel tersebut yang dituangkan dalam defi nisi operasional. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Berikut defi nisi operasional variabel penelitian.

1. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1) adalah pemimpin sekolah yang

bertanggung jawab atas penyelengaraan kegiatan a) pencipta learning

organization; b) penentu arah program sekolah; c) melaksanakan program supervisi; d) menunjukkan sifat-`sifat kepemimpinan; e) agen perubahan; dan f) melaksanakan motivasi bagi personel dengan strategi untuk meningkatkan profesionalisme guru. Konsep perilaku kepemimpinan kepala sekola dikembangkan oleh Peter Senge, 1990: 8-9.

2. Budaya sekolah (X2) adalah pola dasar yang dikemukakan atau dikembangkan

masalah-masalah yang diadaptasi dari luar maupun integrasi dari dalam yang sudah berjalan cukup baik, diakui secara sah. Oleh karena itu, perlu dipikirkan oleh anggota-anggota sekolah sebagai cara yang benar untuk disadari, dipikirkan, dan dirasakan dalam hubungannya dengan masalah-masalah sekolah. Ada beberapa nilai yaitu a) nilai tujuan; b) nilai pengambilan keputusan secara konsensus; c) nilai keunggulan, (d) nilai kesatuan kepentingan; e) nilai imbalan berdasarkan prestasi; f) nilai berpikir secara empiris; g) nilai keakraban dan kekompakan; h) nilai integritas atau kejujuran. Nilai sekunder yang menjadi dasar budaya sekolah terdiri dari a) nilai yang fokus pada pelanggan; b) nilai pengendalian disiplin; c) nilai kewiraswastaan; d) nilai pengambilan keputusan yang cepat; e) nilai perencanaan jangka panjang dan jangka pendek; f) nilai teknologi canggih. Konsep budaya sekolah dikembangkan dari Miller, 1987: 56-57.`

3. Kinerja guru (Y) merupakan tingkat profesional guru dalam proses belajar-

mengajar selama periode tertentu yang diwujudkan melalui a) pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik; b) kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, berwibawa, serta menjadi teladan peserta didik; c) profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam; d) sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Konsep kinerja guru dikembangkan dari pasal 8, UUGD 14/2005.

Selanjutnya, dari defi nisi operasional variabel- variabel tersebut dij abarkan ke dalam kisi-kisi sebagai berikut.

1. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran menggunakan Skala Likert dengan kisaran secara kontinum 1–5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut. 5 = Sangat Tinggi 4 = Tinggi 3 = Cukup 2 = Rendah 1 = Sangat Rendah

Tabel 6.1 Kisi-kisi instrumen variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1)

Variabel Sub variabel Indikator-indikator Nomor

Item Perilaku kepemimpinan kepala sekolah (x1) adalah pemimpin sekolah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan dengan strategi untuk meningkatkan profesionalitas guru. 1. Pembangunan learning organization. a. Dapat meningkatkan profesionalisme guru.

b. Dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru tentang pembelajaran.

c. Dapat memotivasi guru dan siswa untuk disiplin dalam bekerja dan belajar serta berprestasi. d. Mampu membina moral,

kepribadian, sikap, mental dan perilaku guru. 1 2 3 4,5,6,7 2. Penentu arah program sekolah a. Mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin, dan mengendalikan program dan realisasi program pendidikan sekolah.

b. Mampu merencanakan, menegoisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin, dan mengendalikan program pengembangan sarana dan prasarana sekolah. c. Mampu merencanakan,

mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin, dan mengendalikan program dan pengembangan guru di sekolah.

d. Mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin, dan mngendalikan program dan realisasi program pengembangan fasilitas sekolah. e. Mampu mengadministrasikan

fasilitas kurikulum.

f. Mampu mengadministrasikan keuangan.

g. Mampu mengadmisintrasikan fasilitas sekolah bersama guru dan staf yang terkait. h. Mampu mengadmisintrasikan

guru murid, dan staf sekolah lainnya bersama guru dan staf yang terkait. 8 9 10 11 12 13 14 15

3. Melaksanakan program supervisi

a. Mampu melakukan supervisi klinis kepada guru untuk meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pembelajaran.

b. Mampu melakukan supervisi terhadap motivasi, kreativitas, kinerja, dan produktivitas guru di sekolah.

