• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND ESTIMATES

Dalam dokumen Annual Report Jakarta 2015 Small (Halaman 111-116)

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED – CABANG JAKARTA/JAKARTA BRANCH

STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) AND INTERPRETATIONS

4. CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND ESTIMATES

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Cabang, yang dijelaskan dalam Catatan 3, manajemen diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.

In the application of the Branch accounting policies, which are described in Note 3, the management is required to make judgements, estimates and assumptions about the carrying amounts of assets and liabilities that are not readily apparent from other sources. The estimates and associated assumptions are based on historical experience and other factors that are considered to be relevant. Actual results may differ from these estimates.

Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang perkiraan tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi kedua periode tersebut.

The estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period which the estimates is revised if the revision affects only that period, or in the period of the revision and future periods if the revision affects both periods.

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED - CABANG JAKARTA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED - JAKARTA BRANCH NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015 AND FOR THE YEAR THEN ENDED (Continued)

- 34 -

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan

Kebijakan Akuntansi

Critical Judgement in Applying Accounting Policies

Di bawah ini adalah pertimbangan kritis, selain dari estimasi yang telah diatur, dimana manajemen telah membuat suatu proses penerapan kebijakan akuntansi Cabang dan memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

Below are the critical judgements, apart from those involving estimations, that the managements have made in the process of applying the Branch accounting policies and that have the most significant effect on the amounts recognized in the financial statements.

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo

Held-to-maturity financial assets

Manajemen telah menelaah aset keuangan Cabang yang dimiliki hingga jatuh tempo karena persyaratan pemeliharaan modal dan likuiditas dan telah dikonfirmasi intensi positif Cabang dan kemampuan untuk memiliki aset tersebut hingga jatuh tempo. Rincian dan jumlah tercatat aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo diungkapkan dalam Catatan 9.

The management has reviewed the Branch’s held-

to-maturity financial assets in the light of its capital maintenance and liquidity requirements and has

confirmed the Branch’s positive intention and

ability to hold those assets to maturity. The details and its carrying amounts of the held-to-maturity financial assets are disclosed in Note 9.

Sumber Estimasi Ketidakpastian Key Sources of Estimation Uncertainty

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan di bawah ini:

The key assumptions concerning future and other key sources of estimation uncertainty at the end of the reporting period, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next reporting period are discussed below:

Rugi Penurunan Nilai Aset Keuangan Impairment Loss on Financial Assets

Cabang menilai penurunan nilai aset keuangan

pada setiap tanggal pelaporan. Dalam

menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti objektif terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang

berkorelasi dengan kelalaian pembayaran

piutang.

The Branch assesses its financial assets at each reporting date. In determining whether the impairment loss should be recorded in profit or loss, management makes judgement as to whether there is an objective evidence that loss event has occurred. Financial assets are considered to be impaired when there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the financial assets have been affected. The evidence includes observable data which indicates that an adverse event has occurred in the payment status of borrowers or in the national or local economic conditions that correlate with the omission of payment of receivables.

Cadangan kerugian penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti objektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan.

Provision for loss on impairment will be set up to recognize the impairment loss that occurs in a portfolio of financial assets. Management uses estimates based on historical loss experience for assets with credit risk characteristics and objective evidence of impairment similar to those in the portfolio when scheduling the future cash flows.

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED - CABANG JAKARTA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED - JAKARTA BRANCH NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015 AND FOR THE YEAR THEN ENDED (Continued)

- 35 -

Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya.

Management also makes judgement as to the methodology and assumptions for estimating the amount and timing of future cash flows which are reviewed regularly to reduce any difference between loss estimate and actual loss.

Cabang melakukan penilaian terhadap penurunan nilai secara individual, yaitu dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang

batas (threshold) tertentu dan aset keuangan

yang memiliki bukti objektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.

Estimasi ini dilakukan dengan

mempertimbangkan kapasitas utang dan

fleksibilitas keuangan debitur, kualitas

pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan

banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan

tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan keuangan.

