• Tidak ada hasil yang ditemukan

ITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Tinggal Berbasis Budaya Madura. Dibimbing oleh ANDI GUNAWAN.

Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman tinggi. Keanekaragaman tersebut tidak hanya dalam bentuk seni dan adat istiadat, tetapi juga dalam bentuk penataan ruang bentang alam. Dalam literatur dapat ditemukan berbagai kajian mengenai pola penataan ruang dari berbagai suku bangsa. Pola– pola keruangan tersebut merupakan salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat dalam beradaptasi dengan alamnya sehingga membentuk suatu lanskap budaya. Pada umumnya pola keruangan dalam penataan lanskap berkaitan erat dengan karakter masyarakat atau suku bangsa yang tinggal di dalamnya. Penataan lanskap ini dapat tercermin dalam penataan ruang tinggal sebagai lingkungan terdekat bagi individu masyarakat. Hal inilah yang kemudian menjadi bahan kajian dalam penelitian desain taman rumah tinggal berbasis budaya ini.

Salah satu suku bangsa Indonesia yang memiliki karakter khas adalah Suku Madura. Suku Madura mendiami pulau Madura dan sebagian Jawa Timur bagian utara. Mata pencaharian masyarakat umumnya bercocok tanam palawija. Lanskap yang tandus membentuk karakter masyarakat Madura sehingga dikenal sebagai manusia yang ulet dan keras kepala. Karakter ini tampak dalam pembawaan sehari–hari melalui interaksi dengan orang lain, sikap hidup, hingga pengaturan teritorialnya.

Penelitian ini bertujuan mempelajari penataan elemen lanskap pada rumah tinggal masyarakat Madura serta filosofi yang mendasarinya sehingga dapat disusun suatu konsep taman rumah tinggal masyarakat Madura yang sesuai dengan karakter budaya Madura.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa studi pendahuluan, studi pustaka, dan wawancara. Wawancara dilakukan kepada narasumber dengan latar belakang budaya Madura cukup kuat dan diutamakan berdarah asli Madura. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi lapang ke pulau Madura.

Pola pemukiman yang dikembangkan oleh masyarakat tradisional Madura adalah pola taneyan lanjhang. Taneyan lanjhang (halaman panjang) terdiri atas elemen–elemen bangunan yang disusun menurut pola tertentu. Pola ini bersifat tetap sejak dahulu dan diwariskan secara turun-temurun. Elemen–elemen tersebut adalah roma (rumah tinggal), langghar (musholla), dapor (dapur), kandang, taneyan(halaman), dan pagar hidup.

Berdasarkan kondisi eksisting, dapat diketahui bahwa terdapat elemen– elemen yang dianggap penting dan harus selalu ada dalam taneyan berdasarkan posisinya dalam taneyan. Salah satu aturan yang harus diikuti dalam membuat taneyan lanjhang adalah aturan modjur are (kayu bubung lurus dengan arah timur–barat) sehingga rumah berada di utara dan menghadap ke selatan. Pusat aktivitas taneyan berada di langghar sedangkan tempat paling dihormati adalah rumah induk (roma tongghu). Dalam pemilihan vegetasi penghias taman hampir tidak ada tujuan khusus selain fungsi yang mendasarinya. Tanaman seringkali sengaja ditanam untuk memenuhi fungsi tertentu seperti sebagai tanaman pagar

dan tanaman obat. Sirkulasi dalam taneyan cenderung terbuka dan mengarahkan pada langghar, namun tidak dilengkapi dengan jalur yang tegas sehingga perlu adanya jalur yang jelas untuk mempertegas pola sirkulasi dalamtaneyan.

Berdasarkan uraian tersebut disusun suatu konsep taman rumah tinggal yang memiliki fungsi sesuai kebutuhan masyarakat tradisional Madura serta mempertimbangkan estetika taman. Dalam konsep initaneyan dibagi dalam lima ruang utama yang meliputi ruang privat, servis, semi publik, publik dan penyangga. Pola penataan ruang yang diajukan adalah ruang semi publik dan ruang publik berada diantara ruang privat dan ruang servis. Keempat ruang ini dikelilingi oleh ruang penyangga. Konsep vegetasi dibuat berdasarkan fungsi vegetasi dalam taneyan lanjhang yaitu sebagai pelindung, produksi, dan penambah estetika. Ketiga fungsi tersebut diterjemahkan dalam penggunaan vegetasi sebagai pembentuk kesan arsitektural, pengontrol iklim mikro, penghasil kebutuhan sehari-hari, dan pembentuk estetika melalui penataan vegetasi yang sesuai dengan prinsip desain penanaman. Jenis vegetasi yang digunakan dalam taneyan lanjhangadalah bambu dan tanaman produktif baik yang berupa tanaman keras maupun herba. Konsep sirkulasi dalamtaneyan lanjhangdibuat dalam pola axis yang mengarahkan tamu dari pintu masuk langsung menuju focal point berupa langghar. Pola axis ini diterapkan pada dari ruang publik dengan ketentuan bahwa ruang ini harus terbuka sehingga tidak menghalangi pandangan.

Konsep taman yang diajukan sebagai konsep taman rumah tinggal merupakan konsep dasar sehingga masih memungkinkan adanya pengembangan desain. Pengembangan desain dapat diterapkan pada ruang-ruang dalam taneyan lanjhangselama tidak bertentangan dengan konsep yang ada.

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Kajian Taman Rumah Tinggal Berbasis Budaya Madura adalah benar-benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen pembimbing skripsi. Karya tulis ini belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2011

Rosyidamayanti Twinsari Maningtyas A44063481

Judul :Kajian Taman Rumah Tinggal Berbasis BudayakMadura Nama : Rosyidamayanti Twinsari Maningtyas

NIM : A44063481

Disetujui,

Dr. Ir. Andi Gunawan, MAgr.Sc. Pembimbing

Diketahui,

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Penulis dilahirkan pada 9 Januari 1988 di Jember, Jawa Timur, dari pasangan Bapak Marga Mandala dan Ibu Idaningsih sebagai putri pertama. Pendidikan resmi pertama diterima di Taman Kanak-Kanak Al Amieen Jember pada tahun 1992. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Al–Furqon terhitung sejak tahun 1994 hingga 2000. Sejak itu hingga tahun 2003 pendidikan dilanjutkan ke SMP Negeri 2 Jember dan diteruskan di SMA Negeri 1 Jember hingga tahun 2006

Pada tahun 2006 pula penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan tergabung sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, sejak tahun 2007. Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis pernah aktif dalam beberapa organisasi diantaranya, Dewan Gedung A3 (2006/2007), Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian (2007/2008), dan Senior Resident Asrama TPB IPB (2008/2010). Selain itu, penulis juga terlibat aktif dalam berbagai kepanitiaan diantaranya, L’Arch Day (2008) dan Let’s Fight Againts Drugs(2009 dan 2010).

Aktivitas lain yang dijalani oleh penulis selama menjadi mahasiswa adalah sebagai asisten praktikum Kimia TPB pada tahun 2008 dan Asisten Praktikum Pendidikan Agama Islam pada tahun 2010. Penulis juga berkesempatan menerima Beasiswa Bantuan Mahasiswa (BBM) pada tahun 2008/2009 dan beasiswa Korean Exchange Bank (KEB) pada tahun 2009/2010.

Dokumen terkait