• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat saran yang akan peneliti berikan untuk:

a) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saran kepada pihak universitas agar memberi kejelasan status lembaga CSSN dalam struktur lembaga yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian CSSN mendapat dukungan berupa pendanaan agar peran CSSN

sebagai lemabaga pelayanan sosial di kampus dapat menjalankan program-program yang dimilikinya secara maksimal.

Saat penelitian awal yang peneliti lakukan CSSN belum memiliki kantor, namun saat ini CSSN sudah diberikan kantor oleh Wakil Rektor II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu ruangan yang dulunya di tempati oleh Pusat Ekonomi Kreatif (Pekraf).

b) Lembaga Center for Student with Special Needs (CSSN) yaitu:

Sebagai lembaga pelayanan sosial yang bisa dikatakan masih terbilang baru di lingkungan UIN syarif Hidayatullah Jakarta, CSSN harus terus melakukan sosialisasi mengenai pendidikan inklusif. Hal tersebut juga bertujuan agar CSSN semakin dikenal oleh seluruh masyarakat kampus.

Kemudian CSSN juga diharapkan mampu memaksimalkan perannya sebagai lembaga pelayanan sosial di kampus bagi mahasiswa penyandang disabilitas dengan membuat struktur kepengurusan yang jelas agar dapat memudahkan dalam pembagian kerja setiap anggota lembaga.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Soleh, Akhmad. 2016. Aksesibilitas Penyandang Disabilitas terhadap Perguruan Tinggi. Yogyakarta: LKiS

Ramayulis, P, D. 2015. Dasar-Dasar Kependidikan (Suatu Pengantar Ilmu Kependidikan). Jakarta: Kalam Mulia.

Barnes, Colin. 2007. Disabilitas: Sebuah Pengantar. Jakarta: PIC UIN.

Moleong, Lexy J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Napsiyah, Lisma Diawati, Siti. 2011. Belajar Teori Pekerjaan Sosial. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Smith, J. David, ed. 2006. Mohammad Sugiarmin, Mif Baihaqi:

Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua. Bandung: Nuansa.

Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Rukminto Isbandi, Adi. 2013. Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial, dan Kajian Pembangunan).

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Satori Djam’an & Aan Komariah. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet Ke:5. Bandung: Alfabeta.

Gunawan, Iman. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori &

Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Saroja, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar.

Jakarta: Indeks.

Jurnal:

Muhrisun Afandi, Andayani. 2016. Pemberdayaan dan Pendampingan Komunitas Penyandang Disabilitas dalam Mengakses Pendidikan Tinggi.

Syafi’ie, M. 2014. Pemenuhan Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas.

Colbran, Nicola. 2010. Access to Justice for Person with Disabilities Indonesia.

Perundang-Undangan:

Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.

Undang Undang Pasal 42 ayat 3 nomor 16 tahun 2016 yang berisi bahwa setiap penyelenggara pendidikan tinggi wajib memfasilitasi pembentukan unit layanan disabilitas.

Undang Undang No.8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang Pendidikan Khusus, Pendidikan Layanan Khusus dan/atau Pembelajaran Layanan Khusus pada Pendidikan Tinggi.

Website:

Lembaga Center for Student with Special Needs (CSSN).

https://cssn.uinjkt.ac.id/

Kementerian Agama. https://kemenag.go.id/

Kementerian Sosial Republik Indonesia.

https://www.kemsos.go.id/

Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum. https://sipuu.setgab.go.id/

Jurnoliberta, Portal Berita Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. http://www.journoliberta.com/

Media Online Tirto. https://tirto.id/

Republika, Portal Berita Terkini. https://www.republika.co.id/

LAMPIRAN Lampiran 1 Catatan Observasi

Hari/Tanggal Kegiatan Hasil Kegiatan Jum’at, 9 Agustus 2019 Menghadap Ketua

CSSN

Bertemu Pak Arief Subhan selaku Ketua Lembaga Center for Student with Special Needs (CSSN).

Dalam pertemuan tersebut peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti bertemu dengan beliau, yaitu untuk meminta izin melakukan penelitian mengenai CSSN. Beliau selaku Ketua Lembaga CSSN menyambut baik maksud dan tujuan dari peneliti dengan

Rabu, 4 Septermber 2019 Melakukan bahwa saat ini perpus sudah ada buku agama maupun al-qur’an braille yang terletak di lantai 5.