The Branch performs assessment of the impairment amounts individually, which is made to the amount of financial assets that exceed certain threshold and to certain financial assets that have objective evidence that impairment has been identified separately on the date of statement of financial position. Impairment loss is the difference between the carrying amount and the present value of the best estimated future cash flows and realization of collateral at the initial effective interest rates of financial assets. The estimates are made by considering the debt capacity and financial flexibility of the debtor, debtor's earnings quality, quantity and source of cash flows, industry in which the debtor operates and realizable value of collateral. Estimating the amount and timing of future recovery will require a lot of considerations. The amount of revenue depends on the performance of the debtor in the future and the value of collateral, both of which will be affected by future economic conditions, in addition to the fact that the collateral may not be easily sold. The actual value and date of receipt of future cash flows may differ from the estimates and as a result, actual loss which occurs may be different from the amount recognized in the financial statements.

Manfaat Karyawan Employee Benefits

Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Cabang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di periode berjalan. Walaupun asumsi Cabang dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Cabang.

Determination of liability for employee benefits depends on the selection of certain assumptions used by actuaries in calculating the amount of such liability. These assumptions include, among others, the discount rate and the rate of increase in salaries. Different realization of the Branch assumptions will affect the amount of costs and liabilities recognized in the current period. Although the assumptions used by the Branch are assessed to be appropriate and fair, significant changes in actual events or significant changes in the assumptions used can significantly affect the

Branch’s post-employment benefits liability.

Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja Cabang diungkapkan dalam Catatan 28.

The present values of the post-employment benefits obligation of the Branch are disclosed in Note 28.

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED - CABANG JAKARTA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED - JAKARTA BRANCH NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015 AND FOR THE YEAR THEN ENDED (Continued)

- 36 -

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap Estimated Useful Lives of Premises and

Equipment

Masa manfaat setiap aset tetap Cabang

ditentukan berdasarkan kegunaan yang

diharapkan dari aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila perkiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.

The useful life of each item of the Branch’s

premises and equipment are estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above.

Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan mengurangi nilai tercatat aset tersebut.

A change in the estimated useful life of any item of premises and equipment would affect the recorded depreciation expense and decrease the carrying values of these assets.

Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 14.

The carrying amounts of premises and equipment are disclosed in Note 14.

Penilaian Instrumen Keuangan Valuation of Financial Instruments

Seperti dijelaskan dalam Catatan 38, Cabang menggunakan teknik penilaian yang meliputi input yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi untuk mengestimasi nilai wajar dari beberapa jenis instrumen keuangan. Catatan 38 memberikan informasi yang rinci mengenai

asumsi utama yang digunakan dalam

menentukan nilai wajar instrumen keuangan.

As describe in Note 38, the Branch uses valuation techniques that may include inputs that are not based on observable market data to estimate the fair value of certain types of financial instruments. Note 38 provide the detailed information about the key assumptions used in the determination of the fair value of financial instruments.

Manajemen berpendapat bahwa teknik penilaian yang dipilih dan asumsi yang digunakan adalah tepat dalam menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan.

The management believes that the chosen valuation techniques and assumptions used are appropriate in determining the fair value of financial instruments.

5. KAS 5. CASH

2015 2014

Rp Rp

Rupiah 7.238.282.570 7.834.321.013 Rupiah

Mata uang asing 5.081.516.835 2.609.237.822 Foreign currencies

Jumlah 12.319.799.405 10.443.558.835 Total

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED - CABANG JAKARTA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED - JAKARTA BRANCH NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015 AND FOR THE YEAR THEN ENDED (Continued)

- 37 -

6. GIRO PADA BANK INDONESIA 6. DEMAND DEPOSITS WITH BANK INDONESIA

Rp %GWM Rp %GWM

Rupiah 208.474.109.077 7,89 236.918.829.736 12,20 Rupiah

Dolar Amerika Serikat 468.690.000.000 10,00 225.407.000.000 8,61 US Dollar

Jumlah 677.164.109.077 462.325.829.736 Total

2014 2015

31 Desember/December 31,

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015 yang berlaku efektif sejak 1 Desember 2015, tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum bagi Bank Umum konvensional dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer ditetapkan sebesar 7,5% dan GWM Sekunder ditetapkan

sebesar 4%, serta GWM Loan to Deposit Ratio

(LDR) sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank dan KPMM Insentif. GWM dalam Dolar Amerika Serikat ditetapkan sebesar 8%.

