• Tidak ada hasil yang ditemukan

153 daerah, baik anggaran belanja modal maupun belanja pegawai dan

154

Notulen III

Agenda : Penyusunan Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah

Hari, Tgl : Selasa, 3 Nopember 2015 Waktu : 15.30 – 17.30 WIB

Tempat : IAIN Purwokerto

Ahmad Muttaqin (IAIN Purwokerto)

1. Definisi mengenai Barang ditambahkan dalam ketentuan umum draft raperda untuk memperjelas mengenai Barang Milik Daerah.

2. Penambahan pasal pada bab IV mengenai Pengadaan Barang, yaitu pasal 11 yang berisi cara-cara memperoleh Barang Milik Daerah dan pasal 12 yang berisi tata cara pengadaan Barang Milik Daerah.

3. Dalam rangka mendorong peningkatan pendapatan daerah melalui pemanfaatan BMD, ditambahkan pasal mengenai pemanfaatan BMD melalui pemungutan retribusi yang akan diatur selanjutnya dalam peraturan daerah (pasal 29).

4. Pada bab VII mengenai pemanfaatan dalam pasal mengenai pemanfaatan BMD melalui pinjam pakai, ditambahkan ayat yang menerangkan bahwa BMD dapat dipinjam-pakaikan sepanjang belum dimanfaatkan oleh pemerintah daerah, dengan jangka pinjam pakai yaitu maksimal 5 tahun. Dalam ayat mengenai persyaratan perjanjian

pinjam pakai ditambahkan poin e yang berbunyi “persyaratan lain yang dianggap perlu”. Penambahan ini dimaksudkan untuk memberi

ruang pengembangan persyaratan dalam pinjam pakai BMD yang muncul sebagai tambahan di kemudian hari karena dipandang perlu. Pada bagian kelima mengenai tujuan kerjasama pemanfaatan

ditambahkan kata “penerimaan”.

5. Masih pada bab pemanfaatan, ditambahkan ayat mengenai hal-hal yang dikecualikan dalam pasal kerjasama pemanfaatan BMD yaitu yang merupakan kerjasama pemanfaatan penyediaan infrastruktur yang jenisnya dirinci dalam ayat tersebut.

6. Guna memperjelas penggunaan/pemanfaatan BMD setelah berakhirnya masa kerjasama pemanfaatan khususnya berupa tanah atau bangunan, ditambahkan pasal baru yang terdiri dua ayat. Ayat pertama menyatakan bahwa setelah berakhir jangka waktu kerjasama pemanfaatan, bupati menetapkan status penggunaan/pemanfaatan atas tanah dan/atau bangunan sesuai peraturan perundang- undangan. Sedangkan ayat berikutnya mengatur mengenai pembebanan biaya yang timbul dari kerjasama pemanfaatan seluruhnya menjadi beban mitra kerjasama.

155

Romlan (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap)

1. Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah berkaitan dengan Peraturan Daerah lain, misalnya Peraturan Daerah Tentang Retribusi, sehingga perlu pengayaan peraturan dalam konsiderannya.

Fahmi (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap)

Jangka waktu kerjasama pemanfaatan apa tidak terlalu lama, sampai 30 tahun?

Dani Kusumastuti (IAIN Purwokerto)

1. Kalau mau dimasukkan semua ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan pengadaan akan banyak sekali: Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai acuan peraturan saja tebalnya sampai lebih dari 140 halaman; belum lagi jika memasukkan perubahan-perubahannya yang sampai 4 kali,terakhir dirubah dengan PP no 4 tahun 2015 yang mewajibkan sistem pengadaan barang secara elektronik. Oleh karena itu untuk efisiennya, draft cukup menyatakan bahwa tata cara pelaksanaan pengadaan mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Nita Triana (IAIN Purwokerto)

1. Perlu diperhatikan tentang pemanfaatan barang yang tidak baru lagi, sehingga dari segi pemanfaatan yang bisa diambil dari barang tersebut lebih sedikit di banding maintenance/pemeliharaan. Ini perlu diperhatikan serius dalam pembentukan perda ini dengan mengacu pada PP terbaru No.27 tahun 2014 tentang pengelolaan barang milik negara/daerah yang berkaitan dengan pemindahtanganan dengan berbagai caranya.

Endang Widuri (IAIN Purwokerto)

Pengadaan. Tahapan ini paling sulit. Selain rawan dengan praktik korupsi,

“ancaman” menjadi tersangka (lalu menjadi terpidana) cukup besar. Oleh

karena itu, masalaha yang paling sering muncul adalah mekanisme pengadaannya penunjukan langsung, pemilihan langsung, atau tender bebas?.

156

Notulen IV

Agenda : Penyusunan Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah

Hari, Tgl : Kamis, 5 Nopember 2015 Waktu : 14.00 – 16.00 WIB

Tempat : IAIN Purwokerto

Romlan (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap).