Di depan perpus juga sudah ada ramp yang memudahkan akses

penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda.

Senin, 23 September 2019 Melakukan Observasi di ada gedung yang belum ramah terhadap

penyandang disabilitas.

Salah satunya Auditorium Harun Nasution dan Student Center yang tidak memiliki akses ramp pada pintu masuk gedungnya.

Selasa, 24 September 2019 Melakukan Observasi di

Lampiran 2

TRANSKIP WAWANCARA

Informan: Ketua Lembaga Center for Student with Special Needs (CSSN)

A. Identitas informan

Nama : Dr. Arief Subhan, MA

B. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat : Ruang PPIM terlepas dari Prodi Kessos ya, saat itu kami mempunyai pandangan bahwa kampus itu harus inklusif.

Saat pembukaan Prodi Kessos memang sudah ada ide untuk membuat sebuah lembaga khusus bagi para penyandang disabilitas.

Namun, karena saat itu jurusan Kessos masih sangat baru setelah sebelumnya hanya peminatan, ide tersebut ternggelam tapi tidak mati ya. Hingga terjadi kasus yang cukup ramai saat itu kampus melakukan penolakan terhadap

calon mahasiswa tuna netra di Fakultas Tarbiyah. Nah berangkat dari kejadian itu, kami kembali mulai menghidupkan ide untuk membuat sebuah lembaga khusus penyandang disabilitas tadi.

Terlebih lagi saat kami mendapat kesempatan untuk ikut forum konsorsium INDOEDU4ALL dari Uni Eropa. Di forum tersebut sangat mendukung yang namanya aksesibilitas penyandang disabilitas di kampus dan kami tergabung dalam satu forum bersama beberapa kampus lain untuk proyek ini. Karena hal tersebut kami semakin terdoronglah untuk meminta Rektor membuat SK bagi CSSN dengan keterlibatan dari beberapa fakultas. Pembuktian keseriusan kami saat itu `adalah dengan mengadakan seminar kepada para dosen dan karyawan kampus bahwa aksesibilitas mahasiswa disabilitas itu sangat penting.

Akhirnya, setelah kami mampu meyakinkan Rektor maka terbitlah SK Rektor bagi CSSN pada saat

itu. Hanya saja SK Rektor tersebut bukan murni dikeluarkan oleh Rektor, tapi hanya berupa sertifikat publishment of CSSN saja yang kami buat sendiri dan di tanda tangani oleh Rektor saking hari itu adalah momentum yang baik.

Kenapa SK Rektor itu sangat penting pak bagi CSSN?

Yaa karena untuk mewujudkan kampus inklusif itu kan sangat mahal ya. Jadi Rektor harus membuat sebuah kebijakan yang mendukung upaya tersebut.

Setelah mendapat SK Rektor kemudian CSSN statusnya dalam struktur kelembagaan di kampus itu seperti apa pak?

Ini memang masih cukup sulit untuk dijelaskan yaa. Karena jika kita berkaca pada kampus inklusif yang sudah sangat baik itu ada di UIN Jogja. Disana ada Pusat Layanan Disabilitas (PLD) yang masuk dalam struktur kelembagaan kampus, disana ada ketuanya, ada sekretarisnya, dan ada staffnya yang mana adalah jabatan. Sedangkan kami ada ketuanya, ada sekretarisnya tapi tidak ada strukturalnya karena bersifat lembaga otonom. Karena hal tersebut sampai saat ini juga kami belum memiliki kantor.

Apalagi dana kami juga sangat terbatas ya, itu juga hanya dari Program INDOEDU4ALL tadi. Itu kendala yang sangat cukup dirasakan karena kami sulit untuk merealisasikan program kami.

Memangnya tujuan utama dibentuknya CSSN itu apa pak?

Kalo itu sudah pasti untuk mewujudkan kampus UIN Jakarta menjadi semakin inklusif ya.

Kemudian kami berusaha agar para calon mahasiswa disabilitas mendapatkan kesempatan yang sama seperti anak normal pada umunya bisa kuliah disini.