16

17

4. Menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan

a. Kepala sekolah mampu menunjukkan kepribadian yang patut diteladani oleh guru dan staf.

b. Kepala sekolah dapat memiliki keahlian dasar dalam memimpin sekolah.

c. Kepala sekolah dapat memiliki pengalaman dan pengetahuan profesional tentang kepemimpinan.

d. Kepala sekolah dapat memiliki pengetahuan tentang administrasi dan pengawasan sekolah.

18 19 20

21

5. Agen perubahan a. Kepala sekolah mampu bekerja secara konstruktif, kreatif, delegatif, dan integratif. b. Kepala sekolah mampu bekerja

rasional, objektif, disiplin, teladan, fleksibel, adaptable, dan pragmatis. 22 23 6. Melaksanakan motivasi bagi personel

a. Kepala sekolah dapat memotivasi guru dalam bekerja melalui pengaturan lingkungan fisik kelas dan sekolah.

b. Kepala sekolah dapat

mengevaluasi guru dalam bekerja melalui pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan dan penyediaan sebagai sumber belajar kepada guru.

24

25

Sumber: Sulaeman dan Ruliaty, 2016

2. Budaya Sekolah (X2)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran menggunakan Skala Likert dengan kisaran 1–5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut. 5 = Sangat Setuju

3 = Tidak Tahu 2 = Kurang Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju

Tabel 6.2 Kisi-kisi instrumen variabel budaya sekolah (X2)

Variabel Sub variabel Indikator-indikator Nomor

Item

Budaya Sekolah (X2) adalah pola dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh sekelompok sekolah dalam hubungannya dengan masalah-masalah sekolah berkaitan dengan dua nilai yaitu a) nilai primer dan b) nilai sekunder.

1. Nilai-nilai budaya primer.

a. Nilai tujuan organisasi. b. Nilai pengambilan keputusan

secara konsensus. c. Nilai keunggulan.

d. Nilai kesatuan kepentingan. e. Nilai imbalan berdasarkan

prestasi. f. Nilai empiris. g. Nilai keakraban. h. Nilai integritas. 1-2 3-4 5-5 7 8 9 10-11 12 2. Nilai-nilai budaya sekunder.

a. Nilai yang berfokus pada pelayanan.

b. Nilai pengendalian yang disiplin. c. Nilai kemandirian.

d. Nilai pengambilan keputusan yang cepat.

e. Nilai pengendalian strategik. f. Nilai teknologi unggul.

13 14-15 16 20 21-23

Sumber: Sulaeman dan Ruliaty, 2016

3. Kinerja Guru (Y)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran menggunakan Skala Likert dengan kisaran 1–5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut. 5 = Sangat Baik

4 = Baik 3 = Tidak Tahu 2 = Kurang Baik 1 = Sangat Tidak Baik

Tabel 6.3 Kisi-kisi instrumen variabel kinerja guru (Y)

Variabel Sub variabel Indikator-indikator Nomor

Item

Kinerja Guru (Y) adalah tingkat profesional guru dalam proses belajar-mengajar selama periode tertentu yang diwujudkan melalui a) pedagogik, b) kepribadian, c) profesional, dan d) sosial

1. Pedagogik a. Dapat memahami dengan baik ciri-ciri peserta didik.

b. Dapat memahami potensi-potensi anak didik.

c. Dapat menguasai berbagai model dan strategi pembelajaran. d. Dapat menguasai cara

menerapkan ICT dalam PBM. e. Dapat menguasai mata pelajaran

yang baik sebagai medium of instruction yang efektif. f. Dapat menguasai pendekatan

pedagogik dalam permasalahan pembelajaran.

g. Dapat merancang PBM yang komperhensif.

h. Dapat menilai kemajuan belajar peserta didik secara total. i. Dapat membimbing anak bila

menghadapi persoalan dalam pembelajaran.

j. Dapat menguasai prinsip dan proses PBM. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2. Kepribadian a. Dapat memiliki komitmen

dan kemajuan tinggi dalam melakukan tugasnya sebagai guru profesional.

b. Dapat memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa membeda-bedakan.

c. Dapat memiliki rasa tanggung jawab yang kokoh dalam melaksanakan fungsinya sebagai guru.