1. Pasal 12, bahasanya tidak spesifik. Jawaban Tim Ahli IAIN Purwokerto, merupakan improvisasi dari PP Nomor 54 thn 2010 dan PP Nomor 35 Tahun 2011.

2. Bangun serah guna, Jawaban Tim Ahli IAIN Purwokerto: lihat di point 32.

3. Bangun guna serah, Jawaban Tim Ahli IAIN Purwokerto: lihat di point 31, pemda punya tanah, dimanfaatkan pihak lain, dikembalikan ke Pemda.

Ahmad Muttaqin (IAIN Purwokerto)

1. Menambahkan pasal kriteria barang yang tidak digunakan pengguna. 2. BMD yang tidak digunakan harus diserahkan melalui penetapan oleh

Bupati.

3. Bahwa dalam penetapan barang oleh Bupati, menunggu hasil pemeriksaan Inspektorat.

Ismail (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap).

1. Perbedaan sewa dan sewa menyewa, kereta api dan terminal a dan b tidak masuk, kawasan hutan dan kampung laut.

2. Rencana jalan tol bagaimana ?

David (Pendamping Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap).

1. Mengkaji Peraturan Daerah Pengelolaan Barang Milik Daerah tentang penyertaan modal dengan pihak ke 3, apakah dicabut atau dimasukkan ke RAPERDA Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap 2015.

2. Juga tentang retribusi daerah. nanti bisa dilihat dari perda yang sudah ada. Kalau Perda BMD ini mengkover, sekalian saja mencabut Perda terdahulu.

Rohim (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap).

Apakah kerjasama dan sumbangan pihak ketiga perlu dimasukkan ke dalam draft raperda ini?

157

Nita Triana (IAIN Purwokerto)

Penyertaan modal dengan pihak ke 3, dapat dilakukan dalam hal pemanfaatan yang lebih menguntungkan bagi pemerintah daerah. Daripada misalnya barang bergerak atau tidak bergerak tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maximal oleh pemerintah daerah. Hal ini dapat dimasukan dalam perda baru ini dalam bab pemanfaatan. Tetap harus diperhatikan bahwa penyertaan modal dengan pihak ke 3 harus transparansi.

Dani Kusumastuti (IAIN Purwokerto)

Penyertaan modal yang diatur dalam perda-perda di Cilacap yang telah ada hanya mengatur penyertaan dalam bentuk uang. Sementara raperda yang akan dirancang adalah mengenai pengelolaan aset berupa barang, sehingga tidak menjadi konsideran dan tidak memiliki relevansi.

158

Notulen V

Agenda : Penyusunan Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah

Hari, Tgl : Senin, 9 Nopember 2015 Waktu : 14.00 – 20.00 WIB

Tempat : IAIN Purwokerto Ahmad Muttaqin (IAIN Purwokerto)

1. Dalam sewa perlu ada pasal penjelasan mengenai sewa yang menguntungkan daerah yaitu yang mendatangkan penerimaan atau mengurangi beban perawatan.

2. PP 6 Tahun 2006 tidak mengkomodasi PEMDA untuk memusnahan barang-barang yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi. Pada saat yang bersamaan Pemda mempunyai kewajiban untuk mengalokasikan sejml dana unutuk memelihara BMD, dengan demikian secara efisensi PP Nomor 6 Tahun 2006 tidak akomodatif.

Harun Al Rosyid (Balegda DPRD Kab. Cilcap)

1. Kriteria apa saja yang harus diperhatikan PEMDA untuk mengkategorikan status tidak memiliki masa depan ekonomi.

Romlan (Balegda DPRD Kab. Cilcap)

1. Itu riil masalah di Cilacap yang menyebabkan Cilacap tidak bisa mendapatkan WTP

Suheri (Balegda DPRD Kab. Cilcap)

1. Kemungkinan-kemungkinan penyelewengan karena penatausahaan tidak beres.

Dani Kusumastuti (IAIN Purwokerto)

1. Banyak aspek penatausahaan yang belum diatur dalam Perda lama, sementara peraturan perundangan yang baru sebenarnya banyak sekali memuat aturan-aturan yang baru untuk mengantisipasi penyelewengan melalui proses pembukuan inventasirasi dan pelaporang yang lebih rigid/ kaku.

Sony Susandra (IAIN Purwokerto)

1. Laporan keuangan Cilacap yang statusnya WDP itu terjadi karena persoalan pembukuan yang kurang sinkron dengan inventarisasi

Nita Triana (IAIN Purwokerto)

1. Masih berkaitan dengan penyertaan modal pada pihak ke 3, maka sudah diatur dalam raperda ini transparansi penyertaan modal, dengan jalan pemilihan secara terbuka bentuk kerja sama dengan

159

Dokumen terkait