Terlebih lagi kita tahu kalau mahasiswa disabilitas disini juga lumayan banyak, nah kami ingin agar aksesibilitas mereka juga mendukung mereka agar mereka senang kuliah disini, contohnya dari segi fasilitas yang ada di fakultas dan perpustakaan sudah cukup ramah dengan disabilitas meskipun memang masih banyak kekurangan nanti itu bisa jadi evaluasi kami dan kampus UIN Jakarta itu sendiri agar timbul kesadaran bahwa para penyandang

disabilitas ini berhak mendapatkan hak yang sama dengan kita.

CSSN punya program apa pak untuk para calon mahasiswa disabilitas yang ingin masuk UIN Jakarta?

Kami melakukan pendamping pada saat ujian masuk SPMB Mandiri, jadi kami menempatkan volunteer untuk mereka yang memang membutuhkan bantuan.

Alhamdulillah karena hal tersebut ada yang diterima masuk disini juga.

Wah berarti peran CSSN penting banget tuh pak, kalo program untuk peningkatan layanan aksesibilitas para mahasiswa disabilitas gimana tuh pak?

Seperti yang sudah saya jelaskan tadi salah satu layanan aksesbilitas juga kan. Jadi membantu memudahkan mereka untuk kuliah disini tapi ada setidaknya beberapa peranlah yang sudah kita lakukan.

Pertama, kita melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat di kampus ini mengenai pentingnya akses bagi para penyandang disabilitas dan tingkatkanlah kesadaran diri kalian bahwa mereka juga punya hak yang sama gitu. Kedua, kami melakukan pendampingan yang kemarin kami sudah lakukan contohnya saat ujian SPMB Mandiri UIN Jakarta disana ada calon mahasiswa penyandang

disabilitas jadi kami menempatkan beberapa volunteer untuk mendampingi mereka jika mengalami kesulitan untuk memahami soal-soal ujiannya.

Ketiga, kami melakukan advokasi misalnya dulu sebelum semua fakultas didepannya ada ramp kami memperjuangkan hal itu berbicara dengan rektor bahwa hal tersebut sangat penting walau terlihat sederhana, lalu juga meminta Perpustakaan Utama untuk dibuatkan Difabel Corner jadi mereka punya pelayanan yang lengkap untuk penyandang disabilitas disana. Hanya saja memang untuk advokasi masih agak sulit apa yang kita perjuangkan untuk terealisasikan, mungkin nanti kalau CSSN sudah masuk kedalam struktur kelembagaan kampus jadi lebih

leluasa untuk

mengimplementasikan program sesuai kebutuhan penyandang disabilitas disini. Kalau untuk hal lainnya kami mengadakan beberapa seminar mengenai hal

tersebut, misalnya seminar untuk para dosen dan karyawan kampus agar mereka sadar pentingnya /aksesibilitas penyandang disabilitas. Kita juga bisa melihat ya sekarang cukup banyak fakultas yang semakin ramah terhadap penyandang disabilitas dan fasilitas kampus juga menyesuaikan seperti contohnya perpustakaan utama sudah cukup ramah sekali. Kalau dulu ramp di Gedung fakultas paling Cuma ada di kedokteran, tarbiyah, sama di adab. Tapi sekarang hampir semua sudah merata. Kami juga bekerja sama dengan perpustakaan untuk membuat sebuah ruangan khusus disana yang nantinya kami namakan “difabel corner” jadi semakin memudahkan para mahasiswa penyandang disabilitas kan.

Untuk merealisasikan program yang ada kan butuh dana tuh pak, nah CSSN sendiri sumber dananya dari mana aja pak?

Untuk saat ini sumber dana kami ya dari proyek INDOEDU4ALL tadi saja. Karena kan kami lembaga yang belum ada di sturktur kelembagaa kampus jadi selain kami belum memiliki

kantor, kami juga tidak mendapatkan dana dari kampus.

Kemudian kendala CSSN dalam penerapan program peningkatan layanan aksesibilitas di UIN apa aja pak?

