• Tidak ada hasil yang ditemukan

CSSN sebagai lembaga pelayanan khusus bagi penyandang disabilitas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan pelayanan kemanusiaan dan pertolongan secara individu maupun kelompok. CSSN didirikan untuk memperjuangkan terciptanya lingkungan kampus yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Hal ini disampaikan oleh Arief dalam wawancara pribadi peneliti dengan beliau, berikut penjelasannya:

“Kalo itu sudah pasti untuk mewujudkan kampus UIN Jakarta menjadi semakin inklusif ya.

Kemudian kami berusaha agar para calon mahasiswa disabilitas mendapatkan kesempatan yang sama seperti anak normal pada umunya bisa kuliah disini. Terlebih lagi kita tahu kalau mahasiswa disabilitas disini juga lumayan banyak, nah kami ingin agar aksesibilitas mereka juga mendukung mereka agar mereka senang kuliah disini, contohnya dari segi fasilitas yang ada di fakultas dan perpustakaan sudah cukup ramah dengan disabilitas meskipun memang masih banyak kekurangan nanti itu bisa jadi evaluasi kami dan kampus UIN Jakarta itu sendiri agar timbul kesadaran bahwa para penyandang disabilitas ini berhak mendapatkan hak yang sama dengan kita.” (Arief, Ketua CSSN. 2019)

Dalam penerapannya, CSSN bukan tanpa kendala dalam menjalankan program-program yang sudah dirancang. Permasalahan mengenai kejelasan status lembaga CSSN di kampus dan kurangnya dana yang dimiliki oleh CSSN menjadikannya tidak dapat merealisasikan semua program yang ada secara maksimal.

Arief juga menjelaskan mengenai kendala yang dialami oleh CSSN, berikut penjelasannya:

“Kendala utamanya tentu saja mengenai dana, karena seperti yang sudah saya jelaskan tadi bahwa untuk menjadikan sebuah kampus inklusif itu cukup mahal jadi kami sangat membutuhkan support dari berbagai pihak untuk dapat menjalankan program-program kami.” (Arief, Ketua CSSN. 2019)

Arief juga menambahkan, kurangnya dukungan yang diberikan terhadap CSSN bisa dikarenakan masih banyak masyarakat kampus yang belum mengetahui pentingnya keberadaan lembaga ini. Namun, beliau juga menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi pemicu semangat untuk memperjuangkan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi inklusif, berikut penjelasannya:

“Tapi kami tidak mau menyerah karena hal tersebut, kami selalu melakukan suatu hal untuk mewujudkan kampus UIN Jakarta menjadi kampus yang ramah disabilitas semamksimal mungkin

dengan berbagai macam keterbatasan yang ada.”

(Arief, Ketua CSSN. 2019)

CSSN sebagai lembaga pelayanan sosial di kampus juga belum memiliki status yang jelas dalam struktur kelembagaan universitas. Karena SK Rektor yang dijadikan sebagai landasan pendirian CSSN hanya berupa sertifikat publishment of CSSN.mJajang sebagai Ketua LP2M memberikan tanggapannya mengenai hal ini, berikut penjelasannya:

“Kalau itu CSSN sebenarnya berada di bawah LP2M, karena itu sudah mendapat persetujuan dari Rektor juga kan, hanya saja mereka memang bekerja secara mandiri. Mereka itu kan khusus yang mensosialisasikan ide-ide difabel friendly dan itu penting.” (Jajang, Kepala LP2M. 2019)

Pada kenyataannya, Arief menyampaikan bahwa CSSN tidak memiliki struktur kelembagaan yang jelas di universitas. Menurutnya, apabila CSSN masuk ke dalam struktur kelembagaan kampus maka lembaga tersebut harus memiliki jabatan tersendiri di dalamnya, berikut penjelasan beliau dalam wawancara pribadi dengan peneliti:

“Ini memang masih cukup sulit untuk dijelaskan yaa. Karena jika kita berkaca pada kampus inklusif yang sudah sangat baik itu ada di UIN Jogja.

Disana ada Pusat Layanan Disabilitas (PLD) yang masuk dalam struktur kelembagaan kampus, disana ada ketuanya, ada sekretarisnya, dan ada staffnya yang mana adalah jabatan. Sedangkan kami ada ketuanya, ada sekretarisnya tapi tidak ada strukturalnya karena bersifat lembaga otonom.” (Arief, Ketua CSSN. 2019)

Arief juga menambahkan, CSSN sampai saat ini belum memiliki kantor dan tidak mendapatkan dana dari pihak universitas, berikut penjelasannya:

“Karena hal tersebut sampai saat ini juga kami belum memiliki kantor. Apalagi dana kami juga sangat terbatas ya, itu juga hanya dari Program INDOEDU4ALL tadi. Itu kendala yang sangat cukup dirasakan karena kami sulit untuk merealisasikan program kami.” (Arief, Ketua CSSN. 2019)

Menanggapai hal tersebut, Jajang mengatakan bahwa LP2M sebagai perwakilan dari pihak universitas bersedia untuk memberikan ruangan khusus kepada CSSN sebagai kantornya. Berikut penjelasan beliau:

“Untuk kantor jika mereka ingin memakai ruangan di LP2M silahkan disini banyak kok ruangan kosong jadi mereka bisa jadikan kantorlah.

Tapikan balik lagi seperti yang sudah saya katakan sebelumnya tadi, kantor itu kan butuh biaya untuk dana operasional, nah CSSN ini sendiri memang belum ada dana khusus dari universitas.” (Jajang, Ketua LP2M. 2019)

Pada saat awal peneliti melakukan penelitian mengenai CSSN, lembaga ini masih belum memiliki kantor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan digunakan sebagai tempat operasional untuk merancang kegiatan dan program yang dimilikinya. Namun, setelah penelitian yang peneliti lakukan tentang CSSN sudah berjalan sekitar 3 bulan, akhirnya Wakil Rektor II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan ruangan yang dulunya ditempati oleh Pusat Ekonomi Kreatif (Pekraf) sebagai kantor CSSN. (Siti Napsiyah, Anggota CSSN. 2020

92

Pada bab ini, peneliti akan membahas hasil temuan yang terdapat di bab IV yaitu Sejarah dan Peran Lembaga Center for Student with Special Needs (CSSN) dalam Meningkatkan Layanan Aksesibilitas bagi Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam melakukan pembahasan, peneliti menggunakan analisis dan mengkaji hasil temuan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi dengan teori yang digunakan di bab II.

Dari hasil wawancara dan observasi di lapangan, peneliti menemukan tentang Sejarah dan Peran Lembaga Center for Student with Special Needs (CSSN) dalam Meningkatkan Layanan Aksesibilitas bagi Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Seperti yang sudah dijelaskan di bab II, teori peran menurut Soerjono Soekanto (1982) bahwa peran adalah aspek dinamis dari sebuah kedudukan (status), apabila seseorang melakukan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. Jadi peran adalah tugas dan fungsi ideal yang sebenarnya dilakukan sesorang yang memiliki kedudukan tertentu, sedangkan peranan adalah perwujudan daripada peran ideal itu sendiri. Dan fungsi peran yang sudah di uraikan di bab II, peneliti menemukan hal yang sama di Lembaga CSSN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

A. Pendidikan Inklusif di UIN Syarif Hidayatullah

Dokumen terkait