• Tidak ada hasil yang ditemukan

d Perseroan Terbatas atau PT (((((Naamloze Vennootschap)))))

Dalam dokumen sma12eko Ekonomi Chumidatus (Halaman 151-156)

Dalam bahasa Belanda, Perseroan Terbatas disebut Naamloze Vennootschap. Perseroan terbatas berasal dari kata perseroan yang menggambarkan cara perolehan modal, dan kata terbatas yang menunjukkan terbatasnya tanggung jawab para sekutu atau pesero dalam menanggung utang dan kerugian. Dengan demikian, PT bisa diartikan sebagai badan usaha yang modalnya terbagi atas saham-saham (sero-sero) di mana tanggung jawab pesero (pemegang saham) terbatas pada jumlah saham yang dimiliki.

Jika dibandingkan dengan badan usaha perseorangan, firma, dan persekutuan komanditer (CV) yang umumnya memiliki unsur tanggung jawab yang tidak terbatas terhadap utang dan kerugian, maka pada PT unsur itu tidak ada. Sehingga, persekutuan tersebut dinamakan Perseroan Terbatas.

Sesuai undang-undang, untuk mendirikan PT terdapat syarat-syarat dan prosedur pengesahan status badan hukum tertentu yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut adalah:

1) Syarat formal, yakni harus membuat akta pendirian di depan notaris. Akta ini memuat anggaran dasar.

2) Syarat material, yakni harus mempunyai modal dasar yang terbagi atas saham-saham senilai minimal Rp20.000.000,-.

Adapun untuk memperoleh status badan hukum, pendiri PT harus menempuh prosedur pengesahan status badan hukum sebagai berikut: 1) Membuat akta pendirian ke kantor notaris.

2) Pengesahan oleh Menteri Kehakiman.

Akta pendirian oleh notaris dikirimkan ke Kepala Direktorat Perdata Departemen Kehakiman untuk memperoleh surat keputusan pengesahan dari Menteri Kehakiman.

3) Pendaftaran di Pengadilan Negeri.

Pendiri membawa akta pendirian dan surat keputusan pengesahan dari Menteri Kehakiman ke kantor Panitera Pengadilan Negeri setempat untuk mendaftarkan akta pendirian dalam buku register Perseroan Terbatas.

4) Pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Pendiri membawa akta pendirian, surat keputusan pengesahan dari MenteriKehakiman dan surat tanda pendaftaran dari Panitera Pengadilan Negeri ke percetakan negara agar diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI). Sejak diumumkan dalam BNRI, PT telah resmi memperoleh status badan hukum.

Sebagai badan hukum, PT dianggap seperti manusia yang dapat melakukan tindakan hukum. Dengan demikian, PT dapat melakukan transaksi-transaksi, membuat perjanjian dan dapat dituntut dan menuntut di depan pengadilan. Dalam melakukan segala tindakan hukumnya, PT diwakili oleh direksi. Dan sebagai badan hukum, harta kekayaan PT terpisah dari harta kekayaan pesero dan direksi. Direksi adalah pihak-pihak yang bertindak sebagai pengurus PT.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT memerlukan modal. Modal PT terdiri atas:

1) Modal Dasar atau Modal Perseroan yang tercantum di akta pendirian. Besarnya modal dasar minimal Rp20.000.000,-, kecuali untuk usaha-usaha tertentu besarnya modal dasar ditentukan dengan PP (Peraturan Pemerintah). Modal dasar disebut juga modal statuter. Pada saat pendirian, minimal 25% dari modal dasar harus sudah ditempatkan

2) Modal yang Disetor, yakni modal yang secara tunai telah disetor dalam kas perseroan untuk memulai usaha. Pada saat pendirian, besarnya modal yang disetor minimal 50% dari modal yang telah ditempatkan (dikeluarkan). Selanjutnya, pada saat pengesahan PT, seluruh modal (saham) yang telah ditempatkan (dikeluarkan) harus sudah disetor penuh dengan menggunakan bukti penyetoran yang sah.

3) Modal Portofolio, yakni modal yang berupa sisa-sisa saham yang belum ditempatkan (masih tersimpan) di perusahaan.

Dalam PT, modal terbagi atas saham-saham. Saham atau sero adalah surat tanda bukti ikut serta memberikan modal pada PT. Saham menunjukkan kepemilikan seseorang pada PT. Semakin besar saham yang dimiliki, semakin besar pula kepemilikannya atas PT. Setiap tahun, pemegang saham akan memperoleh dividen. Dividen adalah bagian keuntungan PT yang dibagikan kepada para pemegang saham.

Seperti yang sudah diuraikan di kelas XI, saham dapat diperjualbelikan. Ada orang yang membeli saham dengan tujuan memperoleh dividen. Ada pula yang membeli saham lalu menjualnya kembali dengan tujuan berspekulasi untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan kenaikan harga saham. Apabila harga saham naik, para spekulan untung. Jika harga saham turun, para spekulan rugi, sehingga kegiatan jual beli ini disebut spekulasi.