11 12 13

3. Profesional a. Mampu menguasai substansi atau materi atau isi teaching subject

atau mata pelajaran yang menjadi bidang keahlian.

b. Mampu menguasai learning equipment dan learning resources

yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar.

c. Mampu menguasai bagaimana mengolah learning resources dari lingkungan hidup sehingga dapat dipergunakan untuk mendukung proses pembelajaran.

d. Mampu menguasai bagaimana menerapkan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan efektivitas belajar anak. e. Mampu menguasai bagaimana

menyusun pelajaran yang mengemas isi, media teknologi, dan values dalam setiap proses pembelajaran. 14 15 16 17 18

3. Profesional a. Mampu memahami berbagai faktor yang berpengaruh dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung PBM. b. Dapat mengerti berbagai faktor

sosial-kultural dan ekonomi yang berpengaruh terhadap proses pendidikan peserta didik. c. Mampu memahami pentingnya

hubungan antara sekolah dengan orangtua dan tokoh masyarakat yang berpengaruh terhadap proses pendidikan anak di sekolah.

d. Dapat mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat. e. Dapat menguasai dan memahami

perubahan akibat dampak globalisasi. 19 20 21 22 23

Sumber: Sulaeman dan Ruliaty, 2016

Tahap selanjutnya adalah menjabarkan lagi kisi-kisi instrumen dari setiap variabel di atas menjadi instrumen pengumpulan data, yaitu sebagai berikut.

1. Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Tabel 6.4 Angket perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1)

Alternatif jawaban responden.

5 = Sangat Baik, 4 = Baik, 3 = Tidak Tahu, 2 = Kurang Baik, 1 = Sangat Tidak Baik

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5

Pencipta learning organization

1. Kepala sekolah mampu meningkatkan profesionalisme guru. 2. Kepala sekolah dapat memberikan pengarahan kepada guru

tentang pembelajaran.

3. Kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru tentang pembelajaran.

4. Kepala sekolah dapat memotivasi guru dan siswa untuk disiplin dalam bekerja dan belajar serta berprestasi.

5. Kepala sekolah mampu membina moral guru. 6. Kepala sekolah mampu membina kepribadian guru. 7. Kepala sekolah mampu membina perilaku guru. Penentu arah program sekolah

8. Kepala sekolah mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin, dan mengendalikan program dan realisasi program pendidikan sekolah.

9. Kepala sekolah mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin dan mengendalikan program dan pengembangan sarana dan prasarana sekolah. 10. Kepala sekolah mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin dan mengendalikan program dan realisasi program pengembangan guru di sekolah. 11. Kepala sekolah mampu merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan, mengevaluasi, memimpin dan mengendalikan program dan implementasi program pengembangan fasilitas sekolah.

12. Kepala sekolah mampu mengadministrasikan kurikulum. 13. Kepala sekolah mampu mengadministrasikan keuangan.

14. Kepala sekolah mampu mengadministrasikan fasilitas sekolah bersama guru dan staf yang terkait.

15. Kepala sekolah mampu mengadministrasikan guru murid, dan staf sekolah lainnya bersama guru dan staf yang terkait.

Melaksanakan program supervisi

16. Kepala sekolah mampu melakukan supervisi klinis kepada guru untuk meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pembelajaran.

17. Kepala sekolah mampu melakukan supervisi terhadap motivasi, kreativitas, kinerja dan produktivitas guru di sekolah.

Menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan

18. Kepala sekolah dapat menunjukkan kepribadian yang layak diteladani oleh guru dan staf.

19. Kepala sekolah bisa mempunyai keahlian dasar dalam memimpin sekolah.

20. Kepala sekolah bisa mempunyai pengalaman dan pengetahuan profesional tentang kepemimpinan.

21. Kepala sekolah bisa mempunyai pengetahuan mengenai administrasi dan pengawasan sekolah.

Agen perubahan

22. Kepala sekolah dapat bekerja secara konstruktif, kreatif, delegatif dan integratif.

23. Kepala sekolah dapat bekerja rasional, objektif, disiplin, teladan, fleksibel, adaptable dan pragmatis.

Melaksanakan motivasi bagi personel

24. Kepala sekolah dapat memotivasi guru dalam bekerja melalui pengaturan lingkungan fisik kelas dan sekolah.

25. Kepala sekolah dapat mengevaluasi guru dalam bekerja melalui pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan, dan penyediaan sebagai sumber belajar kepada guru.

