• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. USULAN PROGRAM IBADAT TAIZE BAGI KAUM

E. Contoh Persiapan Ibadat Taize

Sesuai dengan usulan program yang telah penulis buat, maka pada bagian ini penulis akan menjabarkan contoh persiapan Ibadat Taize. Penulis akan mengajukan tiga (3) contoh untuk persiapan program pertama (Kaum Muda Menyadari Kehadiran Yesus Pada Dirinya), kedua (Kaum Muda Menyadari Kasih Yesus Yang Telah Diberikan), dan yang ketiga (Kaum Muda Menyadari Bahwa Yesus Sumber Pengharapan). Diharapkan contoh yang telah penulis susun mampu dilaksanakan dalam Ibadat Taize di Paroki Santo Yakobus Bantul.

Penulis menyajikan satu contoh satuan persiapan Ibadat Taize yang meliputi 9 (sembilan) langkah, yang pertama yaitu pembukaan, mazmur, bacaan sabda, hening, renungan bisa juga diisi dengan sharing, doa umat/syafaat, Bapa Kami, doa penutup, dan nyanyian penutup.

1. Identitas Ibadat Taize

a. Nama Program: Kaum muda menyadari kehadiran Yesus pada dirinya.

b. Tujuan Program: Membantu kaum muda meyakini bahwa Yesus

satu-satunya jalan pengharapan dan iman akan Dia makin dikuatkan.

c. Judul Pertemuan: Yakinlah Tuhan Ada!

d. Peserta: Kaum muda Paroki Santo Yakobus Bantul.

e. Tempat: Gereja Bambu Paroki Santo Yakobus Bantul.

Contoh Persiapan Pelaksanaan Ibadat Taize (Program Pertama) adalah sebagai berikut:

a. Persiapan Setting :

Ketika kaum muda mulai memasuki gereja bambu lilin dan lampion telah disiapkan sepanjang jalan agar suasana hening dan tenang telah mulai dirasakan. Sedangkan untuk foto-foto atau gambar mengenai bencana, angin topan, banjir, tsunami, diletakkan di tikar tempat mereka duduk agar diamati secara perlahan. Para pemusik mulai memainkan instrument dari Lagu-lagu Taize secara lembut. b. Acara:

1. Pembukaan: 1). Kata Pengantar:

“Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan Yesus pada malam hari ini kita semua berkumpul untuk saling berbagi dan meneguhkan iman kita melalui Ibadat Taize yang pada malam ini mengajak kita semua untuk yakin Tuhan ada dalam hidup ini. Oleh karena itu marilah kita mengambil sikap tenang dan hening serta memasuki kehadiran Yesus di tengah-tengah kita.”

2). Nyanyian Pembuka: “Bleibet Hier” Ölagu ini menjadi pembuka karena

syairnya mengajak peserta untuk tinggal dalam Yesus melalui doa.

3). Doa Pembukaan: “Allah Bapa Mahakasih, puji dan syukur kami haturkan kepadaMu atas limpahan berkat yang Engkau berikan bagi kami semua sehingga pada malam ini kami dapat kembali berkumpul untuk memuliakan namaMu. Hadirlah di tengah-tengah kami serta bimbinglah kami pada ajaranMu. Semoga

sungguh kami mampu merasakan kehadiranMu melalui Sabda yang akan kami dengarkan saat ini. Demi Kristus Tuhan Kami. Amin.”

2. Mazmur: diambil dari Mazmur 18 yang berisikan bahwa Tuhanlah satu-satunya kekuatan yang ada dalam diri manusia, mengajak peserta untuk menyadari bahwa Tuhan ada dalam dirinya, menyatu dengan hidupnya, dan dalam setiap hembusan nafas Tuhan selalu hadir.

3. Bacaan Sabda: Injil Yohanes 20:24-29 ÖYesus menampakkan diri pada

Thomas, bacaan ini cukup relevan dengan tujuan program dan judul pertemuan karena melihat dari sisi ketidakpercayaan Thomas sebagai murid Yesus.

4. Hening: Peserta diberi kesempatan khusus untuk merenungkan Sabda yang baru saja didengarkan dengan iringan musik yang lembut.

