• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN HALAMAN

1. Survei Keluhan Fisik (Otot-Rangka/Musculoskeletal) pada Pekerja Industri Keripik Ubi ... L-1 2. Rekapitulasi Kuesioner Nordic Body Map ... L-2 3. Contoh Format Kuesioner Terbuka ... L-3 4. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Terbuka... L-4 5. Contoh Format Kuesioner Tertutup ... L-5 6. Peta Kontrol untuk Data Dimensi Anthropometri ... L-6 7. Tabel Uji Normal Kolmogorov-Smirnov One Sample Test ... L-7 8. Tabel Distribusi Normal ... L-8

Abstract

Keripik ubi atau yang lebih dikenal sebagai keripik singkong merupakan keripik yang sudah berpuluh-puluh tahun diproduksi. UD. Tiga Bawang adalah salah satu industri penghasil keripik ubi di Tanjung Morawa yang belum menerapkan prinsip-prinsip ergonomi pada proses produksinya. Untuk mengetahui keluhan bagian tubuh operator yang sakit maka disebarkan kuisioner standard nordic body map dengan hasil keluhan terbesar dari work center bagian penggorengan keripik ubi dengan sakit bagian tubuh yang paling signifikan yaitu pada bagian pinggang (9,417%), tangan kiri (8,52%) , dan tangan kanan (8,52%). Dari hasil pengukuran dimensi anthropometri dapat dilihat bahwa data hasil pengukuran telah seragam, mencukupi, dan berdistribusi normal. Dari hasil pengujian kuesioner untuk tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terlihat bahwa data hasil kuesioner valid/sah dan reliable(tingkat konsistensinya tinggi) dimana rhitung>rtabel, yaitu > 0,707.Tingkat kesulitan karakteristik teknik untuk menentukan target yang akan dicapai pada House of Quality yaitu kenyamanan pemakaian (18,97%), komposisi cat (3,53%), kualitas cat (3,85%), volume pegangan (9,20%), volume saringan (5.094%), lama pengerjaan (8,79%), komposisi bahan (11,60%), ketebalan bahan (5.362%), kualitas bahan (10.188%), biaya produksi (10,24%), ketahanan bahan (3,19%), memiliki pelapis pegangan (4,24%), frekuensi pembelian (2,81%), dan harga yang terjangkau (2,15%). Derajat kepentingan karakteristik teknik untuk menentukan target yang akan dicapai pada House of Quality yaitu kenyamanan pemakaian (22,1794%), komposisi cat (4,92766%), kualitas cat (2,57%), volume pegangan (7,52%), volume saringan (3,68%), lama pengerjaan (7,58%), komposisi bahan (13.188%), ketebalan bahan (3,57%), kualitas bahan (10,45%), biaya produksi (8,12%), ketahanan bahan (4,6%), memiliki pelapis pegangan (2,64%), frekuensi pembelian (4,76%), dan harga yang terjangkau (4,44%).

Abstract

Keripik ubi atau yang lebih dikenal sebagai keripik singkong merupakan keripik yang sudah berpuluh-puluh tahun diproduksi. UD. Tiga Bawang adalah salah satu industri penghasil keripik ubi di Tanjung Morawa yang belum menerapkan prinsip-prinsip ergonomi pada proses produksinya. Untuk mengetahui keluhan bagian tubuh operator yang sakit maka disebarkan kuisioner standard nordic body map dengan hasil keluhan terbesar dari work center bagian penggorengan keripik ubi dengan sakit bagian tubuh yang paling signifikan yaitu pada bagian pinggang (9,417%), tangan kiri (8,52%) , dan tangan kanan (8,52%). Dari hasil pengukuran dimensi anthropometri dapat dilihat bahwa data hasil pengukuran telah seragam, mencukupi, dan berdistribusi normal. Dari hasil pengujian kuesioner untuk tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terlihat bahwa data hasil kuesioner valid/sah dan reliable(tingkat konsistensinya tinggi) dimana rhitung>rtabel, yaitu > 0,707.Tingkat kesulitan karakteristik teknik untuk menentukan target yang akan dicapai pada House of Quality yaitu kenyamanan pemakaian (18,97%), komposisi cat (3,53%), kualitas cat (3,85%), volume pegangan (9,20%), volume saringan (5.094%), lama pengerjaan (8,79%), komposisi bahan (11,60%), ketebalan bahan (5.362%), kualitas bahan (10.188%), biaya produksi (10,24%), ketahanan bahan (3,19%), memiliki pelapis pegangan (4,24%), frekuensi pembelian (2,81%), dan harga yang terjangkau (2,15%). Derajat kepentingan karakteristik teknik untuk menentukan target yang akan dicapai pada House of Quality yaitu kenyamanan pemakaian (22,1794%), komposisi cat (4,92766%), kualitas cat (2,57%), volume pegangan (7,52%), volume saringan (3,68%), lama pengerjaan (7,58%), komposisi bahan (13.188%), ketebalan bahan (3,57%), kualitas bahan (10,45%), biaya produksi (8,12%), ketahanan bahan (4,6%), memiliki pelapis pegangan (2,64%), frekuensi pembelian (4,76%), dan harga yang terjangkau (4,44%).

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dan pekerja serta kehidupan sehari-hari dimana penekanannya adalah pada faktor manusia.

