• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Validitas Tes Secara Rasional atau Internal

E. Contoh Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Pengujian Validitas

1. Pembuatan Instrumen

Untuk membuat instrumen yang tepat bagi penelitian, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.

a. Menganalisis Variabel Penelitian

Peneliti harus memahami tentang apa yang dimaksud dengan variabel dalam penelitian, lalu menganalisisnya, mengembangkan menjadi subvariabel, mengembangkan lagi menjadi indikator, dan kalau memungkinkan terakhir mengembangkan menjadi subindikator. Indikator adalah langkah pendahuluan

sebelum instrumen tersebut dikembangkan.

Tabel 6.12 Menganalisis variabel motivasi belajar

Variabel Sub Variabel Indikator Sub-Indikator

Motivasi belajar

Intrinsik Perasaan senang 1. Senang terhadap pelajaran A. 2. Senang terhadap guru pelajaran A. 3. Senang mengerjakan pelajaran A. Kemauan

berprestasi

1. Kemauan siswa mengerjakan soal-soal pelajaran A.

2. Kemauan siswa mengerjakan PR. 3. Kemauan siswa memperoleh nilai baik. Kesadaran 1. Kesadaran siswa untuk belajar pelajaran

A.

2. Kesadaran siswa untuk mendalami materi pelajaran A.

3. Kesadaran siswa untuk tidak menyontek. Kemandirian Penyelesaian tugas pelajaran A tanpa

tergantung pada orang lain. Ekstrinsik Kondisi lingkungan

belajar

1. Kondisi kelas sangat nyaman untuk belajar.

2. Kondisi sekolah yang menyenangkan. 3. Suhu tempat belajar yang sejuk. Fasilitas belajar

yang memadai

1. Media pembelajaran lengkap.

2. Fasilitas yang mendukung pembelajaran tersedia.

Penghargaan dalam belajar

1. Sekolah senantiasa memberi beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

2. Guru menciptakan kompetisi akademik yang sehat dengan senantiasa memberi penghargaan berupa ucapan pujian kepada siswa.

Penggunaan metode pembelajaran

1. Guru menggunakan metode yang bervariasi.

2. Guru menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

3. Guru menggunakan metode yang berpusat pada siswa.

4. Guru menekankan pada learning by doing.

5. Guru menggunakan metode yang berorientasi pada meaningful learning.

Tabel tersebut identik dengan kisi-kisi instrumen. Dengan pengembangan

instrumen dari variabel sampai subindikator atau setidak-tidaknya sampai

indikator akan memudahkan peneliti dalam menentukan instrumen yang tepat bagi data tertentu. Dalam rangka memutuskan indikator-indikator dari semua variabel yang diteliti dibutuhkan pandangan yang mendalam dan luas mengenai variabel yang diteliti, serta teori-teori yang mendukungnya. Pemakaian teori guna penyusunan instrumen harus sebaik mungkin agar didapatkan indikator yang valid. Caranya bisa dilakukan dengan membaca banyak referensi (misalnya jurnal penelitian, buku) membaca hasil-hasil penelitian terdahulu yang sejenis, dan konsultasi pada orang yang dianggap ahli pada bidang yang akan diteliti.

b. Menetapkan Jenis Instrumen Penelitian

Menetapkan jenis instrumen akan bisa dilakukan saat peneliti sudah bisa memahami dengan jelas mengenai apa saja variabel penelitian dan indikator-indikatornya. Harus dipahami bahwa satu variabel bisa saja hanya membutuhkan satu jenis instrumen atau bisa saja membutuhkan lebih dari satu jenis instrumen. Dengan demikian, sebelum menentukan instrumen yang hendak dipilih dalam penelitian, sebaiknya peneliti harus memperhitungkan kualitas dan bobot instrumen yang akan dipilih. Contoh untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pemahaman suatu teks bacaan cukup menggunakan tes sebagai instrumen. Namun, jika peneliti ingin mendapatkan data tentang kedisiplinan guru dalam mengajar, maka tidak cukup hanya wawancara dengan kepala sekolah, atau wawancara dengan siswa, tetapi harus dikombinasikan dengan instrumen lain, yaitu observasi. Peneliti perlu mengamati secara saksama bagaimana kedisiplinan guru dalam mengajar, umpamanya dalam kehadirannya sehari-hari di sekolah.

c. Menyusun Item Instrumen

Setelah langkah-langkah di atas ditempuh, peneliti dapat menyusun

item instrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan dipakai dalam

pengumpulan data. Contohnya tabel instrumen di atas bisa dikembangkan menjadi pertanyaan angket. Jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut.

Table. 6.13 Angket motivasi belajar intrinsik perasaan senang

Sub Indikator Pernyataan Alternatif Jawaban

Senang terhadap pelajaran A.

