• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

7. Pengembangan Rancangan

3.6. Teori Pengambilan Sampel 13

3.6.3. Penentuan Jumlah Sampel 16

1. Pendapat Slovin

)

Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi, terdapat macam – macam cara yang dikemukakan para ahli, antara lain seperti yang dijelaskan berikut ini.

n = Dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau dinginkan, misalnya 20 %.

16

Umar, Husein.2009.Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta : Rajawali Press. Hal 78 – 83

Pemakaian rumus diatas mempunyai asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Untuk informasi lebih jauh tentang pemakaian rumus diatas, Paguso, Garcia, dan Guerrero (1978) yang dikutip Sevilla (1994) memperlihatkan batas kesalahan yang tidak dapat digunakan pada ukuran populasi. Tabel 3.9. memperlihatkan ukuran sampel untuk batas kesalahan dan jumlah populasi yang ditetapkan.

Tabel 3.9. Ukuran Sampel untuk Batas-batas Kesalahan dan Jumlah Populasi Yang Ditetapkan

Populasi

Batas – batas Kesalahan

± 1 % ± 2 % ± 3 % ± 4 % ± 5 % ± 10 % 500 - - - - 222 83 1500 - - 638 441 316 94 2500 - 1350 769 500 345 96 3000 - 1364 811 571 353 97 4000 - 1538 870 541 364 98 5000 - 1667 909 556 370 98 6000 - 1765 938 566 375 98 7000 - 1842 959 574 378 99 8000 - 1905 976 580 381 99 9000 - 1957 989 584 383 99 10000 5000 2000 1000 588 385 99 50000 8333 2381 1087 617 387 100

2. Pendapat Gay17

Dia menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan, yaitu sebagai berikut.

)

a. Metode Deskriptif, minimal 10 % populasi

Untuk populasi relatif kecil minimal 20 % populasi b. Metode Deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek. c. Metode ex post facto, minimal 15 subjek per kelompok d. Metode Experimental, minimal 15 subjek per kelompok.

Misalnya, jumlah bank yang dijadikan populasi penelitian ada 400 buah. Pertanyaannya adalah, berapa bank yang harus diambil menjadi sampel agar hasilnya mewakili populasi?. Jawabnya tidak mudah. Ada yang mengatakan, jika ukuran populasinya di atas 1000, sampel sekitar 10 % sudah cukup, tetapi jika ukuran populasinya sekitar 100, sampelnya paling sedikit 30%, dan kalau ukuran populasinya 30, maka sampelnya harus 100%. Untuk penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari populasi. Penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi, penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok, dan untuk penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok.

Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut :

17

1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen

2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel, jumlah minimum subsampel harus 30

3. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variabel yang akan dianalisis.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.

3. Pendapat Kracjie

Kracjie juga membuat satu daftar seperti Slovin, hanya untuk α sebesar 5 % dan jumlah populasi N mulai dari sebesar 10 sampai 100.000. Berdasarkan N dan α tersebut dihasilkan besar sampelnya. Karena Prinsipnya sama dan ternyata besar sample dari pendapat Kracjie dan hampir sama besar.

4. Pendapat Harry King

Harry King dalam menghitung jumlah sampel menggunakan nomogram dan jumlah populasi maksimum 2000 dengan α bervariasi sampai 15 %. Penulis menganggap bahwa perhitungan besar sampel dengan menggunakan tabel maupun nomogram dari ketiga pendapat diatas cukup diwakili oleh pendapat Slovin karena kekurangan yang ada pada pendapat Harry King maupun Kracjie telah terwakili.

3.6.4. Kuesioner18

18

)

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis memperlajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Sikap adalah apa yang dikatakan orang-orang di dalam organisasi mengenai apa yang mereka inginkan (misalnya dalam suatu sistem baru). Keyakinan adalah apa yang sebenarnya dianggap orang benar.

