• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agustamar dan Z. Syarif. 2007. Perbandingan Metode SRI dengan Cara Konvensional Pada Sawah Lama dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Padi. Jurnal Dinamika Pertanian. 22 (1): 1-7.

Anas, I. 1989. Biologi Tanah dalam Praktek. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. IPB: Bogor.

Anas, I and N. Uphoff. 2009. Prospects of the System of Rice Intensification (SRI) In Asia. National Symposium on “Agriculture in the Paradigm of Intergenerational Equity”. West Bengal: India.

Anwar, S dan U. Sudadi. 2004. Pengantar Kimia Tanah. IPB: Bogor.

Berkelaar, D. 2008. Sistem Intensifikasi Padi (System of Rice Intensification). Terjemahan: Indro, S. http://elsppat.or.id/download/file/SRI-echonote.htm. (Diakses 27 Maret 2009).

Badan Pusat Statistik. 2009. http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php (Diakses 23 Oktober 2009).

Departemen Pertanian. 2009.

http://www.deptan.go.id/renbangtan/kinerja-pertanian-2007.pdf (Diakses 25 November 2009).

DISIMP. 2006. Decentralized Irrigation System Improvement Project in Eastern Region of Indonesia. Nippon Koei Co., Ltd. And Associates.

Hamzah, A., A. Kasno., J. Purwani dan T. Prihatini. 1998. Pengaruh Pengelolaan Hara Terpadu pada Lahan Kering terhadap Populasi Mikroba Tanah dan Hasil Padi. Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat; 10-12 Februari 1998. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat: Bogor. 179-189.

Hanafiah, K. A. 2001. Pengaruh Inokulasi Ganda Fungi Mikoriza Arbuskuler dan Azospirillum Brasiliense dalam Peningkatan Efisiensi Pemupukan P dan N pada Padi Sawah Tadah Hujan. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. (Tidak Dipublikasikan).

Hardjowigeno, S dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Hindersah, R dan T. Simarmata. 2004. Potensi Rhizobacteri Azotobacter dalam meningkatkan kesehatan tanah. Jurnal Natural Indonesia. 5(2): 127-133.

Imas, T dan Y. Setiadi. 1988. Mikrobiologi Tanah Jilid I. Pusat Antar Universitas dan Lembaga Sumberdaya Informasi, IPB: Bogor.

Isroi. 2005. Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. http://www.ipard.com/art_perkebun/feb21-05_isr-

I.asp. (Diakses 27 Maret 2009).

Kasli, A. Syarif., M. Kasim dan N. Akhir. 2007. Pengaruh Pengelolaan Air pada Fase Vegetatif dan Generatif terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah. Jurnal Tanaman Tropika. 10(1): 1-9.

Ma’shum, M., J. Soedarsono dan L. E. Susilowati. 2003. Biologi Tanah. CPIU Pasca IAEUP, Bagpro Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia: Jakarta. Nareswari, D. 2008. Populasi Mikrob Fungsional pada Budidaya SRI (System of

Rice Intensification). [Skripsi]. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. (Tidak Dipublikasikan).

Prihatini, T. 1990. Penuntun Penelitian Mikrobiologi Tanah. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat: Bogor.

Purwani, J., A. Kentjanasari., R. Hidayat dan T. Prihatini. 1998. Pengaruh Jenis Bokashi terhadap Kandungan Unsur Hara Tanah, Populasi Mikroba dan Hasil Tanaman Padi di Lahan Sawah. Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat; 10-12 Februari 1998. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat: Bogor. 251-262.

Pusposendjojo, N. 1991. Penerapan Bioteknologi Dalam Pertanian. Buletin Pertanian. 10(3): 25-33.

Subba Rao, N. S. 1982. Biofertilizers and Agriculture. Oxford & IBH Publishing Co: New Delhi.

_____. 1994. Mikrob Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Edisi 2. Terjemahan: Herawati, S. UI Press: Jakarta.

Razie, F. 2003. Karakteristik Azotobacter spp. dan Azospirillum spp. dari Rizosfer Padi Sawah di Daerah Kalimantan Selatan dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan awal Tanaman Padi. [Tesis]. Fakultas Pertanian, IPB. (Tidak Dipublikasikan).

