• Tidak ada hasil yang ditemukan

g Pendapatan yang Diterima di Muka

Dalam dokumen sma12eko Ekonomi Chumidatus (Halaman 78-83)

Pendapatan yang diterima di muka adalah pendapatan yang telah diterima tetapi pendapatan tersebut merupakan pendapatan untuk dua periode akuntansi atau lebih. Sehingga bila suatu periode akuntansi berakhir, pendapatan yang diterima di muka memerlukan penyesuaian. Sebab sebagian pendapatan harus diakui sebagai pendapatan suatu periode dan sisanya merupakan pendapatan untuk periode-periode berikutnya.

Pencatatan pendapatan yang diterima di muka dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut.

1) Diperlakukan sebagai kewajiban (dicatat sebagai akun ‘pendapatan diterima di muka’ atau disebut juga ‘utang pendapatan’).

2) Diperlakukan sebagai pendapatan (dicatat sebagai akun ‘pendapatan’). Agar jelas, perhatikan contoh berikut.

Pada tanggal 1 Juli 2005 diterima pendapatan dari sewa toko untuk dua tahun sebesar Rp2.400.000,00. Pendapatan yang diterima di muka ini bisa dicatat dengan dua cara, sebagai berikut.

1) Diperlakukan sebagai kewajiban. Sehingga waktu penerimaan, jurnal umum yang dibuat adalah:

2) Diperlakukan sebagai pendapatan. Sehingga waktu penerimaan, jurnal umum yang dibuat adalah:

Tanggal

Beban sewa No.515

Keterangan Ref Debet Kredit Saldo

Debet Kredit 2005 Januari Desember 1 Membayar 31 sewa Penyesuaian Rp6.000.000,- Rp6.000.000,- Rp2.000.000,- Rp4.000.000,- Tanggal 2005 Juli 1

Keterangan Ref Debet Kredit

Sewa diterima dimuka Rp2.400.000,-

Kas Rp2.400.000,-

Tanggal

2005 Juli 1

Keterangan Ref Debet Kredit

Pendapatan Rp2.400.000,-

Karena pendapatan sebesar Rp2.400.000,00 itu untuk 2 tahun maka pada akhir periode 2005 perlu dibuat penyesuaian. Pendapatan yang diakui untuk periode 2005 adalah Rp2.400.000,

24 bulan

x 6 bulan = Rp600.000,-. Jurnal penyesuaian

yang dibuat adalah, sebagai berikut:

1) Bila diperlakukan sebagai kewajiban, jurnal penyesuaiannya:

Jurnal penyesuaian tersebut memiliki arti: Sewa diterima di muka berkurang sebesar Rp600.000,00 dan pendapatan sewa bertambah Rp600.000,00. Bila jurnal penyesuaian tersebut diposting ke buku besar hasilnya tampak, sebagai berikut:

2) Bila diperlakukan sebagai pendapatan, jurnal penyesuaiannya:

Jurnal penyesuaian tersebut memiliki arti: Pendapatan sewa berkurang sebesar Rp1.800.000,- dan sewa diterima di muka bertambah sebesar Rp1.800.000,-. Bila jurnal penyesuaian tersebut diposting ke buku besar hasilnya tampak, sebagai berikut.

Tanggal

Pendapatan sewa No. 116

Keterangan Ref Debet Kredit Saldo

Debet Kredit

2005

Desember 31 Penyesuaian Rp600.000,- Rp600.000,-

Tanggal

Sewa diterima di muka No. 221

Keterangan Ref Debet Kredit Saldo

Debet Kredit 2005 Juli Desember 1 Penerimaan sewa 31 Penyesuaian Rp2.400.000,- Rp1.800.000,- Rp600.000,- Tanggal

Pendapatan sewa No. 412

Keterangan Ref Debet Kredit Saldo

Debet Kredit 2005 Juli Desember 1 Penerimaan sewa 31 Penyesuaian Rp2.400.000,- Rp600.000,- Tanggal 2005 Des 31