5. Renungan:

“Teman-teman yang terkasih ketika kita masuk ke ruangan ini ada banyak foto dan gambar mengenai bencana alam, banjir, tsunami, gempa bumi, dan juga angin topan yang menghancurkan segi-segi kehidupan. Ketika hal itu terjadi banyak orang bertanya apakah Tuhan ada dan hadir lewat banjir, gempa bumi, angin topan,dll. Kehadiran dalam pendapat banyak orang seringkali dipahami dengan sifat ragawi, kelihatan, bisa dilihat, dan nyata. Sedangkan sekarang acap kali kita terlalu cuek untuk menanggapi kehadiran orang lain. Begitu juga yang ada dalam hati terkadang ketika kita dihimpit banyak masalah, terkena bencana maupun musibah kita hanya mampu meratap dan meraung serta mencari apakah Tuhan ada saat itu? Padahal Yesus selalu hadir dalam setiap langkah hidup hanya saja

terkadang hal itu kurang kita rasakan namun yakinlah Yesus akan selalu ada di hatimu dan di langkahmu bila engkau pun meyakini bahwa Yesus lah satu-satunya imanmu.”

(Sesudah renungan singkat diisi dengan sharing pengalaman mengenai kehadiran Yesus dalam hidup.)

6. Doa Umat atau Syafaat: biasanya doa umat dilakukan secara spontan oleh segenap peserta untuk mengungkapkan apa yang menjadi ujubnya atau permohonannya.

(Ketika salah satu peserta menghunjukkan doa dan mengatakan “Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan” dapat dijawab dengan syair Kyrie-Kyrie Eleison).

7. Bapa Kami atau Nyanyian Bapa Kami: Ibadat Taize berpuncak pada doa Bapa Kami karena doa ini diajarkan oleh Yesus sendiri dimana dalam doa tersebut terdapat pokok-pokok iman, ketika doa maupun nyanyian Bapa Kami berlangsung dilakukan dengan bergandengan tangan.

8. Penutup:

Doa Penutup: “Allah Bapa Maha Cinta terima kasih atas berkatMu sehingga sungguh pada malam ini kami mampu merasakan bahwa Engkau ada terus bersama serta menjaga kami. Berkatilah dan kabulkanlah permohonan yang telah kami hunjukkan kepadaMu. Demi Kristus Tuhan Kami. Amin.”

“Teman-teman yang terkasih kita telah tiba pada akhir Ibadat semoga apa yang telah kita dapatkan pada saat ini mampu meyakinkan dan akhirnya kita semua menyadari bahwa Yesus akan selalu ada untuk menemani perjalanan hidup kita

semua. Marilah kita tutup dengan lagu “Nada Te Turbe” yang mengajak kita melepaskan semua kecemasan dalam hidup dan menyerahkan semuanya hanya pada Tuhan."

2. Identitas Ibadat Taize (Program Kedua)

a. Nama Program: “Kaum muda menyadari kasih Yesus yang telah diberikan”. b. Tujuan Program: Membantu kaum muda menyadari kasih Yesus melalui

orang-orang yang disekitar sehingga muncul kepekaan untuk mengasihi orang lain.

c. Judul Pertemuan: “Yesus Adalah Kasih”

d. Peserta: Kaum muda Paroki Santo Yakobus Bantul. e.Tempat: Aula Paroki Santo Yakobus Bantul.

f. Waktu: Pukul 19:00-20:00 WIB.

Contoh Persiapan Pelaksanaan Ibadat Taize (Program Kedua) adalah sebagai berikut:

a. Persiapan setting:

Aula Paroki Santo Yakobus Bantul memang tidak terlalu luas namun hal ini mendukung dalam pertemuan yang kedua ini karena di tempat yang lebih sempit orang akan saling bersentuhan sehingga komunikasi terjalin. Memasuki aula sudah disambut dengan cahaya lilin apung yang dibentuk jantung hati dimana

salib Yesus direbahkan di tengahnya, jantung hati berarti lambang kasih Yesus pada manusia.Iringan lagu Kasih Pasti Lemah Lembut mulai dimainkan.

b. Acara: 1. Pembukaan: 1). Kata Pengantar:

“Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan Yesus pada malam hari ini kita semua berkumpul karena kasih yang Yesus berikan. Tanpa disadari setiap harinya kasih selalu kita rasakan melalui banyak orang. Oleh karena itu marilah kita mengambil sikap tenang dan hening serta memasuki kehadiran Yesus di tengah-tengah kita.”