Sanchez, P. A. 1993. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Terjemahan: Hamzah, A. Penerbit ITB: Bandung.

Santos. 2007. Perbaikan Sistem Budidaya Padi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani. http://72.132/search?q=cache:jogja.blogspot.

com/2007/perbaikan-sistem-budidaya-padi. (Diakses 27 Maret 2009).

Sato, S and N. Uphoff. 2007. Raising Factor Productivity In Irrigated Rice Production: Opportunities With The System of Rice Intensification. CABI. Setiajie, I. P. Wardana dan I. Sumedi. 2008. Gagasan dan Implementasi System

of Rice Intensification (SRI) dalam Kegiatan Budidaya Padi Ekologis (BPE). Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. 6(1): 75-99.

Simarmata, T. 2005. Pemanfaatan Ekstrak Organik untuk Meningkatkan Aktivitas Bakteri Tanah dan Hasil Tanaman Tomat pada Inceptisol di Jatinangor. Jurnal Agroland. 12(3): 261-266.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB Press: Bogor.

Sudadi, U. 2002. Produksi Padi dan Pemanasan Global: Tanah Sawah Bukan Sumber Utama Emisi Metan. http://209.85.175.132/search?q=cache: tumoutou.net/702_04212/untung_sudadi.htm+gas+rumah+kaca+dan+sawah

&hl=id&ctid (Diakses 13 Maret 2009).

Suryanata, Z. D. 2007. Pengembangan System of Rice Intensification, Sistem Budidaya Padi Hemat Air dengan Hasil Tinggi. Prosiding Simposium PERAGI; 15-17 November 2007. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran: Bandung. 130-137.

Sutedjo, M. M., A. G. Kartasapoetra dan S. Sastroatmodjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta: Jakarta.

(a)

golahan lahan (a), lahan siap tanam (b)

(b)

Gambar Lampiran 2. Persemaian Bibit Padi pada: Konvensional 26 HSS (a), (b)

Gambar Lampiran 1. Persiapan Lahan: Pen

(a)

(c)

Tabel Lampiran 1. Kandungan Hara Makro Pupuk Urea, SP-18, KCl dan Kompos Pupuk N-total P Ca Mg K % Urea 40.55 SP-18 9.87 KCl 28.70 Kompos 1.10 1.07 0.40 0.34 1.02

Tabel Lampiran 2. Kepadatan Azotobacter dan Mikroba Pelarut Fosfat Pupuk Organik Hayati (Fertismart)

Mikrob Populasi (SPK/g BKM)

Azotobacter 3.52x104

MPF 1.58x104

Tabel Lampiran 3. Analisis Sifat Kimia dan Fisik Tanah yang Digunakan dalam Penelitian

Keterangan : Kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah berdasarkan PPT, 1983

Jenis Analisis Metode Hasil Kriteria*

pH H2O (1:1) 6.00 Agak Masam

C-org Walkley & Black 3.04% Tinggi

N-total Kjeldahl 0.20% Rendah

P Bray I 7.2 ppm Sangat Rendah

Ca N NH4OAc pH 7.0 7.05 me/100 g Sedang Mg N NH4OAc pH 7.0 2.88 me/100 g Tinggi

K N NH4OAc pH 7.0 0.52 me/100 g Sedang

Na N NH4OAc pH 7.0 0.54 me/100 g Sedang KTK N NH4OAc pH 7.0 18.72 me/100 g Sedang

KB Jumlah basa-basa 58.71% Sedang

Al N KCl tr H N KCl 0.08 me/100 g Fe 0.05 N HCl 0.56 ppm Cu 0.05 N HCl 2.12 ppm Zn 0.05 N HCl 22.80 ppm Mn 0.05 N HCl 159.20 ppm Tekstur Penyaringan Pasir 4.38% Liat Pipet Debu 28.75% Pipet Liat 66.87%

Tabel Lampiran 4. Dosis Pupuk Tanaman Padi

No Perlakuan Pupuk Kg/Ha

1 Konvensional (T0) Urea 250

SP-18 200

KCl 100

2 S.R.I Anorganik (T1) Urea 250

SP-18 200

KCl 100

3 S.R.I Organik Kompos 5000

4 S.R.I Semi-Organik Urea 125

SP-18 100

KCl 50

Bio-Organic Fertilizer 300

Tabel Lampiran 5. Komposisis Media Nutrient Agar (Anas, 1989) Bahan Per Liter Larutan (g)