Pada setiap saham tercantum harga nominal saham. Jual beli saham bisa terjadi di atas atau di bawah harga nominal. Pada umumnya, saham dari perusahaan yang bonafide dan tepercaya akan dijual di atas harga nominal, karena dianggap mampu memberikan dividen tinggi dan terjaga kelangsungan hidupnya. Jual beli saham biasanya dilakukan di pasar modal (Bursa Efek).

PT dapat digolongkan menjadi lima macam, yaitu:

1) PT Perseorangan, yakni PT yang semua sahamnya jatuh ke tangan seseorang dan orang tersebut berperan juga sebagai direksi.

2) PT Umum atau Terbuka, yakni PT yang sahamnya dapat dimiliki oleh umum karena sahamnya dijual di bursa efek. Saham pada PT umum tidak perlu diberi nama pemilik supaya dapat diperjualbelikan.

3) PT Tertutup yakni PT yang sahamnya tidak dijual kepada umum dan hanya diperjualbelikan kepada sanak saudara atau kerabat. Saham pada PT tertutup diberi nama pemilik, sehingga tidak dapat diperjualbelikan di bursa efek.

4) PT Negara, yakni PT yang semua atau sebagian sahamnya dimiliki negara.

5) PT Kosong, yakni PT yang badan usahanya masih ada tapi sudah tidak memiliki kegiatan. PT kosong dapat dijual kepada pihak lain. Pihak lain mau membeli PT kosong agar tidak perlu lagi mengurus pendirian PT, sehingga menghemat waktu dan biaya.

Sebagai badan usaha, PT mempunyai alat kelengkapan organisasi yang terdiri dari:

1) Rapat Umum Pemegang Saham, yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam PT. Melalui RUPS, para pemegang saham (pesero) mengangkat direksi dan komisaris, menyetujui atau menolak perluasan usaha, menyetujui atau menolak penambahan saham dan lain-lain. 2) Direksi atau pengurus PT, yang memiliki wewenang menjalankan

perusahaan sesuai tujuan. Direksi berhak menentukan besarnya dividen dan hal-hal lain sesuai wewenangnya. Direksi wajib mempertang- gungjawabkan keadaan dan hasil perusahaan kepada RUPS.

3) Komisaris PT yang bertugas mengawasi Direksi. Dalam mengawasi direksi, komisaris berhak memberikan petunjuk, teguran bahkan memberhentikan direksi untuk sementara, sambil menunggu waktu pelaksanaan RUPS selanjutnya. Pada umumnya, komisaris dipilih dari para pemegang saham yang memiliki saham dalam jumlah besar dengan harapan mereka lebih sungguh-sungguh mengawasi direksi.

PT memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan PT adalah: 1) Pemegang saham memiliki tanggung jawab terbatas.

2) Kebutuhan modal mudah dipenuhi melalui penjualan saham dan obligasi.

3) Kelangsungan hidup badan usaha lebih terjamin.

4) Mudah mengadakan pengalihan kepemilikan dengan cara menjual saham.

5) Kekayaan PT terpisah dari kekayaan pribadi direksi, komisaris dan pemegang saham.

6) Tingkat profesionalisme direksi dan komisaris umumnya bisa diandalkan.

Kelemahan PT adalah: 1) Adanya pajak atas PT.

2) Pendirian PT lebih sulit dibanding badan usaha lain.

3) Biaya pengelolaan (organisasi) lebih besar karena terdapat banyak divisi atau bagian.

e. Yayasan

Yayasan adalah bentuk kerja sama dari beberapa orang di bidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan dengan tujuan utama membantu sesama manusia dalam meningkatkan kualitas kehidupan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 16 tahun 2001 tentang yayasan, untuk mendirikan yayasan diperlukan tiga alat kelengkapan, yaitu:

1) Pengurus 2) Pembina

3) Pengawas

Yayasan berhak memiliki kekayaan yang berasal dari: 1) Kekayaan pendiri yang dipisahkan.

2) Sumber-sumber lain seperti sumbangan, wakaf, hibah, hibah waris dan lain-lain.

Untuk mendirikan yayasan, pendiri harus mengajukan surat permohonan kepada kepala kantor wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan melengkapi syarat-syarat berikut ini:

1) Salinan akta yayasan.

2) Bukti pembayaran PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) senilai Rp100.000,-.

3) Bukti pembayaran pengumuman Anggaran Dasar Yayasan di Berita Negara Republik Indonesia.

4) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dari yayasan.

5) Surat keterangan domisili (tempat kedudukan) yayasan.

Bidang kegiatan yang bisa dikelola yayasan ada tiga macam, yaitu: 1) Bidang sosial, meliputi lembaga sosial formal dan nonformal, panti

asuhan, panti jompo, rumah sakit, poliklinik, laboratorium, penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan lain-lain.

2) Bidang kemanusiaan meliputi memberi bantuan kepada korban bencana alam, pengungsi, tuna wisma, fakir miskin dan gelandangan, membuat rumah singgah, rumah duka, melakukan perlindungan konsumen dan pelestarian lingkungan konsumen serta pelestarian lingkungan hidup.

3) Bidang keagamaan meliputi mengelola sarana ibadah, pondok pesantren, madrasah, ZIS (zakat infak shadaqoh), syiar keagamaan, dan lain-lain.

Dalam dokumen sma12eko Ekonomi Chumidatus (Halaman 151-156)