Perilaku adalah apa yang dilakukan anggota organisasi, sedangkan karakteristik adalah sifat-sifat orang atau sesuatu. Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawacara.

Penggunaan kuesioner tepat bila :

1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling berjauhan.

2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur khusus dari sistem yang diajukan.

3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.

4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut.

Jenis-jenis kuesioner berdasarkan pertanyaannya adalah : 1. Kuisioner terbuka

Pertanyaan-pertanyaan terbuka adalah pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan respons terbuka kepada responden.

Contoh :

a. Gambarkan masalah-masalah yang anda alami dengan laporan-laporan output ? b. Laporan-laporan apa saja yang telah saudara terima selama ini dan apakah laporan-laporan ini berguna atau tidak ?.

Contoh :

Bagaimana perasaan anda tentang sistem ? Responsnya menjadi terlalu luas untuk diterjemahkan atau dibandingkan secara akurat. Oleh karena itu menulis pertanyaan terbuka harus dipastikan bahwa responden bisa menjawab dengan tepat. Pertanyaan terbuka biasanya :

a. Sesuai untuk situasi dimana diinginkan pendapat anggota organisasi mengenai beberapa aspek dalam sistem, apakah itu mengenai produk atau prosesnya. b. Sangat berguna dalam ituasi-situasi mengetahui sesuatu. Situasi ini muncul bila

penganalis sistem tidak mampu menentukan dengan tepat problem apa yang mengganggu sistem yang ada.

2. Kuisioner tertutup

Pertanyaan-pertanyaan tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihan-pilihan respons yang tersedia bagi responden.

Contoh :

a. Berikut ini enam paket perangkat lunak yang saat ini tersedia di Pusat Informasi. Pilihlah paket yang paling sering anda gunakan !

[ ] Excel [ ] Word for Windows [ ] Freelance [ ] WordPerfect [ ] Paradox [ ] Visible Analyst

b. Apakah semua orang boleh memasuki ruang komputer ? [ ] ya

[ ] tidak

c. Bagaimana pendapat anda tentang komputerisasi yang akan dilakukan ini. Lingkarilah satu dari lima jawaban yang tersedia.

Sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju sangat tidak setuju 1 2 3 4 5

Pertanyaan tertutup digunakan bila penganalisis sistem mampu membuat daftar semua respons yang memungkinkan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara efektif dan ketika semua respons yang diperoleh beberapa hasil yang saling eksklusif, sehingga memilih satu prosedur berarti memilih yang lainnya. Pertanyaan tertutup digunakan bila ingin mensurvei sampel beberapa orang dalam jumlah besar. Perbedaan antara menggunakan pertanyaan terbuka dengan pertanyaan tertutup dalam kuesioner dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Perbedaan Pertanyaan Terbuka dengan Pertanyaan Tertutup

Parameter Terbuka Tertutup

Kecepatan selesai Lambat Cepat

Sifat mengetahui sesuatu Tinggi Rendah Keluasan dan kedalaman Tinggi Rendah Kemudahan dalam persiapan Mudah Sulit Kemudahan untuk menganalisa Sulit Mudah

3. Kuisioner semi-tertutup (kuisioner campuran) adalah pertanyaan yang sebagian telah disediakan pilihan jawabannya namun pada bagian lain juga meminta jawaban yang berasal dari responden.

Contoh:

Darimana Anda mengetahui keberadaan Radio Sukabunyi? a. Menemukan sendiri gelombangnya

b. Diberitahu teman

c. Melihat studionya langsung

d. Lainnya (sebutkan) : ……….

Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah sebagai berikut :

1. Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-katanya tetap sederhana.

2. Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak jelasan dalam pilihan kata-kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.

3. Pertanyaan harus singkat.

4. Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan bahasa tingkat bawah.

5. Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan – pertanyaan yang menyulitkan.

6. Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang yang mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak.

7. Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat sebelum menggunakannya.

8. Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi responden.

Dokumen terkait