In accordance with Bank Indonesia Regulation (PBI) No. 17/21/PBI/2015 dated November 26, 2015 which is effective starting December 1, 2015, regarding the Second Amendment to Bank Indonesia Regulation Number 15/15/PBI/2013 about Minimum Statutory Reserves (GWM) with Commercial Banks in Rupiah and foreign currencies, each Bank in Indonesia is required to have a minimum demand deposits balance in Bank Indonesia as liquidity reserve. The GWM in Rupiah consists of Primary GWM which is set at 7.5% and the Secondary GWM which is set at 4%, and GWM Loan to Deposit Ratio (LDR GWM) which is

determined based on parameters under

disincentive and over disincentive for the difference between the bank's LDR and target LDR by taking into account the difference between the bank's Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR incentive. GWM in the United States Dollar is set at 8%.

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 yang berlaku efektif sejak 31 Desember 2013, tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer ditetapkan sebesar 8% dan GWM Sekunder ditetapkan

sebesar 4%, serta GWM Loan to Deposit Ratio

(LDR) sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Cabang dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara kewajiban penyediaan Modal Minimum (KPMM) Cabang dan KPMM insentif. GWM dalam Dolar Amerika Serikat ditetapkan sebesar 8%.

In accordance with Bank Indonesia Regulation

(PBI) No. 15/15/PBI/2013 dated

December 24, 2013 which is effective from December 31, 2013, regarding Minimum Statutory Reserves (GWM) with Bank Indonesia in Rupiah and Foreign Currencies, each bank in Indonesia is required to maintain minimum deposit balances with Bank Indonesia, as liquidity reserve. The GWM in Rupiah consists of Primary GWM which is set at 8% and secondary GWM which is set at 4%, and GWM Loan to Deposit Ratio (LDR GWM) which is determined based on parameters lower disincentive paramater and upper disincentive

parameter for the difference between the Branch’s

LDR and target LDR by taking into account the

difference between the Branch’s Capital Adequacy

Ratio (CAR) and CAR incentive. GWM in the United States Dollar is set at 8%.

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, GWM sekunder Cabang yang terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia dan Obligasi Pemerintah Indonesia masing-masing sebesar 6,06% dan 79,42%.

As of December 31, 2015 and 2014, the Branch’s

secondary statutory reserve which consists of Bank Indonesia Certificate and Indonesian Government Bonds were 6.06% and 79.42%, respectively. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014,

Cabang telah memenuhi Giro Wajib Minimum yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

As of December 31, 2015 and 2014, the Branch has complied with the required minimum deposit balances under the Bank Indonesia regulation.

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED - CABANG JAKARTA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

BANGKOK BANK PUBLIC COMPANY LIMITED - JAKARTA BRANCH NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015 AND FOR THE YEAR THEN ENDED (Continued)

- 38 -

7. GIRO PADA BANK LAIN 7. DEMAND DEPOSITS WITH OTHER BANKS

2015 2014

Rp Rp

Pihak berelasi Related parties

Mata uang asing 9.136.117.108 11.356.904.052 Foreign currencies

Pihak ketiga Third parties

Rupiah 2.194.286.255 385.074.161 Rupiah

Mata uang asing 65.999.178.720 68.080.771.807 Foreign currencies

Subjumlah 68.193.464.975 68.465.845.968 Subtotal

Jumlah 77.329.582.083 79.822.750.020 Total

31 Desember/December 31,

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat giro pada bank lain yang dijadikan agunan oleh Cabang.

On December 31, 2015 and 2014, there are no demand deposits from other banks that serve as collateral by the Branch.

8. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN

Dalam dokumen Annual Report Jakarta 2015 Small (Halaman 111-116)

Dokumen terkait