2). Nyanyian Pembuka: “Confitemini Domino” Ölagu ini berisikan pujian

kepada Tuhan agar manusia dipenuhi kedamaian dan kasih yang mampu membawa kepada suasana hening.

3). Doa Pembukaan: “Allah Bapa Maha Kuasa kembali kami bersyukur kepadaMu atas segala kasih yang telah dilimpahkan pada kami semua, sehingga pada malam ini dapat kembali berkumpul tanpa kurang suatu apapun. Ajarilah kami agar mampu merasakan kasih yang Engkau berikan dan mampu membagikannya pada orang lain. Semua ini kami mohon dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.”

2. Mazmur: diambil dari Mazmur 42 yang berisikan kerinduan jiwa akan Tuhan dan menggambarkannya seperti rusa yang mendamba air sumber kasih dan hidup.

3. Bacaan Sabda: Injil Matius 15:32-39 yang bercerita mengenai Yesus yang tergerak rasa belas kasihNya pada banyak orang yang mengikuti Dia, hingga akhirnya Yesus membuat mukjizat yang berupa mengandakan lima roti dan dua ikan bagi empat ribu orang.

4. Hening: peserta diberi waktu khusus untuk merenungi sabda yang telah didengarkan

5. Renungan:

Kasih adalah sebuah kata pendek namun mempunyai arti yang mendalam, menyentuh, dan berarti, banyak hal kita alami tiap harinya dan kasih salah satu hal yang tak akan pernah tergantikan. Orang ketika emosi kerap kali dibutakan dengan amarah, dengki, sirik, hingga pada akhirnya menjadi orang yang ketus, cepat marah, dan cuek. Ketika hal itu terjadi apakah kita ingat bahwa orang yang membuat kita marah juga pernah mempunyai kebaikan dan mengasihi pada kita. Bila hal itu terjadi begitu keraskah hati ini, Yesus mengajarkan pada kita hendaklah kita mengasihi satu sama lain karena melalui kasih kita mampu merasakan bahwa Tuhan itu baik adanya.

(Sesudah renungan singkat diisi dengan sharing pengalaman namun sebelumnya peserta diajak untuk mengungkapkan perasaannya sesudah mengamati gambar Bunda Theresa bersama orang miskin.)

6. Doa Umat atau Syafaat: biasanya doa umat dilakukan secara spontan oleh segenap peserta untuk mengungkapkan apa yang menjadi ujubnya atau permohonannya.

(Ketika salah satu peserta menghunjukkan doa dan mengatakan Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan dapat dijawab dengan syair Kyrie-Kyrie Eleison).

7. Bapa Kami atau Nyanyian Bapa Kami: Ibadat Taize berpuncak pada doa Bapa Kami karena doa ini diajarkan oleh Yesus sendiri dimana dalam doa tersebut terdapat pokok-pokok iman, ketika doa maupun nyanyian “Bapa Kami” berlangsung, dilakukan dengan bergandengan tangan.

8. Penutup:

Doa Penutup: “Terima kasih kami haturkan kepadaMu karena sungguh pada malam ini kami mampu meneguhkan satu sama lain, semoga kasih yang Engkau berikan makin bertumbuh subur dan akhirnya menghasilkan buah limpah bagi banyak orang. Semoga kami menjadi orang yang penuh kasih satu sama lain seperti yang telah Engkau ajarkan. Demi Kristus Tuhan Kami. Amin.”

“ Teman-teman yang terkasih kita telah tiba pada akhir Ibadat semoga apa yang telah kita dapatkan pada saat ini mampu meyakinkan dan akhirnya kita semua menyadari bahwa Yesus adalah kasih yang tiap harinya kita rasakan dalam diri banyak orang. Marilah kita tutup dengan lagu Ubi Caritas yang mengajak kita untuk hidup dalam kasih dan cinta.”

