• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Profil Narasumber ... 85

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman tinggi, baik dari segi flora dan fauna hayati, suku bangsa, bentang alam, maupun budaya. Keanekaragaman tersebut tidak hanya dalam bentuk seni dan adat istiadat, tetapi juga dalam bentuk penataan bentang alam. Apabila ditinjau dari segi geografis, Indonesia memang terletak di tengah–tengah antara dua benua dan dua samudera sehingga merupakan wilayah dengan perpaduan dan peralihan dua tipe lanskap yang berbeda. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan flora-fauna dengan karakter khas di tiap daerahnya.

Salah satu bentuk penataan lanskap yang dimiliki oleh Indonesia adalah adanya pola perkampungan dan tatanan ruang tinggal. Pola penataan lanskap sebagai ruang tinggal tiap suku bangsa berbeda-beda sesuai keadaan alam sebagai bentuk adaptasi manusia (Fitri 2006). Sebagai contoh penataan lanskap suku Baduy, Pola penataan lanskap masyarakat Jawa, dan pola penataan lanskap suku Bali. Pada umumnya yang ditemukan adalah pola spasial secara makro mencakup lanskap skala kota atau pola lanskap dalam tataran keraton, sedangkan untuk rumah tinggal masyarakat belum banyak dikaji.

Kurangnya kajian terhadap desain lanskap rumah tinggal masyarakat Indonesia ini dapat menjadi salah satu sebab mengapa Indonesia tidak memiliki taman khas Indonesia. Seperti yang telah diketahui bersama, dunia mengenal berbagai tipe taman yang berbasis pada budaya bangsa tertentu. Sebagai contoh, kita mengenal taman Jepang, taman China, taman Amerika, dan taman Eropa lengkap dengan elemen taman dan desain yang khas. Sementara, di sisi lain kita belum mengenal apa itu yang disebut dengan taman Indonesia, walaupun saat ini orang sudah mengenal taman Bali.

Pada umumnya pola keruangan dalam penataan lanskap berkaitan erat dengan karakter masyarakat atau suku bangsa yang tinggal di dalamnya. Karakter dapat terbentuk dari kondisi bentang alam suatu wilayah sehingga tercitrakan pada produk budaya sebagai hasil interaksi dengan alam. Lanskap membentuk masyarakat sehingga menghasilkan budaya seperti upacara adat, seni gerak,

peralatan, dan perhiasan. Bentuk–bentuk tersebut menghasilkan wujud fisik berupa artifak yang diletakkan pada posisi tertentu menurut pemahaman dan keyakinan masing-masing suku bangsa. Hal inilah yang menjadi bahan kajian untuk melihat desain lanskap khususnya pada rumah tinggal masyarakat.

Salah satu suku bangsa Indonesia yang memiliki karakter khas adalah suku bangsa Madura. Karakter ini tampak dalam pembawaan sehari–hari melalui interaksi dengan orang lain, sikap hidup, hingga pengaturan teritorialnya. Dalam keseharian seringkali kita temui orang Madura dengan segala ke khasannya tersebut. Sejarah membuktikan bahwa suku bangsa Madura termasuk suku bangsa yang kuat. Hal ini terlihat dari kemampuan adaptasi yang tinggi dan toleransi terhadap perubahan. Selain itu, suku Madura juga dikenal memiliki keuletan kerja yang tinggi dan keteguhan dalam memegang falsafah hidup (Rifai 2007).

Sebagai sebuah suku bangsa, suku Madura termasuk etnik yang memiliki populasi cukup besar dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. De Jonge (1989) menyebutkan bahwa pulau Madura termasuk pulau yang padat penduduk. Sebuah jejaring berkala (2010) bahkan mempublikasikan bahwa jumlah suku Madura saat ini telah mencapai 10 juta jiwa dan tersebar di seluruh Indonesia. Namun, Rifai (2007) menyebutkan bahwa penduduk pulau Madura sendiri berjumlah 3.250.000 jiwa yang terdiri dari suku Madura dan sejumlah kecil suku Jawa, Bugis, Banjar, China, dan Arab.

Penelitian mengenai suku Madura belum terlalu banyak sehingga dapat dikatakan orang yang mendalami karakteristik suku ini sangat langka. Beberapa tulisan yang berkaitan dengan suku Madura seringkali berkaitan dengan aspek antropologi atau desain dan fungsi ruang arsitektur, sementara aspek keruangan secara lanskap jarang sekali dikaji. Padahal, adanya kajian tentang pola penataan lanskap ruang tinggal akan memperkuat karakter yang dimiliki suku Madura. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji desain penataan lanskap pada rumah tinggal masyarakat Madura yaitu taneyan lanjhang untuk kemudian memetakan elemen–elemen yang ada sehingga dapat dihasilkan suatu konsep taman tradisional Madura yang fungsional dengan mempertimbangkan nilai-nilai estetika taman.

3

Tujuan

Penelitian mengenai desain lanskap rumah tinggal suku Madura ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :

1. mengkaji tata ruang taman rumah tinggal suku Madura;

2. mengkaji elemen-elemen taman pada taman rumah tinggal masyarakat tradisional Madura;

3. mempelajari filosofi/pemaknaan dalam pengaturan tata letak elemen lanskap pada rumah tinggal suku Madura;

4. menyusun konsep taman rumah tinggal masyarakat Madura yang sesuai dengan karakter budaya Madura.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran tentang desain taman pada rumah tinggal suku Madura sehingga dapat menjadi tolak ukur desain taman yang berbasis pada budaya masyarakat Madura demi semakin memperkuat nilai budaya dan mengangkat nilai-nilai tradisional Madura sebagai budaya nasional.

Kerangka Pikir

Masyarakat Madura merupakan masyarakat yang dinamis tetapi tetap memegang nilai-nilai budaya yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan masyarakat Madura memiliki karakter budaya yang khas. Karakter budaya mereka terimplementasi dalam sikap hidup, watak, serta tatanan kehidupannya sehingga mampu mempengaruhi lanskap tempat tinggalnya. Oleh karenanya, melalui pengkajian pustaka, wawancara dengan para tokoh budaya Madura, dan observasi lapang terhadap masyarakat tradisional Madura diharapkan dapat diketahui pola penataan lanskap tempat tinggal masyarakat Madura sehingga dapat diperoleh data mengenai karakter taman Madura.

Pengetahuan mengenai karakter taman Madura ini dapat menjadi dasar dalam mengkaji taman tradisional Madura. Proses pengkajian ditekankan pada aspek elemen taman, tata ruang, tata letak, dan arsitektur tradisionalnya. Sehingga

Dokumen terkait