Kendala utamanya tentu saja mengenai dana, karena seperti yang sudah saya jelaskan tadi bahwa untuk menjadikan sebuah kampus inklusif itu cukup mahal jadi kami sangat membutuhkan support dari berbagai pihak untuk dapat menjalankan program-program kami. Karena kami juga melakukan sosialisasi secara maksimal. Tapi kami tidak mau menyerah karena hal tersebut, kami selalu melakukan suatu hal untuk mewujudkan kampus UIN Jakarta menjadi kampus yang ramah disabilitas semamksimal mungkin dengan berbagai macam keterbatasan yang ada.

Kalau menurut bapak sendiri fasilitas layanan aksesibilitas bagi mahasiswa penyandang

Hmm untuk fasilitas sih udah banyak kemajuan yaa, hanya saja memang masih ada beberapa fasilitas yang belum cukup ramah,

disabilitas di UIN Jakarta seperti apa?

misalnya kalo kamu ke Auditorium Harun disana masih pakai tangga yang cukup tinggi sekali, coba bayangkan jika ada mahasiswa disabilitas yang pakai kursi roda, tentu tidak bisa kesana tanpa bantuan kan. Meski ada bantuanpun tetap kesulitan, kemudian Student Center juga masih belum ada ramp. Tapi kalau fakultas sudah banyak kok yang ada ramp-nya jadi memang mewujudkan inklusifnya perlahan-lahan yaa yang penting tetap berjalan daripada tidak ada sama sekali.

Lampiran 3

TRANSKIP WAWANCARA

Informan: Kepala Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Identitas informan

Nama : Amrullah Hasbana, SS., MA

B. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat : Ruang Pimpinan

Perpustakaan

2. Hari dan Tanggal : Rabu, 13 November 2019

3. Waktu : 10.00 WIB

Pertanyaan Jawaban

Bagaimana Perpustakaan Utama (PU) memberikan layanan aksesibilitas bagi mahasiswa penyandang disabilitas di lingkungan perpustakaan?

Tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa perpustakaan adalah pusat layanan untuk para mahasiswa, dosen, maupun karyawan. Nah, tugas perpustakaan men-support semua kebutuhan akademik kampus.

Karena maju mundurnya sebuah universitas bisa kamu lihat dari perpustakaannya. Dari jaman perpustakaan yang lama hingga perpustakaan yang baru sekarang ini jelas sudah banyak sekali kemajuannya. Karena dari segi

amdal, pengolahan limbah sudah ada dan cukup baik. Makanya jika berbicara mengenai akses untuk penyandang disabilitas. Sekarang sudah ada lift, kemudian ada ramp di jalan masuk ke perpustakaan, toilet juga sekarang sudah ramah disabilitas disini.

Kemudian kalau layanan aksesibilitas untuk penunjang

akademik mahasiswa

disabilitasnya ada apa aja pak?

Perpustakaan memiliki berbagai macam koleksi buku bacaan dan al-qur’an braile yang bisa kamu lihat di lantai 5. Untuk alat bantu baca seperti screen reader kami sudah dibantu oleh CSSN pada waktu itu volunteer mereka yang mendownload-kan itu di komputer yang kami miliki. Nah saya juga berbicara kepada Pak Arief dan Bu Napsiyah jika memang mereka membutuhkan ruangan silahkan gunakan ruangan perpustakaan untuk digunakan sebagai kantor CSSN.

Kemudian untuk penunjang akademik mahasiswa disabilitas juga saya rencanakan untuk membuat sebuah ruangan khusus yang bisa disebut “difabel corner”. Jadi disana akan banyak

fasilitas untuk penyandang disabilitas yang cukup lengkap.

Kalau untuk peran CSSN sendiri untuk perpustakaan seperti apa pak?

