• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. SOLIDARITAS SISWA KELAS VI SDK SANTA MARIA

C. Penelitian tentang hubungan dan pengaruh pendidikan

1) Correlations

Hasil analisis product moment, dihasilkan output sebagai berikut: Tabel 4.8 Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

X 57.10 6.697 70

Y 55.27 7.688 70

Pembahasan :

Tabel di atas merupakan tabel stastistik deskriptif. Rata-rata X adalah 57.10 sedangkan Y adalah 55.27, simpangan baku atau standart deviasi X adalah 6.697 sedangkan Y adalah 7.688. N adalah jumlah sampel.

Tabel 4.9 Correlations X Y X Pearson Correlation 1 .836(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 70 70 Y Pearson Correlation .836(**) 1 Sig. (2-tailed) .000 . N 70 70

Pembahasan :

Pada tabel korelasi di atas besarnya korelasi antara X terhadap Y adalah 0.836 dengan signifikansi sebesar 0.000, pengujian dilakukan dengan pengujian dua ekor dengan jumlah N adalah 70. Adapun ketentuan apabila signifikansi dibawah atau sama dengan 0.05 maka Ha diterima, kesimpulannya ada hubungan yang nyata dan signifikan antara pendidikan kesadaran sosial terhadap bertumbuhnya rasa solidaritas siswa. ( Sugiyono, 2001:171).

Bila dibandingkan dengan tabel, besar r tabel dengan N=70 pada taraf signifikan 5% adalah 0,235 dan 0,306 pada taraf signifikan 1%, berarti 0,836 > 0,306 > 0,235. Maka kesimpulannya ada hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara pendidikan kesadaran sosial dengan bertumbuhnya rasa solidaritas siswa.

2) Regression

Hasil analisis regresi linier dengan program SPSS, (Sugiyono. 2001:190-203), dihasilkan output sebagai berikut :

Tabel 4.10 Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Y 54.5429 7.55787 70

X 56.2143 6.74568 70

Pembahasan :

Rata-rata Y = 54.5429 Standar deviasi Y = 7.557 87 Rata-rata X = 56.2143 Standar deviasi X = 6.74568 Jumlah sampel = 70

Tabel 4.11 Correlations Y X Pearson Correlation Y 1.000 .741 X .741 1.000 Sig. (1-tailed) Y . .000 X .000 . N Y 70 70 X 70 70 Pembahasan:

Tabel korelasi variabel Y dikorelasikan dengan Y dan X. Variabel X dikorelasikan dengan X dan Y, besar korelasi adalah 1.000 dan korelasi X terhadap Y sebesar 0.741 jumlah sampel 70 orang. Angka ini menunjukkan koefisien korelasi yang positif antara variabel X dan Y. Angka 0.741 merupakan r hitung. Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau di tolak dengan melihat signifikansi. Ketentuan penerimaan atau penolakan apabila signifikansi dibawah atau sama dengan 0,005, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Untuk menguji hipotesis dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel pada taraf signifikan 5% dengan N=70 adalah 0,235 dan pada taraf signifikan 1% adalah 0,306. Kesimpulannya 0,741 > 0,306 > 0,235, dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,741 antara variabel X dan variabel Y.

Tabel 4.12 Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .741(a) .549 .542 5.11435 1.963 a Predictors: (Constant), X b Dependent Variable: Y

Pembahasan:

R square (Koefisien diterminasi) sebesar 0,549 atau 54,9%, koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independent (Predictor) terhadap perubahan variabel dependent. Dari hasil olahan tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi 0,549. Artinya besarnya pengaruh variabel independent (predictor/X) terhadap perubahan variabel dependent (Y) adalah 54,9%, sedangkan 45,1% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independent yaitu pendidikan kesadaran sosial. Besarnya standar estimasi sebesar 5,114. Nilai durbin-Watson digunakan uji autokorelasi dengan ketentuan apabila nilai Durbin-durbin-Watson di bawah 5, maka tidak terjadi autokorelasi dan angka Durbin-Watson diketahui 1,963.