2. Angket Budaya Sekolah (X2)

Tabel 6.5 Angket budaya sekolah (X2)

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5

Nilai-nilai budaya primer

1. Tujuan dan program sekolah dipahami bagi pihak (sekolah, guru, murid, orang tua, dan stakeholders).

2. Pada umumnya visi dan misi sekolah dimengerti bagi pihak yang berkepentingan (sekolah, guru, murid, orang tua, dan

stakeholders).

3. Kepala sekolah menyetujui keputusan yang dibuat secara konsensus.

4. Setiap keputusan-keputusan strategis yang memengaruhi unit kerja dibuat secara konsensus.

5. Guru dan kepala sekolah terikat dalam proses pendidikan dan perbaikan air yang terus-menerus.

6. Kepala sekolah memberikan kemudahan jika ada guru yang ingin melanjutkan pendidikannya untuk mencapai standar persyaratan pendidikan yang disyaratkan.

7. Kepala sekolah berasumsi bahwa para guru dapat memberi sumbangan yang berarti pada proses pengembalian keputusan. 8. Kepala sekolah memberikan penghargaan kepada setiap guru

yang berprestasi.

9. Apabila ada masalah dan apakah data dikumpulkan kemudian dianalisis agar sampai pada arah tindakan yang diinginkan. 10. Guru secara individu merasakan bahwa kepala sekolah secara

pribadi memperhatikan dan menanggapi kesejahteraan dan kebutuhannya.

11. Pada saat Bapak/Ibu/Sdr mendapatkan kesulitan, teman-teman secara spontan memberikan bantuan.

12. Kepala sekolah memiliki loyalitas yang maknanya bertanggung jawab kepada pekerjaannya, atasannya, organisasi, dan tetap mendukung semua kebijakan sekolah.

Nilai-nilai Budaya Sekunder

13. Kepala sekolah secara teratur mendiskusikan dengan guru-guru tentang umpan balik dari masyarakat atau dewan sekolah. 14. Hasil UAN dan hasil lulusan merupakan hasil kerja keras kepala

sekolah dan guru atau atas permintaan dari masyarakat. 15. Prosedur dan sistem pengendalian sekolah dipandang sebagai

sesuatu yang mengakibatkan lambatnya tanggapan terhadap masyarakat atau teknologi.

16. Guru menceritakan bahwa ketaatan pada prosedur atau kebijakan lebih penting daripada memenuhi kebutuhan siswa (masyarakat) 17. Kepala sekolah lebih memfokuskan perhatian dan efisiensi atau

pada inovasi pasar, mutu lulusan, dan perubahan.

18. Pengambilan keputusan kepala sekolah membutuhkan banyak waktu sehingga peluang baru lepas.

19. Keputusan kepala sekolah ternyata sering tidak bijaksana. 20. Kepala sekolah mempunyai suatu perspektif jangka panjang

secara progresif dan lebih strategis visioner dibandingkan guru-gurunya terhadap perkembangan sekolah.

21. Kepala sekolah melayani dengan tepat memfokuskan perhatian pada guru-guru yang berprestasi.

22. Hasil lulusan sekarang dibekali teknologi canggih. 23. Teknologi yang digunakan oleh sekolah dominan menjalani

perubahan-perubahan yang cepat.

