• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

3. Coporate Social Responsibility Disclosure

Corporate Social Responsibility(CSR)disclosuremerupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijakpada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Kesadaran atas pentingnya CSR dilandasi pemikiran bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal kepada pemegang saham (shareholder), tapi juga kewajiban terhadap pihak-pihak lain

yang berkepentingan (stakeholder). CSR menunjukkan bahwa tanggung jawab

perusahaan harus berpijak pada triple bottom line yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan. (Dian dan Lidyah, 2011)

Menurut World Business Council for Sustainable Development, CSR

merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak secara etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat secara luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.

Selain itu terdapat beberapa definisi yang berpengaruh diantaranya :

“The continuing commitment by business to behave ethically and

contribute to economic development while improving the quality of work life of workforce and their families as well as of the local community andsocial large”,

Yang berarti bahwa definisi CSR adalah komitmen bisnisyang berkelanjutan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dengan meningkatkan kualitas kehidupan kerjakaryawan dan kerja mereka dan komunitas lokal dan masyarakat yang luas.

Pengertian CSR versi Bank Dunia (World Bank):

"CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development".

Yang berarti bahwa definisi CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan karyawan dan perwakilannya, kominitas lokal dan masyarakat yang luas untuk meningkatkan kualitas hidup, melalui jalan bisnis dan perkembangan yang baik.

Dalam pengaturan CSR, salah satu bisa berpendapat ada informasi ketidakpastian tinggi bagi perusahaan-perusahaan yang kurang bertanggung

pribadi-sosial akan terwujud dalam laba masa depan. Jika hal ini terjadi, pertanyaan muncul atas asimetri informasi. Dengan asumsi manajer memiliki informasi yang bisa membantu pengambil keputusan eksternal dalam menilai jenis ketidakpastian, ada implikasi untuk setter standar dan regulator mengenai pengungkapan sosial dan lingkungan. Daerah penelitian sangat penting sekarang karena CSR telah menjadi bagian integral dari strategi perusahaan. (Holbrook, 2012)

Di Indonesia sendiri, CSR merupakan serangkaian kegiatan pameran, seminar, diskusi,social eventyang berkaitan dengan berbagai upaya tanggung jawab sosial korporat kepada masyarakat dan lingkungan yang bertujuan sebagai ajang penyebarluasan informasi mengenai prestasi dan kinerja korporasi dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan definisi-definisi tersebut elemen-elemen CSR dapat dirangkum sebagai aktivitas perusahaan dalam mencapai keseimbangan atau integrasi antara aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial tanpa mengesampingkan ekspektasi para pemegang saham (menghasilkan profit).

Prinsip-prinsip dasar CSR yang menjadi bagi pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan menurut ISO 26000 meliputi:

a. Kepatuhan terhadap hukum

d. Akuntabilitas e. Transparansi

f. Perilaku yang beretika

g. Melakukan tindakan pencegahan h. Menghormati dasar-dasar HAM

Perusahaan selain menerapkan CSR juga perlu melakukan

pengungkapan (disclosure) atas aktivitas CSR yang dilakukan kepada

stakeholder. Penerapan CSR adalah suatu perbuatan perusahaan untuk menerapkan kegiatan CSR, sedangkan pengungkapan menurut Ermayanti (2009) merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan dan secara teknis merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk statemen keuangan.

Teorinya di Indonesia ini ada dua macam tipe pengungkapan dalam laporan keuangan (financial report) dan laporan tahunan (annual report).: 1. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yaitu pengungkapan

bagian-bagian dalam laporan keuangan yang diwajibkan oleh BAPEPAM-LK melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-38/PM/1996 kemudian direvisi dalam Peraturan Bapepam No. KEP-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 dan Ikatan Akuntan Indonesia. Kedua; pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan publik sebagai tambahan pengungkapan minimum yang telah ditetapkan. Pengungkapan sukarela

informasi keuangan perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan;

2. Pengungkapan sukarela perusahaan ini sering kali diungkapkan dalam bentuk laporan tahunan (annual report) walaupun sekarang ini cukup banyak pula perusahaan yang menerbitkan laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang terpisah dari laporan tahunan (annual report) dalam bentuk Laporan Keberlanjutan (sustainability reporting). Informasi keuangan dan pelaksanaan tanggung jawab sosial di perusahaan kiranya harus diberi pengungkapan secara memadai selain pengungkapan minimum yang diwajibkan agar dapat dipahami oleh para pengguna. Oleh karena itu dalam upaya menarik minat konsumen dan membentuk public image yang optimal, perusahaan dituntut untuk memberikan pengungkapan yang minimal sama dengan pesaingnya atau bahkan melebihi pengungkapan yang pernah dibuat oleh perusahaan pesaing sebelumnya. Tuntutan ini datang dari semakin tingginya tekanan dan tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan. Tekanan tersebut berasal dari dorongan untuk mengurangi resiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam usahanya menampilkan diri sebagai perusahaan yang berkualitas. Kompetisi yang ketat tersebut menuntut adanya pengungkapan dan pertukaran informasi yang memadai. (Kartadjumena, 2010).