Keterangan Ref Debet Kredit

Sewa diterima dimuka Rp600.000,-

Pendapatan sewa Rp600.000,-

Tanggal

2005 Des 31

Keterangan Ref Debet Kredit

Sewa diterima dimuka Rp1.800.000,-

Pendapatan sewa Rp1.800.000,-

Rp2.400.000,- Rp1.800.000,-

2. Kertas Kerja

Kertas kerja adalah alat bantu berupa daftar berkolom-kolom (berlajur) untuk menghimpun data-data akuntansi yang diperlukan dalam rangka mempermudah penyusunan laporan keuangan.

Berikut ini contoh format kertas kerja dan langkah-langkah penyusunan kertas kerja.

PD RHN Kertas Kerja

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2005

Langkah-langkah penyusunan kertas kerja:

Langkah 1: mengisi kolom neraca saldo dengan data akun buku besar yang berasal dari neraca saldo, yang disusun secara berurutan dari nomor akun terkecil.

Langkah 2: membuat ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode dan mengisikannya ke dalam kolom ayat jurnal penyesuaian (AJP).

Langkah 3: menyusun neraca saldo setelah disesuaikan, dengan cara menjumlahkan saldo akun yang terdapat dalam neraca saldo dengan nilai akun yang terdapat dalam kolom AJP.

Langkah 4: memindahkan saldo akun nominal dari neraca saldo setelah disesuaikan (NSSD) ke kolom laba rugi dan kolom neraca, dengan ketentuan:

a) Kolom neraca, diisi dengan akun riil, yaitu akun yang merupakan kelompok harta, utang dan modal.

b) Kolom laba rugi, diisi dengan akun nominal yaitu akun yang merupakan kelompok pendapatan dan beban.

Langkah 5: Menjumlahkan kolom debet dan kredit laba rugi dan kolom debet kredit neraca.

Tanggal

Sewa diterima di muka No. 116

Keterangan Ref Debet Kredit Saldo

Debet Kredit

2005

Desember 31 Penyesuaian Rp1.800.000,- Rp1800.000,-

No. Akun

Nama Akun Neraca Saldo

AJP (Ayat Jurnal Penyesuaian)

Neraca Saldo setelah

disesuaikan Laba rugi Neraca Akhir

a) Selisih debet dan kredit kolom laba rugi harus sama dengan selisih debet kredit kolom neraca.

b) Apabila selisih kolom debet kredit laba rugi menunjukkan saldo kredit, maka selisihnya disebut laba dan apabila menunjukkan saldo debet disebut rugi.

K E G I A T A N

2. 2

Kerjakanlah soal-soal berikut ini:

1. Berikut sebagian data akun buku besar yang terdapat dalam neraca saldo PD RHN pada tanggal 31 Desember 2005

Persediaan Barang Rp9.500.000,-

Pembelian Rp14.700.000,-

Beban Angkut Pembelian Rp1.350.000,-

Retur Pembelian Rp950.000,-

Potongan Pembelian Rp1.200.000,-

Menurut inventarisasi fisik diketahui bahwa nilai persedian barang dagangan pada tanggal 31 Desember 2005 sebesar Rp9.900.000,-. Buatlah ayat jurnal penyesuaian, bila mengunakan :

a) Akun Ikhtisar Laba Rugi b) Akun Harga Pokok Penjualan

2. Berikut adalah keterangan-keterangan untuk melakukan penyesuaian per 31 Desember 2005:

a. Dalam neraca saldo per 31 Desember 2005, akun persediaan bersaldo debet Rp6.900.000,-. Menurut perhitungan fisik per 31 Desember 2005 nilai persediaan akhir sebesar Rp7.350.000,- b. Dalam neraca saldo per 31 Desember 2005, akun pembelian bersaldo debet Rp900.000,-. Menurut perhitungan fisik per 31 Desember 2005 Pembelian yang telah terpakai sebesar Rp750.000,- yang dialokasikan untuk bagian kantor 40% dan bagian penjualan 60%

c. Untuk tahun buku 2005 peralatan disusutkan sebesar Rp2.000.000,-yang dialokasikan untuk bagian kantor 60% dan bagian penjualan 40%.

