• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued)

Dalam dokumen PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE (Halaman 33-37)

Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.

Although these estimates and assumptions are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual result may differ from those estimates and assumption.

Sumber utama ketidakpastian estimasi: Key sources of estimation uncertainty: a. Nilai wajar dari instrumen keuangan a. Fair value of financial instruments

Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas yang tidak mempunyai harga pasar, Perseroan menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2d.iii. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar menjadi kurang objektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.

In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Company uses the valuation techniques as described in Note 2d.iii. For financial instruments that are traded infrequently and lack of price transparency, fair value is less objective and requires varying degrees of

judgement depending on liquidity,

concentration, uncertainty of market factors,

pricing assumptions and other risks

affecting the specific instrument.

b. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan

b. Allowance for impairment losses of financial assets

Perseroan melakukan review atas aset keuangan pada setiap tanggal laporan untuk melakukan penilaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang telah dicatat. Pertimbangan manajemen diperlukan dalam menentukan estimasi yang digunakan untuk menentukan tingkat penyisihan yang dibutuhkan.

The Company reviews its financial assets at reporting date to evaluate the allowance for

impairment losses. Management’s

judgement is applied in the estimation when determining the level of allowance required.

Kondisi spesifik penurunan nilai debitur dalam pembentukan penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui secara independen oleh Manajemen Risiko.

The specific debtors' conditions in

determining allowance for impairment

amount of the financial assets is evaluated

individually and is based upon

management's best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the debtors' financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits and the workout strategy and

estimated cash flows considered

recoverable are independently approved by the Risk Management.

Perseroan juga membentuk penyisihan penurunan nilai kolektif atas eksposur piutang yang diberikan, dimana evaluasi dilakukan berdasarkan data kerugian historis (lihat Catatan 2d.vii).

The Company also estimates the collective impairment allowance for its receivables portfolio, where evaluation is performed based on historical data (refer to Note 2d.vii).

b. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

b. Allowance for impairment losses of financial assets (continued

Perhitungan penyisihan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama. Dalam menilai kebutuhan untuk penyisihan penurunan nilai kolektif, Manajemen mempertimbangkan faktor-faktor antara lain kualitas kredit dan jenis produk. Guna membuat estimasi penyisihan yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini.

Collectively assessed impairment

allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics. In assessing the need for collective impairment allowances, management considers factors such as credit quality and type of product, among others. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modelled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions.

Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan penyisihan penurunan nilai kolektif.

The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances

and the model assumptions and

parameters used in determining collective impairment allowances.

c. Imbalan kerja c. Employee benefits

Nilai kini imbalan kerja karyawan tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi-asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat atas imbalan kerja karyawan.

The present value of the employee benefit obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of employee benefit obligations.

Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya/(pendapatan) untuk imbalan kerja karyawan antara lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji di masa datang, usia pensiun normal, tingkat mortalita, dan lain-lain.

The assumptions used in determining the net cost/(income) for employee’s benefit included the discount rate, salary increment rate, normal pension age, mortality rate, and others.

Perseroan menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir periode pelaporan. Ini merupakan tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini atas arus kas keluar masa depan yang diestimasi dan akan digunakan untuk membayar imbalan kerja karyawan. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Peseroan mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang mempunyai jangka waktu yang menyerupai jangka waktu imbalan kerja karyawan.

The Company determines the appropriate discount rate at the end of each reporting period. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the employee’s benefit obligations. In determining the appropriate discount rate, the Company considers the interest rates of government bonds that have terms to maturity approximating the terms of the related employee’s benefit liability.

Tingkat kenaikan gaji per tahun didasarkan pada informasi historis atas tingkat kenaikan gaji sebelumnya, tingkat inflasi, dan masa kerja.

Annual salary increment rate is determined based on historical information of previous salary increment rate, inflation rate, and length of service.

Asumsi tingkat mortalita telah didasarkan pada tabel mortalita terbaru yang dihitung dengan menggunakan metode aktuaria yang diterima secara umum.

Mortality rate assumption is based on the latest mortality table which is calculated using actuarial method generally accepted.

Tingkat pengembalian investasi didasarkan pada informasi historis dan proyeksi pasar ke depan.

Expected rate of return on investment is based on historical information and future market projections.

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

3. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued)

Sumber utama ketidakpastian estimasi: (lanjutan)

Key sources of estimation uncertainty:

(continued)

c. Imbalan kerja (lanjutan) c. Employee benefits (continued) Asumsi tingkat pengunduran diri didasarkan

pada informasi historis dan disesuaikan dengan kondisi saat ini.

Resignation rate assumption is based on historical information and adjusted for current condition.

d. Provisi dan kontijensi d. Provision and contingencies Pertimbangan signifikan diperlukan dalam

menentukan provisi atas kasus hukum. Direksi melakukan penilaian untuk menentukan besarnya provisi yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kasus hukum terkait, termasuk hasil konsultasi dengan penasehat hukum. Keputusan hukum atas kasus terkait dapat berbeda dengan estimasi manajemen dan dapat berpengaruh terhadap laporan laba rugi Perseroan.