Dan juga Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability sekarang ini menjadi suatu cara bagi

stakeholder. Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan oleh Global Reporting Initiative terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple Bottom Line. Bentuk pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif antara corporate social responsibility dan corporate financial performance(CFP). (Murwaningsari, 2010)

Saat ini perusahaan go publicterutama di Indonesia sudah banyak yang mulai mempublikasikan kegiatan CSR mereka, karena usaha-usaha pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan sejumlah

keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan

stakeholder terhadap keuntungan perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dimata masyarakat. Hasil lain mengindikasikan bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menghindari klaim masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan kualitas produk yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keuntungan ekonomi.

Laporan Keuangan merupakan media manajemen perusahaan dalam memberikan info untuk organisasi kesehatan dunia pengguna memiliki minat dalam perusahaan dan sebagai media untuk tanggung jawab kepada masyarakat umum. Laporan ekonomi dapat meningkatkan kepercayaan kapitalis. Investor ingin info untuk diversivy portofilio mereka dan kombinasi investasi sesuai preferensi mereka. korporasi yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat umum memiliki tanggung jawab lebih besar daripada perusahaan

data / pengetahuan masing-masing info akuntansi dan informasi akuntansi non-informasi yang tertarik kapitalis kadang-kadang dijelaskan keuntungan dan pangsa layak sebagai akibat dari itu menggambarkan kinerja perusahaan. (Abolfazl et al, 2013)

Sedangkan, menurut ISO 26000 mengenai pedoman tanggung jawab sosial yang diresmikan November 2011, CSR adalah Tanggung jawab sebuah

organisasi terhadap dampak dari keputusan-keputusan dan

kegiatankegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.

Perusahaan selain berorientasi terhadap laba, perusahaan juga bertanggungjawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan dengan manajemen lingkungan sehingga tidak hanya terbatas pada orientasi kinerja keuangan perusahaan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR antara lain: meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning, meningkatkan citra perusahaan, menurunkan biaya operasi, dan meningkatkan daya tarik perusahaan dimata para investor dan analisis keuangan. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan

turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang.

Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran

perusahaan. Pengungkapan CSR merupakan bagian dari akuntansi

pertanggung jawaban sosial yang mengkomunikasikan informasi sosial

kepada stakeholder. Tanggung jawab sosial perusahaan bersifat wajib

(mandatory)bagi kriteria perusahaan tertentu seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 menyatakan bahwa: Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengansumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Dan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran.

Jika Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab

sosial akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan.Selain perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR, UU No. 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang Perseroan Terbatas juga mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab

sosialnya dalam laporan tahunan. Namun demikian, item-item CSR yang

Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh GRI adalah konsep

sustainability report yang muncul sebagai akibat adanya konsep

sustainability development. Dalam sustainability report digunakan metode

triple bottom line, yang tidak hanyamelaporan sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan darisudut pandang ekonomi, sosial dan lingkungan. Gagasan ini merupakan akibatdari adanya 3 dampak operasi

perusahaan yaitu ekonomi, sosial danlingkungan. GRI Guidelines

menyebutkan bahwa,perusahaan harus menjelaskandampak aktivitas perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial padabagian standard

disclosures. Yang kemudian ketiga dimensi tersebut diperluas menjadi 6dimensi, yaitu: ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia,masyarakat, dan tanggung jawab produk. Disamping itu, pihak perusahaan harus bersikap terbuka dan jujur dalam penyampaian informasi

akurat atau pelaporan mengenai program pelaksanaan corporate social

responsibility(CSR) kepadastakeholder-nya.

Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan

memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan dan mengembangkan usaha di masa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah.

terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas manajemen bencana. Manajemen bencana disini bukan hanya sekedar memberikan bantuan kepada korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir bencana.

Perhatian terhadap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas-aktivitas serta pembuatan-pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki di berbagai bidang, seperti pemberian beasiswa bagi pelajar di sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, dan penguatan ekonomi lokal. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang.

Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Kondisi seperti itulah yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan ekonomi-bisnis kepada perusahaan yang bersangkutan. CSR tidaklah harus dipandang sebagai tuntutan represif dari masyarakat, melainkan sebagai kebutuhan dunia usaha. (Pradipta dan Purwaningsih, 2011)

4. Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets, dan return on equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on asset (ROA). Return on asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian investasi perusahaan. ROA merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari aset. Semakin besar hasil ROA maka kinerja perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manjemen dalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara efektif untuk menciptakan laba bersih. ROA menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya pertumbuhan ROA menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk

secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. (Herminingsih, 2013)

Profitabilitas juga merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio ini menggambarkan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan oleh manajemen, karenanya hal ini akan sangat diperhatikan oleh pemilik perusahaan.

Dokumen terkait