Seperti yang sudah saya beritahu tadi ya, kalau pernah ada volunteer CSSN membantu kami untuk mendownloadkan screen reader di komputer kami cuma memang kami agak lupa ya dimana itu tepatnya, mungkin nanti akan kami minta tolong lagi agar dibantu perbanyak fasilitas itu untuk memudahkan para penyandang disabilitas tuna netra gitu kan. Lalu dalam pembuatan kebijakan inklusif di lingkungan perpustakaan gitu yaa meski tidak secara langsung CSSN tapi seperti Pak Arief, Bu Siti Napsiyah, atau dosen-dosen lain yang memang mendukung kesamaan hak bagi seluruh masyarakat kampus tanpa dibeda-bedakan kami sering diskusi bersama bagaimana

baiknya membangun

perpustakaan yang ramah bagi semua orang dan mereka memberi masukan kepada kami harus ini harus gitu karena mereka kan bisa dibilang lebih mengerti juga ya

dari kami, jadi peran mereka juga tidak bisa dianggap sebelah mata jika mengenai aksesibilitas para penyandang disabilitas di kampus kita ini.

Ohiya pak untuk perumusan kebijakan aksesibilitas di lingkungan perpustakaan itu seperti apa?

Untuk perumusan kebijakan tersebut tentunya kita bersama dengan Rektor ya itu dari jamannya Pak Komar kalau perencanaan makanya hasilnya sudah bisa diliat sendiri ketika sudah di realisasikan sudah sangat matang kan. Seperti akses masuknya dibuatkan Ramp itu sudah dipikirkan sejak dulu, meskipun memang agak curam tapi itu sudah sangat di kondisikan mengikuti kontur bidang tanahnya juga.

Berarti perbedaan perpustakaan utama yang lama dengan yang baru sudah sangat banyak dong ya pak?

Jelas sudah banyak sekali itu, contoh gampangnya ajadeh yang bisa kamu lihat pasti kamu pernah merasakan perpustakaan lama kan nah dulu belum ada lift, sekarang sudah ada kan. Jadi jaman dulu bagi yang berkebutuhan khusus itu sudah pasti tidak bisa ke lantai 2 ataupun 3. Jadi mereka yang butuh koleksi buku itu dulu kita

yang ambilkan jadi hanya sekedar by request aja, beda halnya dengan sekarang mereka bisa langsung mencari di lantai yang ingin mereka tuju karena sudah ada akses lift.

Lampiran 4

TRANSKIP WAWANCARA

Informan: Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)

A. Identitas informan

Nama : Dr. Jajang Jahroni, MA., Ph.D B. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat : Ruang Kepala LP2M

2. Hari dan Tanggal : Selasa, 26 November 2019

3. Waktu : 09.30 WIB

Pertanyaan Jawaban

Bagaimana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerapkan pendidikan inklusif di tingkat universitas?

Pendidikan inklusif itu kan semacam menyamaratakan anak yang berkebutuhan khusus dengan anak normal pada umumnya. Jadi tidak boleh dibedakan haknya dalam mengenyam pendidikan.

Sebenarnya secara alamiah itu kampus kita sudah cukup inklusif dari dulu meski memang belum ada kebijakannya, meski begitu tetap saja sudah ada mahasiswa penyandang disabilitas gitu ya misalnya pakai kursi roda atau ada kecacatan dalam tubuhnya itu dari dulu sudah ada. Maka dari itu

untuk penerapannya saat ini juga kami terus menerima mahasiswa yang berkebutuhan khusus, karena mereka punya hak yang sama kan untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi seperti anak normal pada umumnya. Jadi prinsipnya itu hmm kami tidak membeda-bedakan siapapun gitulah. Tapi kadang kan yang anehnya gini ya, ada mahasiswa yang memang penyandang disabilitas tapi tidak memberikan informasi kalo dia penyandang disabilitas gitu waktu masuk UIN, sedangkan yang bukan mahasiswa disabilitas mungkin karena ketidaktahuannya dia asal mengisi saja dan akhirnya terdata sebagai

mahasiswa penyandang

disabilitas. Itu salah satu permasalahan kami, jadi kami juga sulit jika datanya seperti itu.

Walaupun begitu juga kan kampus tetap memberikan kesempatan yang sama kepada penyandang disabilitas itu untuk berkuliah disini, jadi kekeliruan data itu jangan dijadikan hambatan lah

karena kan kita ingin memberikan hak yang sama juga kepada mereka.

Bagaimana sih pak kampus memberi layanan aksesibilitas bagi para mahasiswa penyandang disabilitas?