Significant judgement is required in

determining provision for legal case. The

Directors exercise its judgment to

determine the amount of provision needed by considering the related legal case, including consultation result with legal counsel. The verdict of the related legal case may differ compared to management’s estimate and may impact the Company’s profit or loss.

4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS

30 Juni/

June 2020

31 Desember/

December 2019

Kas 155 130 Cash on hand

Bank Cash in banks

Pihak ketiga: Third parties:

Rupiah Rupiah

Standard Chartered Bank 146,143 354,622 Standard Chartered Bank

PT Bank UOB Indonesia 101,023 145,079 PT Bank UOB Indonesia

PT Bank Permata Tbk* 18,029 - PT Bank Permata Tbk

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3,979 1,079 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Central Asia Tbk 2,031 2,255 PT Bank Central Asia Tbk

PT Bank BTPN Tbk 168 167 PT Bank BTPN Tbk

PT Bank MNC International Tbk 129 150 PT Bank MNC International Tbk

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 60 59 PT Bank Danamon Indonesia Tbk

PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk 34 446 (Persero) Tbk

PT Bank Pan Indonesia Tbk 10 10 PT Bank Pan Indonesia Tbk

PT Bank OCBC NISP Tbk 9 10 PT Bank OCBC NISP Tbk

PT Bank CIMB Niaga Tbk 4 4 PT Bank CIMB Niaga Tbk

PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 2 3 (Persero) Tbk

PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk 1 1 (Persero) Tbk

271,622 503,885

Dolar AS US Dollar

PT Bank Permata Tbk* 10,522 - PT Bank Permata Tbk

PT Bank BTPN Tbk 1,002 49,530 PT Bank BTPN Tbk

PT Bank Central Asia Tbk 276 268 PT Bank Central Asia Tbk

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 206 201 PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Standard Chartered Bank 163 158 Standard Chartered Bank

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 134 7,818 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk 45 44 (Persero) Tbk

PT Bank ANZ Indonesia 14 14 PT Bank ANZ Indonesia

12,362 58,033

284,139 562,048

Pihak berelasi: Related party:

Rupiah Rupiah

PT Bank Permata Tbk* - 396,849 PT Bank Permata Tbk

Dolar AS US Dollar

PT Bank Permata Tbk* - 9,949 PT Bank Permata Tbk

- 406,798

284,139 968,846

Suku bunga rekening bank per tahun berkisar antara 0,05% - 2,00% pada 30 Juni 2020 untuk mata uang Rupiah (31 Desember 2019: 0,50% - 2,00%) dan 0,05% - 0,50% untuk mata uang Dolar AS (31 Desember 2019: 0,05% - 0,50%).

The bank accounts earned annual interest rates ranging between 0.50% - 2.00% for the year ended 30 June 2020 for Rupiah currency (31 December 2019: 0.50% - 2.00%) and 0.05%

- 0.50% for US Dollars currency (31 December

2019: 0.05% % - 0.50%).

Tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.

There is no cash and cash equivalents that is restricted as of 30 June 2020 dan 31 December 2019.

Lihat Catatan 20 untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.

Refer to Note 20 for details of related party balances and transactions.

5. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN 5. FINANCE LEASE RECEIVABLES

30 Juni/ June 2020

30 Desember/ December 2019

Piutang sewa pembiayaan - kotor Finance lease receivables - gross - Pihak ketiga 2,462,504 2,521,060 Third parties -

- Pihak berelasi 15,051 - Related parties -

Piutang sewa pembiayaan - kotor 2,477,555 2,521,060 Finance lease receivables - gross

Nilai sisa Residual value

- Pihak ketiga 998,262 1,137,251 Third parties -

- Pihak berelasi 3,757 - Related parties -

1,002,019 1,137,251

Pendapatan sewa pembiayaan Unearned income on finance

yang belum diakui: lease:

- Pihak ketiga (257,895) (297,875) Third parties -

- Pihak berelasi (2,125) - Related parties -

(260,020) (297,875)

Simpanan jaminan Security deposits

- Pihak ketiga (998,262) (1,137,251) Third parties -

- Pihak berelasi (3,757) - Related parties -

(1,002,018) (1,137,251)

2,217,535 2,223,185

Dikurangi: Less:

Penyisihan kerugian penurunan nilai (75,238) (47,150) Allowance for impairment losses

Bersih 2,142,207 2,176,035 Net

Piutang sewa pembiayaan - kotor (cicilan) yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya:

The above finance lease receivables - gross (installment) have the following maturity profile:

30 Juni/ June 2020 31 Desember/ December 2019 < 1 tahun 1,430,573 1,452,628 < 1 year 1 - 2 tahun 802,217 819,361 1 - 2 years > 2 tahun 238,765 249,071 > 2 years 2,477,555 2,521,060

5. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan) 5. FINANCE LEASE RECEIVABLES (continued)

Dalam dokumen PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE (Halaman 33-37)

Dokumen terkait