3. Identitas Ibadat Taize (Program Ketiga)

a.Nama Program: “Kaum muda menyadari Yesus sumber pengharapan.”

b. Tujuan Program: Membantu kaum muda meyakini bahwa Yesus satu-satunya jalan pengharapan dan iman akan Dia makin dikuatkan.

d.Peserta: Kaum muda Paroki Santo Yakobus Bantul. e.Tempat: Aula TK Santa Theresia (Belakang Gereja). f.Waktu: Pukul 19:00-20:00 WIB.

Contoh Persiapan Pelaksanaan Ibadat Taize (Program Ketiga) adalah sebagai berikut:

a. Persiapan setting:

Untuk pertemuan yang ketiga ini dilakukan di aula TK Santa Theresia dimana tempat ini cukup terbuka pada alam. Untuk salib akan diganti dengan patung Tuhan Yesus dimana lilin akan mengelilinginya. Karena jarak yang cukup jauh dari parkiran motor menuju ke aula maka di sepanjang jalan akan diberi lilin dan juga lampion untuk penunjuk arah. Ada juga lampion yang digantungkan diatas sebagai gambaran pengharapan karena orang ketika mempunyai harapan akan selalu memandang ke atas.

b. Acara: 1. Pembukaan 1). Kata Pengantar

“Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan Yesus pada malam hari ini kita semua berkumpul karena kebaikan Tuhan. Pada malam ini kita semua akan merenung dan menyadari bahwa Yesuslah satu-satunya pengharapan dalam hidup ini.Oleh karena itu marilah kita mengambil sikap tenang dan hening serta memasuki kehadiran Yesus di tengah-tengah kita.”

2). Nyanyian Pembuka: “El Senyor” karena syair tersebut mengajak kita untuk terus bersyukur dan hidup dalam sukacita dan pengharapan.

3). Doa Pembukaan: “Allah Bapa Maha Cinta. Tak bosan kami mengucapkan syukur kepadaMu atas limpahan berkat yang Engkau berikan. Sungguh pada malam ini kami serahkan semuanya hanya kepadaMu satu-satunya pengharapan dalam hidup dan jalan keselamatan. Semoga kami mampu memaknai tiap hal yang kami dapatkan saat ini. Semua ini kami mohon dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.”

2. Mazmur: diambil dari mazmur 31 yang berisikan mengenai manusia yang menyerahkan seluruh hidup dan harapannya hanya pada Tuhan yang juga menjadi tempat berlindung.

3. Bacaan Sabda: Injil Lukas 19:1-10 berisikan cerita tentang Zakheus si pemungut cukai yang bertubuh pendek yang mempunyai pengharapan dan keyakinan bahwa Yesus tempat untuk memperoleh keselamatan dan hal itu terbukti dengan bertobatnya Zakheus. Gambaran Zakheus yang selalu berpengharapan pada Yesus menjadi pemacu peserta dalam hidup.

4. Hening: peserta diberi waktu khusus untuk merenungi sabda yang telah didengarkan.

5. Renungan: Zakheus adalah orang yang mempunyai fisik pendek, kecil, kurus, dan dijauhi banyak orang karean ia pemungut cukai. Namun ketika Yesus lewat dia dengan percaya diri dan penuh harapan naik ke sebatang pohon dan melihat Yesus. Siapa yang menyangka itulah awal keselamatan bagi Zakheus karena

Yesus mau melawat kerumahnya hingga akhirnya bertobat. Pengharapan akan selalu ada selama kita hidup di dunia dan pengharapan sejati hanyalah pada Yesus satu-satunya jalan keselamatan.

(Sesudah renungan singkat acara diisi dengan sharing pengalaman setelah mendengar dan memperhatikan air mancur sederhana dari bambu)

6. Doa Umat atau Syafaat: biasanya doa umat dilakukan secara spontan oleh segenap peserta untuk mengungkapkan apa yang menjadi ujubnya/ permohonannya.

(Ketika salah satu peserta menghunjukkan doa dan mengatakan Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan dapat dijawab dengan syair Kyrie-Kyrie Eleison).

7. Bapa Kami atau Nyanyian Bapa Kami: Ibadat Taize berpuncak pada doa Bapa Kami karena doa ini diajarkan oleh Yesus sendiri dimana dalam doa tersebut terdapat pokok-pokok iman, ketika doa maupun nyanyian “Bapa Kami” berlangsung dilakukan dengan bergandengan tangan.