Ini berarti berbicara mengenai fasilitas ya, di beberapa gedung kita sudah aksesibel sekali kan untuk mereka sudah cukup ramah lah apalagi sekarang hampir di setiap fakultas maupun perpustakaan utama jalan masuknya sudah ada Ramp, hampir semuanya dilengkapi lift juga. Terus di kampus 2 depannya juga sudah ada guiding blocks kan, itu di jalur pejalan kaki depan kampusnya jadi diharapkan bisa memudahkan penyandang disabilitas yang tidak bisa melihat gitulah. Sementara memang disana dulu, kami belum merencanakan dilokasi lain, tapi ide dan masukan sudah ada untuk bangun itu lagi kedepannya.

Hanya saja memang masih banyak kekurangan ya itu sudah pasti dan hal yang wajar kalau saya bisa katakan karena untuk membuat sebuah kampus yang ramah disabilitas itu cukup mahal

biayanya, maka dari itu contohnya saja seperti Auditorium Harun, kemudian Student Center itu masih belum cukup ramah sebenarnya bagi penyandang disabilitas kan. Tapi tetap kedepannya kami akan terus mengusahakan agar semua itu dari terwujud.

Kalau status Lembaga CSSN sebagai pusat layanan disabilitas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menurut ketentuan yang berlaku di universitas itu seperti apa pak?

Kalau itu CSSN sebenarnya berada di bawah LP2M, karena itu sudah mendapat persetujuan dari Rektor juga kan, hanya saja mereka memang bekerja secara mandiri. Mereka itu kan khusus yang mensosialisasikan ide-ide difabel friendly dan itu penting.

Kemudian ada ga pak dampak keberadaan CSSN bagi kampus dari segi layanan aksesibilitas mahasiswa disabilitas? dampaknya sudah cukup baik kan, mereka yang ikut seminar itu jadi tau mengenai inklusif itu apa, melayani mahasiswa disabilitas bagaimana, jadi yaa lumayan lah cuma memang kurangnya itu

harus terus dilakukan sosialisasi aja biar para mahasiswa disabilitas dan mahasiswa normal lainnya tau oh ternyata ada loh lembaga khusus yang fokus terhadap isu disabilitas, gitu.

Kendala CSSN itu kan perihal belum adanya kantor dan sumber dana ya pak, adakah dukungan dari pihak kampus mengenai hal tersebut?

Untuk kantor jika mereka ingin memakai ruangan di LP2M silahkan disini banyak kok ruangan kosong jadi mereka bisa jadikan kantorlah. Tapikan balik lagi seperti yang sudah saya katakan sebelumnya tadi, kantor itu kan butuh biaya untuk dana operasional, nah CSSN ini sendiri memang belum ada dana khusus dari universitas. Semoga saja dengan apa yang sudah diperjuangkan oleh CSSN ini mendapat atensi dari Bu Rektor agar isu pendidikan inklusif ini juga semakin di utamakanlah istilahnya dan mereka jadi lebih enak kan untuk semisal mau mengadakan program apa gitu disini.

Lampiran 5

TRANSKIP WAWANCARA Informan: Mahasiswa/Volunteer CSSN A. Identitas informan

Nama : Muhammad Ropi

B. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat : Halaman Student Center 2. Hari dan Tanggal : Rabu, 6 November 2019

3. Waktu : 16.00 WIB

Pertanyaan Jawaban

Sebagai volunteer CSSN nih menurut abang aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu seperti apasih?

Sebenarnya masih kurang ya, tapi ini kan emang lagi proses memperjuangkan UIN Jakarta menjadi kampus inklusif kaya guiding block udah dibangun, terus ramp juga udah di beberapa gedung. Tapi memang masih ada beberapa kekurangan, misal buat tuna netra itu kan mereka tidak bisa melihat ya karena kekurangannya itu, jadi di kampus juga belum ada jalan khusus yang

Sebenarnya masih kurang ya, tapi ini kan emang lagi proses memperjuangkan UIN Jakarta menjadi kampus inklusif kaya guiding block udah dibangun, terus ramp juga udah di beberapa gedung. Tapi memang masih ada beberapa kekurangan, misal buat tuna netra itu kan mereka tidak bisa melihat ya karena kekurangannya itu, jadi di kampus juga belum ada jalan khusus yang

Dokumen terkait