Tabel 4.13 ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regressio n 2162.724 1 2162.724 82.684 .000(a) Residual 1778.647 68 26.157 Total 3941.371 69 a Predictors: (Constant), X b Dependent Variable: Y Pembahasan :

Tabel anova menunjukkan nilai F hitung sebesar =82.684 dengan df1= derajat kebebasan pembilang 1 dan df2 = dengan derajat kebebasan penyebut 70. Untuk menguji apakah Ho ditolak dan Ha diterima dengan melihat signifikasi dengan ketentuan apabila signifikansi dibawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Pengujian hipotesis dengan membandingkan F tabel dengan df1 dan df2

didapat 3,98 pada taraf signifikan 5% dan 7,01 pada taraf signifikan 1% (Sugiyono, 2006:300). Maka disimpulkan 82,684 > 7,01 > 3,98, artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Tabel 4.14 Coefficients(a) Mo del Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici

ents t Sig. Correlations

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero-order Parti al Part Tolera nce VIF 1 (Consta nt) 7.888 5.167 1.52 7 .132 X .830 .091 .741 9.09 3 .000 .741 .741 .741 1.000 1.00 0 a Dependent Variable: Y Pembahasan :

Harga beta nol 7,888 (a) dan harga beta satu (b) adalah 0,830 maka persamaan regresinya antara pendidikan transformasi sosial dengan rasa solidaritas siswa dapat disusun sebagai berikut : Y= 7,888+0,830X. Persamaan regresi yang ditemukan dapat digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana pengaruh variabel independent terhadap besarnya perubahan variabel dependent.

Tabel 4.15 Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 36.9361 65.9843 54.5429 5.59856 70 Residual -15.8549 11.4446 .0000 5.07715 70 Std. Predicted Value -3.145 2.044 .000 1.000 70 Std. Residual -3.100 2.238 .000 .993 70 a Dependent Variable: Y Pembahasan:

Residual statistik menunjukkan korelasi linier (segaris) positif, yang dijelaskan dalam peta grafik. Scatterplot antara standarzed residual dan standardized predicted value tidak membentuk pola tertentu, sehingga dianggap residual mempunyai variance konstan (Lampiran 6).

3. Pembahasan Hasil Penelitian

Melalui uji validitas, diketahui semua data valid sehingga bisa dilanjutkan penelitian. Deskripsi data menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memahami pendidikan kesadaran sosial dengan baik yaitu 61,42% dan memahami solidaritas dengan baik yaitu 55,71%. Uji Prasyarat diperoleh bahwa ditemukan data tergolong normal, tidak terjadi autokorelasi dan tidak terjadi multikorelasi.

Melalui penelitian dengan analisis product moment tentang derajat hubungan variabel bebas yaitu pendidikan kesadaran sosial terhadap rasa solidaritas siswa, diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan yaitu 0.836, artinya pendidikan kesadaran sosial memiliki hubungan yang erat terhadap berkembangnya rasa solidaritas siswa.

Melalui analisis regresi linier diketahui bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,741 antara variabel X dan variabel Y. Diketahui besar pengaruh variabel X terhadap Y adalah 54,9%, sedangkan 45,1% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independent yaitu pendidikan kesadaran sosial. Sedangkan persamaan regresi dari rumus Y= a+bX adalah Y= 7,888+0,830X. Persamaan regresi yang ditemukan digunakan untuk

melakukan prediksi bagaimana pengaruh variabel independent terhadap besarnya perubahan variabel dependent.

Kesimpulannya bahwa hipotesis yang diajukan baik dengan analisis korelasi maupun regresi linier bahwa Ha diterima yaitu bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X yaitu pendidikan kesadaran sosial dengan variabel Y yaitu berkembangnya rasa solidaritas siswa dan ada pengaruh antara variabel X yaitu pendidikan kesadaran sosial terhadap variabel Y yaitu berkembangnya rasa solidaritas siswa.