Saya senang memperhatikan apa yang guru terangkan di kelas

SS S N TS STS

Sumber: Dokumen penulis

Keterangan

SS Sangat Setuju S Setuju N Netral TS Tidak Setuju STS Sangat Tidak Setuju

d. Mengujicobakan Instrumen

Menguji coba instrumen harus dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keampuhan suatu instrumen, yaitu reabilitas, validitas, dan keterbacaan

semua item dengan memakai metode-metode pengujian instrumen yang benar

dan baik. Boleh jadi berlandaskan hasil uji coba ada banyak item yang harus

dihilangkan dan diganti dengan item yang baru, sesudah memperoleh masukan

dari subjek uji coba.

Di antara faktor-faktor yang memengaruhi validitas hasil penelitian merupakan kualitas instrumen pengumpulan data yang digunakan. Peneliti harus berupaya merancang instrumen agar didapat instrumen yang tepat. Ketepatan instrumen dipastikan oleh dua faktor, yakni tingkat validitas dan tingkat reliabilitasnya.

1) Validitas instrumen penelitian

Validitas merupakan ukuran tingkat keabsahan suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai tingkat keabsahan yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut betul-betul bisa mengukur apa yang semestinya diukur.

Terdapat empat klasifi kasi yang ditetapkan oleh America Psychologocal

Association (APA) dalam menentukan validitas instrumen (Surapranata, 2005: 50), yaitu sebagai berikut.

a) Validitas isi adalah suatu instrumen dinamakan valid apabila sesuai standar

b) Validitas konstruk adalah validitas yang dilandaskan pada kecocokan instrumen dengan konstruksi teoretis di mana instrumen ini disusun.

c) Validitas prediktif adalah validitas yang dilandaskan pada kemampuan

instrumen dalam meramalkan hal-hal yang akan terjadi di masa depan yang berhubungan dengan variabel yang diungkap atau diukur.

d) Validitas konkuren adalah validitas yang dilandaskan pada ketepatannya

dengan hasil pengukuran instrumen lain yang berkaitan dengan variabel yang dipilih.

Berdasarkan pengujiannya, validitas instrumen bisa diklasifi kasikan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.

a) Validitas internal adalah validitas yang dilandaskan pada ketepatan antara

bagian-bagian dari instrumen terhadap instrumen secara keseluruhan.

b) Validitas eksternal adalah validitas yang dilandaskan pada informasi atau

data-data lain yang berhubungan dengan variabel yang diukur dan yang didapatkan oleh instrumen- instrumen lain.

2) Reliabilitas instrumen

Reliabilitas merupakan suatu ukuran tingkat keajegan, tingkat keampuhan, atau tingkat keterpercayaan suatu instrumen. Suatu instrumen disebut reliabel apabila instrumen ini mempunyai keterpercayaan yang tinggi.

Dilihat dari cara-cara pengujiannya, reliabilitas bisa diklasifi kasi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut.

a) Reliabilitas internal adalah reliabilitas instrumen yang dilandaskan pada

hasil kesesuaian antara bagian-bagian dari hasil tes. Pengujian reliabilitas ini dilaksanakan dengan hanya melalui satu kali uji coba atau pengetesan.

b) Reliabilitas eksternal adalah reliabilitas instrumen yang dilandaskan pada

hasil kesesuaian terhadap hasil tes yang berbeda, baik dari instrumen yang sama ataupun dengan instrumen lainnya. Uji reliabilitas tersebut dilaksanakan dengan hanya satu kali pengetesan atau uji coba.

Setelah diasumsikan instrumen pengumpulan data sudah dibuat, diuji, dan siap untuk digunakan. Walaupun demikian, peneliti tidak begitu saja langsung turun ke lapangan penelitian dengan membawa instrumen tersebut dan langsung mengumpulkan data.

Apabila peneliti memakai angket, maka instrumen ini harus diperbanyak sejumlah responden yang ada. Setelah dij ilid, peneliti masih perlu memeriksa apakah lembar angket lengkap tanpa ada satu halaman yang terlewatkan. Apabila sudah dij ilid dengan baik, terkadang peneliti harus membuat kode-kode tertentu yang tertuang di halaman pertama angket, untuk kebutuhan analisis. Apabila angket akan dikirimkan via pos, maka peneliti harus memasukkan angket-angket ini ke amplop, lengkap dengan alamat responden dan alamat peneliti. Apabila dibutuhkan, amplop ini disertai dengan amplop yang berprangko untuk mengembalikan angket tersebut ke peneliti kembali.

Apabila peneliti memakai tes, maka instrumen ini juga harus diperbanyak sesuai dengan jumlah responden. Tes mesti disimpan di tempat yang rahasia.

Begitu pula dengan pedoman wawancara, instrumen ini harus diperbanyak sesuai dengan jumlah responden. Apabila dibutuhkan, peneliti harus

mempersiapkan alat perekam seperti smartphone dan lain-lain, untuk kebutuhan

wawancara ini. Apabila tidak dilakukan, peneliti harus mempersiapkan banyak kertas untuk mencatat hasil wawancara.

Apabila peneliti memakai pedoman observasi, maka pedoman pengamatan ini mesti diperbanyak sejumlah responden atau informan. Apabila dibutuhkan, peneliti harus menyediakan kamera foto atau video untuk merekam hasil pengamatan. Penyediaan alat-alat perekam ini membutuhkan keterampilan tersendiri bagi peneliti.