8. Penutup:

Doa Penutup: “Allah Bapa Sumber Pengharapan, puji dan syukur kami haturkan kepadaMu atas berkat dan rahmat yang telah Engkau berikan pada malam ini. Teristimewa kami mampu saling membagikan pengharapan iman kami akan Yesus PuteraMu. Semoga sungguh yang kami dapatkan pada saat ini mampu menjadi kenyataan dalam hidup kami. Demi Kristus Tuhan dan Perantara kami. Amin.”

“ Teman-teman yang terkasih kita telah tiba pada akhir Ibadat semoga apa yang telah kita dapatkan pada saat ini mampu meyakinkan dan memperteguhkan iman serta pengharapan pada Yesus Kristus. Marilah kita tutup dengan lagu “Jesus Remember Me” yang mengajak kita terus berpengharapan pada Yesus sampai dengan akhir zaman”

BAB V

PENUTUP

Dalam bagian penutup ini penulis mengungkapkan kesimpulan dan juga saran yang berkaitan dengan pelaksanaan Ibadat Taize di Paroki Santo Yakobus Bantul, Keuskupan Agung Semarang.

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dijabarkan sebagai berikut. Situasi keagamaan kaum muda kurang adanya perkembangan ke arah positif karena kurangnya variasi dalam tiap kegiatan, hal ini menyebabkan perkembangan iman kaum muda tidak mengalami perubahan. Hal ini mulai berubah ketika diadakan Ibadat Taize. Adapun pengertian Ibadat Taize adalah suatu bentuk ibadat meditatif dengan nyanyian pendek yang dinyanyikan secara berulang-ulang dengan iringan musik yang indah, sebenarnya ibadat ini termasuk ibadat sabda namun berbeda dengan ibadat-ibadat yag lain. Perbedaan ini terletak pada suasana yang tercipta yaitu keheningan dan ketenangan. Hal ini membawa perubahan positif bagi perkembangan iman kaum muda.

Menanggapi hal tersebut maka penulis dapat menyatakan bahwa:

• Ibadat Taize cukup menarik bagi kaum muda sehingga mempengaruhi iman

mereka dan membawa perubahan positif ke dalam kehidupan mereka.

• Perubahan positif yang ada diwujudkan ke dalam kehidupan mereka antara

lingkungan, wilayah, dan juga masyarakat dimana mereka tinggal, rajin ke gereja, dll. Hal ini berdasarkan persaudraan dan kebersamaan yang terjalin sesudah mengikuti Ibadat Taize.

• Ibadat Taize yang rutin dilaksanakan kurang adanya variasi dan kreativitas dalam pemilihan tema, setting, pencahayaan, dan unsur-unsur lain sehingga terkesan monoton. Hal ini menyebabkan juga menurunnya peserta Ibadat Taize.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis membuat suatu usulan program yaitu Ibadat Taize yang dapat membantu bagi kaum muda dalam meningkatkan iman mereka. Diharapkan bahwa program hendaknya dapat digunakan dan membantu Pengurus Kaum Muda Paroki Santo Yakobus Bantul terlebih Seksi Ibadat Taize dalam meningkatkan iman kaum muda dan juga membantu kaum muda untuk terus terlibat aktif dalam kegiatan menggereja khususnya kegiatan Ibadat Taize.

B. Saran

Masa depan Gereja ada di tangan kaum muda. Mereka adalah generasi penerus Gereja, maka perlu dibina dan dipersiapkan dari sekarang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman, sehingga kaum muda semakin dikuatkan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mengungkapkan beberapa saran untuk lebih mengefektifkan kegiatan Ibadat Taize sebagai salah satu bentuk peningkatan kualitas iman kaum muda. Beberapa saran tersebut adalah:

• Ibadat Taize yang rutin dilaksanakan diharapkan mempunyai perubahan

dalam pemilihan tema, tempat, setting, pencahayaan, dan unsur-unsur lainnya yang sesuai dengan kebutuhan kaum muda sehingga menarik untuk diikuti. • Ibadat Taize baiknya dilaksanakan satu bulan sekali bukan dua bulan sekali

agar jarak pelaksanaan tidak terlalu jauh.