Hasil dari analisis korelasi menunjukkan bahwa pendidikan kesadaran sosial dan berkenbangnya rasa solidaritas pada diri siswa sungguh memiliki hubungan yang erat. Artinya bahwa pendidikan kesadaran sosial yang dikaji dari materi tertentu dalam pelajaran agama kelas V dan VI (tabel 3.1) dan kegiatan-kegiatan sosial memberikan keterkaitan yang erat dalam membantu siswa berkembang memiliki solidaritas siswa terhadap orang miskin. Pemahaman siswa tentang solidaritas kepada sesamanya yang miskin tercermin dari cara siswa memahami dan mengungkapkan pengertiannya dengan mengisi angket. Hasil angket setelah dianalisis dengan analisis product moment menunjukkan bahwa pendidikan kesadaran sosial sungguh bermanfaat dalam mengembangkan solidaritas siswa. Analisis regresi linier menunjukkan bahwa variabel bebas (X) yaitu pendidikan kesadaran sosial memiliki pengaruh terhadap variabel terikat (Y) yaitu bertumbuhnya rasa solidaritas siswa kepada orang miskin. Hal ini berarti bahwa pendidikan kesadaran sosial dalam kajian materi pelajaran agama kelas V dan kelas VI (Tabel 3.1) dan kegiatan-kegiatan sosial di sekolah sungguh berperan dalam

mempengaruhi sikap siswa untuk memiliki rasa solidaritas. Pengaruh ini ditunjukkan oleh hasil analisis regresi dengan nilai 54,9%, selebihnya dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Pendidikan kesadaran sosial yang dimaksud di sini adalah materi pelajaran agama yang memiliki indikator-indikator dalam rangka membentuk siswa untuk memiliki solidaritas kepada sesamanya khusus pada materi kelas V dan VI dan kegiatan-kegiatan sosial sekolah yang mendukung proses terbentuknya rasa solidaritas siswa. Solidaritas merupakan salah satu sikap yang perlu dimiliki oleh siswa, agar siswa memiliki kepedulian terhadap perubahan nasib sesamanya yang menderita, miskin dan mengalami ketidakadilan. Sikap solidaritas perlu ditanamkan dalam diri siswa sejak di tingkat dasar agar bertumbuh dalam diri siswa sejak dini keberpihakkannya kepada orang miskin. Sekolah Katolik sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab dalam membentuk karakter siswa yang peduli akan nasib sesamanya yang miskin. Sebagai pribadi yang sedang bertumbuh, penanaman nilai ini sungguh dibutuhkan oleh siswa melalui pelajaran maupun kondisi dalam hal ini adalah kegiatan-kegiatan sosial yang memungkinkan siswa memiliki rasa solidaritas terhadap sesamanya. Melalui sikap solidaritas diharapkan kelak setiap siswa memiliki kepedulian dalam membantu sesamanya yang miskin dan menjadi pelaku perubahan sosial.

D. Analisis Tambahan tentang Faktor Pendukung dan Penghambat Berkembangnya Rasa Solidaritas Siswa kelas VI pada Kaum Miskin

Analisis Tambahan merupakan hasil wawancara dengan guru yang membahas tentang faktor pendukung dan penghambat berkembangnya rasa solidaritas siswa. Sekolah Dasar Santa Maria Tulungagung merupakan bagian dari lembaga Katolik yang ikut mendengarkan seruan Gereja dalam mewujudkan solidaritas kepada orang miskin, “Didorong oleh cita-cita Kristiani, sekolah Katolik terutama peka akan seruan dari segala penjuru dunia mengenai masyarakat yang lebih adil, dan ia berusaha memberikan sumbangannya untuk itu” (Kongregasi Suci, 1977 art. 58). Sebagai lembaga pendidikan yang khas Vinsensian, SDK Santa Maria mengupayakan suatu kepedulian kepada orang miskin dalam kegiatan-kegiatan sekolah baik secara reflektif maupun tindakan praktis untuk menumbuhkan kepada setiap warga sekolah suatu solidaritas bagi orang miskin. Solidaritas sebagai suatu nilai, merupakan dasar untuk berpihak kepada orang miskin dalam memperjuangkan hak dan perubahan bagi orang miskin.

Melalui wawancara kepada para guru (lampiran 5), ditemukan hal-hal yang mendukung dan menghambat berkembangnya rasa solidaritas siswa kelas VI kepada orang miskin. Pengamatan para guru yang jeli dan pengenalan akan siswa dalam hal ini sungguh membantu dalam memberikan gambaran tersebut.