d. Gaji bagian kantor sebesar Rp1.800.000,- dan gaji bagian penjualan sebesar Rp1.400.000,- sampai dengan tanggal penutupan belum dibayar perusahaan.

e. Iklan dibayar di muka pada tanggal 5 Mei 2005 untuk 12 kali penerbitan sebesar Rp1.800.000,- sampai dengan akhir tahun baru diterbitkan 8 kali.

f. Dalam daftar sisa per 31 Desember 2005 terdapat akun sewa diterima di muka bersaldo kredit Rp2.400.000,-. Dalam data penyesuaian dinyatakan bahwa sewa diterima tanggal 1 April 2005 untuk jangka waktu 1 tahun.

g. Pada tanggal 31 Desember 2005, diketahui bahwa bunga deposito untuk bulan November dan Desember 2005 sebesar Rp325.000,- per bulan. belum diterima perusahaan.

h. Perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan penjualan tunai sebesar Rp1.750.000,- dicatat sebagai penjualan kredit. Diminta : catat transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal penyesuaian.

C. Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Setelah menyusun kertas kerja, kita sudah dapat menyusun laporan keuangan berdasarkan kertas kerja tersebut.

Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan hasil akhir dari siklus kegiatan akuntansi. Laporan keuangan yang harus dibuat pada akuntansi perusahaan dagang pada dasarnya sama saja dengan laporan keuangan pada akuntansi perusahaan jasa, yaitu meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan neraca.

Secara umum, cara dan teknik penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang tidak berbeda dengan penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa. Perbedaannya hanya dalam penyusunan laporan laba rugi, karena dalam perusahaan dagang terdapat kegiatan pembelian dan penjualan barang dagangan, sehingga kegiatan tersebut memerlukan penghitungan harga pokok penjualan.

1. Laporan Penghitungan Laba Rugi

Pada dasarnya konsep penghitungan laba rugi pada perusahaan dagang tidak berbeda dengan penghitungan laba rugi pada perusahaan jasa, yaitu:

Laba Rugi = Pendapatan – Beban/Biaya • Laba, bila pendapatan lebih besar dari biaya • Rugi, bila pendapatan lebih kecil dari biaya

Pendapatan dalam perusahaan dagang terdiri dari:

1) Pendapatan usaha, yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penjualan yang merupakan kegiatan pokok perusahaan dagang. 2) Pendapatan di luar usaha atau pendapatan lain-lain, yaitu pendapatan

tambahan yang diperoleh dari kegiatan di luar usaha pokok, misalnya: pendapatan sewa gedung, pendapatan bunga, penjualan aktiva tetap dan sebagainya.

Adapun beban atau biaya dalam perusahaan dagang dikelompokkan sebagai berikut:

(1) Harga pokok penjualan;

(2) Biaya pemasaran atau penjualan, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan hasil penjualan perusahaan. Misalnya, beban gaji bagian penjualan, komisi bagian penjualan, beban iklan, beban sewa toko, beban perlengkapan toko, beban penyusutan peralatan toko, dan beban-beban lainnya yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan penjualan barang dagangan.

(3) Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya atau beban yang dikeluarkan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan administrasi atau kegiatan manajerial secara umum. Misalnya, beban gaji bagian kantor, beban sewa kantor, beban perlengkapan kantor, beban penyusutan peralatan kantor, dan beban atau biaya lainnya yang berhubungan dengan kegiatan administrasi atau manajerial secara umum.

(4) Biaya lain-lain, yaitu beban atau biaya yang timbul di luar usaha pokok perusahaan, misalnya biaya bunga yang timbul dari peminjaman uang dari bank.

Dalam dokumen sma12eko Ekonomi Chumidatus (Halaman 78-83)