Keripik ubi atau yang lebih dikenal sebagai keripik singkong merupakan keripik yang sudah berpuluh-puluh tahun diproduksi. Keripik ubi adalah salah satu makanan ringan yang bersumber dari tanaman singkong yang telah diolah secara tradisional untuk dapat langsung dikonsumsi. Keripik ubi yang sudah digoreng dapat dikonsumsi atau dimakan langsung begitu saja, namun sehari-hari orang lebih sering mengkonsumsi keripik ubi sebagai teman jajanan seperti bakso, soto, sate atau makanan lainnya, sehingga hampir semua rumah makan, restoran, kafetaria, dan kedai-kedai yang ada di sekitarnya.

UD. Tiga Bawang adalah salah satu industri penghasil keripik ubi di Tanjung Morawa yang belum menerapkan prinsip-prinsip ergonomi pada proses produksinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

produktivitas kerja pada UD. Tiga Bawang ini adalah dengan cara membuat suatu fasilitas kerja yang ergonomis.

Dengan tingkat permintaan yang semakin tinggi perusahaan harus mengeluarkan ide-ide inovatif dalam rangka meningkatkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia seoptimal mungkin untuk menghasilkan tingkat produk semaksimal mungkin baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Salah satu bagian yang penting dalam proses produksi adalah bagian penggorengan keripik ubi. Untuk dapat melakukan proses penggorengan dengan baik, maka operator harus bekerja dalam kondisi nyaman. Tetapi kondisi aktualnya mereka merasakan keadaan yang menimbulkan keluhan subjektif dalam melakukan penggorengan. Hal ini menyebabkan mereka cepat merasakan lelah dalam bekerja. Untuk mengoptimalkan tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah aspek manusia sehingga diperlukan alternatif yang meliputi perancangan tata letak peralatan kerja dan sarana kerja yang mendukung pekerja, sehingga mereka melakukan pekerjaannya secara rutin tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut maka perlu dibuat perancangan fasilitas kerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi yaitu suatu fasilitas kerja yang meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja.

1.2. Perumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka perumusan masalahnya adalah :

1. Adanya keluhan subjektif yang dirasakan operator pada saat melakukan pekerjaannya sehingga menyebabkan mereka cepat merasakan lelah dalam bekerja.

2. Kondisi atau suhu ruangan pada bagian penggorengan yang cukup tinggi sehingga operator merasakan kurang nyaman dalam melakukan pekerjaannya.

Oleh karena itu, dirancang suatu fasilitas kerja yang ergonomis yang dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian yang akan dilakukan adalah merancang fasilitas kerja yang sesuai dengan atribut dan dimensi tubuh operator sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja pada UD. Tiga Bawang.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengindentifikasi dan mengetahui pengaruh sarana kerja dan posisi kerja terhadap kelelahan bagi operator di bagian penggorengan.

2. Mengetahui keluhan subjek (kelelahan operator) di bagian penggorengan dengan pendekatan pengisian kuesioner.

3. Membuat rancangan fasilitas kerja operator secara ergonomis agar pekerja dapat bekerja dengan efisien, nyaman, aman, sehat dan efektif serta tidak mudah lelah sehingga produktivitas pekerja bisa meningkat.

4. Mengetahui stasiun kerja mana yang mempunyai tingkat kelelahan tertinggi pada operatornya saat bekerja.

5. Mendapatkan bentuk, ukuran serta dimensi fasilitas kerja yang sesuai dengan data antropometri pengguna fasilitas kerja.

6. Menentukan atribut dan karakteristik teknis dari fasilitas kerja yang akan diusulkan berdasarkan keinginan operator dengan menggunakan metode Fuzzy QFD.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Diperoleh gambaran awal tentang pengaruh sarana kerja dan posisi kerja terhadap kelelahan bagi operator di bagian penggorengan.

2. Diperoleh rancangan stasiun kerja dan sarana kerja yang sesuai untuk pekerjaan penggorengan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

3. Dapat memberikan informasi kepada pimpinan industri dan tenaga kerja untuk mempertimbangkan penerapan hasil penelitian ini.

1.5. Batasan Masalah & Asumsi

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan tidak menyimpang dari inti permasalahan yang ingin dipecahkan. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di UD. Tiga Bawang yang berlokasi di Jalan Limau Manis Pasar 3 Kampung Undian, Desa Tanduka Raga, Tanjung Morawa.

2. Pengukuran produktivitas kerja berdasarkan kuisioner Standard Nordic Body Map.

3. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah ± 1 minggu, yaitu pada bulan November 2009.

4. Atribut dari fasilitas kerja yang akan dirancang merupakan keinginan dari operator pemakainya

5. Tidak dilakukan estimasi biaya terhadap fasilitas kerja yang akan dirancang. 6. Data anthropometri yang digunakan adalah data dimensi tubuh operator yang

akan memakai fasilitas kerja yang dirancang pada UD. Tiga Bawang. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pekerja yang diamati bekerja dalam kondisi wajar, artinya pekerja berada dalam kondisi stamina yang baik, tidak berada dalam tekanan serta menguasai prosedur pekerjaannya.

2. Operator telah terbiasa dengan pekerjaannya. 3. Kondisi mesin dan peralatan dalam kondisi baik.

4. Penelitian tidak mempengaruhi kondisi lingkungan kerja industri keripik ubi.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi penelitian, serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Memaparkan sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen serta proses produksi.

Dokumen terkait