Sumber: Sulaeman dan Ruliaty, 2016

3. Angket Kinerja Guru (Y)

Tabel 6.6 Angket kinerja guru (X2)

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5

Pedagogik

1. Guru dapat memahami dengan baik ciri-ciri peserta didik . 2. Guru dapat memahami potensi-potensi anak didik .

3. Guru dapat menguasai berbagai model dan strategi pembelajaran. 4. Guru dapat menguasai cara menerapkan ICT dalam PBM.

5. Guru dapat menguasai mata pelajaran yang baik sebagai medium of instruction yang efektif.

6. Guru dapat menguasai pendekatan pedagogik dalam permasalahan pembelajaran.

7. Guru dapat merancang PBM yang komprehensif.

8. Guru dapat menilai kemajuan belajar peserta didik secara total. 9. Guru dapat membimbing anak bila menghadapi persoalan dalam

pembelajaran.

10. Guru dapat menguasai prinsip dan proses PBM. Kepribadian

11 Guru dapat memiliki komitmen dan kemajuan tinggi dalam melakukan tugasnya sebagai guru profesional.

12 Guru dapat memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa membeda-bedakan.

13 Guru dapat memiliki rasa tanggung jawab yang kokoh dalam melaksanakan fungsinya sebagai guru.

Profesional

14. Guru mampu menguasai substansi atau materi atau isi teaching subjects atau mata pelajaran yang menjadi bidang keahlian. 15. Guru menguasai learning equipment dan learning resources yang

diperlukan dalam proses belajar-mengajar.

16. Guru dapat menguasai bagaimana mengolah learning resources

dari lingkungan hidup sehingga dapat dipergunakan untuk mendukung proses pembelajaran.

17. Guru mampu menguasai bagaimana menerapkan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan efektivitas belajar anak. 18. Guru menguasai bagaimana menyusun rencana pelajaran yang

mengemas isi, media teknologi, dan values dalam setiap proses pembelajaran.

Sosial

19 Guru mampu memahami berbagai faktor yang berpengaruh dalam menghasilkan lingkungan belajar yang mendukung PBM.

20. Guru bisa mengerti berbagai faktor sosial-kultural dan ekonomi yang berpengaruh terhadap proses pendidikan siswa.

21. Guru mampu memahami pentingnya hubungan antara sekolah dengan orang tua dan tokoh masyarakat yang berpengaruh terhadap proses pendidikan anak di sekolah.

22. Guru dapat mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.

23. Guru bisa menguasai dan memahami perubahan-perubahan akibat dampak globalisasi.

Sumber: Sulaeman dan Ruliaty, 2016

Dari ketiga instrumen tersebut disusun dalam bentuk checklist. Namun

dalam hal ini, peneliti bisa saja untuk mengubahnya ke dalam pilihan ganda atau

rating scale semua atau kombinasi di antaranya karena pada prinsipnya sama dan tergantung selera peneliti itu sendiri.

Pemilihan instrumen pengumpulan data tergantung pada beberapa faktor, yaitu teknik pengumpulan data dan karakter dari data yang dibutuhkan. Jika menggunakan angket, maka bentuk pilihan ganda akan lebih komunikatif, tetapi tidak hemat kertas, dan angket menjadi tebal sehingga responden menjadi

enggan menjawabnya. Bentuk checklist dan rating scale bisa dipakai sebagai

pedoman wawancara ataupun observasi. Pemilihan instrumen tergantung pula pada karakter datanya, yaitu sebagai berikut.

a. Angket

Digunakan pada data yang sifatnya rahasia, penilaian atau pendapat terhadap sesuatu. Instrumen ini cocok untuk menggali data dari responden yang jumlahnya sangat banyak dan mampu membaca dengan baik.

b. Observasi

Digunakan pada karakter data yang sifatnya pelaksanaan sesuatu atau perbuatan. Lazimnya dipakai pada objek pengamatan atau responden yang sedikit.

c. Wawancara

Digunakan untuk data yang bersifat pengetahuan sesuatu secara mendalam. Oleh karena itu, biasanya dipakai bagi responden yang sedikit.

d. Tes

Digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan dan pengetahuan seseorang. Instrumen ini bisa dipakai pada responden yang berjumlah banyak.

e. Gabungan

Peneliti dapat menggabungkan dua atau lebih instrumen pengumpulan data sehingga data yang didapatkan akan lebih lengkap dan akurat.