• Pengurus Kaum Muda Paroki hendaknya mempunyai pengetahuan dan

pengalaman dalam Ibadat Taize hal ini bisa didapat dengan mengikuti Ibadat Taize di Paroki lain ataupun di komunitas-komunitas Ibadat Taize lainnya. Demikian kesimpulan dan saran yang telah penulis susun. Semoga kesimpulan dan saran tersebut mampu menjadi bahan pertimbangan dalam mengupayakan kegiatan Ibadat Taize di Paroki Santo Yakobus Bantul.

DAFTAR PUSTAKA

Agung,Yuniadhi. (2008, 12 September). Dunia dan Mereka. KOMPAS. hal. 6. Benediktus XVI. (2009). Teknologi Baru, Relasi Baru: Memajukan Budaya

Menghormati, Dialog dan Persahabatan. (Pesan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke 43).

Chandra, Rudi. (2008, Januari). Berbagi Kegembiraan dan Kedamaian Hati dari TAIZE. Rohani.hal. 32-35.

Clement, Oliver. (2003). Taize: Mencari Makna Hidup. Yogyakarta: Kanisius. Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Deparo. http://www.santoyakobus.org. accessed on August 24, 2009. Heuken, A. (2004). Ensiklopedia Gereja Katolik. Yogyakarta: Kanisius. Hurlock, Elizabeth B. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Iswarahadi, Y.I. (2003). Beriman dengan Bermedia: Antologi Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius.

_____________. (2008). Tantangan Dari Zaman Televisi: Pewartaan Iman Dengan Cerita Dan Gambar. (Diktat Mata Kuliah PAK dan AV II). Yogyakarta:____________

_____________. (2008). Symbolic Way: Sebuah Cara Untuk Mendalami Bahasa Baru. (Diktat Mata Kuliah PAK dan AV I). Yogyakarta:_________ Jacobs, Tom. (1979). Dinamika Gereja. Yogyakarta: Kanisius.

Khoo, Adrian. (2004, April). Model Pendampingan Kaum Muda. Rohani, 51, hlm. 19-23.

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius.

K3AS. http://www.Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Semarang.com.

accessed on February 13, 2008.

Louise, Marie. (2008, Februari). Belajar Dari Keheningan. Rohani,hlm. 3.

Mangunhardajana, A.M. (1986). Pendampingan Kaum Muda Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

NN. http://www.books.google.co.id accessed on April 1, 2009. ___. http://www.BosconianNews.com. accessed on April 1, 2009.

(nn.

http://cwsgading.com/2009/05/06/perkembangan-iman-menurut-james-w-fowler/ accessed on November 16, 2009.

__. http://www.geocities.com/Athens/6884/iman/.htm accessed on August 24, 2009.

___. http://www.indonesiasaram.wordpress.com. accessed on April 1, 2009. ___. http://www.wikipedia.org/wiki/ibadat. accessed on April 1, 2009.

Prier,K.E. (2005). Diktat Mata Kuliah Liturgi I. Yogyakarta:_________________ ___. (1987). Kedudukan Nyanyian Dalam Liturgi. Yogyakarta: PUSKAT.

Rahman, Rasyid. http://www.google.com. accessed on January 05, 2007. Roger, Schutz. (1973). Aturan Hidup Taize.Yogyakarta: PUSKAT.

__________. (1978). Semoga Mereka Bersatu Agar Dunia Percaya. Ende: Nusa Indah.

___________. (1997). Sumber-Sumber Taize Tak Ada Kasih Yang Paling Agung.Yogyakarta: Kanisius.

Shelton, Charles M. (1998). Moralitas Kaum Muda Bagaimana Menanamkan Tanggung Jawab Kristiani. Yogyakarta: PUSKAT.

Suharyono,Yusup. (2004, 24 Oktober). Taize, Paguyuban Ekumenis Kaum Muda. Hidup. Hal. 10-11.

Taize, Community. (2003). Taize Instrumental ( Compact Disk). Atteliers and Presses de Taize, Prancis. Distribution: Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.

Tangdilintin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi dan Latihan. Jakarta: OBOR.

Telaumbanua, M. (1999). Ilmu Kateketik. Jakarta: OBOR.

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. (R. Hardawirjana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).

Dokumen terkait