Agar Nutrient 28

Tabel Lampiran 6. Komposisi Media Martin Agar (Anas, 1989) Bahan Per Liter Larutan (g)

KH2PO4 1

MgSO4.7H2O 0.05

Pepton 5 Dektrose 10 Agar 20

Tabel Lampiran 7. Komposisi Media Nitrogen Free Manitol (Subba Rao, 1982) Bahan Per Liter Larutan (g)

K2HPO4 0.9 KH2PO4 0.1 MgSO4.7H2O 0.1 CaCl2.2H2O 0.1 NaMoO4.2H2O 0.05 FeSO4.7H2O 0.0125 Manitol 5 Agar 20

Tabel Lampiran 8. Komposisi Media Pikovskaya (Subba Rao, 1982)

(a) (b)

( c) (d) Bahan Per Liter Larutan (g)

Glukosa 10 Ca3(PO4)2 5 (NH4)2SO4 0.5 KCl 0.2 MgSO4.7H2O 0.1 FeSO4 Sedikit MnSO4 Sedikit Yeast Ekstrak 0.5 Agar 20

Gambar lampiran 3. Populasi Total Mikroba pada Pengenceran 10-6 : Konvensional (a), S.R.I. Anorganik (b), S.R.I. Organik (c), S.R.I. Semi-Organik (d)

(a) (b)

(c) (d)

Gambar lampiran 4. Populasi Total Fungi pada Pengenceran 10-4 : Konvensional (a), S.R.I. Anorganik (b), S.R.I. Organik (c), S.R.I. Semi-Organik (d)

(a) (b)

(c) (d)

Gambar lampiran 5. Populasi Azotobacter pada Pengenceran 10-4 : Konvensional (a), S.R.I. Anorganik (b), S.R.I. Organik (c), S.R.I. Semi-Organik (d)

(a) (b)

(c) (d)

Gambar lampiran 6. Populasi Mikroba Pelarut Fosfat pada Pengenceran 10-5 : Konvensional (a), S.R.I. Anorganik (b), S.R.I. Organik (c), S.R.I. Semi-Organik (d)

(a) (b)

Gambar Lampiran 7. Pertumbuhan Tanaman : Tinggi Tanaman (a), Jumlah Batang Perumpun (b)

Tabel Lampiran 9. Pengaruh Sistem Budidaya terhadap Jumlah Batang Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah Permalai, Gabah Hampa dan Bobot 100 Butir (Nurwitasari, Unpublish)

Sistem Budidaya Jumlah Batang Produktif

Panjang malai (cm)

Jumlah gabah per malai (butir) Gabah hampa (%) Bobot 1000 butir (g)

Konvensional 12.8a 21.52a 103.87a 37.19a 23.39b

SRI Anorganik 15.9a 21.04a 110.42a 47.82a 19.45a

SRI Organik 13.25a 20.52a 97.62a 51.35a 20.57a

SRI Semi-organik 13.5a 20.62a 99.82a 48.54a 20.27a Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukan

perbedaan yang nyata menurut DMRT 5 %

Tabel Lampiran 10. Pengaruh Sistem Budidaya terhadap Gabah Kering Panen dan Gabah Kering Giling (Nurwitasari, Unpublish)

Sistem Budidaya Gabah Kering Panen (t/ha)

Gabah Kering Giling (t/ha)

Konvensional 3.48b 2.75b

SRI Anorganik 2.76ab 2.02ab

SRI Organik 1.83a 1.22a

SRI Semi-organik 2.41a 1.76a

Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5 %

(a) (b)

(c) (d)

Gambar Lampiran 9. Perbandingan Kondisi Tanaman Sebelum dan Sesudah Mengalami Kekeringan: budidaya konvensional 6 MST (a), budidaya

konvensional 10 MST (b), budidaya S.R.I semiorganik 6 MST (c), budidaya S.R.I semiorganik 10 MST (d).

Dokumen terkait